Mencoba Copas Kembali
Surah Al-Qalam (Arab: القلم ,"Kalam") adalah surah ke-68 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Makkiyah, terdiri atas 52 ayat. Dinamakan Al Qalam’ yang berarti pena di ambil dari kata Al Qalam yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Surat ini dinamai pula dengan surat Nun (huruf nun) diambil dari perkataan ’’Nun’’ yang terdapat pada ayat 1 surat ini.
Pokok-Pokok Isi
- Nabi Muhammad s.a.w. bukanlah orang yang gila melainkan manusia yang berbudi pekerti yang agung
 - Larangan bertoleransi dibidang kepercayaan
 - Larangan mengikuti orang-orang yang mempunyai sifat sifat yang dicela Allah
 - Nasib yang dialami oleh pemilik-pemilik kebun sebagai contoh orang-orang yang tidak bersyukur terhadap nikmat Allah
 - Kecaman-kecaman Allah kepada mereka yang ingkar dan azab yang akan menerima mereka
 - Al Quran adalah peringatan bagi seluruh ummat. (wikipedia)
 
Judul Al-Qalam ini diangkat untuk memberi wawasan kepada kita tentang isi yang terkandung pada ayat 4 surat Al-‘Alaq 
Dia (Allah) yang mengajarkan Ilmu-Nya dengan perantaraan Al-Qalam
Ilmu menurut Allah dalam Al-Qur’an ialah Al-bayaan yaitu rangkaian keterang tentang sesuatu yang tergantung kepada kepastian Allah, sedangkan Ilmu yang kita kenal sebagai Ilmu Pengetahuan dianggap sebagai karya manusia, tidak ada hubungan dengan Allah sebagai Penciptanya.
Ilmu menurut Allah dalam Al-Qur’an ialah Al-bayaan yaitu rangkaian keterang tentang sesuatu yang tergantung kepada kepastian Allah, sedangkan Ilmu yang kita kenal sebagai Ilmu Pengetahuan dianggap sebagai karya manusia, tidak ada hubungan dengan Allah sebagai Penciptanya.
Sejarah Ilmu Pengetahuan manusia berawal  katanya dari hasil pengamatan, untuk memulai satu kegiatan pengamatan  diperlukan gagasan, pertanyaan bagi manusia mana duluan antara gagasan  dan pengamatan yang menghasilkan Ilmu. Kata mereka berbicara antara  gagasan dan Ilmu sama saja bicara mana yang lahir lebih dahulu antara  telur dengan ayam.
Pada awalnya Ilmu Filsafat dianggap  sebagai jalan setapak untuk kemudian melahirkan Ilmu sebagai jalan Tol  peradaban. Filsahat hanya memberi ruang lingkup untuk mencari jawaban  atas pertanyaan, apabila pertanyaan sudah dapat dijawab dengan  argumentasi yang dapat dipertanggung jawabkan, maka objek persoalan  berpindah dari ruang Filsahat kedalam ruang lingkup Ilmu Pengetahuan,  yang ditetapkan dengan cacatan, apabila dikemudian hari ternyata rumusan  keilmuan ini dapat dibantah dengan argumentasi yang lebih mesuk akal,  maka yang terbarulah yang harus dijadikan pegangan dalam bidang  keilmuan.
Ilmu menurut mereka harus memilki 4  unsur untuk bisa dbedakan dengan dongeng, yaitu Ilmu itu harus memilki  Methode dimana cara berpikirnya harus methodis, Ilmu juga harus memilki  sistematika sehingga uraiannya dapat dikatakan Sistematis, Ilmu juga  harus mempunya objek yang dapat diselidiki ulang oleh siapa saja yang  ingin mendalami Ilmu itu sehingga Ilmu itu harus Analitis, dan yang  terakhir Ilmu itu antara keterangan dan objek harus sama dan sebangun  sehingga Ilmu itu dinyatakan objektif.
Selama ini oleh kebanyakan Umat Islam,  mereka membagi ada Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Agama yang khusus  membicarakan tentang kehidupan sesudah mati. Pembagian kekuasaan ini  dapat kita lihat dengan adanya Pendidikan Pesantren dan Pendidikan Umum.  Akan tetapi perkembangan terakhir ada Pesantren Plus, yang mulai  kemasukan Ilmu Pengetahuan Umum.
