Oleh Syaripudin Zuhri
Terkadang si Amat, sebut saja begitu, mau mengerjakan apa saja  malesnya bukan main, mau olah raga males, takut keringatan nanti bau!  Mau kemping males, nanti kesasar di jalan. Mau belajar kursus apa gitu,  juga males. Habis waktunya maelm sih, sudah lelah duluan habis kerja  seharian.
Mau ngaji juga males, baru berapa ayat sudah jatuh terlelap di  bangku! Mau nulis di internet, sekedar berbagi kepada kawan-kawan di  dunia maya, juga malesI “Ngapain nulis, di blog, sudah banyak yang  nulis, bahkan semua yang ngeblog, biasanya yang nulis, lalu siapa yang  baca?” Bgeitu pikir si Amat, jadi dianya tambah males nulis.
Begitu juga dengan  si Amit, mahasiswa yang lagi males-malesnya,  padahal baru saja tingkat pertama, eh penyakit malesnya kambuh! Penyakit  males sejak SMA dulu, maunya hura-hura terus! Mau kerja apa saja males,  apa lagi belajar atau membaca buku, susahnya minta ampun! Si Amat baru  giat bila buka computer.... Untuk main game! Coba waktu itu di sudah  SMA, sudah menjelang ujian SMA,yang dibaca di internet bukan materi yang  berhubungan dengan pelajaran, yang di baca email dan chatingan dengan  teman-temannya di dunia maya.
Nah penyakit itu masih di bawa samapai dia kuliah, padahal kuliah itu  bukan lagi seperti anak-anak ketika di SMP atau di SMA yang masih  “disuapin” terus oleh gurunya, Mahasiswa itu harus mandiri dan belajar  sendiri mencari materi-materi  yang berhubungan dengan  mata kuliah yang  sedang diambilnya, bukan malahan main game atau bersantai-santai dan  baru belajar ketika masuk semesteran mau ujian, maka lahirlah apa yang  diesbut SKS ( Sistem Kebut Semalam!) Kalau begitu caranya, ya apa  bedanya ketika si Amit di SMA dulu, tak ada perubahan! Si Amit tetap  males-malesan belajarnya, males-malesan kuliahnya.
Lain lagi dengan Dewi, kita sebut saja begitu, Mahasiswi tingkat dua  pada sebuah fakultas yang beken di Ibu Kota, juga punya penyakit yang  sama, seperti si Amat dan si Amit, penyakit males. Iya males  ngapain-nggapain, Dewi males baca diktat, males ke perpustakaan , males  kuliah, sebel ngeliatin dosennya yang itu-itu juga, malas membantu orang  tua, apa lagi membantu ibu di rumah memasak,” wah mau muntah mencium  bumbu-bumbunya,” katanya bersemangat. Diskusi dengan teman-teman di  kampus, dia juga tak mau, “males” katanya!
Dan mungkin banyak sekali orang yang dhinggapi rasa males tersebut,  kebanyakan manusia memang inginnya,ya berleha-leha, ingin santai, ingin  rilex dan inginya “tidur-tiduran” saja atau ingin duduk di kursi malas,  sambil minum kopi tubruk membaca koran di beranda rumah. Wah pokonya  yang enek-enak saja, sementara hidup itu tidak seenak yang dibayangkan.
Banyak sekali masalah yang timbul dalam hidup dan kehidupan ini yang  mesti diselsaikan. Dan itu bukan hanya menimpa atau mengena orang-orang  yang memang berkerja sebagai pimpinan, baik pimpinan tingkat paling  rendah dipemerintahan, seperti kepela Desa atau Lurah samapai ke tingkat  paling tinggi di pemerintahan yaitu seorang Presiden!
