Tampilkan postingan dengan label kebiasaan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kebiasaan. Tampilkan semua postingan

Minggu, 10 Juni 2018

Tugas


Setiap muslim punya tugas untuk mengajakan orang lain ke arah kebaikan. Tidak harus jadi orang yang sempurna untuk melakukannya. Sebagaimana seorang guru di sekolah, mereka punya tugas untuk mengajar muridnya. Lantas apakah sang guru adalah orang yang sempurna? Tentu saja tidak. Banyak orang yang sudah jadi guru tapi kuliah lagi, mereka ingin menambah ilmu, agar menjadi lebih baik.


Ketika seorang guru memberikan pelajaran, apakah ia menganggap muridnya bodoh? Tentu tidak. ia memberikan pelajaran karena memang tugasnya demikian. Selain itu jika niatnya tulus, tujuan seorang guru mengajar adalah agar muridnya paham materi, ilmunya bertambah, dan menjadi orang yang berguna di suatu hari nanti.


Kita berimajinasi sebentar yuk! Coba bayangkan seorang murid berkata seperti ini kepada gurunya? "ngapain bu guru ngajarin kami? emangnya ibu sudah sempurna?", "ibu nggak usah sok pinter deh, pake ngajarin kami segala?" Kira-kira kalau ada murid berkata demikian itu wajar nggak? lumrah nggak? bagus nggak?

Sekarang coba terapkan dalam bidang dakwah. Jika seseorang mendakwahimu, bukan berarti dia menganggap kamu bodoh, goblok, dsb. Dia hanya menjalankan tugasnya sebagai seorang muslim. Justru dia ingin mengajakmu kepada kebaikan, agar kamu paham mana yang salah dan mana yang benar, agar hidupmu tidak sia-sia, dan agar kamu tidak menyesal di suatu hari nanti.

Persoalannya, seringkali masyarakat kita jika didakwahi banyak yang membantah dengan kalimat "jangan sok suci lo!" atau "ngapain lu nasihatin gue? emangnya lu udah sempurna?". Jika dibalikkan justru yang merasa sok suci adalah orang yang tidak mau diberi nasihat. Begitu juga yang merasa sempurna adalah orang yang merasa tidak perlu nasihat orang lain.

Dakwah adalah tugas setiap orang muslim. Jika kami berdakwah, bukan berarti kami merasa sebagai orang suci atau sempurna.

“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS: Ali Imron 110)

Bandung, 25 Ramadhan 1439 H
Andreansyah Dwiwibowo
Andre Tauladan

Rabu, 30 Mei 2018

Hati-hati Kena Tilang


Sekali-kali pengen gitu bikin postingan kontroversi. Eh, nanti dulu! Maksud kontroversi itu bukan berarti mau ngajak debat atau pengen cari musuh. Contohnya seperti video ini. Dua orang polisi bikin semacam "operasi" di suatu tempat, cuma berdua! Mereka nyetop beberapa kendaraan buat ditanya surat-surat kelengkapannya dan menindak kalo memang ada pelanggaran.

Nah...!!! permasalahannya saya kan ga tau aturan kepolisian tentang operasi semacam ini. Kalau lagi di jalan terus nyetop satu kendaraan yang terlihat melanggar mungkin boleh dan ada aturannya ya... Tapi kalo ini kan bukan ngejar satu kendaraan, jelas banget mereka ngepos di situ terus nyetop beberapa kendaraan dan jelas ini bukan operasi resmi. 

Emang boleh ya?

Btw, saya ga tau ini kejadian kapan, dimana, dan bagaimana kronologisnya. Kalo saya lihat sih, pemotor pertama memang jelas melanggar karena ga pake helm. Tapi, itu uang 100ribuan kan yang dikantongin polisi? Pengendara lain yang disetop mah dapet surat tilang.


Andre Tauladan

Kamis, 16 April 2015

Mau sampai kapan?

Siang ini lagi-lagi saya kepikiran buat nulis tentang perilaku masyarakat yang nggak taat aturan. Sebabnya, tadi saya melihat orang menyeberang sembarangan padahal ada zebra cross tak jauh dari tempat dia menyeberang. Tanpa bertanya apa alasan mereka melanggar peraturan, saya berasumsi bahwa mereka melakukannya karena 'sudah biasa'. Mungkin ada di antara mereka yang melakukannya karena kepepet. Yah, itu mah dimaklum aja deh. Yang mau saya bahas di sini adalah yang 'sudah biasa'. Dari kebiasaan itu muncul pertanyaan 'mau sampai kapan?'

Kalo ngebahas soal perilaku melanggar saya sering keingetan 'lingkaran setan'. Lingkaran setan yang saya maksud adalah budaya saling menyalahkan. Contohnya, jumlah tempat sampah yang tersedia di lingkungan saya tinggal terbilang sedikit. Dari keadaan itu timbullah fenomena lingkaran setan. Masyarakat (yang kesadarannya kurang) membuang sampah sembarangan dengan dalih tidak ada tempat sampah. Pemerintah juga (yang putus asa) tidak lagi menyediakan tempat sampah dengan dalih disediakan tempat sampah pun masyarakat buang sampah sembarangan. Jadi, masyarakat dan pemerintah saling menuduh siapa yang salah. Tidak ada yang mau sadar bahwa kesalahan ada pada dirinya. Semestinya pemerintah menyediakan tempat sampah walaupun masyarakat masih banyak yang tidak sadar. Masyarakat juga seharusnya sadar jika tidak ada tempat sampah yang dekat, tahanlah, jangan buang sembarangan.

Fenomena lingkaran setan seperti itu tidak pernah usai. Akibatnya masyarakat terbiasa melakukan pelanggaran. Dari kebiasaan satu orang menular ke orang lain hingga semakin banyak orang yang melakukan pelanggaran. Dari pelanggaran banyak orang kemudian muncul orang-orang 'baru' yang mencoba melanggar dengan menganggap bahwa pelanggaran itu benar. Dalam sebuah acara tv bertema kegiatan polisi menampilkan penilangan terhadap pelanggar lalu lintas. Banyak di antara pelanggar itu menolak ditilang dengan alasan 'biasanya lewat sini tidak apa-apa'.

Memang sulit jika masih tidak ada kesadaran dalam diri masing-masing untuk menaati peraturan. Sebesar apapun usaha petugas menegakkan aturan, akan selalu ada pelanggaran. Ketika peringatan tidak diindahkan, pemerintah mencoba menerapkan aturan denda. Ketika denda pun tidak mempan, diambillah tindakan tegas. Namun, tindakan tegas itu malah dianggap tidak berbelas kasih. Entah mau sampai kapan keadaan seperti ini akan berlanjut.
Andre Tauladan

Rabu, 08 April 2015

⇨JANGANLAH BERSIKAP SOMBONG⇦

Suatu hari mungkin kita menemui suatu kemudahan dalam urusan kita. Orang lain bertanya kepada kita bagaimana cara anda menyelesaikan persoalan tersebut. Dengan lantang dan bangganya anda menjawab
"Siapa dulu doonk...ini kan semua berkat usaha keras saya"
"Nah, dari contoh di atas kita sering membanggakan diri kita, dan merendahkan orang lain yang kita anggap di bawah kita kedudukannya. Atau mungkin merasa memiliki sesuatu yang lebih dari orang lain."
Sehingga mengejek atau bahkan merendahkan martabat orang lain. Na'udzubillah. Kita tidak mengetahui siapa zat yang memudahkan urusan kita hingga berhasil seperti itu. Kita tidak menyadari, bagaimana seandainya kemudahan itu tiba-tiba hilang saat kita sedang membanggakannya. Atau mungkin saat itu nyawa kita dicabut sehingga kita menjadi orang yang merugi karena mati dalam keadaan su'ul khatimah (mati dalam keburukan)?

Disinilah, saya berusaha membahas mengenai larangan sombong dalam Islam. Sampai-sampai Rosulullah saw sendiri sangat membenci orang-orang yang sombong.
Pengertian sombong adalah membanggakan diri sendiri, mengganggap dirinya yang lebih dari yang lain.
Membuat dirinya terasa lebih berharga dan bermartabat sehingga dabat menjelekkanorang lain. Padahal Allah telah melarang kita dlm firmanNya:
QS. Al Luqman {31}:18
"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Sementara itu ada sebuah teladan yang di ambil dari imam Adz Dzahabi rahimahullah berkata:
Kesombongan yang paling buruk adalah orang yang menyombongkan diri kepada manusia dengan ilmunya, dia merasa hebat dengan kemuliaan yang dia miliki. Orang semacam ini tidaklah bermanfaat ilmunya untuk dirinya.
Karena barang siapa yang menuntut ilmu demi akhirat maka ilmunya itu akan membuatnya rendah hati dan menumbuhkan kehusyu’an hati serta ketenangan jiwa. Dia akan terus mengawasi dirinya dan tidak bosan untuk terus memperhatikannya. Bahkan di setiap saat dia selalu berintrospeksi diri dan meluruskannya.
Apabila dia lalai dari hal itu, dia pasti akan terlempar keluar dari jalan yang lurus dan binasa. Barang siapa yang menuntut ilmu untuk berbangga-banggaan dan meraih kedudukan, memandang remeh kaum muslimin yang lainnya serta membodoh-bodohi dan merendahkan mereka Sungguh ini tergolong kesobongan yang paling besar.
Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun hanya sekecil dzarrah(biji sawi) Laa haula wa la quwwata illa billah.”
Jangan SOMBONG
Eits.. tunggu dulu....
Kita ingin selamat dunia ataukah dunia-akhirat. Sebab, kita tentu masih punya kewibawaan meskipun sikap kita tidak berbanggga-bangga diri. Bahkan orang lain akan lebih menghargai dan menghormati kita karena kita menghargai orang lain.
Bahkan Allah menantang kita dlm firmanNya :
QS. Al Isra’ {17}:37
Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dgn sombong karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.
"Wah, tentu kita keberatan bila kita disuruh menembus bumi dan tinggi badan kita tidak dapat menyamai gunung-gunung yang ada di Bumi. Bagaimana caranya? Terkadang untuk melakukan sesuatu kita juga butuh orang lain. Meskipun kita berkuasa, toh ujungnya kita memerintahkan orang lain berbuat sesuatu. Bukankah begitu ?
Begitu saja kok sombong. Oleh karena itu seharusnya kita tidak boleh sombong. Hargai orang lain dan perdulikan nasib orang lain. Sebenarnya ini merupakan pelajaran bagi kita khususnya pemimpin-pemimpin negeri ini. Jangan sampai mengorbankan rakyat hanya untuk keperluan pribadi. Ingatlah kelak kita akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah Rabb semesta alam ini.....
Siapakah diri kita...???
Wallohu A'lam bi shawab...
Smoga bermanfaat
Andre Tauladan

Selasa, 10 Maret 2015

Masih Mengucapkan Kata-Kata Kotor? Tunggu Dulu...

