Selasa, 03 Januari 2012

Pandanglah Laut, Apakah Yang Anda Pikirkan?


http://kageri.blogdetik.com/files/2010/12/pantai-banda-aceh-donny1.jpg

" Jika seseorang mengerahkan pandangan ke laut, memikirkan permukaan laut yang biru, maka akan terfikir untuk bermain air atau berenang sekedar berolahraga saja. Mungkin juga hanya sekedar memandang ke lautan untuk menyejukkan matanya dan menikmati keindahan panorama ini."


"Jika seseorang mengarahkan pandangan ke laut, dan memikirkan apa yang ada didalam laut, maka akan terfikir untuk mengambil mutiara untuk dijadikan perhiasan, Ikan-ikan sebagai makanannya. Boleh jadi mereka akan mengkaji spesies kehidupan lautan."

"Jika seseorang mengarahkan pandangan ke laut, dan memikirkan apa yang ada di dasar laut pula, mereka akan berfikirkan untuk mengambil minyak bumi yang ada di dasar laut, untuk digunakan sebagai bahan bakar kendaraan. Penjualan minyak ini akan membawa keuntungan berlipat -lipat. Mungkin akan menyebabkan dia seseorang yang kaya raya. " (Ahmad bin Hanbal, web.islam.gov.my/forum/mesej.php.)

Ilustrasi di atas lahir dari pola fikir sebagian manusia dalam menyikapi realita/kenyataan. Dapat disebutkan, cara berfikir mereka ada tiga yaitu :

1. Memandang laut di permukaan saja adalah kiasan bagi berfikiran Dangkal

2. Memandang laut di dalam laut saja adalah kiasan bagi berfikiran Mendalam

3. Memandang laut di dasarnya saja adalah kiasan bagi berfikiran Cemerlang

Demikianlah cara sebagian manusia berfikir dalam mencermati realitas (fakta, kenyataan) yang ada dihadapannya. Suatu realita yang ada didepan mata hanya dilihat dari dzahirnya saja tanpa memikirkan apa yang ada dibalik realitas tersebut. Yang terpikir dalam benaknya hanyalah kesenangan atau kegembiraan saja. Tidak terfikir olehnya untuk melakukan sesuaru yang bisa membuat keadaan tersebut semakin lebih baik. Pemikirannya hanya sebatas panca inderanya. Ia hanya mampu memikirkan apa yang mampu panca inderanya dapatkan. Memandang apa adanya realitas, tidak berpandangan jauh. Inilah yang dimiliki oleh orang-orang yang berfikiran dangkal.

Adapun, berfikiran mendalam, boleh didefinasikan orang yang memikirkan sesuatu yang difahami tetapi tidak mendasar atau tidak mengetahui puncak-puncaknya. Juga gagal mengaitkan fakta-fakta yang benar lagi sahih. Maka dengan itu orang yang berfikiran mendalam tidak mampu memikirkan puncak-puncak realitas yang ada dibaliknya dan yang tersirat melainkan memikirkan apa-apa yang tersurat saja.
Walaupun cara berfikirnya mendalam, amat perlu ditingkatkan lagi sehingga menjadi berfikir cemerlang (Fikrul Mustanir). Cara berfikir cemerlang, mempunyai suatu pandangan yang jauh, memahami puncak-puncak suatu kejadian serta mengetahui penyelesaiannya yang paling tepat. Mampu mengaitkan fakta-fakta yang benar lagi sahih serta mengetahui perkara-perkara yang ada dibaliknya, baik yang tersirat maupun yang tersurat.
Untuk memahami maksud di atas, sebagai orang Islam perlulah merujuk kepada Al Quran sebagai petunjuk dan panduan hidup kita.
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda (ayat) bagi orang yang berfikir (berakal)."
[TQS. Ali Imran, 3: 190]

Orang yang berfikiran cemerlang akan memperhatikan segala kejadian yang ada dilangit seperti matahari, bintang, bulan dan sebagainya serta segala hal yang ada dibumi seperti tumbuh-tumbuhan, hewan, manusia dan sebagainya. Perhatian mereka terhadap alam semesta, kehidupan dan manusia di dunia ini membuat mereka berfikir mestilah ada Penciptanya (alam semesta, kehidupan dan manusia), serta memperhatikan kejadian silih bergantinya kejadian malam dan siang menunjukkan pasti akan adanya Pengatur dari kejadian tersebut.
Memperhatikan isi kejadian yang ada dilangit dan dibumi akan melahirkan sebuah pemikiran bahwa semuanya terjadi mengikuti suatu peraturan yang telah ditetapkan. Orang yang berfikiran mengenai hal tersebut akan meyakini semua yang terjadi menunjukkan akan adanya Sang Maha Pencipta dan Maha Pengatur, yang dipanggil Allah SWT. Maka Maha Pencipta dan Maha Pengatur membuat peraturannya sesuai dengan fitrah kejadiannya (sunnatullah).

