Sulit memang, bahkan hampir mustahil, jika kita mengharapkan semua masyarakat menaati peraturan lalu lintas yang ada. Dan memang banyak sekali bentuk pelanggaran terhadap peraturan yang ada. Hal yang umum saja, contohnya Surat Izin Mengemudi (SIM), tidak semua pengendara memilikinya. Tak sedikit saya temui anak-anak sekolah bahkan masih SD, mereka mengendarai sepeda motor. Dengan melihatnya pun kita sudah bisa menilai bahwa anak-anak seperti mereka sudah pasti melanggar satu peraturan. Ditambah lagi tidak memakai helm. Parah memang.
Contoh diatas adalah salah satu bentuk pelanggaran yang umumnya hanya ada di jalan-jalan kecil. Sekarang mari kita memperhatikan perilaku berkendara di jalan raya. Saya khususkan lagi pada ketaatan terhadap rambu-rambu lalu lintas. Di televisi pernah beberapa kali di siarkan banyaknya orang yang melanggar peraturan dilarang parkir, dilarang berhenti, menerobos palang rel kereta apai, atau juga menerobos lampu merah. Perilaku seperti ini juga termasuk bentuk ketidaktaatan masyarakat terhadap peraturan lalu lintas.
Di sebuah pembicaraan yang saya sendiri tidak terlalu ingat dimana saya mendengarkan pembicaraan itu, dan siapa yang berbicara, saya mendengar sang pembicara mengatakan bahwa kebanyakan kecelakaan terjadi karena pelanggaran terhadap peraturan lalu lintas. Dalam bahasa yang simple, bisa dikatakan bahwa ada salah persepsi diantara para pengendara kendaraan bermotor. Misalnya terhadap lampu lalu lintas.
Bagi orang-orang yang benar-benar paham arti rambu-rambu itu, pasti tahu bahwa lampu hijau menandakan boleh melaju, lampu kuning mengisyaratkan agar pengendara hati-hati dan lampu merah berarti pengendara harus berhenti. Tetapi kenyataannya tidak seperti itu. Logikanya, orang yang berhati-hati akan mengemudikan kendaraannya dengan lambat, kenyataannya banyak orang yang malah mempercepat laju kendaraannya ketika lampu kuning jika pada saat itu ia sedang mendapat lampu hijau. Dan para pengendara yang mendapat lampu merah, mereka langsung melaju ketika lampu berganti menjadi kuning. Akhirnya terjadilah kecelakaan, kemacetan, dan berbagai kekacauan lainnya.
Itu hanya salah satu contoh. Entah apapun alasannya, berkendara di jalan raya, harus bersabar. Lampu merah, lampu hijau dan lampu kuning sudah diatur sedemikian rupa durasinya, agar lalu lintas lancar. Penempatan rambu-rambu lain pun pasti sudah dipertimbangkan, tidak asal menempatkan. Perilaku anda di jalan raya bisa mencerminkan kepribadian anda.