Dalam keseharian orang Sunda kata "anjing" dan "goblog" pasti sering ditemui. Tetapi, kepastian itu hanya berlaku di area dan kondisi tertentu. Bisa jadi seseorang sering mengucapkan kata-kata tersebut ketika mengobrol dengan rekannya, namun jika berbicara dengan orang yang dihormatinya dia berkata lebih sopan. Dari fenomena tersebut muncullah sebuah tulisan yang aslinya entah dari mana, hampir semua tulisan yang saya temui adalah hasil salin - tempel (copy - paste) tanpa sumber yang jelas. Dalam tulisan tersebut nama Kang Ibing disebut sebagai 'pakar'nya. Jadi saya berasumsi bahwa pendapat seperti itu berasal dari Kang Ibing. Mungkin dari sebuah rekaman radio waktu beliau masih hidup. Ah, entahlah. Tapi saya pribadi kurang yakin, karena perkataan yang tidak baik bisa menjatuhkan wibawa seseorang.

Berikut ini kutipan dari tulisan yang saya maksud.

Bagi anak muda Kota Bandung yang funky dan gaul kata ANJING dan kata GOBLOG hanyalah sebuah tanda kalimat. Dalam ESD (Ejaaan Sunda yang belum Disempurnakan) Kata ANJING hanya berarti sebuah koma (menghubungkan kalimat), sedangkan kata GOBLOG berarti titik (mengakhiri sebuah kalimat).
Jadi jangan marah atau merasa tersinggung jika anda berjalan-jalan di KOTA BANDUNG akan sering mendengar kata ANJING dan GOBLOG dalam percakapan anak muda.
Biar lebih jelas kita lihat contoh berikut: “Tadi urang dahar ANJING ayeuna rek ngaroko heula GOBLOG” kalo kalimat ini diterjemahkan kepada bahasa indonesia yang baik dan benar akan menjadi: “Tadi saya makan,sekarang mau merokok dulu.”
sumber : disini

Dari tulisan tersebut disimpulkan bahwa kata "anjing" dan "goblog" dianggap sebagai titik dan koma. Lalu, apa maksud dari Kang Ibing menyatakan hal itu? Saya mengambil sudut pandang lain. Jika sebagian besar orang menganggap itu sebagai hal yang lumrah, maka saya menganggap itu sebagai bentuk keprihatinan Kang Ibing terhadap situasi di masyarakat. Bagaimana tidak? Tanda baca titik dan koma pasti sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Artinya kata "anjing" dan "goblog" pasti sering terucap dari mulut orang sunda ketika sedang mengobrol. Berikut ini kalimat yang saya buat sebagai ilustrasi.
"Listrik padam tiga kali sehari, udah kaya minum obat aja"
"Sering amat ngucapin anjing dan goblog, udah kaya tanda baca aja"
Kira kira seperti itulah ilustrasinya. Jadi Kang Ibing meyatakan kata "anjing" dan "goblog" sebagai tanda baca karena kata-kata tersebut sering terucap dari mulut orang Sunda. Lalu,kenapa beliau harus khawatir dengan hal seperti itu? Jika dipikir lebih dalam, masuk akal juga mengapa kita harus prihatin dengan fenomena itu. Banyak sekali hadits yang menerangkan bahwa lisan itu sangat berbahaya. Salah satunya adalah :

1511. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya ia mendengar Nabi s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya seorang hamba itu berbicara dengan suatu perkataan yang tidak ia fikirkan -baik atau buruknya-, maka dengan sebab perkataannya itu ia dapat tergelincir ke neraka yang jaraknya lebih jauh daripada jarak antara sudut timur dan sudut barat." (Muttafaq 'alaih) Makna yatabayyanu ialah memikirkan apakah perkataannya itu baik atau tidak.
*hadits lainnya cek di :link ini
Dari hadits di atas kita bisa pahami betapa bahayanya lisan yang tidak terjaga baik dari perkataan yang buruk berupa umpatan atau celaan maupun ghibah atau fitnah. Ingatlah firman Allah ”Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf [50] : 18).

Menurut Imam Al Ghazali, akhlak itu adalah respon spontan terhadap suatu kejadian. Kalau respon spontan kita itu yang keluar adalah kata-kata yang baik, mulia, berarti memang sudah dari dalamlah kemuliaan kita itu. Sebaliknya kalau kita memang sedang dikalem-kalem, tiba-tiba terjadi sesuatu pada diri kita, misalnya sandal kita hilang, atau ada orang yang menyenggol, mendengar bunyi klakson yang nyaring lalu tiba-tiba sumpah serapah yang keluar dari mulut kita, maka lemparan yang keluar sebagai respon spontan kita itulah yang akan menunjukkan bagaimana akhlak kita. (Huda Achmad)

Dalam sebuah kisah diceritakan bahwa apa yang sering kita ucapkan akan keluar ketika sakaratul maut. Walaupun kisah itu belum jelas asli atau rekayasa, saya mencoba mengambil hikmahnnya saja. Dikisahkan seorang petugas menemukan fenomena yang berbeda dalam dua buah kecelakaan. Pada kecelakaan yang pertama korban tidak mampu mengucapkan syahadat, dia malah menyanyikan lagu di akhir hidupnya. Sedangkan pada kecelakaan kedua korban melantunkan ayat Al Quran. Kisah lengkapnya ada di sini

Ingatlah bahwa setiap anggota tubuh kita akan menanggung konsekuensi dari apa yang dilakukannya di dunia, tidak terkecuali mulut kita. Bagi sebagian orang yang masih menganggap bahwa kata "anjing" dan "goblog" sebagai hal yang lumrah dan sepele, perhatikan firman Allah “Kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar.” (QS. An Nur [24] : 15).

Mari kita ganti ucapan-ucapan kotor itu dengan dzikrullah. Ucapan yang ringan namun mampu menambah timbangan amal kita untuk bekal di akhirat kelak. Ucapkanlah subhanallah, alhamdulillah, laa ilaaha illallah, dan allahu akbar dalam keseharian kita. Untuk keterangannya silakan baca di sini.


Andre Tauladan

Minggu, 08 Maret 2015

Fanatik, Emang Kamu Tahu Artinya?

"Udahlah, jangan terlalu fanatik sama agama!"
Brothers and sisters, pernah nggak kamu disebut fanatik oleh seseorang gara-gara kamu menolak sesuatu yang nggak sesuai aturan agama? Pasti ada beberapa orang yang pernah. Tapi bener nggak sih apa yang dikatakan orang itu? Apakah kamu memang fanatik? Biar tahu jawabannya, sekarang kita bahas apa itu fanatik dan seperti apa orang yang fanatik.

Kata fanatik berasal dari bahasa Inggris "fanatic". Menurut kamus Oxford (ciye, mainannya Oxford) fanatik adalah seseorang yang memiliki semangat berlebihan dalam urusan politik atau agama. Kata yang sama dapat juga diartikan sebagai seseorang yang memiliki ketertarikan yang kuat terhadap aktivitas tertentu. Sedangkan menurut KBBI, fanatik adalah keyakinan yang terlalu kuat terhadap ajaran (politik, agama, dan sebagainya). Nah, dari keterangan tersebut kalo kamu melakukan atau menghindari sesuatu karena alasan agama berarti kamu memang fanatik. Tapi itu cuma kesimpulan awal. Lebih baik kita perdalam lagi pembahasan ini.

Dari beberapa definisi di atas ada kata yang menjadikan sesuatu disebut fanatik atau tidak, kata tersebut adalah "terlalu" atau "berlebihan". Sekarang mari kita berfikir sejenak apakah ketika melakukan sesuatu karena pertimbangan agama itu termasuk sesuatu yang berlebihan atau tidak? Saya pribadi merasa tidak. Kata "fanatik" seringkali ditujukan untuk hal-hal yang berkaitan dengan agama dan politik walaupun tidak jarang dikaitkan dengan olahraga, misalnya "supporter fanatik". Tetapi, ternyata ada perbedaan persepsi diantara julukan fanatik yang ada. Seseorang dikatakan fanatik terhadap klub sepakbola tertentu atau partai politik tertentu jika mereka memberikan dukungan atan pembelaan yang memang berlebihan. Tetapi dalam urusan agama, kata "fanatik" lebih sering ditujukan kepada orang yang ingin melaksanakan aturan agama sebaik-baiknya.

Jika melaksanakan aturan disebut fanatik maka polisi juga dapat disebut fanatik. Ketika seorang polisi menilang pelanggar lalu lintas berarti ia fanatik terhadap aturan lalu lintas. Ketika seorang polisi menangkap pencuri atau pelaku kriminal lain berarti ia juga fanatik terhadap aturan kepolisian yang berlaku. Tapi apakah tepat jika polisi disebut fanatik? Jika tidak, maka orang yang ingin melaksanakan aturan agama juga tidak tepat disebut fanatik.