Dan persolan juga buka hnay menimpa orang-orang miskin yang untuk  mencari”sesuap dua suap nasi” Saja susahnya bukan main. Begitu juga  orang-orang yang sedang mencari pekerjaan alias pengangguran, sudah  mencoba mencari ke sana ke mari, ngelemar kerjaan ke berbagai  perusahaan, mengirim lamaran pekerjaan berbagai perusahaan, bukan hanaya  satu dua lamaran pekerjaan, bukan hanya sepuluh dua puluh lamaran  pekerjaan, tapi ratusan bahakan mungkin ribuan lembar surat lamaran  pekerjaan yang sudah dikirimkan, satupun tak ada jawaban! Jika adapun,   hanya pemberitahuan” MAAF, TAK ADA LOWONGAN PEKERJAAN “
Iya, mencari pekerjaan bagitu sulitnya di tengah-tengah krisis  ekonomi yang berkepanjangan sekarang ini. Dan seandainyapun diterima  pekerjaan, itu hanya menjadi pegawai kontrakan yang hanya enam bulan  saja, itupun masih harus “ memberi sesuatu” pada pihak ke tiga sebagai  perantara, sebuah yayasan yang menjadi perantara pekerja dengan  perusahaan!
Aneh, ngelamar pekerjaanpun harus pakai perantara, padahal pihak  pencari kerja bisa dating sendiri ke perusahaan yang dituju, namun entah  peraturan dari mana, sekarang ini sebuah perusahaan baru mau menerima  pekerja via sebuah yayasan, ada apa ini? Sesuatu yang semula mudah,  sekarang ditambah lagi dengan jalur birokrasi melalui sebuah yayasan  penyalur tenaga kerja! Sehingga sang pencari kerjapun akhirnya di buat  males dengan system yang ada!
Ya pengangguran menjadi tambah banyak dengan system sekarang ini dan  pekerjapun seperti sapi perah yang tak punya hak bersuara! Mereka hanya  bekerja, bekerja  dan bekerja, padahal nasib mereka seperti berada di  ujung tanduk, karena kapanpun sang majikan, dalam hal ini penguasa,  memecatnya, sang pekerja hanya bisa gigit jari, tak bis menuntut ke  mana-mana. Dan kaluapun di tuntut sang majikannya, bisa jadi pihak  pengusaha yang akan menang di”meja  hijau”.
Bagitu juga yang sudah bekerja dan banyak orang yang sudah bekerja  menjadi tambah males, padahal sebelum bekerja atau ketika sedang mencari  pekerjaan begitu bersemangat dan mengapa setelah bekerja, apa lagi  setelah bekerja di tempat yang sama dalam hitungan tahunan, penyakit  males menjadi bertambah-tambah, makanya adalah istilah” sindrom Monday”  Situasi yang membuat males, ketemu hari Senin, karena Senin adalah hari  pertama bekerja atau hari pertama kuliah atau sekolah.
Lalu bagaimana mengatasinya? Bagaimana mencari solusi dari penyakit  males tersebut? Saya kemukan cara-cara berikut ini, semoga bermanfaat:
1. Allahumma Paksain
Ini kedengerannya seperti main-main, lucu! Kok berdoa seperti? Ya  Tuhan ... paksakan! Ya itulah doa yang tak ada dalam Al Qur’an atau  hadist, tapi bisa mujarab! Kok bisa? Mari kita coba, ketika anda bangun  tidur, apa lagi lagi dingin-dinginnya musim dingin di Rusia, wah  bisa-bisa alasan untuk tidak sholat subuh bertambah-tambah. Dalam  silumut tebal dan dengan penghangat ruangan, karena di luar suhu  mencapai minus 25⁰ C!
Bisa anda bayangkan betapa mengigilnya bila di luar dan di dalam  kamar selimut tebal menghangatkan badan, adazan subuh tak terdengar,  memang tak ada adzan jauh dari Masjid, maka bertmabah alasan untuk tidak  bangun sholat subuh!
Lalu bagaimana caranya? Ya itu tadi, “ Allahumma paksain!” Singkirkan  selimut, jika perlu lompat dari tempat tidur, bangun ! Paksakana untuk  bangun dan minta pertolongan pada Allah agar dibangunkan! Mengapa untuk  sholat subuh bangun saja susah?
Karena sholat subuh disaksikan malaikat dan ada pengiring sholat  subuh, yaitu sholat fajar dua rokaat, atau sholat qobliyah subuh, sholat  yang satu ini tak pernah ditinggalkan rosulullah, karena menurut beliau  ganjarannya melebihi luasnya langit dan bumi, karena sangat besarnya  pahala yang diberikan, maka tantangnyapun berat! Yitu tadi, susah sekali  bangunnya, perlu pemaksaan diri untuk bangun!
