Sebuah baligo berisi ucapan selamat untuk gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan menuai kritik dari salah seorang warga. Dari sebuah stasiun radio, seorang penelpon menyampaikan keresahannya atas banyaknya baliho di pinggir jalan yang berisi tulisan yang mengandung pujian untuk Aher (Ahmad Heryawan). Terlepas dari status warga itu apakah sebagai simpatisan 'lawan main' Aher atau bukan. Yang pasti dengan adanya satu baligo lagi di tepi jalan raya, semakin menambah satu calon sampah.
Entahlah, saya sendiri memang sentimen terhadap berbagai media reklame yang isinya berkaitan dengan 'wakil rakyat', baik itu pemimpin daerah maupun anggota dewan. Jadi dengan adanya protes dari warga Jawa Barat melalui radio itu saya pribadi menyetujuinya. Saya rasa tidak perlu adanya ucapan selamat atau dukungan untuk seseorang itu disampaikan atau ditampilkan melalui media reklame, walaupun media itu dibuat dengan dana pribadi, apalagi jika menggunakan dana rakyat. Karena selain mengganggu penglihatan, juga bisa dinilai sebagai curi start kampanye, berhubung masa jabatan Kang Aher sebagai gubernur tidak lama lagi.
Bentuk dukungan yang real itu terlihat dari antusiasme dan kepuasan rakyat Jawa Barat terhadap pemimpinnya. Jika rakyat masih terlihat tidak puas, berarti dukungan atau ucapan selamat atas 'kesuksesan' seorang pemimpin itu ucapan kosong belaka. Karena pada kenyataannya pemimpin itu tidak sukses memberikan kepuasan kepada rakyatnya. Memang susah untuk memuaskan rakyat, karena keinginan mereka berbeda-beda. Namun jika dilihat dari persentase lebih banyak mana yang puas dan yang tidak, maka bisa diambil kesimpulan.
Tulisan ini tidak berkaitan dengan partai politik tertentu, bukan maksud saya menjelek-jelekkan Kang Aher, tapi kebetulan karena saya tinggal di Jawa Barat, saya ada di wilayah Kang Aher. Tulisan ini ditujukan untuk semua pemimpin daerah. Semoga ada pelajaran yang bisa diambil dari tulisan ini.
Entahlah, saya sendiri memang sentimen terhadap berbagai media reklame yang isinya berkaitan dengan 'wakil rakyat', baik itu pemimpin daerah maupun anggota dewan. Jadi dengan adanya protes dari warga Jawa Barat melalui radio itu saya pribadi menyetujuinya. Saya rasa tidak perlu adanya ucapan selamat atau dukungan untuk seseorang itu disampaikan atau ditampilkan melalui media reklame, walaupun media itu dibuat dengan dana pribadi, apalagi jika menggunakan dana rakyat. Karena selain mengganggu penglihatan, juga bisa dinilai sebagai curi start kampanye, berhubung masa jabatan Kang Aher sebagai gubernur tidak lama lagi.
Bentuk dukungan yang real itu terlihat dari antusiasme dan kepuasan rakyat Jawa Barat terhadap pemimpinnya. Jika rakyat masih terlihat tidak puas, berarti dukungan atau ucapan selamat atas 'kesuksesan' seorang pemimpin itu ucapan kosong belaka. Karena pada kenyataannya pemimpin itu tidak sukses memberikan kepuasan kepada rakyatnya. Memang susah untuk memuaskan rakyat, karena keinginan mereka berbeda-beda. Namun jika dilihat dari persentase lebih banyak mana yang puas dan yang tidak, maka bisa diambil kesimpulan.
Tulisan ini tidak berkaitan dengan partai politik tertentu, bukan maksud saya menjelek-jelekkan Kang Aher, tapi kebetulan karena saya tinggal di Jawa Barat, saya ada di wilayah Kang Aher. Tulisan ini ditujukan untuk semua pemimpin daerah. Semoga ada pelajaran yang bisa diambil dari tulisan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saran dan kritiknya sangat diharapkan