Seseorang yang berusaha untuk menaati aturan agama bukan fanatik, justru dia orang baik dan ingin selamat dalam hidupnya. Seperti halnya pengemudi kendaraan yang berhenti saat lampu merah dan melaju saat lampu hijau. Orang yang ingin taat terhadap aturan agama juga tidak bisa dikatakan "merasa benar sendiri". Layaknya seseorang yang ditilang oleh polisi, ia tidak bisa mengatakan polisi itu merasa benar sendiri. Semua sudah ada aturannya. Jadi ketika kamu melakukan atau menghindari sesuatu karena alasan agama, sebenarnya kamu itu tidak fanatik.

Kata fanatik tepat jika ditujukan kepada orang-orang politik yang merasa partainya yang paling baik. Tepat karena perasaan "paling baik" itu tidak berkaitan dengan aturan partai. Sejauh yang saya tahu (padahal nggak tahu apa-apa) tidak ada satu partai pun yang dalam AD/ARTnya mengatakan bahwa partai itu adalah yang terbaik. Hal ini berlaku juga bagi para supporter klub sepakbola. Kata "klub terbaik" bukanlah sebuah aturan dalam dunia sepakbola, melainkan hasil dari apa yang diusahakan oleh masing-masing klub. Jadi ketika sebuah klub berada di klasemen tengah atau bawah tetapi banyak supporter yang tetap menganggapnya terbaik, maka supporter itu tepat jika disebut supporter fanatik. Jika seorang politisi atau pendukung partai melihat keburukan dalam partainya tetapi keukeuh menganggap partainya adalah partai terbaik berarti dia adalah politisi atau pendukung yang fanatik.

Gitu aja sih kesimpulan saya mah. Yah, kalo mau beda pendapat boleh lah... Komen aja, tapi jangan memaksa saya harus sependapat dengan kesimpulan kamu. Hihi... :D
*tulisan ini dibuat dengan harapan nggak ada lagi sebutan "fanatik" buat orang yang ingin menaati aturan agamanya.

Andre Tauladan

Sabtu, 24 Mei 2014

Nitip

"Oy Bro, mau ke mana?"
"Ya ke masjidlah, kan udah adzan. Ente mau ikut?"
"Oh iya, ane nitip aja dah"

Bagi saya, obrolan seperti itu udah nggak aneh. Bingung juga sih, kok bisa-bisanya mereka menganggap remeh suatu kegiatan ibadah. Pengen banget jawab "iya nanti ane titipin salam ke malaikat Izrail". Tapi saya nggak bisa bilang gitu walaupun hanya bercada. Saya nggak berani bawa-bawa malaikat untuk bercanda, emangnya siapa saya? Berani-beraninya ngajak ngobrol sama malaikat, mau titip-titip salam segala.

Nitip.
Entah apa yang ada di pikiran mereka. Seolah-olah ibadah ini disamakan dengan kuliah yang (kadang) bisa nitip absen. Kesalahan mereka berlipat ganda. Satu, mereka tidak mendirikan salat. Dua, mereka bercanda dengan agama. Padahal, bercanda tentang agama adalah sesuatu yang dilarang. Tapi, jangankan untuk masalah gituan, ibadah yang wajib aja mereka abaikan.

Nitip.
Nitip ibadah? Ah, yang bener aja lu Don!. Enak banget ya? Ane yang ibadah, terus ente dapet pahala juga.
Ah, seandainya bisa, besok-besok ente yang kerja tapi gajinya buat ane ya? Ente olahraga tapi sehatnya buat ane juga dong. Ente yang makan tapi ane yang kenyang. Atau biar lebih enak, kalo ente punya anak, biar anak ente yang sekolah, tambahin biaya ekstra buat ikutan bimbel, habisin waktu malamnya buat belajar, biar ekstra mikir pas ujian, tapi nanti nilai ujiannya atas nama anak ane, pinternya buat anak ane. Terus kalo udah gede, biar anak ente yang ngelamar kerja, anak ane yang nempatin posisinya, anak ente yang kerja, anak ane yang dapet gajinya.

Mau???
Kalo nggak mau, lha kenapa ente nitip-nitip segala pas ane mau ibadah?

MIKIR!!!

mikir cak lontong

Andre Tauladan

Kamis, 06 Maret 2014

Fenomena Kelompok Islam Katolik

Sebelumnya saya mohon maaf, ini bukan tulisan yang menjelek-jelekkan umat katolik. Tulisan ini berisi tentang kondisi sebagian umat islam yang perilakunya menyerupai umat katolik. Sebagai umat islam seharusnya kita tidak boleh meniru kebiasaan umat lain yang menyangkut peribadatan. Saya rasa umat katolik juga tidak boleh meniru cara ibadah umat islam. Iya kan?

Bagi saya pribadi, boleh saja umat islam meniru umat lain selama yang ditiru itu bukan dalam hal ibadah. Misalnya teknologi yang ada saat ini. Saya sendiri menggunakan komputer, menggunakan internet, mempunyai akun facebook, dan hal-hal lain yang menyerupai umat kristen. Tapi, hal-hal itu sebenarnya bukan hal keagamaan. Toh, penemu Windows, Bill Gates, membuat sistem operasi ini bukan sebagai bentuk ibadah kepada Tuhannya. Iya kan?

Nah, saat ini banyak sekali umat islam yang meniru perilaku umat lain yang sebenarnya perilaku itu adalah sesuatu yang menyangkut ibadah umat lain. Walaupun pada dasarnya umat islam yang meniru itu bukan bertujuan untuk ibadah. Saya ambil contoh yang sangat umum saja.

R.I.P (Rest in Peace)

Istilah ini sering sekali digunakan oleh umat kristen dalam kegiatan keagamaan ketika ada seseorang penganut agama itu meninggal. Selain digunakan oleh umat kristen istilah ini juga digunakan oleh penganut judaism (wikipedia). Karena hal ini menyangkut tata cara peribadatan, walaupun dalam agama tersebut tidak ada keterangan khusus yang memerintahkannya, tapi itulah yang dipakai oleh umat tersebut untuk dituliskan di batu nisan mereka. Sebenarnya kalimat ini hanya sebuah penghormatan saja, seperti halnya kalimat "selamat tinggal", atau "sampai jumpa".

Oleh karena itu mengucap R.I.P bagi umat islam sama saja dengan meniru tata cara ibadah umat lain. Padahal islam memiliki aturan sendiri yang biasa diucapkan ketika terjadi musibah, salah satunya adalah ketika seseorang meninggal dunia. Aturan islam ketika terjadi peristiwa itu adalah dengan mengucap "inna lillaahi wa inna ilaihi raaji'uun".

Beberapa hari yang lalu, kita mendapat berita sedih dari dunia hiburan. Pelawak legendaris Jojon meninggal dunia. Saat itu banyak sekali teman-teman saya di facebook yang mengatakan R.I.P Jojon. Nah, hal ini lah yang saya maksud islam katolik. Teman saya itu muslim, tapi dia mengucapkan kalimat yang biasa dilakukan oleh umat katolik. Sangat tidak bisa diterima. Padahal yang meninggal juga seorang muslim. Bagaimana bisa seorang muslim mengucapkan kalimat umat kristen kepada seorang muslim lainnya. Ibaratnya seorang muslim mengucapkan salam "om swa siastu" kepada muslim lainnya. Tidak bisa diterima bukan?

Lalu bagaimana jika kepada non muslim? Jika yang meninggal non muslim bukan berarti kita juga bisa mengucapkan R.I.P kepada mereka. Walaupun begitu, kita tetap bisa menghormati keluarga yang kehilangan dengan mengucapkan "turut berduka cita", "turut merasa kehilangan", atau "turut bersedih". Dengan begitu kita bisa menjaga aqidah kita sekaligus menghormati orang lain yang sedang sedih walaupun mereka berbeda agama.

Berdasarkan berbagai sumber, umat islam haram mengucapkan R.I.P. Bagaimanapun juga kalimat itu adalah do'a yang diungkapkan oleh umat katolik khususnya kepada Tuhan mereka. Jadi ucapan itu termasuk ibadah. Dalam hal keyakinan, kita tidak bisa menganggap semua agama sama. Seorang muslim harus meyakini bahwa selain muslim pasti akan mendapatkan siska kubur. Begitu juga, sangat wajar jika ada seorang kristen yang meyakini umat islam ini berada di jalan yang salah. Biar sajalah. Kita tidak dapat mengganggu keyakinan orang lain, tetapi janganlah kita mencampuradukkan keyakinan kita dengan keyakinan agama lain.

referensi :
Forum ummah.com
Sunni muslim youth
Islam itu indah
Catatan Mohammad Fauzil Adhim
Gotquestion.org
Pernyataan Abu Mussab Wajdi Akkari


Andre Tauladan

Sabtu, 11 Januari 2014

Jatuh cinta? Ah, yang bener...

gambar jatuh cinta

Kalo ada cowok lagi "deket" ama cewek, biasanya hati mereka berbunga-bunga. Perasaan dunia hanya milik berdua itu kadang berlaku buat orang seperti mereka. Yah, itu terjadi karena pikiran mereka lagi nggak sadar alias segala keinadahan itu terjadi di alam bawah sadar mereka. Namanya alam bawah sadar ya berarti saat mengalami itu mereka sedang tidak bisa mengontrol diri mereka sendiri. Dan kondisi seperti itu buat sebagian ABG dianggap perasaan jatuh cinta. Tapi apa bener itu adalah cinta? Hm...

