Minggu, 28 April 2013

Dia Sudah Punya Bekal Yang Banyak

Innalillahi wa inna ilayhi raajiuun. <ikut-ikutan membahas tentang kepergian Alm. Uje>

Pagi itu, setelah menonton wisata hati antv saya lanjut mencari channel lain yang bisa menambah ilmu dan iman saya. Saya tekan-tekan tombol next di remote, dan terhenti saat tv menampilkan khazanah dari trans 7. Seusai acara masih ada rasa ingin menambah ilmu, kembali saya cari channel lain. Sialnya, harus terhenti di acara islam itu indah di trans tv. Kebetulan saya tidak suka dengan gaya pematerinya.Saya tidak berhasil menjaga mulut saya sehingga keluar sedikit ocehan yang akhirnya disambung oleh ibu saya, tapi yang ibu komentari bukan gaya sang ustadz, melainkan tentang Aa Gym yang saat ini hampir tidak pernah terlihat berceramah di televisi. Kembali saya tidak bisa menahan mulut ini, dengan nada tidak sopan saya pun mengatakan bahwa bukan hanya Aa Gym yang jarang tampil di tv, Uje juga, dan banyak penceramah lain. Tanpa maksud membela Aa Gym dan merendahkan ustadz lain, saya hanya ingin menghindari arah pembicaraan agar tidak membahas poligami yang kemungkinan bisa membuat ibu menyalahkan poligami Aa Gym sehingga beliau jadi jarang tampil di tv.


Sekitar jam 09.30, sepulang dari warung ibu langsung menghampiri tv dan menyalakannya. Kemudian ibu memberitahu bahwa Uje meninggal dunia. Deg... Sedih memang, bukan sedih secara lahir, tapi sedih batin. Sosok ustadz fenomenal yang sebenarnya bukan favorit saya telah meninggal. Ternyata kiamat sudah semakin dekat.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Al Ash r.a. : aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda , “ Allah tidak akan mengambil kembali ilmu (agama) dengan (cara) mengambilnya dari (dalam hati) manusia, tetapi mengambilnya kembali dengan kematian para ulama sampai tidak bersisa, lalu orang-orang akan mengambil orang-orang bodoh sebagai pemimpinnya yang bila orang-orang itu bertanya kepada mereka, mereka akan memberikan jawaban-jawaban yang tidak didasarkan pada ilmu. Maka mereka akan berada dalam kesesatan dan menyesatkan orang-orang”
Di tengah acara tv, ada satu pikiran yang muncul di benak saya. Anggap saja itu tebakan, saya menebak akan ada segmen tentang 'tanda' bahwa Uje akan meninggal. Segmen ini hampir selalu ada di setiap acara tv ketika ada tokoh publik yang meninggal, misalnya pada peritiwa kepergian Alm. Taufik Savalas, atau peristiwa lainnya. Dan ternyata tebakan saya benar. Ah... dasar televisi. Ada segmen yang menampilkan Ust. Solmed yang menceritakan bahwa dia merasakan firasat aneh atas tingkah Alm. Uje beberapa waktu terakhir.

Di satu sisi saya mencoba menerima bahwa itu adalah firasat, di sisi lain saya mencoba menolak. Saya menerima bahwa itu adalah firasat dari Alm. Uje bahwa dia akan meninggal. Bukan bermaksud menyetarakan Uje dengan Rasulullah saw, saya mengambil kesimpulan sendiri bahwa orang shaleh pasti memiliki firasat / mengetahui tanda-tanda bahwa ia akan meninggal. Hanya itu saja dasar saya untuk menerima. Sedangkan penolakan saya didasari oleh kekhawatiran saya. Khawatir adanya orang-orang yang misal dia bermimpi tentang kematian lalu dia menyimpulkan bahwa dia akan mati. Khawatir akan ada orang-orang yang berlebihan misalnya dia merasakan sesuatu yang dia anggap firasat kematian.

Entahlah, saya coba saja ulas sedikit disini, untuk menyanggah bahwa tindakan Uje itu adalah firasat.

Twit tentang titik jenuh dan kembali. 
Memang benar di twitternya juga dituliskan maksud dari kata kembali itu. "Kembali pada Dia" begitu twit selanjutnya. Bisa saja itu memang tanda bahwa ustadz akan meninggal. Tetapi kita lihat, sering kan orang-orang ngetwit atau membuat status facebook tentang kematian. Banyak kok ustadz atau mubaligh lain yang dalam twitternya atau facebooknya memberikan nasihat atau pesan-pesan tentang kematian. Titik jenuh? Sama saja, banyak nasihat-nasihat tentang kejenuhan dari ustadz lain.

