Assalaamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Alhamdulillah, dengan perkembangan teknologi sekarang ini kegiatan dakwah dapat lebih mudah dilakukan. Mudahnya akses internet juga sangat mendukung dalam aktivitas dakwah. Dengan facebook, twitter, dan media sosial lainnya setiap orang dapat melibatkan diri dalam menyampaikan kebenaran dan informasi seputar agama islam. Dengan internet pula setiap orang dapat lebih mudah dalam mendapatkan jawaban ketika mereka mengalami kebingungan dalam hal ibadah. Situs-situs dakwah seputar fiqih, tarikh, aqidah, akhlak, dan lain sebagainya kini semakin banyak dan saling melengkapi.
Namun sebagai muslim yang meyakini bahwa agama Islam adalah agama yang sempurna dan mencakup seluruh aspek kehidupan hendaknya kita tidak berat sebelah. Sayangnya dari sekian banyak situs-situs islami, sebagian besar masih enggan untuk membahas tentang jihad khususnya jihad perang. Malah ada sebagian diantara mereka yang berusaha mengalihkan semangat jihad umat islam agar melunak hingga akhirnya tidak memiliki semangat jihad. Padahal, jihad adalah bagian dari perjuangan islam. Jihad juga menjadi salah satu perintah Allah yang ada dalam Al Qur'an. Sama halnya dengan ibadah lain seperti shalat dan puasa, jihad juga memiliki hukum yang berbeda tergantung kondisi. Jika dalam shalat kita mengenal shalat wajib dan shalat sunnah, demikian halnya dalam perkara jihad. Namun yang saya lihat sekarang, masih banyak ulama (yang kemudian membuat umat islam pada umumnya) enggan membahas perkara jihad dan menjadikannya hal tabu. Alasan yang paling umum adalah "islam adalah agama damai, kita tidak suka pakai kekerasan".
Berikut ini saya salinkan dalil-dalil tentang perintah berjihad dari dakwah.info :
Peran jihad qital (perang) dalam perkembangan agama Islam sangat besar. Jika pada saat Abu Jahal menyerang umat islam di Badar umat islam tidak melayani (dengan alasan tidak ingin perang) mungkin saat ini umat Islam hanya sedikit.
Adapun, situs-situs islam yang berkenan membahas perkara jihad, pembahasannya sebatas apa arti jihad yang selanjutnya diarahkan pada pembahasan jihad dalam perkara lain (bukan perang). Misalnya, dengan mengartikan kata "jihad" sebagai "bersungguh-sungguh" mereka menjuruskan pemikiran umat muslim bahwa dengan belajar, bekerja, atau beribadah dengan sungguh-sungguh adalah bentuk jihad. Memang tidak salah, namun kurang lengkap. Dengan pemikiran seperti itu dikhawatirkan umat islam tidak akan pernah memiliki keberanian berperang. Contoh mudahnya, ketika banyak umat islam yang dibantai di Mesir, demonstrasi sering dijadikan cara untuk melawan. Mereka bersungguh-sungguh menyuarakan perlawanan, tetapi melalui demo saja. Yang akhirnya para pendemo itu justru menjadi korban pembantaian berikutnya. Berbeda halnya ketika ada seorang pelaku bom isytisyhad (bunuh diri) yang rela mengorbankan nyawanya untuk meledak bersama salah satu pejabat yang berperan dalam pembantaian di sana. Yang lebih mengkhawatirkan adalah ketika mereka tidak berani berperang, mereka justru masuk ke dalam lingkungan musuh. Akibatnya, alih-alih melawan musuh dia malah menjadi bagian dari musuh.
Jika masyarakat memang mau memahami lebih dalam maksud dari kata "bersungguh-sungguh" seperti yang disampaikan oleh ulama tersebut efeknya akan berbeda. "Bersungguh-sungguh dalam belajar" sehingga tahu bahwa jihad perang adalah bagian dari agama Islam. "Bersungguh-sungguh dalam bekerja" sehingga tahu bahwa pengorbanan mereka untuk pekerjaan tidak ada artinya dibandingkan pengorbanan para mujahid. "Bersungguh-sungguh dalam beribadah" sehingga tahu bahwa para mujahid lebih sungguh-sungguh sehingga rela mengorbankan nyawa mereka. Sayangnya masyarakat pada umumnya hanya "bersungguh-sungguh" untuk kepentingan dunia saja. Belajar agar dapat nilai bagus, bekerja agar dapat uang banyak, beribadah agar dianggap orang shaleh.