Witing tresno jalaran soko kulino. Datangnya cinta itu karena sering bertemu. Selanjutnya dari yang nggak kenal jadi kenal, mulai tuker-tuker nomor hape, pin bebe, dan terus pedekate. Kamu sms dia, dia sms kamu. Kamu ping dia, dia ping kamu. Lanjut deh ke tahap selanjutnya. Witing tresno jalaran soko kuliner. Dari cuma smsan, mulai ngajak jalan. Dari sekedar jalan jadi makan-makan. Hati pun tak bisa kau kendalikan. Apakah itu cinta? Hm...

Ngabisin waktu di depan laptop atau komputer. Liat dia online senengnya kebelinger. Chating sama dia, kirim-kirim smiley, ketawa-ketawa sendiri persis orang kesambet. Apa itu cinta? Hm...

Lanjut... Beda tempat tapi serasa bersama. Terpisah jauh tapi kerasa deket. Orangnya nggak ada tapi seolah ada. Senyum sendiri, persis seperti orang gila. Itukah yang namanya cinta? Hm....

Persepsi yang salah tentang cinta membuat banyak orang rusak. Banyak cewek yang nggak percaya diri cuma gara-gara persepsi cinta yang salah. Mereka ngerasa wajahnya jelek, mereka nggak punya rasa percaya diri cuma karena nggak pernah punya pacar. Akhirnya pas ada cowok yang bilang "ih kamu cantik deh" dia nggak percaya. Mikir seharian "apa bener aku cantik?". Gara-gara nggak percaya diri dia ngerasa nggak akan ada orang yang suka, nggak akan ada orang yang mau, nggak akan ada orang yang mau nikah sama dia, dan sebagainya dan sebagainya.

Cowok juga gara-gara persepsi cinta yang salah malah bikin hidup orang lain rusak. Di saat cowok nggak punya temen, nggak punya hubungan spesial, nggak punya sahabat, mereka cenderung ingin mencari sesuatu yang beda. Akhirnya dia mulai ngedeketin cewek sampe akhirnya ada yang deket. Terus dia ngelamunin cewek itu, sering kepikiran, mulai ada rasa kangen, yang ginian mereka sebut cinta. Itu bukan cinta, itu cuma hormon yang bergejolak. Percaya deh!

Bayangin! Hey cowok! Bayangin kalo cewek yang sering dilamun-in itu gendut banget, beratnya lebih 50kg dari berat badan dia sekarang. Bayangin cewek itu kena luka bakar di tangannya.  Bayangin kalo cewek itu kupingnya nggak ada sebelah, atau gimana, atau gimana. Apa masih tetep cinta? Atau bakal nyari cewek lain lagi yang nggak punya kekurangan? Jadi, masih tetep nyebut lamunan itu sebagai cinta? Bukan! Itu mah cuma hormon kalian aja yang lagi bergejolak.

Gejolak hormon, itulah yang sering kalian sebut sebagai perasaan cinta. Kisah yang seharusnya bisa menjadi hubungan yang indah, yang seharusnya jadi suatu ikatan yang lama.

Yah, semua itu juga gara-garanya aktor-aktor yang pada tampil di tv. Aktor-aktor yang bertingkah seperti orang bodoh. Mulai dari sinetron hingga lagu-lagu galau melankolis yang seharusnya mereka itu dirawat aja di lembaga pemasayarakatan atau pusat rehabilitasi provinsi. Soalnya perilaku mereka yang merusak itu gampang banget nular ke masyarakat, dan hal ini membahayakan.

Cewek-cewek di tivi ngemurah-murahin diri mereka ke cowok. Cewek sukanya cari perhatian cowok ganteng. Dan yang gitu disebut cinta.

Terus harus gimana? Nggak boleh gitu suka sama orang cantik / ganteng? Siapa bilang? Boleh kok. Tapi kita punya agama. Agama islam punya solusi buat kalian biar kalian bisa bebas dari konsep cinta yang rusak yang dicontohkan oleh orang-orang di tivi itu.

Konsep islam tentang cinta jauh lebih sempurna. Dalam islam, bukan kamu nggak boleh nikah sama orang yang kamu suka. Justru boleh, malah harus. Harus ada rasa suka sama pasangan. Ikatan cinta dalam pernikahan itu adalah ikatan yang harus bertahan lama. Gimana mau lama kalo nggak ada rasa suka?

Tapi dalam islam, ada aturannya, ada tatacaranya yang harus kalian patuhi. Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi. Yah, ibaratnya kamu punya adik perempuan, kalo ada cowok yang ngedeketin kamu juga kan nggak akan asal nerima aja. Setidaknya kamu liat-liat cowok itu bagus atau nggak menurut 'persyaratan' kamu.

Kalo kamu nggak bisa mematuhi aturan Islam, STOP! Udahin hubungan kamu sama si dia. Yah, mungkin aja hubungan kamu itu tersembunyi, nggak ada orang yang tahu. Tapi Allah tahu!

Mungkin setelah baca tulisan ini ada sedikit orang yang sadar lalu berfikir "saya harus menyudahi hubungan saya sama dia". Tapi setelah mikir gitu dia ngirim inbox atau sms ke ceweknya "Say, maaf hubungan kita harus di sudahi. Kita belum memenuhi syarat untuk menjalin hubungan". Lah! Mau nyudahin hubungan kok malah ngirim sms / inbox dulu, pake "say" lagi. #wasem. Jangan ngirim sms! Jangan ngirim pesan via FB! Kalo kamu kaya gitu, sama aja kamu ngarep respon dia, nunggu balesan dia. Lucu!

Setelah kamu ngirim inbox itu terus dia ngebales, akhirnya terjadi percakapan.
+ kita harus sudahi hubungan kita
- iya, sebaiknya memang harus disudahi
+ ya, kalo begitu udahan aja
- iya, udahan aja
Woy! kalo mau udahan, ya udahan aja. Nggak usah ngirim inbox segala macem. Kalo kaya gitu mah akhirnya bakal terus-terusan aja saling sms, inbox, dsb. dsb.

Nggak apa-apa kok kalo suma sama cewek suka sama cowok ganteng. Nggak apa-apa kalo cowok sama suka cewek cantik. Nggak apa-apa kalo akhwat suka sama ikhwan, atau sebaliknya. Justru kalo nggak suka itu harus dipertanyakan. Perasaan suka itu fitrah dari Allah. Itu bukan perbuatan dosa kok. Perasaan suka itu nggak haram, yang penting kita bisa ngontrol, kita mau ngontrol. Agama kita ngajarin kita buat mengendalikan perasaan suka itu. Agama kita mengajarkan kita untuk bisa mengendalikan diri.

Kalo kamu nggak bisa ngendaliin diri di satu aspek, yah di aspek lain juga kamu nggak akan bisa ngendaliin diri. Kalo kamu nggak bisa ngendaliin nafsu kamu biasanya juga kamu nggak bisa ngendaliin amarah kamu. Cowok, gak usah deh tebar pesona. Cewek, gak usah deh senyum-senyum ama kita. Kalo lagi ketemu, ngobrol seperlunya. Janganlah kalian ketawa-ketiwi sampe kedengeran ama cowok yang bisa bikin cowok tertarik. Udah, cowok ama cewek yang bukan mahram itu jangan deket-deketan. Bahaya!

Jangan banyak alesan. Kalo dibilangin terus ngejawab "dia cuma temen kok". Atau ngejawab "Dia itu udah seperti kakak buat saya". Jangan suka ngekhayal, kalo bukan kakak ya berarti bukan!

Jadi, apa bener pas kalian sering kebayang si dia itu berarti kalian lagi jatuh cinta? Pikir lagi deh.
Anda pinter bahasa inggris? Nggak ngerti tulisan saya ini? Nih videonya biar lebih ngerti. hehe.

Andre Tauladan

Jumat, 03 Januari 2014

Call of Duty

COD, begitu kebanyakan orang menyingkat kata ini. Banyak sekali orang yang sangat menyukai game ini. Bulan November 2011 saja serial dari game ini sudah terjual hingga 100 juta keping. WOW! Tapi, ssstt! Call of duty yang saya maksud bukan game ini.

call of duty ghost
sumber : dailyridge.com
Call of Duty. Saya artikan sebisanya yaitu, panggilan tugas. Saya hanya mengartikan per kata saja tanpa memperhatikan aturan bahasa Inggris jadi harap jangan diprotes :). Pertama kali ide ini terlintas adalah waktu saya masih bekerja tahun lalu. Menjadi pekerja yang banyak mobile  untuk mengirimkan berkas-berkas penawaran ke berbagai instansi juga mengambil barang dari satu toko untuk diantarkan ke instansi tertentu membuat saya sering berada di jalanan. Sebagai orang yang tidak terbiasa membawa kendaraan dengan cepat dan gesit waktu itu saya sering ditelfon oleh direktur. Biasanya dia menanyakan saya sedang di mana dan mengapa barang belum sampai. Masalah lain yang membuat saya sering mendapat Call of Duty adalah ketika saya terlambat, baik itu terlambat masuk kerja maupun terlambat pulang kerja. Jadi jika digambarkan kira-kira waktu itu saya sering dapat beginian.
call of duty kantor
Sekarang baru saya mikir lagi. Mikirnya terlambat banget, setelah sekian lama kok baru sekarang -__-. Berbicara tentang tugas, ada panggilan tugas yang lebih penting dari segala urusan. Panggilan yang ini lebih sering dianggap sepele. Panggilan ini kadang dianggap nggak lebih penting daripada panggilan dari kantor. Ketika ada Call of Duty dari kantor, biasanya orang-orang (saya) langsung sigap melaksanakannya tapi yang ini mah lebih sering ditunda. Daripada answer lebih sering decline. Yah, pasti tahu deh, Call of Duty yang mana.
Nggak cuma maghrib, tapi termasuk 4 waktu lainnya
Andre Tauladan

Kamis, 21 Februari 2013

THIS IS NOT A PROPER HIJAB!

not proper hijab

ASSALAMUALAIKUM WARAHMARULLAHI TA’ALA WABARAKATUH. MY DEAR RESPECTED BROTHERS AND SISTERS IN ISLAM. AGAIN I MEAN NO MALICE AND HARM TO ANYONE. I AM SURE SOME OF YOU WILL NOT LIKE THIS THUS THERE SHALL BE A LOT OF BRICKBATS AND REVERBERATING EMOTIONS BUT MY AIM IS CLEAR….IT’S NOT INSULTING BUT SOMETHING TO BE REFLECTED ON. I am not talking about her faith or her love for ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala but there is no excuse for a MUSLIM WOMAN to walk around looking like a "street worker" if you know what i mean.

