Sabtu, 09 Juli 2011

Mencari Ridho Allah (panjang nih)

Al Qalbun Malik

Hati adalah raja. Kutipan dari suatu hadits yang saya sendiri tidak terlalu hapal siapa yang meriwayatkannya. Saya bukan orang alim, bukan orang soleh, bukan seorang ikhwan, tapi juga bukan preman, bukan berandalan, bukan orang musyrik.

Mari kita bahas tentang tiga hal yang sudah menghilang dari hati manusia.

Hilangnya isi hati ini adalah copot iman. Lalu apa ruginya? tentu saja rugi dunia akhirat. Isi hati yang hilang ini menjadikan hati kosong, hingga setan pun girang menemukan tempat kosong. Datang deh setan satu balayon nempatin hati ini. Hingga hati yang kosong ini mejadi kampungnya setan. Jika hati sudah menjadi kampungnya setan, jangan kaget, langkahnya langkah setan, tidak mau melangkah jika bukan setan yang memerintahnya. Tidak akan mau melihat, jika bukan setan yang mengajaknya. Pendengarannya pendengaran setan, tidak akan mendengarkan jika bukan setan yang memerintahkannya. Al Quran dibacakan, dengan suara yang merdu, meskipun mengerti maknanya, tetap saja tidak terdengar, karena setan tidak betah mendengarkan bacaan Al Quran.

Lalu apa saja isi hati itu? Saya nggak merasa hati saya kosong kok. Ya iyalah, hati manusia isi, tapi bukan dengan hal yang pantas diisikan. Udahlah nggak perlu basa-basi apa saja yang hilang itu? Yang hilang adalah ini :
  • Rodhitubillaahi Robba
  • Wabil Islaami diina
  • Wabi Muhammadinnabiyya Warosuula
Ah saya nggak ngerasa kalimat itu hilang kok, lha saya setiap habis shalat mewiridkannya, bahkan kalimat itu sudah diluar kepala. Ya, barangkali ada yang menagatakan seperti itu dan tidak sadar bahwa pernyataan itu sudah hilang dari hati. Mereka tidak sadar, karena membacakannya pakai bahasa Arab. Mari kita "indonesiakan" kalimat-kalimat itu.

1. Rodhitubillahi Robba
Artinya Saya ridho Allah menjadi Tuhan saya. Atau dengan kata lain saya tidak ridho jika tuhan saya bukan Allah. Udah hilang pernyataan ini? Belum, jika yang baca tulisan ini masih orang islam berarti, pernyataan itu belum hilang. Lalu bagian mana yang hilangnya? Sabar kawan, mari kita lanjutkan. Lanjut, dari keterangan bahwa saya ridho Allah menjadi Tuhan saya, lalu bagaimana penjabaran dari pernyataan itu? Ayo kita babar, seperti apa keterangannya.

Saya ridho Allah menjadi Tuhan Saya. Allah yang mana? Allah yang ahad (Al ikhlas : 1). Allah yang hanya ada satu. Tidak ingin sama sekali punya tuhan lebih dari satu. Bagaimana jika mereka bertengkar, kan Tuhan pasti perkasa, jika yang maha perkasa bertengkar, hancurlah dunia. Lanjut? ayo... Selanjutnya Allah yang mana yang kita rela diatur olehNya? Allah yang lam yalid wa lam yuulad (Al Ikhlas : 3). Allah yang yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Tidak ingin sama sekali punya tuhan yang punya anak banyak. Jangankan banyak, satu pun saya tidak ingin dia menjadi tuhan saya jika dia punya anak. Kenapa? rugi lho, pas kita berdoa minta sesuatu, sebelum sayang ke orang lain, pasti tuhan itu sayang ke anaknya terlebih dahulu. Lalu Allah yang seperti apa lagi? Allah yang laa ta'khudzuhuu sinaatuw walaa nauum (Al Baqarah ; 255). Allah yang tidak mengantuk dan juga tidak tidur. Rugi, jika saat kita berdoa, tuhan sedang tidur, pasti doa kita tidak terdengar.

Jika tuhan tidur, dunia akan rusak. Pernah suatu kali nabi Musa dicoba karena tidak percaya tuhan tidak pernah tidur. Allah memerintahkan Nabi Musa untuk memegang botol dan tidak boleh tidur, yah, namanya juga manusisa, akhirnya lelah dan mengantuk. Pada saat itu dia tertidur, dan botol yang dipegangnya terjatuh dan pecah.

