Jumat, 27 Juli 2012

Pak, Izinkan Saya Kuliah Lebih Lama Lagi

Judulnya melas banget ya.. xixixi, padahal maksudnya bukan karena saya di DO atau dikeluarin dari kampus, melainkan saya masih betah di kampus. Kampus Universitas Pendidikan Indonesia, sebuah universitas negri yang beberapa kali tercatat di peringkat atas kategori kampus terbaik, walaupun tidak nomor satu. Lima tahun yang lalu saya resmi terdaftar sebagai mahasiswa di jurusan Ilmu Keolahragaan.

Andreansyah Dwi Wibowo sebagai orang kampung atau kampungan yang nggak tahu seperti apa kota Bandung, yang tak tahu seperti apa kehidupan mahasiswa, mulai menjalani hari-harinya dan sedikit demi sedikit mengalami perubahan kepribadian dari yang awalnya pendiam, egois, dan tidak suka bersosialisasi menjadi lebih pendiam, lebih egois dan lebih suka menyendiri #eh? Bukan gitu, tapi jadi agak periang, lebih bisa menerima pendapat orang lain, dan lebih suka bersosialisasi.

Awal kuliah dijalani dengan sedikit tekanan dari senior, sifat pendiam dan penyendiri saya membawa pengaruh buruk selama awal kuliah. Pernah waktu itu datang ke kampus sendirian karena tidak mendapat info bahwa hari itu tidak ada kuliah. Pernah dapat nilai E karena absen kurang, karena tidak tahu ada perubahan jadwal. Pernah juga disamperin senior dan 'diusilin' oleh mereka gara-gara saya tidak kenal mereka, padahal pernah ada perkenalan senior, namun waktu itu saya tidak hadir. Yang termasuk pengaruh paling parah adalah nilai buruk dan salah kontrak dosen yang hingga saat ini belum clear masalahnya.

Pertengahan kuliah aku mulai mau membaur dengan teman-teman. Mau dijadikan pengurus himpunan yang pada akhirnya kerjaan saya dikerjakan oleh orang lain karena memang saya tidak punya kemampuan yang diharapkan. Mulai ikut aktivitas himpunan, dan mengenal beberapa orang dari jurusan lain. Menemui beberapa pejabat fakultas hingga pejabat kampus, hidup mulai terasa lebih menyenangkan.

Di tahun-tahun terakhir mulai ada beberapa teman yang lulus, sedangkan saya masih harus mengulang beberapa mata kuliah bersama adik kelas. Sebisa mungkin saya membaur dengan mereka, tanpa rasa senioritas. Teman-teman satu angkatan semakin banyak yang lulus, saya pun semakin sedikit teman, tapi karena saya sudah bukan pendiam lagi, saya sering sekedar bermain ke kampus, bertemu beberapa aktivis kampus, atau sekedar berjalan-jalan dengan penuh percaya diri (#atau tak peduli penilaian orang lain?).

UPI, tempat saya banyak belajar, walau pelajaran yang saya ambil bukan pelajaran dari kuliah, tapi dari kehidupan kampus. Ketika ada orang BEM yang sok-sok'an, hingga akhirnya saya antipati ke BEM, dari banyaknya akhwat berjilbab yang cantik-cantik #witwiw, ikhwan dengan baju koko yang menatap sinis ke saya, kadang itu semua membuat saya sedikit ingin bilang "Ih!".  Tapi akhirnya seiring waktu antipati saya ke BEM hilang, keinginan untuk bilan "ih" ke ikhwan akhwat juga hilang.