2. Bersyukur banyak pekerjaan 
“Apa-apain sih,  banyak pekerjaan kok di suruh bersyukur? Mungkin ada  yang berpendapat itu. “Orang sudah lelah dengan berbagai macam  pekerjaan, eh malah di suruh bersyukur, ada-ada saja!” Mungkin ada juga  yang komentar demikian.
“Males ah... orang lagi pusing mikirin banyak kerjaan, eh pakai  disuruh bersyukur lagi, macem-macem saja!” Mungkin B protes begitu.
“Au ah. Capek-capek nih kerjaan numpuk!” si C ngamuk-ngamuk, karena di mejanya kerjaan bertumpuk-tumpuk!
“Sana nyingkir jauhan, gue lagi sibuk nih, pekerjaan gue banyak  banget!” Kata si D ketika temanya mendekati mau diajak jalan-jalan.
Wah pakoknya anda bisa menemukan kalimat itu sebanyak-banyaknya, baik  yang bekerja di kantor-kantor pemerintah, BUMN atau BUMS, juga yang  bekerja disektor-sektor lainnya. Banyak sekali yang mungkin saja putus  asa karena diserbu oleh pekerjaan yang sedemikian banyaknya. Lalu  bagaimana menghapainya, solusinya? Ya bersyukur!
Kenapa haru bersyukur dengan pekerjaan yang banyak atau bertumpuk-tumpuk? Alasanya:
a. Alhamdulillah, anda masih punya kerjaan, coba lihat di luar sana,  berapa banyak orang yang menganggur, bukan ribuan orang tapi jutaan  orang anggur di Indonesia! Bayangkan... betapa banyak orang yang  menganggur dan anda sekarang sedang bekerja, apa bukan kebahagiaan  namanya? Apa bukan nikmat Tuhan namanya? Maka sukurilah ketika anda  banyak pekerjaan.
b. Alhamdulillah, dengan banyak pekerjaan pahala anda akan semakin  bertambah, karena pekerjaan adalah ibadah. Apa lagi kalau yang bekerja  adalah bapak-bapak. Sebagai kepala keluarga seorang bapak adalah wajib  mencari nafka untuk anak istrinya, seorang bapak wajib bekerja untuk  keluarganya. Bukankah pengertian hukum wajib adalah fikih berarti  sesuatu yang apa bila dikerjakan mendapat pahala dan kalau ditinggalkan  malah berdosa! Jadi otomatis bila anda bekerja, apa lagi pekerjaannya  banyak ya pahalanya juga bertumpuk-tumpuk!
c. Alhamdulillah,anda berkerja, karena bekerja juga adalah ibadah,  bekerja adalah rasa sukur yang nampak dalam kehidupan sehari-hari. Allah  SWT dan para malaikatnya menjadi saksi ketika anda bekerja karena  Allah, lillahi ta’ala! Bekerja adalah ibadah, dengan motovasi tersebut  semoga anda semakin giat bekerja!
3. Bahagialah
Apapun yang anda kerjakan bahagialah, sukurilah. Karena dengan  bekerja selaian mendapat hasil berupa uang, kerjaan juga menghasil  sesuatu diluar materi! Orang yang mempunyai pekerjaan akan bahagia, dia  sudah bisa mengaktualisasikan dirinya dihadapan manusia lain. Orang  bekerja akan bahagia, energy, akal, pikiran ,perasaannya ikut bersatu  padu membentuk sebuah keharmonisan karya Illahi yang ada pada dirinya.
Orang yang berkerja yakin akan kebahagiaan hidup yang telah  dijanjikan olehNya, apa lagi bekerja pada tempat yang halal. Coba anda  bayangkan selain anda mendapat materi, anda juga mendapat kebahagiaan  dan mendapat pahala dariNya? Coba apa yang kurang?
Nah berhentilah mengeluh banyak pekerjaan, berhentilah mengeluh  mendapat pekerjaan yang menumpuk, berhentilah mengeluh “disuguhi” atasan  pekerjaan semeja! Sambutlah dengan senyuman, katakanlah“ Alhamdulillah  rezeki datang lagi!” Sambutlah dengan kebahagiaan,  katakanlah”Alhamdulillah pahala datang lagi!” Ayo senyum... tuh lihat  pekerjaan datang lagi, Alhamdulillah!