Assalaamu'alaikum
Klik tombol pause, untuk stop lantunan mp3 takbir
Dari peristiwa qurban di hari raya ini kita bisa mengambil teladan dari nabi Ibrahim AS.
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan-nya “ ( QS Al Mumtahanah : 4 )
Pelajaran Pertama :
“ Dan Ibrahim berkata:”Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Rabb-ku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku . “ ( Q. S. Al Shofat : 99 )
Paling tidak, ada empat hikmah yang bisa diambil dari ayat di atas :
- Allah memerintahkan kita untuk berhijrah dan mencari tempat yang kondusif untuk beribadah kepada Allah dan berdakwah di jalan-Nya.
- Allah memerintahkan kita untuk meluruskan niat hanya untuk mencari ridha Allah di dalam setiap perbuatan.
- Allah memerintahan kita untuk membulatkan tekad di dalam menempuh sebuah tujuan yang mulia.
- Allah memerintahkan kita agar senantiasa mengingat kematian, karena bagaimanapun juga hebatnya seseorang di dunia ini, akhirnya akan kembali juga kepada Allah swt .
Pelajaran Kedua :
“ Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh “ ( Qs Al Shoffat : 100 )
Ada tiga hikmah yang bisa diambil dari ayat di atas :
- Kita harus menyakini bahwa hanya Allah saja yang menciptakan, mengatur dan merawat alam semesta ini.
- Setelah kita menyakini hal itu semua, maka wajib bagi kita, – sebagai konsekwensi logis dari keyakinan tersebut – untuk tidak beribadah dan meminta pertolongan kecuali kepada Allah swt.
- Allah swt mengajarkan kepada kita adab berdo’a. Diantaranya adalah hendaknya kita meminta kepada Allah, sesuatu yang mempunyai maslahat di dalam hidup kita di dunia dan akherat secara bersama-sama. Kita lihat umpamanya nabi Ibrahim as, tidak meminta keturunan kecuali keturunan yang sholeh.
Begitu
juga kita, seandainya meminta sesuatu kepada Allah , hendaknya meminta
sesuatu yang ada manfaatnya di akherat kelak, seperti meminta anak yang
sholeh, harta yang barakah, ilmu yang bermanfaat, istri yang sholehah
dan seterusnya.
Pelajaran Ketiga :
“ Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar “ . ( Qs Al Shoffat : 101 )
Ada dua hikmah yang bisa diambil dari ayat di atas :
- “ Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.”( QS Yusuf : 87 )
Nabi
Ibrahim as sendiri tidak pernah putus asa dalam berdo’a, walaupun
puluhan tahun lamanya do’nya belum diterima oleh Allah , baru pada masa
tua-nya, do’a tersebut telah dikabulkan oleh Allah swt .
- Kita wajib mensyukuri nikmat Allah yang diberikan kepada kita, sekecil apapun nikmat tersebut. Nabi Ibrahim mencontohkan hal ini kepada kita, dia sangat bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan kepada-nya berupa anak walaupun baru terkabulkan di akhir umurnya. Beliau memuji Allah atas nikmat tersebut :
“
Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua
(ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha Mendengar
(memperkenankan) doa. “ ( QS Ibrahim : 39 )
Pelajaran Keempat :
“
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama
Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam
mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia
menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu;
insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” ( QS
As Shofat : 102 )
Ada lima hikmah yang bisa diambil dari ayat di atas :
- Bahwa kita tidak akan mendapatkan kebahagiaan dan keberhasilan di dalam kehidupan dunia ini dan di akherat nanti, kecuali jika kita mau mengorbankan apa yang kita cintai .
- Bahwa kehidupan ini tidak kekal, dan banyak hal yang terjadi secara tiba-tiba di luar perkiraan kita.
- Tetapi pelu diingat juga bahwa tidak setiap perkara yang kita benci pasti membawa mudharat bagi kehidupan kita. Kita lihat umpamanya, ketika nabi Ibrahim as. diperintahkan untuk menyembelih anaknya Ismail, yang sangat dicintainya. Setiap orang yang masih mempunyai hati nurani yang sehat, tentu sangat tidak senang jika diperintahkan menyembelih anaknya sendiri. Tapi ketika kedua-duanya pasrah, Allah membatalkan perintah tersebut dan menggantikannya dengan kambing. Dari peristiwa ini, akhirnya umat Islam diperintahkan untuk berkurban setiap datang hari raya Idul Adha. Allah berfirman :
“ Boleh
jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.( QS Al Baqarah : 216 )
Pelajaran kelima :
“
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya
atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ). “ ( Q. S. Al Shofat
:103 )
Seorang
hamba yang sabar ketika diuji oleh Allah swt, dan taat dengan segala
perintahnya, serta pasrah dengan hukum-hukum-Nya, niscaya akan
mendapatkan balasan yang stimpal di dunia ini dan di sisi Allah pada
hari akhir nanti.
Diantara balasan yang diberikan Allah itu adalah sebagai berikut :
- Mendapat pujian dan predikat dari Allah sebagai orang berbuat baik dan tergolong orang-orang yang muhsinin . Allah berfirman :
“ Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim “ . sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu . sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.( Qs As Shofat : 104-105 )
- Mendapatkan rizqi yang melimpah. Allah berfirman :
“ Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. “( Qs As Shofat : 107)
- Nama dan perjuangannya dikenang oleh generasi selanjutnya. Allah berfirman :
“ Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. “ ( Qs As Shofat : 108 )
- Allah akan melimpahkan rahmat dan kedamaian serta keselamatan di dalam kehidupannya . Allah berfirman :
“ yaitu Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim. “( Qs As Shofat : 109 )
Selain
itu, generasi selanjutnya juga akan selalu mendoakannya. Paling tidak,
lima kali sehari kaum muslimin mendo’akan keselamatan atas nabi Ibrahim
dan keluarga serta keturunannya, tepatnya di akhir sholat, kita
diperintahkan membaca sholawat kepada nabi Ibrahim a.s
Kairo, 10 Dzulhijjah 1427 H - 30 Desember 2006
Kutipan Khutbah ini disampaikan pada Hari Raya Idul Adha 1427 H di KBRI ( Kedutaan Besar Republik Indonesia ) , Kairo , Mesir diambil dari ahmadzain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saran dan kritiknya sangat diharapkan