Bismillahirrahmaanirrahim.
"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan."(QS.Al-A’raf: 31)
Pakaian, sebagian orang menganggap pakaian sebagai hal sepele, sebagian lainnya menganggap sebagai hal yang sangat berarti. Akan tetapi, lebih banyak lagi yang menganggap pakaian sebagai hal yang sepele sekaligus berarti. Ironisnya, pakaian dianggap sebagai hal yang berarti ketika seseorang menghadapi orang lain, akan tetapi dianggap sebagai hal yang sepele ketika menghadap Tuhannya. Mungkin saya termasuk dalam kelompok orang-orang seperti itu.
Diantara kesalahan-kesalahan saat sholat yang biasa kita jumpai di masyarakat, adanya kebiasaan sebagian orang yang memakai pakaian-pakaian yang bergambar, entah gambar makhluk yang memiliki ruh alias nyawa (seperti, manusia, dan hewan), ataukah gambar yang tak memiliki ruh (seperti, gambar pemandangan, mobil, angka, huruf, dan lainnya) yang menarik perhatian.
Terkadang kita sholat, di depan kita ada seorang yang memakai baju atau celana bergambar ular naga, tengkorak, salib, mobil, dan lainnya. Ada yang memakai sarung yang memiliki merek dan cap yang nampak dari belakang, sebelah bawah sarung dekat tumit bertuliskan Wadimor, Cap Mangga, dan lainnya sehingga hal ini mengingatkan kita dengan promosi-promosi yang dipajang di pinggir jalan.
Ada yang memakai baju sepak bola dalam sholat yang dihiasi dengan sejumlah nama-nama tenar bintang sepak bola beserta nomor punggung mereka yang terkenal, sehingga dalam sholat terpaksa sebagian orang mengingat Maradona, Ronaldo, Roberto Baggio, Zinedane Zidane, dan lainnya.
Ada yang mengenakan pakaian yang berlogo, dan bergambar grup-grup musik beserta musisinya, seperti Nirvana, Iron Maiden, Guns ‘N Roses, Rolling Stone, dan lainnya sehingga memalingkan kita dari mengingat Allah, oh malah mengingat orang-orang fasiq seperti mereka !! Wal’iyadzu billah min dzalik…(Al-Makasary)
Pakaian sebagai kebutuhan primer kita sehari-hari sangat layak diperhatikan terlebih ketika kita menghadap tuhan, Allah SWT di dalam shalat. Kita diharuskan berpakaian bersih suci dari segala jenis najis dan menutup aurat.Ada beberapa kriteria yang harus diikuti dalam berpakaian dalam shalat. Diantaranya, bersih, menutup aurat, dan tidak ketat.
Saat tiba waktu shalat, kita harus mengganti pakaian aktivitas sehari-hari lalu memakai pakaian yang bersih untuk shalat. Karena, tuhan sangat menyukai hal-hal yang bersih.
Saya ingin sedikit bercerita, tentang seorang bapak penjual perkakas. Siang itu, setelah adzan dzuhur baru ada beberapa orang saja di dalam masjid, salah satunya bapak itu. Saat itu saya lihat dia sedang mengambil sesuatu dari tas yang ia simpan di samping kardus berisi perkakas dagangannya. Saya tidak terlalu memerhatikan apa yang ia ambil dari tasnya saat itu. Ketika iqamah barulah saya menyadari bahwa pakaian yang ia kenakan sekarang, berbeda dengan pakaian yang tadi ia pakai, rupanya tadi ia mengambil pakaian ganti. Darinya, saya belajar tentang keseriusan dalam beribadah, dimulai dari memakai pakaian yang pantas.
Mungkin pakaiannya bukan pakaian mahal, tapi itu adalah pakaian yang terbaik yang ia miliki, untuk dipakai menghadap Rabbnya.
Mengenakan pakaian ketat jelas tidak disukai syariat dan kedokteran karena efeknya berbahaya bagi badan. Bahkan ada yang saking ketatnya hingga membuat pemakainya tidak dapat sujud. Bila karena mengenakannya seseorang meninggalkan shalat, maka jelas pakaian semacam ini haram. Memang, kenyataan menunjjukkan bahwa mayoritas orang yang mengenakan pakaian semacam ini adalah orang-orang yang tidak shalat.
Selanjutnya, pakaian tidak boleh tipis dan tidak transparan. Sebagaimana dibencinya shalat dengan pakaian ketat yang menggambarkan bentuk aurat, maka demikian pula tidak boleh shalat dengan pakaian yang tipis yang tampak secara transparan apa yang ada di baliknya.(UPex)
Dikaitkan dengan kekhusyu'an shalat, memang itu tergantung pribadi masing-masing, dan tidak ada orang yang bisa menilai hati orang lain dengan tepat. Akan tetapi, jika untuk menjadi khusyu dari hati saja susahnya luar biasa, apalagi kalo ditambah dengan adanya bacaan atau gambar di baju yang dikenakan orang di depan kita. Tulisan ini bukan melarang pembaca untuk memakai pakaian bergambar / kotor / jelek, melainkan hanya menyarankan pembaca untuk mengenakan pakaian yang baik ketika menghadap Allah subhanahu wa ta'ala.