Satu hal lagi yang membuat miris adalah di antara sebagian ulama yang tidak berani membahas perkara jihad, ada yang malah menghina para mujahid (pelaku jihad). Seperti saat ini, ketika para mujahidin sedang berusaha menjaga kemuliaan Islam di Irak dan Suriah. Namun, banyak ulama dunia yang menyebut mereka adalah khawarij, anjing neraka, lebih parah lagi ada yang memandang para mujahidin itu lebih rendah dari atheis.
Masyarakat pada umumnya telah terpengaruhi oleh pemikiran barat yang mencoba menanamkan di benak masyarakat bahwa mujahidin adalah teroris. Sayangnya, selain diracuni pemikirannya, masyarakat pun dibutakan matanya sehingga tidak mampu melihat siapa teroris sebenarnya. Ketika mujahidin menangkap dan membunuh salah satu tawanan orang kafir, masyarakat tahu. Namun, ketika pesawat Amerika membunuh puluhan orang Pakistan, masyarakat tidak tahu. Akibatnya, masyarakat yang seharusnya senang ketika melihat kemenangan kaum muslim atas kafir, malah cenderung membenci mereka. Ketika ada perintah jihad, informasi seputar jihad dan mujahidin mereka takut untuk menyebarkannya.
Beberapa usaha telah dilakukan oleh pecinta jihad seperti menyebarkan info yang benar seputar perjuangan mujahidin. Namun, lagi-lagi informasi tersebut hanya berputar di kalangan pecinta jihad. Sedangkan masyarakat umum tidak akan menerima apalagi menyebarkan berita tersebut karena takut dengan istilah teroris.
Sebagai penutup, saya sampaikan nasihat khususnya untuk diri saya sendiri dan untuk pembaca pada umumnya. Jika kita tidak mampu berperang melawan orang kafir, setidaknya kita memberi dukukan kepada para mujahidin dengan tidak menutup-nutupi informasi tentang mereka dan tidak menghina mereka. Janganlah merasa tabu terhadap informasi seputar jihad hanya karena kita tidak menyukai peperangan.
Wallahu a'lam bishshawab.
Barakallahu lii wa lakum. Assalaamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
*Tulisan ini disampaikan sebagai bentuk usaha saya dalam berdakwah. Terbuka untuk segala kritik dan koreksi.
Andre Tauladan
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Alhamdulillah, dengan perkembangan teknologi sekarang ini kegiatan dakwah dapat lebih mudah dilakukan. Mudahnya akses internet juga sangat mendukung dalam aktivitas dakwah. Dengan facebook, twitter, dan media sosial lainnya setiap orang dapat melibatkan diri dalam menyampaikan kebenaran dan informasi seputar agama islam. Dengan internet pula setiap orang dapat lebih mudah dalam mendapatkan jawaban ketika mereka mengalami kebingungan dalam hal ibadah. Situs-situs dakwah seputar fiqih, tarikh, aqidah, akhlak, dan lain sebagainya kini semakin banyak dan saling melengkapi.
gambar : islamicrenaissance.co.uk |
Namun sebagai muslim yang meyakini bahwa agama Islam adalah agama yang sempurna dan mencakup seluruh aspek kehidupan hendaknya kita tidak berat sebelah. Sayangnya dari sekian banyak situs-situs islami, sebagian besar masih enggan untuk membahas tentang jihad khususnya jihad perang. Malah ada sebagian diantara mereka yang berusaha mengalihkan semangat jihad umat islam agar melunak hingga akhirnya tidak memiliki semangat jihad. Padahal, jihad adalah bagian dari perjuangan islam. Jihad juga menjadi salah satu perintah Allah yang ada dalam Al Qur'an. Sama halnya dengan ibadah lain seperti shalat dan puasa, jihad juga memiliki hukum yang berbeda tergantung kondisi. Jika dalam shalat kita mengenal shalat wajib dan shalat sunnah, demikian halnya dalam perkara jihad. Namun yang saya lihat sekarang, masih banyak ulama (yang kemudian membuat umat islam pada umumnya) enggan membahas perkara jihad dan menjadikannya hal tabu. Alasan yang paling umum adalah "islam adalah agama damai, kita tidak suka pakai kekerasan".
