Minggu, 23 Oktober 2011

Adab Interaksi Ala Nabi Musa as

Bismillah.....
Salam Ukhuwah (^.^)

Sebelumnya, syukron akhi yang telah memberi kesempatan saya untuk ikut menambah postingan diblognya. Ini kesempatan pertama saya memulai membuat gado-gado kata di sini. Humm,,sempat bingung apa yang harus saya tulis ya? Berbagi kisah saja ya. Sebuah kisah tentang amanah berinteraksi antarlawan jenis. Semoga bermanfaat dan menjadikan nasihat untuk saya pribadi dan Anda yang membaca tulisan ini. Aamiin.

Satu kisah ini saya ambil dari salah satu buku favorit saya "Buku Pintar Akhlak" yang ditulis oleh seorang motivator muslim dunia, Dr. Amr Khaled. Kisah yang juga telah tertulis dalam ayat Allah SWT dalam Al Quran surat al-Qashash ayat 23-26. Ya, kisah Nabi Musa as. berikut kisahnya:

"Tatkala Musa sampai di sumber air negeri Madyan, di sana ia menjumpai sekumpulan orang yang sedang memberi minum ternak mereka. Dan di belakang orang banyak itu, ia melihat dua orang wanita yang sedang menahan ternaknya. Musa bertanya, 'Mengapa kalian berbuat demikian?' Mereka menjawab, 'Kami tidak dapat memberi minum ternak kami sebelum para penggembala itu membawa ternak mereka, sementara ayah kami sudah lanjut usia.' Maka, Musa segera memberi minum ternak itu untuk menolong keduanya. Kemudian ia kembali ke tempat yang teduh dan berdoa, 'Ya Tuhan, sesungguhnya aku sangat memerlukan suatu kebaikan yang Kau turunkan padaku.' Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita tadi yang berjalan dengan malu-malu. Ia berkata, 'Ayahku memanggilmu untuk memberi balasan terhadap kebaikanmu memberi minum ternak kami.' Ketika Musa mendatangi ayah wanita tersebut (Syuaib) serta menceritakan berbagai hal (yang terjadi pada dirinya), Syuaib berkata, 'Jangan takut. Engkau telah selamat dari orang-orang lalim itu.' Salah seorang dari wanita itu berkata, 'Wahai Ayah, ambilah ia sebagai orang yang bekerja pada kita. Sesungguhnya orang terbaik yang kauambil sebagai pekerja kita adalah yang kuat dan amanah.'"

Apakah Anda menemukan adab berinteraksi yang dicontohkan Nabi Musa pada ayat tersebut? Saya akan mencoba menjelaskannya lagi, semoga dapat dimengerti. Nabi Musa as tahu benar bagaimana ia harus memosisikan dirinya saat berinteraksi dengan wanita. Di saat beliau melihat dua wanita sedang menahan ternak-ternaknya dan tidak bisa memberikan karena kerumunan manusia di sumber air, beliau tetap menolong. Apakah karena Allah memerintahkan untuk membatasi pergaulan laki-laki dan perempuan lantas beliau berkata, "Aku tidak mau berbicara dengan wanita karena batasan interaksi." Mahasuci Allah. Ada beberapa pemuda yang mengira bahwa berinteraksi dengan wanita hukumnya haram karena takut terjadi sesuatu yang 'diinginkan (sesuatu yang belum halal)'. Nabi Musalah yang justru menghampiri kedua wanita tersebut seraya berkata, "Mengapa kalian berbuat demikian?". Ini contoh adab yang diajarkan Islam. Beliau tidak mengucapkan, "Selamat sore, nama saya...." Beliau berkata sekadarnya, langsung menanyakan keperluan mereka karena niat menolong. Sangat berbeda dengan kita yang senang berbasa-basi dan membawa misi lain selain menolong. Astaghfirulloh...

Kedua wanita tersebut juga memperlihatkan adab yang mulia, perhatikan jawaban mereka. Jawaban yang sesuai dengan kadar pertanyaan. Kalaulah ayah mereka tidak lanjut usia, mereka tidak akan keluar rumah untuk menggembala ternak. Masa itu pekerjaan menggembala ternak adalah pekerjaan kaum lelaki, pastilah dalam kerumunan manusia di sana lelaki semua.
Mendengar alasan kedua wanita tersebut, Nabi Musa tidak bertanya lebih lanjut tetapi segera memberi minum itu untuk menolong keduanya. Beliau menunjukan sikap yang jantan dan berani. Mahasuci Allah. Lihatlah setelah beliau memberi minum ternak mereka, beliau langsung pergi berteduh. Perhatikan sifat pemalu yang dimiliki nabi Musa. Beliau pergi berteduh, bukan malah berkata, "Setiap hari saya di sini." dan sebagainya. Bagaimana dengan kita? Mungkin kita akan mengajaknya berbicara lebih lama, tentang ini itu, menanyakan tempat tinggal, bahkan mungkin menanyakan nomor kontak agar bisa berinteraksi lebih lanjut. Ya Allah ampunilah kami yang telah banyak melakukan pelanggaran dalam hal ini.