Inilah tantangan yang kita hadapi apabila kita berani mengatakan bahwa Al-Qur’an itu adalah ILMU,  maka pertanyaannya adalah apakah didalam Al-Qur’an itu ada 4 unsur Ilmu  yang telah mereka tetapkan. Kemudian dengan bahasa yang seakan-akan  santun mereka mengatakan Al-Qur’an itu Wahyu yang tidak mungkin bisa  disentuh dengan akal manusia, Ajaran Allah itu banar, dan karena sudah  benar, sudahlah jangan dikorek-korek lagi, yang penting Al-Qur’an itu  adalah Wahyu yang sudah pasti benarnya itu saja titik.
Benar apanya, salah apanya mereka sambil  membela diri mengatakan : Isi Al-Qur’an itu ada yang Muhkamat dan ada  Yang Mutasyabihat, ada yang terang jelas, ada juga yang remang-remang,  hanya Allah yang tau.
Jika saudara tidak ingin dibohongi oleh  kebodohan, marilah kita bahas lebih jauh tentang Qalam Allah sebagai  Ilmu dengan mencari jawaban dari Allah dalam Al-Qur’an sebagai sumber  kebenaran.
Qalam Allah itu mencakup semua ajaran  Allah dimulai dari ajaran kepada Nabi Adam (Al-asmaa) sampai kepada Nabi  Ibrahim diteruskan kepada Nabi Musa (Taurat) Nabi Daud (Zabur) Nabi Isa  (Injil) dan yang terakhir adalah Nabi Muhammad yaitu Al-Qur’an,  kesmuanya itu dikatan Qalam Allah.
Objek yang dibicarakan oleh Qalam Allah  sebagai ILMU yang sebenarnya ada tiga, yaitu Qalam Allah atau Al-Qur’an  membicarakan Pasti Alam sebagai ciptaan Allah yang akan dimatikan atau  dihancurkan apabila waktunya telah habis untuk dibangun kembali menjadi  kehidupan akhirat.
Yang kedua Al-Qur’an membicarakan  tentang peradaban/kebudayaan manusia dimulai dari Adam sampai dengan  qiyamat nanti, dan akan selalu berjalan pada dua prinsip, NUR lawan  Dzulumat, Hak lawan Bathil.
Yang ketiga Al-Qalam atau Ilmu Allah yaitu Al-Qur’an itu membicarakan tentang dirinya sendiri yang mempunya 4 nilai Ilmu yang sebenarnya.
Mathodologi Al-Qur’an mengajarkan kepada  manusia tentang pandangan Nur menurut Sunah Rasul lawan Dzulumat  menurut Sunnah Syayatin, inilah pilihan Ilmu yang di-izinkan Allah,  dengan hasil Nur menurut Sunnah Rasul hasilnya hasanah di dunia dan di  akhirat kelak, pilihan Dzulumat akan menghantar manusia kepada kehidupan  materialistis yang membawa kepada kehidupan jahannam dan kebangkitan  nanti kedalam laknatullah ini juga adalah izin Allah atas permintaan  Syaithan.
Sistematika Al-Qur’an adalah jawaban  yang selama ini ada sebagian orang yang mengatakan bahwa keterangan  Al-Qur’an tidak sistematik, padahal Allah meletakkan Al-Fatihah sebagai  Introduction sebagai Pandangan Umum, kemudian surat-surat panjang  sebagai perinciannya atau Bab demi Bab, dan surat-sura pendek adalah  kesimpulan, yang kini dicontek oleh manusia dan dikatakan bahwa  Al-Qur’an non sistematik.
Analitic Al-Qur’an yang menjelaskan  bahwa kehidupan social manusia yang tidak mau mengatur hidupnya menurut  ajaran Allah, seperti laba-laba yang membuat sarang, pagi hari dibuat,  sore sudah jebol, rapuh, nyamuk nyangkut, lewat kerbau hancurlah sarang  laba-laba itu, orang kecil mencuri dijerat hukuma berat, orang besar  korupsi lolos.