Ustadz memberikan peci dan berpesan "Terusin dakwah gue".
kembali saya tegaskan, di satu sisi saya menerima, dan di sisi lain saya menolak. Alasan penolakan saya seperti ini. Uje memberikan peci kepada Ust. Solmed. Itu hanya peci, hanya salah satu peci yang pernah dipakai Uje dari sekian peci yang dimilikinya. Iyalah, masa sih Uje hanya memiliki satu peci? Saling memberi hadiah (kalau saya tidak salah) termasuk sunnah Rasulullah saw, karena bisa melembutkan hati, menimbulkan rasa saling mencintai, menghilangkan dengki, atau permusuhan. Selanjutnya ucapan "terusin dakwah gue". Memang pesan yang sangat berarti. Dari pesan itu tersirat tanda bahwa Uje akan mengakhiri dakwahnya. Berakhir. Tapi berakhir tidak selalu berarti selamanya. Misal, saya sedang memasak, atau kegiatan lain lalu tiba-tiba ada telefon atau sms panggilan dari teman. Saya menghentikan memasak dan berpesan ke adik, "terusin masaknya ya.." seperti itu. Bukan berarti nanti saya tidak akan masak lagi.

Takutnya gini, misal nanti ada yang ngetwit, "Ketika mati, kita hanya sendiri, tidak bawa apa-apa" terus dia menonaktifkan hp, fb, dan memberikan barang favoritnya ke salah satu rekannya, lalu sama rekannya itu disangka orang itu akan meninggal. Padahal belum tentu. Bisa saja dia mau pergi ke suatu tempat, misal ke gunung, mau berburu, dia menganggap di gunung tidak akan ada sinyal, atau takut gadgetnya kebasahan jadi dinonaktifkan dan ditinggal.

Ah, sudahlah, mungkin itu kreativitas kru tv yang bersangkutan untuk memenuhi waktu acara. Sekarang kita geser topik dulu sedikit. Kita hapus air mata (kalau memang menangis), hapus saja air mata kesedihan itu. Jangan kita terlalu lama menangis untuk Uje, siapa tahu kita butuh air mata itu untuk kita sendiri.

Sore itu, pekerja perbaikan rumah datang untuk membetulkan listrik di rumah. Yah, seperti biasa ibu mengajak ngobrol pekerja itu agar tidak terlalu membosankan. Obrolan pun sempat menyinggung tentang kepergian Uje. "Ustadz Jefri meninggal ya pak ya" kata ibu. Dengan cerdas bapak pekerja menjawab "Yah bu, dia mah meninggal juga bekalnya sudah banyak". JLEB. Wah,,, cerdas juga nih tukang.

Memang benar, mengingat masa lalu Uje yang menurut kabar bahwa dia dulunya adalah anak nakal, kemudian beliau meninggal sebagai seorang mubaligh yang punya banyak jama'ah, maka bisa disimpulkan bahwa beliau meninggal dalam keadaan khusnul khatimah. Sedangkan kita? Mungkin saja disaat yang bersamaan ketika para jama'ah bersedih, Uje dalam keadaan bahagia. Walaupun sebenarnya kita tidak tahu pasti. Tapi satu yang pasti, beliau telah meninggal, hidupnya di dunia sudah berakhir, amalnya sudah terputus kecuali dari tiga sumber. Sedangkan kita? Ya, sedangkan kita?

Mari kita bercermin, apakah kita termasuk orang-orang yang punya banyak dosa? Jawabannya anda tahu sendiri. Selanjutnya apakah kita akan sempat bertaubat dan memperbanyak amal shalih? Memperbanyak amalan yang bisa menambah berat timbangan amal kita ke arah kanan. Melakukan segala sesuatu sesuai ajaran islam. Kembali lagi saya tuliskan. Kiamat sudah dekat.

Belok lagi, kita geser topik lagi. Belum habis rasa sentimen saya terhadap acara televisi yang terus-menerus memberitakan kepergian sang ustadz dengan cara yang lebay. Saya dibuat semakin tidak enak hati dengan adanya pihak yang tidak bertanggungjawab yang mengunggah foto awan di facebook. Tak apalah jika hanya foto awan biasa. Ini mah foto awan yang bentuknya seperti orang berdoa kemudian dikait-kaitkan dengan meninggalnya alm. Uje. Plis deh, mau sampai kapan kalian ini jadi orang bodoh? Ketika melihat postingan itu, saya sampai berani mengatakan sesat, sebuah kata yang sangat saya jaga agar tidak dengan mudah dikatakan. Upload foto seperti itu bisa menjadi bentuk penyesatan. BAHAYA! Foto itu, ah,,, gimana ya? Cobalah berfikir, foto itu bisa saja foto lama, bisa saja foto editan, dan jika itu foto baru, bukan editan, bisa saja foto itu tidak menandakan apapun atas meninggalnya Uje. Bisa saja itu hanya fenomena alam atas kebesaran Allah swt.