Udah ada yang hilang, sebagian belum, tapi kebanyakan manusia sudah kehilangan inti dari pernyataan ini. Ayo kita lanjut. Setiap perkataan pasti ada konsekuensinya. Dengan menyatakan bahwa dirinya ridho Allah menjadi Tuhannya, berarti sudah berlaku ketetapan, dia harus ridho diperintah oleh Allah. Nah, di sini udah banyak yang kehilangan makna dari pernyataan pertama. Malah ada yang bilang, "saya mah nggak suka Allah jadi tuhan saya, karena terlalu banyak perintah". Waduh,,,!! Gubraks. Yah,, gampang aja, kalo nggak mau diperintah oleh Allah, pergi aja, jangan ada di dunia milik Allah, cari aja tempat walau sepetak yang bukan milik Allah. Ini mah, tinggal di dunia cipataan Allah mau, tapi diperintah tidak mau. cape deh.. Sakit otaknya, ahahaha...Kalo berdoa aja, minta-minta rezeki, tapi diperintah tidak mau, seperti orang sakit, ingin sembuh tapi tidak mau minum obat,, ahahaha.. Tinggal di dunia betah, tapi menuruti perintah pemilik dunia tidak mau, padahal setiap orang pasti akan kembali kepadaNya, dan panggilan kembali itu tidak bisa di ganggu gugat. Kemarin ada yang tetangga meninggal, sama saya dibilangin jangan pergi dulu, eh,, terus aja dia pergi.

Balik lagi ke inti, tentang kerelaan orang menerima Allah sebagai tuhannya. Orang yang rela Allah menjadi tuhannya, pasti ridho diperintah oleh Allah. Siapapun yang memerintah, jika perintah itu datang dari Allah, pasti dituruti. Allah memerintahkan shalat, maka dengan rela ia akan melaksanakan shalat. Allah memerintahkan zakat, ia akan rela berzakat, masih merasa beruntung tidak semua hartanya dizakatkan, hanya sebagian dari pendapatan, itu pun jika ia memenuhi syarat. Jika tidak malah ia berhak menerima zakat. Allah memerintahkan untuk puasa, maka ia akan rela untukberpuasa, toh cuma memindahkan waktu makan dari siang ke malam. Itu pun sebulan dalam setahun, untung tidak melarang makan seharian. Allah memerintahkan untuk pergi haji, maka ia akan rela untuk pergi ke tanah suci untuk berhaji, saya tidak merasa susah, toh cuma satu kali dari seumur hidup, itu juga bukan untuk semuanya, hanya untuk yang mampu, jika tidak mampu Allah tidak akan memberikan siksa walau tidak pergi haji. Walaupun tidak bisa ke Mekah, kan pas tetangga bisa pergi haji, ketika pulang kita diundang di acara syukurannya. Allah memerintahkan untuk membela islam, maka ia rela membela agama islam, dengan hartanya dengan bersedekah, berinfaq untuk fakir, yatim piatu dan yang lainnya, merasa hartanya hanya titipan, atau bahkan nyawanya.

mau dilanjut, tapi nanti,, lumayan cape juga ngetik segini.

By The Way, Anyway, Busway

Hm.. Lewat di sebuah sekolah dasar negeri di sekitar kampus. Suasana sekolah masih libur, hanya ada beberapa anak - anak yang sedang kumpul di situ. Entah apa yang mereka bicarakan. Anak kecil jaman sekarang, omongan pacaran udah jadi obrolan mereka. Sambil ngomongin hal itu mereka memainkan HP keren mereka. Ada yang pakai BB, ada juga yang cuma nokia seri E.

Nggak beda jauh ceritanya dengan sejumlah anak SMP yang suka main ke warnet tempat saya nyari duit. Walaupun obrolan mereka juga masih tentang pacar. Jarang banget yang ngobrolin tentang pelajaran. Dengan berbagai nama Facebook yang aneh. Dengan ke-alay-an mereka membuat nama jadi-jadian. Status galau galauan. Yah jaman sekarang, nggak galau = nggak gaul, gitu mungkin ya. Apa lagi? ya.. apa aja boleh, niru salah satu percakapan anak-anak itu.

Ada lagi ababil yang pasang status menghina orang tuanya. Mengeluarkan kata-kata kasar karena tidak lulus. Menyindir pacarnya. Ngobrolin tentang HP temennya, dan lain-lain. Yah,, pesan saya buat mereka, dengerin aja ya lagu ini.


About Me

Andre Tauladan adalah blog untuk berbagi informasi umum. Terkadang di sini membahas topik agama, politik, sosial, pendidikan, atau teknologi. Selain Andre Tauladan, ada juga blog khusus untuk berbagi seputar kehidupan saya di Jurnalnya Andre, dan blog khusus untuk copas yaitu di Kumpulan Tulisan.

Streaming Radio Ahlussunnah

Today's Story

Dari setiap kejadian di akhir zaman, akan semakin nampak mana orang-orang yang lurus dan mana yang menyimpang. Akan terlihat pula mana orang mu'min dan mana yang munafiq. Mana yang memiliki permusuhan dengan orang kafir dan mana yang berkasihsayang dengan mereka.
© Andre Tauladan All rights reserved | Theme Designed by Seo Blogger Templates