Diantara kesalahan-kesalahan saat sholat yang biasa kita jumpai di masyarakat, adanya kebiasaan sebagian orang yang memakai pakaian-pakaian yang bergambar, entah gambar makhluk yang memiliki ruh alias nyawa (seperti, manusia, dan hewan), ataukah gambar yang tak memiliki ruh (seperti, gambar pemandangan, mobil, angka, huruf, dan lainnya) yang menarik perhatian.
Terkadang kita sholat, di depan kita ada seorang yang memakai baju atau celana bergambar ular naga, tengkorak, salib, mobil, dan lainnya. Ada yang memakai sarung yang memiliki merek dan cap yang nampak dari belakang, sebelah bawah sarung dekat tumit bertuliskan Wadimor, Cap Mangga, dan lainnya sehingga hal ini mengingatkan kita dengan promosi-promosi yang dipajang di pinggir jalan.
Ada yang memakai baju sepak bola dalam sholat yang dihiasi dengan sejumlah nama-nama tenar bintang sepak bola beserta nomor punggung mereka yang terkenal, sehingga dalam sholat terpaksa sebagian orang mengingat Maradona, Ronaldo, Roberto Baggio, Zinedane Zidane, dan lainnya.
Ada yang mengenakan pakaian yang berlogo, dan bergambar grup-grup musik beserta musisinya, seperti Nirvana, Iron Maiden, Guns ‘N Roses, Rolling Stone, dan lainnya sehingga memalingkan kita dari mengingat Allah, oh malah mengingat orang-orang fasiq seperti mereka !! Wal’iyadzu billah min dzalik…(Al-Makasary)
Pakaian sebagai kebutuhan primer kita sehari-hari sangat layak diperhatikan terlebih ketika kita menghadap tuhan, Allah SWT di dalam shalat. Kita diharuskan berpakaian bersih suci dari segala jenis najis dan menutup aurat.Ada beberapa kriteria yang harus diikuti dalam berpakaian dalam shalat. Diantaranya, bersih, menutup aurat, dan tidak ketat.
Saat tiba waktu shalat, kita harus mengganti pakaian aktivitas sehari-hari lalu memakai pakaian yang bersih untuk shalat. Karena, tuhan sangat menyukai hal-hal yang bersih.
Saya ingin sedikit bercerita, tentang seorang bapak penjual perkakas. Siang itu, setelah adzan dzuhur baru ada beberapa orang saja di dalam masjid, salah satunya bapak itu. Saat itu saya lihat dia sedang mengambil sesuatu dari tas yang ia simpan di samping kardus berisi perkakas dagangannya. Saya tidak terlalu memerhatikan apa yang ia ambil dari tasnya saat itu. Ketika iqamah barulah saya menyadari bahwa pakaian yang ia kenakan sekarang, berbeda dengan pakaian yang tadi ia pakai, rupanya tadi ia mengambil pakaian ganti. Darinya, saya belajar tentang keseriusan dalam beribadah, dimulai dari memakai pakaian yang pantas.
Mungkin pakaiannya bukan pakaian mahal, tapi itu adalah pakaian yang terbaik yang ia miliki, untuk dipakai menghadap Rabbnya.
Mengenakan pakaian ketat jelas tidak disukai syariat dan kedokteran karena efeknya berbahaya bagi badan. Bahkan ada yang saking ketatnya hingga membuat pemakainya tidak dapat sujud. Bila karena mengenakannya seseorang meninggalkan shalat, maka jelas pakaian semacam ini haram. Memang, kenyataan menunjjukkan bahwa mayoritas orang yang mengenakan pakaian semacam ini adalah orang-orang yang tidak shalat.
Selanjutnya, pakaian tidak boleh tipis dan tidak transparan. Sebagaimana dibencinya shalat dengan pakaian ketat yang menggambarkan bentuk aurat, maka demikian pula tidak boleh shalat dengan pakaian yang tipis yang tampak secara transparan apa yang ada di baliknya.(UPex)
Dikaitkan dengan kekhusyu'an shalat, memang itu tergantung pribadi masing-masing, dan tidak ada orang yang bisa menilai hati orang lain dengan tepat. Akan tetapi, jika untuk menjadi khusyu dari hati saja susahnya luar biasa, apalagi kalo ditambah dengan adanya bacaan atau gambar di baju yang dikenakan orang di depan kita. Tulisan ini bukan melarang pembaca untuk memakai pakaian bergambar / kotor / jelek, melainkan hanya menyarankan pembaca untuk mengenakan pakaian yang baik ketika menghadap Allah subhanahu wa ta'ala.