To refresh our minds let us reflect on and share some notes about Important Obligatory Conditions For An Islamic Hijab

1. The hijab must not be a display

The hijab itself must not be a display. ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala ordained it so as to cover the beauty of women and not for showing off. ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala says:
"And not show of their adornment except only that which is apparent." [Noble Quran 24:31].

AND

"And stay in your houses and do not display yourselves like that of the times of ignorance."[Noble Quran 33:33].

It is in no way logical that the hijab itself be a source of display.

2. The hijab must not be transparent

The purpose of wearing hijab must be achieved. In order for the hijab to be a cover, it must not be made of transparent material making the woman covered only by name, while in reality she is naked. Prophet Muhammad (Sallallahu alaihi Wasallam) is quoted as saying:
"In the latest part of my Ummah (nation of Muslims) there shall be women who would be naked in spite of being dressed, they have their hair high like the humps of the Bukht camel, curse them, for they are cursed. They will not enter Al-Jannah and would not even perceive its odor, although it's fragrance can be perceived from a distance of 500 years traveling by camel" ~(Muslim)

It was reported that Prophet Muhammad (Sallallahu alaihi Wasallam) said: “There are two types of the people of Hell that I have not seen yet: men with whips like the tails of cattle, with which they strike the people, and women who are clothed yet naked, walking with an enticing gait, with something on their heads that looks like the humps of camels, leaning to one side. They will never enter Paradise or even smell its fragrance, although its fragrance can be detected from such and such a distance.” (Narrated by Ahmad and by Muslim in al-Saheeh).

This indicates that a woman could cause herself a grave and destructive sin if she puts on a garment that is thin and transparent and which clearly shapes her body's features.

3. Hijab must be roomy, and not tight.

The hijab is a safeguard against fitnah. If it is tight, it will be descriptive of the woman's body and this violates and defeats the whole purpose of hijab.

4. The hijab must not be perfumed

On the authority of Ad-Diya' Al-Maqdisi, Prophet Muhammad (Sallallahu alaihi Wasallam) said:
"Any woman who perfumes herself and passes by some people that they smell her scent, then she is a Zaniyah (adulteress)." ~(Sahih An-Nasaa’i)

5. The hijab shouldn't resemble the dress of a man

Imam Ahmed, an-Nasa'i reported that Prophet Muhammad (Sallallahu alaihi Wasallam) said:
"Women who assume the manners of men are not from us and also those of men who assume the manners of women."~( Sahih Al-Jami’)

Abu Hurairah narrated that: " Prophet Muhammad (Sallallahu alaihi Wasallam) CURSED the man who wears the dress of a woman and the woman who wears the dress of a man."~(Sahih Abi Dawud)

6. The hijab must not resemble the garments of the Kuffar

Abu Dawud and Ahmed have related that Prophet Muhammad (Sallallahu alaihi Wasallam) said:
"The one who take the similitude (manner) of a certain people, then he/she becomes one of them."~(Sahih Abi Dawud)

Abdullah bin Umar said: " Prophet Muhammad (Sallallahu alaihi Wasallam) saw me wearing two garments dyed in saffron (orange), whereupon he said: these are the clothes (usually worn) by the Kuffar, so do not wear them."~(Sahih Muslim)

7. The hijab should not be for fame

Abu Dawud and Ibn Majah have related that Prophet Muhammad (Sallallahu alaihi Wasallam) said:
"The one who wears a garment designed for a worldly fame, Allah will make them wear a garment of humility on the Day Of Resurrection then he will be set ablaze."~( [Musnad Ahmad, and it is Sahih]

The garment of fame is any garment a person wears to make themselves look famous. This applies whether the garment is highly precious and shows admiration to the life of this world or if it is chosen of a low quality to show lack of interest to this worldly life. The person may put on clothes with distinct colors so as to draw attention, act proudly and/or arrogantly.

SUBHANALLAH!!! ALHAMDULILLAH!!! WALA ILAHA ILLALLAHU ALLAHUAKBAR!!!

Andre Tauladan | Reflects Reflect on This

Senin, 23 Juli 2012

Seandainya Pacaran Adalah Kriminalitas

Ketuk Palu

Kriminalitas, menurut kbbi-online, kriminalitas adalah suatu perbuatan yang melanggar hukum pidana. #Itu kan menurut kbbi (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Sementara masyarakat umum tidak terlalu tahu apa itu "pidana" sehingga definisi umum kriminal adalah suatu perbuatan yang melanggar hukum. Kriminalitas tidak selalu berbentuk kejahatan, ada juga yang bukan kejahatan tetapi termasuk dalam kategori kriminal, misalnya perjudian, diatur dalam KUHP pasal 303 *kalo nggak salah :p.

Ah, sudah kebiasaan saya jika menulis artikel selalu berbelit-belit. Mari kita lanjut, dalam hukum pidana ada aturan yang menyebutkan bahwa siapa saja yang memberi kesempatan adanya kriminalitas,  dia juga akan ikut dihukum. Dalam pasal 303 (1) point 1 yang berbunyi "dengan sengaja menawarkan atau memberikan kesempatan untuk permainan judi dan menjadikannya sebagai pencarian, atau dengan sengaja turut serta dalam suatu perusahaan untuk itu;"  dengan jelas menyebutkan bahwa yang tidak berjudi tapi memberi kesempatan juga akan dipidana.

Oke, kita hubung-hubungkan sesuatu yang nggak ada hubungannya ya. Sebelumnya kita sepakati bersama bahwa kriminal adalah suatu perbuatan yang melanggar hukum. Selanjutnya, kita bahas mengenai pacaran. Kita sepakati juga bahwa pacaran termasuk perbuatan yang dilarang dalam agama Islam. Untuk keterangan larangannya, bisa  dibaca di sini, atau search di google. 

Lantas hubungan antara kriminalitas dan pacaran apa? Hubungannya baik-baik saja,hehe... Begini, pacaran sudah jelas ada larangannya, tapi masih banyak muslim yang melakukannya, berarti pacaran termasuk perbuatan yang melanggar hukum islam. Cuma bedanya, dengan alasan klasik "Hak Asasi Manusia" atau "Indonesia bukan negara islam" akhirnya pacaran nggak dianggap sebagai kriminalitas oleh mayoritas muslim. Kita sama-sama tahu gimana ramainya orang berpacaran, nggak kenal tempat nggak kenal waktu. Di sekolah, di mall, di bioskop, di mana-mana sering kita jumpai orang pacaran, tapi dibiarkan saja.

Sekarang kita bayangkan, seandainya pacaran itu kriminalitas, atau dengan kalimat yang lebih jelas Seandainya orang-orang sadar bahwa pacaran adalah kriminalitas, maka dijamin nggak akan ada orang pacaran di tempat-tempat umum. Kita bandingkan, misalnya ada orang kecopetan, biasanya korban langsung panik atau refleks berteriak "Copet" atau "Maling", dan orang-orang di sekitarnya serentak mengejar sang maling. Tetapi kalo ada yang pacaran di tempat umum, orang-orang pada cuek angsa, angsa di kuali, padahal kan sama-sama kriminalitas. Hm... Sepertinya kalo orang-orang sadar bahwa pacaran adalah kriminalitas, pasti nggak akan ada lagi orang yang pacaran.

Sebagai penutup, kita sepakati satu hal lagi, kriminalitas tidak boleh dilakukan dimanapun tempatnya, baik di tempat umum maupun di tempat khusus, dan tidak boleh dilakukan kapanpun, mau siang atau malam, pagi atau sore tetap tidak boleh dilakukan. So, begitu juga dengan pacaran. Segitu aja deh. Thanks buat yang mau baca.

Kamis, 07 Juni 2012

Manusia oh Manusia

MANUSIA... MANUSIA.....
Hhhmmmmm..........

Di beri rambut lurus di IKALI

Di beri rambut kriting di REBONDING

Di beri rambut hitam di PIRANGIN

Di beri gigi natural DI KAWATIN

Di beri tinggi,... eeee minta jangan TINGGI-TINGGI

Di beri pendek,... kenapa PENDEK (??)

DI beri rambut rapi,...di berdiriin (sampek seperti LANDAK)

Di beri kulit putih minta MANIS

Di beri hitam minta PUTIH

Di beri kulit halus di TATO

Di beri semua dalam tubuh kita tanpa kekurangan, eeee....malah di TINDIKIN disana-sini

YA ALLAH..........ampunilah hamba-hamba MU yang terlena sama DUNIAWI....
hamba yang sering tidak bersyukur atas anugrah-MU...

Khususnya para Ukhtii.....
Lebih anggun, cantik dan manis wanita MUSLIMAH yang nutup AURATNYA dengan jilbab dan baju yang longgar...yang gak berbentuk tubuhnya....

Wahai MUSLIMAH ... Dengan menutup aurat dan mensyukuri semua yang di anugrahkan oleh Allah pada kita...
Adalah jalan agar kalian semua bisa berkumpul kelak di rumah Allah Ta'ala... Yaitu surgaNYA.