Berikut ini saya salinkan dalil-dalil tentang perintah berjihad dari dakwah.info :
1. Allah SWT berfirman:
(انْفِرُوا خِفَافًا وَثِقَالاً وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ فِي سَبِيْلِ اللهِ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ) (التوبة: 14)
“Berangkatlah kamu untuk berperang baik kamu merasa ringan maupun kamu merasa berat dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (At Taubah: 41).
2. Allah SWT berfirman:
(وَقَاتِلُوْا الْمُشْرِكِيْنَ كاَفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كاَفَّةً وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ) (التوبة: 26)
“Dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwa Allah itu beserta orang-orang yang bertakwa” (At Taubah: 36)
3. Allah SWT berfirman:
(وَقَاتِلُوْهُمْ حَتَّى لاَ تَكُوْنَ فِتْنَةٌ وَيَكُوْنَ الدِّيْنُ كُلُّهُ لِلَّهِ) (الأنفال: 40)
“Dan perangilah mereka sehingga tidak ada lagi fitnah dan sampai agama itu semuanya untuk Allah.” (Al Anfal : 39)
4. Rasulullah SAW bersabda:
لاَ هِجْرَةَ بَعْدَ الْفَتْحِ وَلَكِنْ جِهَادٌ وَنِيَّةٌ فَإِذَا اسْتَنْفِرْتُمْ فَانْفِرُوْا .)رواه البخاري.
“Tidak ada hijrah (dari Mekah ke Madinah) setelah pembebasan kota Mekah. Yang ada ialah jihad dan niat (yang baik). Maka oleh sebab itu bila kamu diseru untuk berjihad memerangi orang kafir maka keluarlah”[5] (HR Bukhari)
5. Hukum orang yang memerangi atau memusuhi Islam
إِنَّمَا جَزَاء الَّذِينَ يُحَارِبُونَ اللّهَ وَرَسُولَهُ وَيَسْعَوْنَ فِي الأَرْضِ فَسَاداً أَن يُقَتَّلُواْ أَوْ يُصَلَّبُواْ أَوْ تُقَطَّعَ أَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُم مِّنْ خِلافٍ أَوْ يُنفَوْاْ مِنَ الأَرْضِ ذَلِكَ لَهُمْ خِزْيٌ فِي الدُّنْيَا وَلَهُمْ فِي الآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ
“Sesungguhnya balasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, ialah mereka dibunuh atau disalib atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia, dan di akhirat mereka mendapat siksaan yang berat.” (Al Maidah: 33)
Untuk dalil lebih lengkap dan rinci silakan kunjungi Dalil-dalil perintah umum berjihad.
Peran jihad qital (perang) dalam perkembangan agama Islam sangat besar. Jika pada saat Abu Jahal menyerang umat islam di Badar umat islam tidak melayani (dengan alasan tidak ingin perang) mungkin saat ini umat Islam hanya sedikit.