Sudahlah, kita kembali lagi ke topik sebelumnya. Mari kita bercermin, sudah punya bekal apa kita untuk mati? Sudah siapkah kita? Bukan terus bersedih atau membahas, atau menampilkan kembali acara ketika talkshow dengan Uje. Uje tidak butuh sedih kita, tidak butuh tangis kita, lebih baik kita berdoa agar beliau mendapatkan tempat terbaik dari Allah swt. Aamiin.

Hufth, lagi asik nulis diganggu, jadi ilang idenya. Udah aja deh. Ayo komen! Awas kalo nggak!

Andre Tauladan

Dia Sudah Punya Bekal Yang Banyak

Share:

Post a Comment

Facebook
Blogger

4 komentar:

  1. Saya mengetahui berita wafatnya beliau itu pukul enam pagi, karena memang jadwal televisi dinyalakan mulai jam itu, dan acara yang diputar pasti berita. Awal lihat di Indosiar, seakan gak percaya pada beritanya (saya sampai balik ke ruang TV padahal sudah mau mandi). Ternyata benar!

    Pagi itu mata saya berkaca-kaca, dan benar... alasannya bukan karena Uje favorite saya tapi lebih kepada sosok yang dikenal (malah jujur saya seringkali mengkritik cara2 beliau. Tapi ketika berita kematian beliau yang setelah saya sampai kantor malah tambah ramai beritanya, mata saya yang berkaca-kaca malah sudah mengeluarkan bening kaca.. Apapun yang terjadi pada masa lalu orang lain ketika dia berhijrah itu adalah sebuah kenikmatan besar yang diberikan Allah SWT pada seorang hamba (dan saya malah teringat diri sendiri)

    Semakin siang menjelang sore berita semakin 'lebay', yah, seperti katamu tadi. Ribuan orang memadati Masjid Istiqlal, dalam pikiran saya terbersit "Subhanallah, bagaimana perasaan ulama-ulama Indonesia lain yang begitu mengakar kuat jasanya di tanah ini? Padahal kadang ketika seseorang dari mereka wafat hanya keluarga terdekatlah yang mengantar". Tapi lupakan bersitan pikiran saya ini (karena toh saya sudah dapati jawabnya dari ustad2 yang memforwad perihal ini)

    Dan ya, dari pada kita berlarut-larut lebih baik 'pikirkan diri sendiri', egois? harus! dalam masalah ini kita harus memikirkan diri kita, apakah yang sudah kita lakukan sebagai bekal untuk kembali kepada-Nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. cie.. komen juga. kalo ada komen dari mbak, berarti saya no komen.

      Hapus
  2. Apa pendapat kamu ttg anak sulung uje yang yang ketika itu di ajak berkenalan dengan teman uje dan uje berkata "kenalin ini om yang suka jagain abi".. Uje menunjuk ke arah toilet. Padahal anaknya ga melihat sosok di toilet,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya ga bisa berpendapat, soalnya sosok yang uje maksud pun tidak jelas seperti apa. entahlah, yang saya tahu toilet adalah tempat tinggal jin. anaknya sendiri tidak melihat sosok apa-apa, apalagi saya.

      Hapus

Saran dan kritiknya sangat diharapkan

About Me

Andre Tauladan adalah blog untuk berbagi informasi umum. Terkadang di sini membahas topik agama, politik, sosial, pendidikan, atau teknologi. Selain Andre Tauladan, ada juga blog khusus untuk berbagi seputar kehidupan saya di Jurnalnya Andre, dan blog khusus untuk copas yaitu di Kumpulan Tulisan.

Streaming Radio Ahlussunnah

Today's Story

Dari setiap kejadian di akhir zaman, akan semakin nampak mana orang-orang yang lurus dan mana yang menyimpang. Akan terlihat pula mana orang mu'min dan mana yang munafiq. Mana yang memiliki permusuhan dengan orang kafir dan mana yang berkasihsayang dengan mereka.
© Andre Tauladan All rights reserved | Theme Designed by Seo Blogger Templates