McDonals alias McD, yah kalian pasti tahulah cara membacanya. Kalau tahu cara membacanya pasti tahu, tempat seperti apa McD ini. Benar, ini adalah sebuah restoran makanan cepat saji alias junk food. Junk food sendiri jika diartikan secara harfiah ke dalam bahasa indonesia berarti makanan rongsokan. Entah seperti apa rasa makanan yang ada di tempat ini saya tidak tahu pasti. Yang saya tahu tempat ini sering terlihat penuh oleh pembeli. Beberapa kali saya melewati McD simpang dago, jarang sekali saya melihat tempat ini dalam keadaan kosong, minimal ada lima meja yang terisi.
Bagi sebagian orang bisa makan di restoran sekelas McD adalah sebagai momen untuk menunjukkan harga dirinya, kelasnya, atau gengsinya. Ada juga yang makan di tempat ini hanya untuk mencicipi saja. Yang lainnya makan disini dengan memesan makanan murah asal dapat koneksi wifi di tempat ini.
Entah sejak kapan restoran semacam ini hadir di Indonesia. Namun kehadiran restoran McD membuat orang-orang ingin merasakan makanan di sana, kecuali saya dan orang-orang yang punya sentimen khusus terhadap McD. McD bagi sebagian orang islam dianggap sebagai perusahaan milik yahudi yang secara langsung memberikan sumbangan terhadap Israel atau dengan kata lain berperang bersama Israel melawan bangsa-bangsa yang dijajahnya. Dari situ maka muncullah anjuran untuk tidak makan di McD, bahasa kerennya boikot.
Namun kenyataan di kehidupan nyata berbeda. Masih sering saya melihat orang-orang berkerudung lebar numpang makan di tempat ini. Walaupun saya tidak begitu yakin apa mereka turut mengampanyekan anti Israel atau tidak. Kemudian banyak juga orang yang membela kehadiran restoran ini. Ketika ada berita tentang penyegelan salah satu outlet McD di satu daerah, muncullah pendapat yang membela McD dengan alasan McD juga membawa kebaikan, yaitu membuka lapangan pekerjaan. Jika McD ditutup, maka para pegawainya tidak akan mendapatkan upah.
Jadi intinya, walaupun banyak orang yang mengampanyekan boikot McD, khususnya orang Islam, namun pada kenyataannya justru orang Islam juga lah yang sering makan di tempat ini, dan mereka tidak ingin McD ditutup.
By the way, selain saya ceritakan betapa kurang konsistennya (sebagian) muslim di Indonesia, saya juga menemukan beberapa alasan pendukung untuk tidak membela keberadaan McD.
Berita di atas hanya sisi negatif dari segi penghargaan terhadap tenaga kerja. Jika ditambah dengan sisi negatif dari makanan junk food, maka akan semakin Very Not Recommended deh McD ini.
Well, it is your choice. You want to support them or not. Banyak kok restoran lokal yang nggak ngedukung Israel. Banyak kok sebetulnya orang Indonesia yang kreatif hingga bisa bebas untuk tidak tergantung produk asing. Banyak kok alternatif lain untuk makanan, malah jauh lebih murah dan bergizi. Bijaklah dalam memilih makanan, pilihlah makanan yang sesuai kebutuhan, sesuai budget, dan yang penting halal.
Andre Tauladan
Bagi sebagian orang bisa makan di restoran sekelas McD adalah sebagai momen untuk menunjukkan harga dirinya, kelasnya, atau gengsinya. Ada juga yang makan di tempat ini hanya untuk mencicipi saja. Yang lainnya makan disini dengan memesan makanan murah asal dapat koneksi wifi di tempat ini.
Entah sejak kapan restoran semacam ini hadir di Indonesia. Namun kehadiran restoran McD membuat orang-orang ingin merasakan makanan di sana, kecuali saya dan orang-orang yang punya sentimen khusus terhadap McD. McD bagi sebagian orang islam dianggap sebagai perusahaan milik yahudi yang secara langsung memberikan sumbangan terhadap Israel atau dengan kata lain berperang bersama Israel melawan bangsa-bangsa yang dijajahnya. Dari situ maka muncullah anjuran untuk tidak makan di McD, bahasa kerennya boikot.
Namun kenyataan di kehidupan nyata berbeda. Masih sering saya melihat orang-orang berkerudung lebar numpang makan di tempat ini. Walaupun saya tidak begitu yakin apa mereka turut mengampanyekan anti Israel atau tidak. Kemudian banyak juga orang yang membela kehadiran restoran ini. Ketika ada berita tentang penyegelan salah satu outlet McD di satu daerah, muncullah pendapat yang membela McD dengan alasan McD juga membawa kebaikan, yaitu membuka lapangan pekerjaan. Jika McD ditutup, maka para pegawainya tidak akan mendapatkan upah.
Jadi intinya, walaupun banyak orang yang mengampanyekan boikot McD, khususnya orang Islam, namun pada kenyataannya justru orang Islam juga lah yang sering makan di tempat ini, dan mereka tidak ingin McD ditutup.
By the way, selain saya ceritakan betapa kurang konsistennya (sebagian) muslim di Indonesia, saya juga menemukan beberapa alasan pendukung untuk tidak membela keberadaan McD.
Satpam McD Dipecat Tanpa Tata Tertib
Setelah tiga tahun bekerja menjaga keamanan di perusahaan makanan siap saji itu, dipecat tanpa menenuhi tata cara yang berlaku dan tak mendapatkan hak-hak kerja mereka oleh pihak manajemen.
Saya masuk pertama gaji, 1,5 juta tapi terkahir kemarin gaji saya hanya Rp1,4 juta. Padahal ada overtime. Jadi terkesan makin lama makin kecil gaji kami, ujar Hamid.
selengkapnya : sergap17
Karyawan cuma digaji Rp. 600.000
“Kalau gaji sekitar Rp 600 ribu, itu artinya karyawan harus sering-sering berpuasa agar cukup di makan satu bulan. Pengawas Dinsosnaker harus segera menyelesaikan permaslahan pelanggaran pidana yang terjadi ini. Jika tidak segera selesai, kami akan demo besar-besaran.” Pungkasnya.
selengkapnya : surabayapagi
Nasib Karyawan McD Tidak jelas
Slamet Kanigoro · Sma trisila surabaya
setuju, kami juga merasakan nasib yg sama di mc donalds graha family surabaya.......gaji kami malah skrg ga jelas.....tidak ada perincian gaji dari pt ningrat muda mandiri..... padahal kerja kami sehari2 bertaruh nyawa di jalan, apakah nyawa kami dihargai dengan ketidakjelasan gaji kami.....tolong hargai nyawa kami.......
selengkapnya : surabayapagi.com komen
Berita di atas hanya sisi negatif dari segi penghargaan terhadap tenaga kerja. Jika ditambah dengan sisi negatif dari makanan junk food, maka akan semakin Very Not Recommended deh McD ini.
Well, it is your choice. You want to support them or not. Banyak kok restoran lokal yang nggak ngedukung Israel. Banyak kok sebetulnya orang Indonesia yang kreatif hingga bisa bebas untuk tidak tergantung produk asing. Banyak kok alternatif lain untuk makanan, malah jauh lebih murah dan bergizi. Bijaklah dalam memilih makanan, pilihlah makanan yang sesuai kebutuhan, sesuai budget, dan yang penting halal.
Andre Tauladan