Aamiin......

Kamis, 24 Mei 2012

Ketaatan Terhadap Peraturan Lalu Lintas



peraturan lalu lintas


Sulit memang, bahkan hampir mustahil, jika kita mengharapkan semua masyarakat menaati peraturan lalu lintas yang ada. Dan memang banyak sekali bentuk pelanggaran terhadap peraturan yang ada. Hal yang umum saja, contohnya Surat Izin Mengemudi (SIM), tidak semua pengendara memilikinya. Tak sedikit saya temui anak-anak sekolah bahkan masih SD, mereka mengendarai sepeda motor. Dengan melihatnya pun kita sudah bisa menilai bahwa anak-anak seperti mereka sudah pasti melanggar satu peraturan. Ditambah lagi tidak memakai helm. Parah memang.

Contoh diatas adalah salah satu bentuk pelanggaran yang umumnya hanya ada di jalan-jalan kecil. Sekarang mari kita memperhatikan perilaku berkendara di jalan raya. Saya khususkan lagi pada ketaatan terhadap rambu-rambu lalu lintas. Di televisi pernah beberapa kali di siarkan banyaknya orang yang melanggar peraturan dilarang parkir, dilarang berhenti, menerobos palang rel kereta apai, atau juga menerobos lampu merah. Perilaku seperti ini juga termasuk bentuk ketidaktaatan masyarakat terhadap peraturan lalu lintas.

Di sebuah pembicaraan yang saya sendiri tidak terlalu ingat dimana saya mendengarkan pembicaraan itu, dan siapa yang berbicara, saya mendengar sang pembicara mengatakan bahwa kebanyakan kecelakaan terjadi karena pelanggaran terhadap peraturan lalu lintas. Dalam bahasa yang simple, bisa dikatakan bahwa ada salah persepsi diantara para pengendara kendaraan bermotor. Misalnya terhadap lampu lalu lintas.

Bagi orang-orang yang benar-benar paham arti rambu-rambu itu, pasti tahu bahwa lampu hijau menandakan boleh melaju, lampu kuning mengisyaratkan agar pengendara hati-hati dan lampu merah berarti pengendara harus berhenti. Tetapi kenyataannya tidak seperti itu. Logikanya, orang yang berhati-hati akan mengemudikan kendaraannya dengan lambat, kenyataannya banyak orang yang malah mempercepat laju kendaraannya ketika lampu kuning jika pada saat itu ia sedang mendapat lampu hijau. Dan para pengendara yang mendapat lampu merah, mereka langsung melaju ketika lampu berganti menjadi kuning. Akhirnya terjadilah kecelakaan, kemacetan, dan berbagai kekacauan lainnya.

Itu hanya salah satu contoh. Entah apapun alasannya, berkendara di jalan raya, harus bersabar. Lampu merah, lampu hijau dan lampu kuning sudah diatur sedemikian rupa durasinya, agar lalu lintas lancar. Penempatan rambu-rambu lain pun pasti sudah dipertimbangkan, tidak asal menempatkan. Perilaku anda di jalan raya bisa mencerminkan kepribadian anda.

Selasa, 22 Mei 2012

SEO Penting Nggak Penting



pentingkah SEO

SEO (Search Engine Optimization) bukan istilah asing bagi para blogger yang suka kejar setoran. Bagi sebagian blogger, SEO dianggap penting karena bisa meningkatkan trafik pengunjung ke blog atau website mereka. Mengingat pentingnya SEO, banyak blogger atau webmaster yang melakukan berbagai cara demi mendapatkan ranking teratas dalam mesin pencari. Gunanya, jika trafik pengunjung tinggi, maka ada peluang untuk advertiser memasang iklan di blog mereka. Yah, itulah pentingnya SEO bagi sebagian blogger, webmaster, atau pemilik toko online.

Tetapi tidak semua blogger menganggap SEO itu penting. Diantaranya para tukang curhat, para arsiper (yang suka mengarsipkan), dan blogger yang cuma ingin berbagi info saja. Kebanyakan orang membuat blog untuk mencari uang dari kontrak iklan, tetapi seiring waktu, bisa hilang keinginan itu. Salah satu sebabnya, target tidak tercapai, setelah obrak-abrik isi blog, dan pusing dengan berbagai teori SEO, akhirnya ia memutuskan untuk berhenti kejar setoran. Yang penting apa yang ada dipikirannya bisa dituangkan di blognya. Dari usahanya yang sia-sia itu akhirnya ia menjadi tipe blogger yang suka curhat.

Blogger tipe arsiper alias orang yang suka mengarsipkan tidak peduli berapa banyak jumlah pengunjung. Biasanya isi blog mereka adalah hasil copy paste dari blog lain, atau hasil tulisan dari isi buku. Ketika menemukan informasi penting, atau tulisan yang dianggap penting, dia akan menuliskannya kembali di blognya, agar tidak perlu repot-repot mencari materi tersebut ketika dibutuhkan. Selain karena tidak memenuhi flashdisk / hardisknya, dia juga jadi bisa mengakses tulisan itu dimanapun mereka bisa online.

Sedangkan blogger yang suka berbagi info saja, blogger ini layaknya seorang reporter berita. Ketika ia melihat atau mendengar sesuatu yang dia anggap menarik, ia tuliskan di blog. Blogger tipe ini mirip dengan tipe curhater. Hanya bedanya curhater menuliskan apa yang sedang ia pikirkan, sedangkan informer menuliskan apa yang terjadi disekitarnya. Kesamaan diantara mereka adalah mereka senang ketika ada komentar dari pembaca.

Tipe-tipe diatas bukan hasil dari penelitian bertahun-tahun, tapi berdasarkan pengalaman. Jadi bila disimpulkan, saya sendiri adalah gabungan dari tiga tipe diatas. Setiap orang bisa saja termasuk dalam berbagai tipe. Tipe manakah anda? Apakah termasuk tipe lainnya?

Selasa, 08 Mei 2012

Bacaan Setelah Membaca Al-Quran

gambar belajar baca quran

Sudah menjadi pemahaman umum bagi umat muslim bahwa Al-Qur'an adalah kitab suci yang 'diturunkan' Allah subhanahu wa ta'ala melalui nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam untuk disebarkan kepada seluruh umat manusia. Sebagai umat yang meyakini kesucian Al-Qur'an, kita disyariatkan untuk selalu membacanya. Ada sebuah kebiasaan di kalangan sebagian besar umat islam ketika mereka selesai membaca Al-Quran. Mereka biasanya mengucapkan Shadaqallahul 'azhim. Namun sebenarnya kebiasaan ini adalah sebuah kebiasaan yang tidak ada tuntunannya dari rasulullah.

Kebiasaan ini termasuk amalan yang tidak ada contoh dari Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam dan para sahabatnya, bahkan menyelisihi amalan Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam ketika memerintahkan Ibnu Mas’ud untuk berhenti dari membaca Al Qur’an dengan kata “hasbuk”(cukup), dan Ibnu Mas’ud tidak membaca shadaqallahul’adzim.(muslimah.or.id)

Lalu bacaan apakah yang disunnahkan? Berkaitan dengan hal ini, muslimah.or.id tidak menjelaskan lebih detail. Admin muslimah.or.id menganjurkan untuk tidak mengucapkan apa-apa. Dari sumber lain, didapat suatu keterangan tentang adanya ucapan yang disunnahkan ketika kita selesai membaca Al-Qur'an.


يُسْتَحَبُّ بعد الانتهاء من تلاوة القرآن أن يُقال:
((سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ،لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ)).

Setelah selesai membaca al Qur’an dianjurkan untuk mengucapkan bacaan berikut ini: Subhanakallahumma wa bihamdika laa ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaika. Yang artinya: maha suci Engkau ya Allah sambil memuji-Mu. Tiada sesembahan yang berhak disembah melainkan Engkau. Aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.

الدليل: عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ : مَا جَلَسَ رَسُولُ اللهِ مَجْلِسًا قَطُّ، وَلاَ تَلاَ قُرْآناً، وَلاَ صَلَّى صَلاَةً إِلاَّ خَتَمَ ذَلِكَ بِكَلِمَاتٍ، قَالَتْ: فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَرَاكَ مَا تَجْلِسُ مَجْلِساً، وَلاَ تَتْلُو قُرْآنًا، وَلاَ تُصَلِّي صَلاَةً إِلاَّ خَتَمْتَ بِهَؤُلاَءِ الْكَلِمَاتِ ؟
قَالَ: (( نَعَمْ، مَنْ قَالَ خَيْراً خُتِمَ لَهُ طَابَعٌ عَلَى ذَلِكَ الْخَيْرِ، وَمَنْ قَالَ شَرّاً كُنَّ لَهُ كَفَّارَةً: سُبْحَانَكَ [اللَّهُمَّ] وَبِحَمْدِكَ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ ))([]).

Dalilnya, dari Aisyah beliau berkata, “Tidaklah Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- duduk di suatu tempat atau membaca al Qur’an ataupun melaksanakan shalat kecuali beliau akhiri dengan membaca beberapa kalimat”. Akupun bertanya kepada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, “Ya Rasulullah, tidaklah anda duduk di suatu tempat, membaca al Qur’an ataupun mengerjakan shalat melainkan anda akhiri dengan beberapa kalimat?” Jawaban beliau, “Betul, barang siapa yang mengucapkan kebaikan maka dengan kalimat tersebut amal tadi akan dipatri dengan kebaikan. Barang siapa yang mengucapkan kejelekan maka kalimat tersebut berfungsi untuk menghapus dosa. Itulah ucapan Subhanakallahumma wa bihamdika laa ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaika. ”

) إسناده صحيح: أخرجه النسائي في “السنن الكبرى” (9/123/10067)، والطبراني في “الدعاء” (رقم1912)، والسمعاني في “أدب الإملاء والاستملاء” (ص75)، وابن ناصر الدين في “خاتمة توضيح المشتبه” (9/282).
Hadits di atas sanadnya shahih, diriwayatkan oleh Nasai dalam Sunan Kubro 9/123/1006, Thabrani dalam ad Du-a no 1912, Sam’ani dalam Adab al Imla’ wa al Istimla’ hal 75 dan Ibnu Nashiruddin dalam Khatimah Taudhih al Musytabih 9/282.