Kisah ini membuat saya berhati-hati dalam berinteraksi dengan orang yang baru dikenal. Bagaimana tidak, sekarang ini banyak sekali kejahatan terhadap kaum wanita hanya karena interaksi yang berlebihan. Wahai wanita, jangan terlalu rajin meladeni pertanyaan tentang hal pribadimu pada orang yang baru dikenal. Bisa saja orang itu suatu saat memanfaatkan informasi yang keluar dari mulutmu yang dapat merugikan dirimu. Batasi dan kendalikanlah interaksimu dengan mereka.

Batasan interaksi lawan jenis juga berimbas pada virus hati. Apa itu?? Ya, ketertarikan antarlawan jenis yang hanya bersumber pada interaksi yang berkelanjutan dan tidak sewajarnya (tidak sesuai koridor/batasan). Saya pun mengalaminya dan sekarang sedang mencoba untuk menetralisir karena waktunya belum tepat. Interaksi yang berawal dari perkenalan, tukar nomor telepon, merangkak hingga curhat, dan akhirnya melahirkan virus yang menyebar di Qolbu. Saat itu saya menganggap interaksi yang demikian wajar, dan jika kedepannya akan ada ketertarikan ya itu sebuah anugrah dari Allah. Namun, saya merenungi semua yang tumbuh dalam hati saya ini. Memang saya menjadi lebih semangat melakukan segala aktifitas, rajin beribadah, tetapi saya pun menjadi rajin memikirkan 'sesuatu itu'. Ini tidak wajar. Penyemangat dan rajinnya saya bukan karena Allah lagi. Namun, telah dilapisi oleh 'sesuatu' yang masih haram untuk saya. Inilah yang menjadi seperti fatamorgana, kita seakan menjadi lebih dekat dengan Allah, tetapi Allah tidak meridhai penyebab kedekatan kita padaNya.

Saya pun harus meluruskan lagi niat saya beribadah padaNya. Sebisa mungkin membatasi komunikasi, hingga 'sesuatu' itu bisa kembali kesedia kala. Jangan pernah berandai-andai, biarkanlah semua Allah yang mengatur. Saya pun memohon agar 'sesuatu' itu dikembalikan lagi pada Allah karena saya merasa belum siap pada konsekuensinya (baca:menikah). Jangan pernah takut 'sesuatu' itu tidak bisa kembali lagi pada kita. Allah lebih tahu diri kita dari pada kita sendiri. Saya pun memohon agar Allah menganugrahkan saya 'sesuatu' itu nanti pada saat saya siap. (^.^)

Alhamdulillah,,,semoga tulisan ini selalu bisa menasehati diri saya. Mohon saran dan kritiknya agar saya bisa lebih belajar lagi.

Posted By: Diah Neufy

Adab Interaksi Ala Nabi Musa as

Share:

Post a Comment

Facebook
Blogger

3 komentar:

  1. ^____^

    ikhtiar untuk selalu ada di jalan Allah SWT,,, jangan sampai membuat Allah marah,,

    pendam dulu sesuatu itu, Allah yang maha mengetahui apa yang terbaik, apapun nanti ketentuan Allah,, terima saja, dengan selalu berprasangka baik padaNya.

    BalasHapus

Saran dan kritiknya sangat diharapkan

About Me

Andre Tauladan adalah blog untuk berbagi informasi umum. Terkadang di sini membahas topik agama, politik, sosial, pendidikan, atau teknologi. Selain Andre Tauladan, ada juga blog khusus untuk berbagi seputar kehidupan saya di Jurnalnya Andre, dan blog khusus untuk copas yaitu di Kumpulan Tulisan.

Streaming Radio Ahlussunnah

Today's Story

Dari setiap kejadian di akhir zaman, akan semakin nampak mana orang-orang yang lurus dan mana yang menyimpang. Akan terlihat pula mana orang mu'min dan mana yang munafiq. Mana yang memiliki permusuhan dengan orang kafir dan mana yang berkasihsayang dengan mereka.
© Andre Tauladan All rights reserved | Theme Designed by Seo Blogger Templates