Adapun, situs-situs islam yang berkenan membahas perkara jihad, pembahasannya sebatas apa arti jihad yang selanjutnya diarahkan pada pembahasan jihad dalam perkara lain (bukan perang). Misalnya, dengan mengartikan kata "jihad" sebagai "bersungguh-sungguh" mereka menjuruskan pemikiran umat muslim bahwa dengan belajar, bekerja, atau beribadah dengan sungguh-sungguh adalah bentuk jihad. Memang tidak salah, namun kurang lengkap. Dengan pemikiran seperti itu dikhawatirkan umat islam tidak akan pernah memiliki keberanian berperang. Contoh mudahnya, ketika banyak umat islam yang dibantai di Mesir, demonstrasi sering dijadikan cara untuk melawan. Mereka bersungguh-sungguh menyuarakan perlawanan, tetapi melalui demo saja. Yang akhirnya para pendemo itu justru menjadi korban pembantaian berikutnya. Berbeda halnya ketika ada seorang pelaku bom isytisyhad (bunuh diri) yang rela mengorbankan nyawanya untuk meledak bersama salah satu pejabat yang berperan dalam pembantaian di sana. Yang lebih mengkhawatirkan adalah ketika mereka tidak berani berperang, mereka justru masuk ke dalam lingkungan musuh. Akibatnya, alih-alih melawan musuh dia malah menjadi bagian dari musuh.
Jika masyarakat memang mau memahami lebih dalam maksud dari kata "bersungguh-sungguh" seperti yang disampaikan oleh ulama tersebut efeknya akan berbeda. "Bersungguh-sungguh dalam belajar" sehingga tahu bahwa jihad perang adalah bagian dari agama Islam. "Bersungguh-sungguh dalam bekerja" sehingga tahu bahwa pengorbanan mereka untuk pekerjaan tidak ada artinya dibandingkan pengorbanan para mujahid. "Bersungguh-sungguh dalam beribadah" sehingga tahu bahwa para mujahid lebih sungguh-sungguh sehingga rela mengorbankan nyawa mereka. Sayangnya masyarakat pada umumnya hanya "bersungguh-sungguh" untuk kepentingan dunia saja. Belajar agar dapat nilai bagus, bekerja agar dapat uang banyak, beribadah agar dianggap orang shaleh.
Satu hal lagi yang membuat miris adalah di antara sebagian ulama yang tidak berani membahas perkara jihad, ada yang malah menghina para mujahid (pelaku jihad). Seperti saat ini, ketika para mujahidin sedang berusaha menjaga kemuliaan Islam di Irak dan Suriah. Namun, banyak ulama dunia yang menyebut mereka adalah khawarij, anjing neraka, lebih parah lagi ada yang memandang para mujahidin itu lebih rendah dari atheis.
Masyarakat pada umumnya telah terpengaruhi oleh pemikiran barat yang mencoba menanamkan di benak masyarakat bahwa mujahidin adalah teroris. Sayangnya, selain diracuni pemikirannya, masyarakat pun dibutakan matanya sehingga tidak mampu melihat siapa teroris sebenarnya. Ketika mujahidin menangkap dan membunuh salah satu tawanan orang kafir, masyarakat tahu. Namun, ketika pesawat Amerika membunuh puluhan orang Pakistan, masyarakat tidak tahu. Akibatnya, masyarakat yang seharusnya senang ketika melihat kemenangan kaum muslim atas kafir, malah cenderung membenci mereka. Ketika ada perintah jihad, informasi seputar jihad dan mujahidin mereka takut untuk menyebarkannya.
Beberapa usaha telah dilakukan oleh pecinta jihad seperti menyebarkan info yang benar seputar perjuangan mujahidin. Namun, lagi-lagi informasi tersebut hanya berputar di kalangan pecinta jihad. Sedangkan masyarakat umum tidak akan menerima apalagi menyebarkan berita tersebut karena takut dengan istilah teroris.
Sebagai penutup, saya sampaikan nasihat khususnya untuk diri saya sendiri dan untuk pembaca pada umumnya. Jika kita tidak mampu berperang melawan orang kafir, setidaknya kita memberi dukukan kepada para mujahidin dengan tidak menutup-nutupi informasi tentang mereka dan tidak menghina mereka. Janganlah merasa tabu terhadap informasi seputar jihad hanya karena kita tidak menyukai peperangan.
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al Baqarah : 216)
Wallahu a'lam bishshawab.
Barakallahu lii wa lakum. Assalaamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
*Tulisan ini disampaikan sebagai bentuk usaha saya dalam berdakwah. Terbuka untuk segala kritik dan koreksi.
Andre Tauladan