Sebuah surat kabar Turki hari Rabu kemarin (16/6) mengatakan bahwa Ankara akan menghentikan kerjasama militer mereka dengan Israel dan tidak akan mengembalikan duta besarnya yang telah ditarik dari Tel Aviv, setelah peristiwa pembantaian terhadap aktivis armada Kebebasan.
Surat kabar Turki "Star" mengatakan bahwa keputusan tersebut dibuat dalam rapat pemerintah Ankara pekan ini mengutip sumber tanpa nama. Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan sendiri menolak untuk mengomentari keputusan itu.
Surat kabar itu mengatakan pemerintah Turki memutuskan untuk tidak mengirim duta besarnya ke Israel kecuali Turki mengirimkan perwakilan mereka sendiri untuk investigasi yang dilakukan oleh PBB atas insiden ini.
Surat kabar itu mengutip sumber-sumber Turki mengatakan, "Kami telah membuat beberapa keputusan, termasuk keputusan militer dan diplomatik dan keputusan untuk melakukan tekanan politik. Laporan mengatakan bahwa pemerintah Turki juga telah memutuskan untuk membekukan perjanjian militer, termasuk upgrade pesawat, tank, dan proyek roket khusus dengan biaya mencapai hingga 7,5 miliar dolar.
Hal ini juga menyatakan bahwa kerjasama militer, termasuk latihan bersama dan pelatihan pilot, akan ditangguhkan termasuk pertukaran informasi intelijen. Ini menegaskan bahwa sanksi terhadap Israel akan diambil secara bertahap.
Pemerintah Turki telah mengumumkan bahwa mereka sedang mengerjakan sebuah rencana untuk hubungan masa depan dengan Israel setelah serangan 31 Mei yang mengakibatkan kematian sembilan aktivis kemanusiaan Turki dan puluhan orang lainnya mengalami cedera.(fq/pic)
Sumber : Eramuslim.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saran dan kritiknya sangat diharapkan