Duhai hati,
Izinkan diri kini menulis di atas pasir,
Di atas semua kekelaman yang telah berlalu
Namun masih begitu melekat di ruangmu
Izinkan waktu berlalu,
Dengan luasnya hati,
Karena telah menulis di atas pasir..
Izinkanlah, hati
Untuk uapkan segala asa yang pernah remuk redam mengembara di benak jiwa,
Pedih dan menyesakkan dada,
Namun begitu sulit tuk direlakan,
Mungkin itu pertanda masih sempitnya ruangmu…?
Maka izinkan langkah menuntun jemari
Ke atas pasir…
Dan menulis semua luka dan duka yang masih menggenang…
Karena mereka hanya bernama silam
Karena yang tertinggal kini hanya bait memori
Dan ingatan takkan pernah jadi masa depan
Dan suram lalu bisa jadi tanda indah yang tinggal dinanti…
Mereka hanya melekat,
Karena menetap, atas izinmu…
Maka izinkan kini, duhai hati
Sekeping bagianmu adalah raja dari segala gerak kami…
Kami tak dapat berpaling dalam ketulusan,
Tanpa izinmu
Maka izinkan kami melangkah pergi
Dengan lapangnya dikau, wahai hati
Selepas segala torehan pedih yang telah menjadi tinta,
Yang kautuang di atas pasir…
Yang boleh kau ukir sesukamu,
Tapi cukup di batas itu
Dan marilah kemudian kembali berjalan,
Dengan qalbun salim…
*greenicha*
Izinkan diri kini menulis di atas pasir,
Di atas semua kekelaman yang telah berlalu
Namun masih begitu melekat di ruangmu
Izinkan waktu berlalu,
Dengan luasnya hati,
Karena telah menulis di atas pasir..
Izinkanlah, hati
Untuk uapkan segala asa yang pernah remuk redam mengembara di benak jiwa,
Pedih dan menyesakkan dada,
Namun begitu sulit tuk direlakan,
Mungkin itu pertanda masih sempitnya ruangmu…?
Maka izinkan langkah menuntun jemari
Ke atas pasir…
Dan menulis semua luka dan duka yang masih menggenang…
Karena mereka hanya bernama silam
Karena yang tertinggal kini hanya bait memori
Dan ingatan takkan pernah jadi masa depan
Dan suram lalu bisa jadi tanda indah yang tinggal dinanti…
Mereka hanya melekat,
Karena menetap, atas izinmu…
Maka izinkan kini, duhai hati
Sekeping bagianmu adalah raja dari segala gerak kami…
Kami tak dapat berpaling dalam ketulusan,
Tanpa izinmu
Maka izinkan kami melangkah pergi
Dengan lapangnya dikau, wahai hati
Selepas segala torehan pedih yang telah menjadi tinta,
Yang kautuang di atas pasir…
Yang boleh kau ukir sesukamu,
Tapi cukup di batas itu
Dan marilah kemudian kembali berjalan,
Dengan qalbun salim…
*greenicha*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saran dan kritiknya sangat diharapkan