وقال الحافظ ابن حجر في “النكت” (2/733): [إسناده صحيح]، وقال الشيخ الألباني في “الصحيحة” (7/495): [هذا إسنادٌ صحيحٌ أيضاً على شرط مسلم]، وقال الشيخ مُقْبِل الوادعي في “الجامع الصحيح مما ليس في الصحيحين” (2/12: [هذا حديثٌ صحيحٌ
Al Hafizh Ibnu Hajar dalam an Nukat 2/733 mengatakan, “Sanadnya shahih”. Syaikh al Albani dalam Shahihah 7/495 mengatakan, “Sanad ini adalah sanad yang juga shahih menurut kriteria Muslim”. Syaikh Muqbil al Wadi’I dalam al Jami’ al Shahih mimma laisa fi al Shahihain 2/12 mengatakan, “Hadits ini adalah hadits yang shahih”.

وقد بَوَّبَ الإمام النسائي على هذا الحديث بقوله: [ما تُختم به تلاوة القرآن].
Hadits ini diberi judul bab oleh Nasai dengan judul “Bacaan penutup setelah membaca al Qur’an”.
(ustadzaris)

Demikianlah apa yang saya dapat dari hasil searching tentang bacaan atau ucapan yang disunnahkan setelah membaca Al-Qur'an. Semoga ada manfaat yang bisa diambil.

Sabtu, 28 April 2012

Etika Berpakaian Dalam Shalat

Bismillahirrahmaanirrahim.





"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan."(QS.Al-A’raf: 31)

Pakaian, sebagian orang menganggap pakaian sebagai hal sepele, sebagian lainnya menganggap sebagai hal yang sangat berarti. Akan tetapi, lebih banyak lagi yang menganggap pakaian sebagai hal yang sepele sekaligus berarti. Ironisnya, pakaian dianggap sebagai hal yang berarti ketika seseorang menghadapi orang lain, akan tetapi dianggap sebagai hal yang sepele ketika menghadap Tuhannya. Mungkin saya termasuk dalam kelompok orang-orang seperti itu.

Diantara kesalahan-kesalahan saat sholat yang biasa kita jumpai di masyarakat, adanya kebiasaan sebagian orang yang memakai pakaian-pakaian yang bergambar, entah gambar makhluk yang memiliki ruh alias nyawa (seperti, manusia, dan hewan), ataukah gambar yang tak memiliki ruh (seperti, gambar pemandangan, mobil, angka, huruf, dan lainnya) yang menarik perhatian.

Terkadang kita sholat, di depan kita ada seorang yang memakai baju atau celana bergambar ular naga, tengkorak, salib, mobil, dan lainnya. Ada yang memakai sarung yang memiliki merek dan cap yang nampak dari belakang, sebelah bawah sarung dekat tumit bertuliskan Wadimor, Cap Mangga, dan lainnya sehingga hal ini mengingatkan kita dengan promosi-promosi yang dipajang di pinggir jalan.

Ada yang memakai baju sepak bola dalam sholat yang dihiasi dengan sejumlah nama-nama tenar bintang sepak bola beserta nomor punggung mereka yang terkenal, sehingga dalam sholat terpaksa sebagian orang mengingat Maradona, Ronaldo, Roberto Baggio, Zinedane Zidane, dan lainnya.

Ada yang mengenakan pakaian yang berlogo, dan bergambar grup-grup musik beserta musisinya, seperti Nirvana, Iron Maiden, Guns ‘N Roses, Rolling Stone, dan lainnya sehingga memalingkan kita dari mengingat Allah, oh malah mengingat orang-orang fasiq seperti mereka !! Wal’iyadzu billah min dzalik…(Al-Makasary)

Pakaian sebagai kebutuhan primer kita sehari-hari sangat layak diperhatikan terlebih ketika kita menghadap tuhan, Allah SWT di dalam shalat. Kita diharuskan berpakaian bersih suci dari segala jenis najis dan menutup aurat.Ada beberapa kriteria yang harus diikuti dalam berpakaian dalam shalat. Diantaranya, bersih, menutup aurat, dan tidak ketat.

Saat tiba waktu shalat, kita harus mengganti pakaian aktivitas sehari-hari lalu memakai pakaian yang bersih untuk shalat. Karena, tuhan sangat menyukai hal-hal yang bersih.

Saya ingin sedikit bercerita, tentang seorang bapak penjual perkakas. Siang itu, setelah adzan dzuhur baru ada beberapa orang saja di dalam masjid, salah satunya bapak itu. Saat itu saya lihat dia sedang mengambil sesuatu dari tas yang ia simpan di samping kardus berisi perkakas dagangannya. Saya tidak terlalu memerhatikan apa yang ia ambil dari tasnya saat itu. Ketika iqamah barulah saya menyadari bahwa pakaian yang ia kenakan sekarang, berbeda dengan pakaian yang tadi ia pakai, rupanya tadi ia mengambil pakaian ganti. Darinya, saya belajar tentang keseriusan dalam beribadah, dimulai dari memakai pakaian yang pantas.
Mungkin pakaiannya bukan pakaian mahal, tapi itu adalah pakaian yang terbaik yang ia miliki, untuk dipakai menghadap Rabbnya.

shalat aurat terbukaMengenakan pakaian ketat jelas tidak disukai syariat dan kedokteran karena efeknya berbahaya bagi badan. Bahkan ada yang saking ketatnya hingga membuat pemakainya tidak dapat sujud. Bila karena mengenakannya seseorang meninggalkan shalat, maka jelas pakaian semacam ini haram. Memang, kenyataan menunjjukkan bahwa mayoritas orang yang mengenakan pakaian semacam ini adalah orang-orang yang tidak shalat.

Selanjutnya, pakaian tidak boleh tipis dan tidak transparan. Sebagaimana dibencinya shalat dengan pakaian ketat yang menggambarkan bentuk aurat, maka demikian pula tidak boleh shalat dengan pakaian yang tipis yang tampak secara transparan apa yang ada di baliknya.(UPex)

Dikaitkan dengan kekhusyu'an shalat, memang itu tergantung pribadi masing-masing, dan tidak ada orang yang bisa menilai hati orang lain dengan tepat. Akan tetapi, jika untuk menjadi khusyu dari hati saja susahnya luar biasa, apalagi kalo ditambah dengan adanya bacaan atau gambar di baju yang dikenakan orang di depan kita. Tulisan ini bukan melarang pembaca untuk memakai pakaian bergambar / kotor / jelek, melainkan hanya menyarankan pembaca untuk mengenakan pakaian yang baik ketika menghadap Allah subhanahu wa ta'ala.

Kamis, 19 April 2012

Belajar Menyikapi Perbedaan Pendapat

Bismillah.
Hm.. beda pendapat jangan sampe bikin konflik. Namanya manusia, mereka punya pikiran masing-masing, punya ide masing-masing. Kalau nggak mau ada perbedaan itu berarti dia egois, ingin memaksakan kehendak. Atau mungkin sebaliknya, tidak punya pendapat kuat sehingga ngikut aja apa kata orang lain. Dengan tetap berasumsi "yang benar pasti tetap benar", maka jika pendapat yang berbeda itu salah, dan orang yang bersangkutan mau "sadar diri", pasti dia akan ikut ke yang benar.






Banyak banget perbedaan pendapat di lingkungan islam. Perbedaan pendapat yang sering menjadikan seseorang bisa dengan mudah men-cap kafir kepada orang lain. Weleh-weleh.... Gini nih kalo udah punya pendapat, padahal pendapatnya bisa benar, bisa salah. Jika yakin pendapatnya benar, tidak usah ngotot, apalagi kalo pendapatnya salah. Hadapi perbedaan pendapat dengan bijak, bukan dengan galak.

Ada beberapa golongan yang terbentuk dari adanya perbedaan itu. Golongan-golongan itu adalah :

1. Golongan yang memberikan kelonggaran yang berlebihan terhadap masalah Khilafiah, sehingga mereka selalu bertoleransi terhadap setiap perbedaan pendapat yang ada dengan toleransi yang tanpa batas sehingga terlahirlah dari golongan ini paham-paham liberal. Bahkan ada yang mengatakan bahwa semua agama adalah sama.

2. Golongan pertengahan, yaitu golongan yang memberikan toleransi terhadap Khilafiah tertentu, dan tidak memberikan toleransi terhadap Khilafiah atau perbedaan pendapat yang lain.

3. Golongan yang melampui batas (Ghuluw), mereka sama sekali tidak memberikan toleransi terhadap Khilafiah, Golongan ini selalu merasa paling benar bila terjadi perbedaan pendapat dan tidak mau mendengarkan pendapat lain. Maka terlahirlah dari golongan ini paham takfiri { mengkafirkan yang tidak sepaham dengan mereka). (muratalkeren)

Mana yang terbaik? hm.. bingung juga mana yang terbaik. Di sumber yang saya dapat, nggak ngasih keterangan mana yang terbaik. Tapi dari banyak bacaan (yang pernah saya baca), umat islam sebaiknya menjadi ummatan wasathan, artinya bagian pertengahan. Tidak memihak, tapi memberikan keputusan seadil-adilnya.