Karena fitrah kejadian ini juga diciptakan oleh Maha Penciptanya, maka dengan itu sesuailah kejadian tersebut mengikuti peraturan yang ditentukan oleh Maha Pengaturnya.
Inilah orang yang mempunyai fikiran cemerlang yang mengaitkan dan berlandaskan fakta-fakta yang benar lagi sahih yaitu Al Quran dan As Sunnah. Serta mengetahui yang akan berlaku dari fakta-fakta yang benar itu dengan adanya hari Hisab di padang Mahsyar atas segala amalannya yang dikerjakan di pentas ujian ini (didunia). Serta mencari keredhaan dari Maha Pencipta dan Maha Pengaturnya (Allah) dengan ketentuannya yang termaktub di dalam risalahnya iaitu Al Quran sebagai panduan dan bimbingannya dan apa-apa yang datang dari seorang yang diutuskanNya sebagai contoh dan suri tauladan dari segi ucapannya, perbuatannya dan sifat diamnya yang disebut As Sunnah yang di bawa oleh Muhammad SAW sebagai utusan dan pesuruh Allah Swt.

Fikiran cemerlang ini wajar dimiliki oleh setiap insan yang beragama Islam. Karena Islam itu agama yang sempurna/syumul. Islam itu tinggi dan mengalahkan agama yang lain yang ada didunia ini.
Tetapi kini, Islam hanya tak ubahnya seperti seekor Harimau yang kehilangan taring dan kukunya. Islam yang dahulunya dikenali gagah, hebat, terkuat dan pernah memiliki 2/3 dunia hanya tinggal kenangan. Islam saat ini diinjak-injak, dihinakan dan dirusak oleh musuh-mkusuhnya. Darah yang mengalir dari kaum muslimin saat ini bagaikan darah yang tidak berharga, karena tak ada pembelanya. Nyawa orang Islam lebih murah jika hendak dibandingkan dengan nyawa Ikan Paus yang mempunyai Akta Perlindungan. Kemuliaan orang Islam tidak perlu diceritakan lagi,hilang lenyap entah kemana. Pendek kata saat ini perkara buruk yang menimpa umat islam saat ini dipikul diatas bahu setiap muslim termasuklah empunya diri ini.

Mengapa? Sebab keterpurukan dan kehinaan orang islam saat ini dikarenakan mayoritas kaum muslimin berfikiran dangkal tidak berfikiran cemerlang.
Ketidakmampuan memikirkan apa yang ada dibalik realitas yang dihadapi saat ini. Hanya memikirkan kesenangan dan kegembiraan saja. Bahkan tidak berusaha untuk merubah keadaan yang memprihatinkan supaya berubah menjadi lebih baik. Memandang realitas yang ada tanpa berfikiran jauh. Inilah ciri-ciri yang dimiliki oleh orang yang berfikiran dangkal.

Apabila orang islam memandang permasalahan yang yang terjadi saat ini - kemiskinan, korupsi, kriminalitas, degradasi moral, kenaikan harga barang, kenaikan bahan bakar, mahalnya biaya pendidikan, wabah kelaparan- secara menyeluruh, maka akan didapatkan kesimpulan bahwasanya semuanya mempunyai korelasi satu sama lain. Permasalahan yang terjadi dan menimpa kaum muslimin saat ini diakibatkan oleh kebijakan para pemangku otoritas(pemerintah) yang tidak cemerlang. Kebijakan yang lahir dari pandangan pendek, Menyelesaikan masalah sebagian-sebagian, atau menghalalkan segala cara untuk mencari keuntungan duniawi telah membawa kehancuran pada negeri ini. Inilah saya kira ciri pemerintah kita pun ternyata berfikiran dangkal.
Kesejahteraan bisa jadi hanya sekedar mimpi sekiranya para pemimpin kita tidak merubah cara berfikirnya ini. Pemikiran pendek harus di ubah untuk berfikiran jauh, yaitu akhirat. Mengikuti As Sunnah Rasulullah dalam memimpin merupakan methodenya. Inilah cara berpikiran cemerlang. Wallahu 'alam.


* judul dan ilustrasi diambil dari tulisan Ahmad bin Hanbal dalam web.islam.gov.my/forum/mesej.php dengan beberapa penyesuaian
* * *
Hanya berperan untuk menyebarkan saja. Penulis bukan saya. :)

Pandanglah Laut, Apakah Yang Anda Pikirkan?

Share:

Post a Comment

Facebook
Blogger

About Me

Andre Tauladan adalah blog untuk berbagi informasi umum. Terkadang di sini membahas topik agama, politik, sosial, pendidikan, atau teknologi. Selain Andre Tauladan, ada juga blog khusus untuk berbagi seputar kehidupan saya di Jurnalnya Andre, dan blog khusus untuk copas yaitu di Kumpulan Tulisan.

Streaming Radio Ahlussunnah

Today's Story

Dari setiap kejadian di akhir zaman, akan semakin nampak mana orang-orang yang lurus dan mana yang menyimpang. Akan terlihat pula mana orang mu'min dan mana yang munafiq. Mana yang memiliki permusuhan dengan orang kafir dan mana yang berkasihsayang dengan mereka.
© Andre Tauladan All rights reserved | Theme Designed by Seo Blogger Templates