Nilai ilmu yang terakhir adalah  objektivitas keterangan Ilmu dalam Al-Qur'an adalah tidak diragukan lagi  dan berlaku pasti. menurut Allah dalam Al-Qur'an kehidupan yang  berpangkal dari hasil nyolong Ilmu dari Al-Qur'an kemudian dinyatakan  sebagai penemuan dia, tanpa mengikuti Uswah Nabi, hasilnya adalah Bathil  alias batal yaitu tidak pernah menghasilkan sesuai dengan yang mereka  cita-citakan. Enam puluh empat tahun Indonesia Merdeka, Jurang antara  yang miskin dan yang kaya semakin terbuka karena kita menganut paham  persaingan bebas, sehingga siapa kuat diapun tujuh turunan akan kuat  dalam menguasai ekonomi Bangsa. Beda halnya dengan konsepsi Ilmu dalam  Al-Qur'an yang dikatakan oleh Allah "Kal-bunyan" atau hadits Nabi "Kal  jasadil wahid" kehidupan sosial masyarakat Mukmin itu bagaikan "satu  tubuh", yang apabila satu bagian merasa sakit maka semua akan merasa  sakit. Inilah kehidupan yang Haq, objektiv sesuai dengan hakekat  penciptaan manusia itu sendiri.
Masih banyak yang akan kita bahas tentang ILMU Allah ini, hanya untuk perkenalan, Allah mengajarkan pada surat Qalam,
Nun (lambang huruf akhir dari Al-Qur'an)
Wal-Qalami wamaa yashturun
Demi Qalam Allah yang (berisi konsep hidup Ilmiyah) menjadi jawaban atas semua konsep hidup karya manusia.
Maa anta bini’mati Rabbika bimajnun.
Anda (Muhammad dan orang-orang yang mengikuti anda) dengan Ilmu Allah ini bukan omongan orang sakit ingatan.
Wa inna laka la-ajran gaira mamnun
Sesungguhnya anda dengan da'wah Al-Qur'an menurut Sunnah Rasul ini akan mendapatkan imbalan yang tidak putus-putusnya
Wa-innaka la'alaa khuluqin aziim
Seterusnya anda (dengan Al-Qur'an menurut Sunnah Rasul-Nya ini) akan mengjudkan satu kehidupan agung.
Fasatubshiru wa yubsiruun
Kelak nanti anda akan menyaksikan dan merekapun akan menyaksikan
Biayyikumul maftuun
siapa sebenarnya yang sakit konsepnya
Ini adalah jawaban Allah, bahwa betapapun mereka dengan para ahli sekalipun tidak akan bisa mencapai kehidupan adil makmur bagi seluruh rakyat ini, jika mereka tidak mengindahkan Ilmu Allah yang bernama Al-Qur'an.
Nun (lambang huruf akhir dari Al-Qur'an)
Wal-Qalami wamaa yashturun
Demi Qalam Allah yang (berisi konsep hidup Ilmiyah) menjadi jawaban atas semua konsep hidup karya manusia.
Maa anta bini’mati Rabbika bimajnun.
Anda (Muhammad dan orang-orang yang mengikuti anda) dengan Ilmu Allah ini bukan omongan orang sakit ingatan.
Wa inna laka la-ajran gaira mamnun
Sesungguhnya anda dengan da'wah Al-Qur'an menurut Sunnah Rasul ini akan mendapatkan imbalan yang tidak putus-putusnya
Wa-innaka la'alaa khuluqin aziim
Seterusnya anda (dengan Al-Qur'an menurut Sunnah Rasul-Nya ini) akan mengjudkan satu kehidupan agung.
Fasatubshiru wa yubsiruun
Kelak nanti anda akan menyaksikan dan merekapun akan menyaksikan
Biayyikumul maftuun
siapa sebenarnya yang sakit konsepnya
Ini adalah jawaban Allah, bahwa betapapun mereka dengan para ahli sekalipun tidak akan bisa mencapai kehidupan adil makmur bagi seluruh rakyat ini, jika mereka tidak mengindahkan Ilmu Allah yang bernama Al-Qur'an.
Qalam Allah adalah rangkaian keterangan  dari Allah terhadap Pasti Alam dan peradaban/kebudayaan manusia disebut  juga Tanziilun minrabbil 'aalamiin
Sebaliknya Ilmu pengetahuan hasil  penagmatan manusia itu adalah tanziilun min 'aalamin atau turunan ilmu  dari hasil melihat alam tanpa ada Allah dalam pandangan mereka. (darulhikam)DOWNLOAD MP3 Q.S. Al Qalam - Disini (Syekh Mishary Rashid Alfasy)

;)) ;)) ;))
BalasHapus