Mengapa kita menjadi Ummatan Wasathan? Mengenai hal ini, di dalam Alquran disebutkan:

Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia. (Q.S. Al-Baqarah: 143)

Pengembangan kata “wasathan” menjadi “tawassatha“, seperti “tawassathal makaana awil qawma” yang berarti berada di tengah-tengah suatu tempat ataupun suatu kaum (masyarakat).

Selanjutnya, istilah “Ummatan Wasathan” juga berarti umat pertengahan, umat yang moderat, dan teladan, yaitu umat Islam yang tidak memihak aliran ataupun golongan-golongan tertentu yang bersifat ekstrim. Yang satu adalah kubu yang memberat-beratkan agama. Menurut mereka semuanya bid’ah. Sedangkan kubu yang satunya lagi suka meringan-ringankan agama. Menurut mereka, semuanya boleh. Dalam hal ini, kita tidak memihak kedua-duanya, kita berada di tengah-tengah.

Karena itulah, ciri umat ini adalah berpikir secara holistis (menyeluruh). Tidak hanya mengambil satu ayat, melainkan setiap ayat dikaitkan dengan ayat lain. Tidak hanya itu, juga dikaitkan dengan hadis, serta pandangan-pandangan para sahabat Rasulullah. Selain itu, kita juga harus bersikap tawazzun (seimbang), karena segala sesuatu yang seimbang itu baik. Selain itu, kita harus bersikap i’tidal (lurus).(thenafi)

Yah, gitu deh, seperti saya bilang, kalo punya pendapat, pendapatnya punya dasar yang kuat, jangan terlalu ngotot, yang penting kita sudah menyampaikan sesuatu yang benar, sesuatu yang perlu disampaikan, soal pendapat itu diterima atau tidak, itu terserah mereka. Dari situ kita juga bisa mengambil kesimpulan, bagaimana sifat mereka, dan jika kita pandai, kita pasti bisa menentukan strategi selanjutnya yang bisa digunakan untuk terus menyebarkan berita yang benar. Wallahu'alam. 

Rabu, 18 April 2012

Alasan Wanita Malas Berolahraga

Olahraga merupakan kegiatan yang berguna bagi kesehatan, oleh karena itu setiap orang baik pria maupun wanita perlu melakukan olahraga untuk memelihara kesehatannya. Olahraga didefinisikan sebagai suatu kegiatan raga dengan tujuan untuk mengolah tubuh agar tetap dalam kondisi sehat baik fisik maupun psikisnya.


Wanita muslimah jangan malas olahraga

Akan tetapi, sebuah penelitian menyatakan bahwa tingkat aktivitas fisik menurun ketika seseorang menjadi mahasiswa. Selain itu pola aktivitas mahasiswa pada umumnya tidak memenuhi standar untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani.

Namun, tidak hanya pria, sebagian besar wanita juga jarang sekali melakukan olahraga? Ada hari-hari ketika Anda dikalahkan oleh berbagai alasan yang memungkinkan Anda tidak melakukan olahraga, padahal sebenarnya Anda memiliki waktu untuk melakukannya.

Berikut ini alasan yang sering disampaikan para wanita jika diajak untuk berolahraga

  1. Maaf, saya capek
  2. Tidak peduli berapa kali keluarga atau bahkan teman Anda mengajak Anda untuk berolahraga bersama, Anda sering menolaknya dengan alasan ini. Olahraga dapat meningkatkan energi dan stamina Anda. Semakin sering Anda berolahraga teratur, semakin banyak energi yang Anda dapatkan. Yang pasti, olahraga lebih baik daripada ngemil sambil menonton televisi.
  3. Maaf, saya sedang sibuk
  4. Ini adalah alasan yang paling sering kita temui. Sibuk bekerja, sibuk mengurus rumah, sibuk mengurus anak dan sebagainya. Jangan biarkan kesibukan Anda menghambat Anda untuk sehat. Untuk mengatasinya, Anda bisa membuat jadwal kegiatan harian Anda dengan baik dan sisipkan waktu setidaknya 20 menit untuk berolahraga.
  5. Nanti make up saya rusak?
  6. Apakah Anda lebih sayang make up daripada kesehatan Anda? Make up tidak akan meningkatkan kesehatan Anda. Tubuh Anda harus aktif bergerak untuk menjaga peredaran darah tetap lancar dan tubuh Anda tetap bugar. Jangan takut jika make up Anda rusak setelah berolahraga, Anda masih bisa memperbaikinya. Seharusnya Anda harus lebih menghawatirkan kesehatan Anda yang ‘rusak’, karena membutuhkan biaya yang lebih banyak dari sekedar membeli make up.
  7. Olahraga apa, ya?
  8. Jika Anda bingung mencari olahraga apa yang sesuai bagi Anda, ajaklah teman Anda yang sudah memiliki rutinitas olahraga. Jika Anda memiliki biaya lebih, Anda bisa meminta bantuan personal trainer untuk memandu Anda berlatih. Carilah informasi sebanyak mungkin seputar olahraga . Dengan informasi yang cukup, Anda akan termotivasi untuk melakukan olahraga.
  9. Sedang tidak mood
  10. Stress dengan pekerjaan, putus dengan pacar, dan sebagainya merupakan faktor yang dapat memperngaruhi mood Anda. Mood adalah perubahan suasana hati yang berubah-ubah setiap saat. Anda dapat menjadikan mood Anda lebih baik dengan berolahraga, karena saat berolahraga tubuh melepaskan hormon endorphin yang dapat membantu suasana hati Anda menjadi lebih tenang.

Nah, berarti tidak alasan lagi bagi Anda untuk tidak berolahraga. Rasakan peningkatan kesehatan setelah berolahraga, dan Anda pun akan menyingkirkan semua alasan yang membuat Anda malas berolahraga.(sumber)

Senin, 02 April 2012

April Move

get a move on

April!!! 

Mumpung masih awal bulan, kayaknya masih pas waktunya. Jadi belum kadaluarsa gitu. Hehe...

Bulan April biasanya disambut dengan suatu budaya barat, yaitu April Mop atau April Fools Day. Dimana setiap orang yang turut merayakan tradisi ini melakukan sesuatu untuk menjahilli atau mengisengi temannya. Kalau dipikir-pikir, apa ya gunanya? Rasanya nggak ada gunanya ya? Karena itulah, saya beranggapan bahwa yang merayakan April Fools Day adalah orang-orang Fools (bodoh).

Mau nggak disebut orang bodoh? Nggak kan? Kalo gitu jangan ikut ngerayain. Ada alternatif lain, saya sebut April Move! Gerakan bulan April. Gerakan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Sebenarnya untuk menjadi pribadi yang lebih baik tidak harus di bulan April. Di setiap bulan, setiap hari, setiap saat pun harus menjadi moment untuk berubah. Hanya saja, di bulan April ini banyak orang yang merayakan aktivitas tak berguna, jadi saya menyarankan untuk mengganti kebiasaan itu dengan aktivitas yang lebih berguna. Hehe..

Gerakan perubahan ini tergantung masing-masing orang, orang itu sendiri yang tahu keadaannya, apa yang harus diubah, apa yang cukup, apa yang harus dipertahankan. Berikut ini tips untuk menjadi pribadi yang lebih baik. :)

1. Anda pikirin dulu apa sih yang mau dirubah.
contoh: anda ini seorang yang pemalu, penakut, anda ingin pandai berjualan, anda ini seorang yang bodoh dan anda ingin merubahnya menjadi seorang yang pintar, anda ingin menjadi orang yang terkenal.dan lain2

2. Ambil keputusan untuk berubah
mengambil sebuah keputusan untuk berubah inilah yang kebanyakan orang susah untuk melakukannya. mengambil keputusan ini bergantung kepada diri anda sendiri, sekarang apakah anda mau berubah???? anda sendiri yang tahu jawabannya,…

3. Belajar (Apa yang mau anda rubah)
setelah anda tau apa yang mau dirubah, kemudian anda telah mengambil keputusan untuk berubah. selanjutnya belajarlah semua hal yang bisa membuat anda berubah. misalkan anda ingin menjadi terkenal seperti tukul, sule atau yang lain. anda belajarlah dari mereka, kenapa mereka bisa terkenal??
perbanyaklah pertanyaan2 dalam diri anda, kemudian jawablah pertanyaan itu…

4. Berubahlah perlahan-lahan
dalam melakukan perubahan sebaiknya perlahan-lahan, karena bisa membuat anda cepat bosan atau jenuh. selain itu agar orang2 di sekitar anda tidak berfikir aneh tentang anda.

5. Konsistensi
dalam melakukan suatu perubahan kita harus tetap konsistensi pada apa yang mau kita rubah. Konsistensi, keteguhan terhadap tujuan, dan usaha/pengembangan yang tak kerkesudahan, tetaplah diperlukan walau seseorang telah mulai berhasil mencapai target-target dalam hidupnya. keteguhan pada prinsip, atau pun untuk hal-hal sepele, adalah garansi kesuksesan. Konsisten, konsistensi adalah kata lain untuk tidak mencla-mencle. (andika)

About Me

Andre Tauladan adalah blog untuk berbagi informasi umum. Terkadang di sini membahas topik agama, politik, sosial, pendidikan, atau teknologi. Selain Andre Tauladan, ada juga blog khusus untuk berbagi seputar kehidupan saya di Jurnalnya Andre, dan blog khusus untuk copas yaitu di Kumpulan Tulisan.

Streaming Radio Ahlussunnah

Today's Story

Dari setiap kejadian di akhir zaman, akan semakin nampak mana orang-orang yang lurus dan mana yang menyimpang. Akan terlihat pula mana orang mu'min dan mana yang munafiq. Mana yang memiliki permusuhan dengan orang kafir dan mana yang berkasihsayang dengan mereka.
© Andre Tauladan All rights reserved | Theme Designed by Seo Blogger Templates