Dari situlah saya mengambil pelajaran hidup, bahwa hidup penuh dengan warna, penuh dengan keragaman, sifat-sifat manusia tidak bisa kita atur semua, tapi kita bisa mengatur sifat kita sendiri. Yang dulunya antipati sama orang BEM, saya coba hilangkan sugesti itu, dan coba untuk berkomunikasi dengan mereka, mereka menerima dan akhirnya akrab. Rasa 'aneh' ketika dipandang sinis oleh para akhwat cantik bisa hilang karena saya jarang memperhatikan mereka. Rasa 'aneh' ketika dipandang sinis oleh para ikhwan juga hilang karena ketika dipandang seperti itu, saya coba dekati mereka, dan akhirnya menjadi akrab. #kalo sama akhwat kan gak bisa gitu :D

Manusia memang suka hidup berkelompok, ya, tidak terkecuali pada mahasiswa, ada yang hanya ingin bergaul dengan kelompoknya saja, tentu ada keuntungan dan kerugiannya, termasuk menjadi penyendiri, ada keuntungan dan kerugiannya. Sifat penyendiri saya tidak 100% hilang, tapi membekas dan berubah menjadi sifat orang yang selalu merasa bebas. Saya bisa masuk kelompok manapun tanpa dianggap anggota. Tapi tentu saja saya tidak pernah merasakan kesenangan ketika kelompok itu sedang bersenang-senang.

Panggilan "akhi" kadang juga ditujukan pada diri saya. Sebuah panggilan yang saya rasa "Wah" sekaligus "Waduh". "Wah" karena biasanya panggilan itu hanya ditujukan pada aktifis atau orang-orang yang aktif di kegiatan keagamaan, jadi ketika dipanggil seperti itu saya merasa terhormat. "waduh" karena sebenarnya saya bukan orang yang aktif di kegiatan keagamaan, jadi kok rasanya mereka salah orang. Panggilan "Kang" atau "Akang" lebih terdengar bersahabat tanpa menimbulkan "waduh".

Akhirnya. Mahasiswa aktif yang tersisa dari angkatan saya hingga sekarang tinggal sekitar  tujuh orang, mereka sepertinya akan segera lulus juga. Mereka juga mendesak saya untuk lulus sama-sama. Tidak beda dengan ayah saya yang meminta saya untuk cepat lulus, padahal saya lagi betah-betahnya ada di kampus. Saya membayangkan ketika lulus nanti, saya harus pulang ke kampung halaman, meninggalkan kampus tercinta, tanpa ada rencana jelas kapan akan ke sini lagi. Suasana yang kondusif untuk memperbaiki diri, banyak aktifitas keagamaan, banyak training alias pelatihan, yang semua itu tidak akan saya temui di kampung halaman.

Saya masih ingin berada di wilayah kampus, saya terus mencari alasan untuk bisa selalu ada di Bandung, dan saya masih belum ingin lulus. Rasanya tidak mungkin untuk mengutarakan keinginan saya ini kepada orang tua, karena saya masih dibiayai mereka. Pokoknya saya masih ingin ada di sini.

Penutup, saya kutip kata-kata teman saya "Masuk perguruan tinggi negri itu susah, sekarang udah masuk jangan pengen cepet-cepet lulus" #just joke

Pak, Izinkan Saya Kuliah Lebih Lama Lagi

Share:

Post a Comment

Facebook
Blogger

2 komentar:

  1. jangan2 ada yang diincar nih.. wkwkwkwkw.. :D

    BalasHapus
  2. @andy ya iya lah ada yang diincar... saya ngincar kolek sama cendol buat buka puasa.. haha

    BalasHapus

Saran dan kritiknya sangat diharapkan

About Me

Andre Tauladan adalah blog untuk berbagi informasi umum. Terkadang di sini membahas topik agama, politik, sosial, pendidikan, atau teknologi. Selain Andre Tauladan, ada juga blog khusus untuk berbagi seputar kehidupan saya di Jurnalnya Andre, dan blog khusus untuk copas yaitu di Kumpulan Tulisan.

Streaming Radio Ahlussunnah

Today's Story

Dari setiap kejadian di akhir zaman, akan semakin nampak mana orang-orang yang lurus dan mana yang menyimpang. Akan terlihat pula mana orang mu'min dan mana yang munafiq. Mana yang memiliki permusuhan dengan orang kafir dan mana yang berkasihsayang dengan mereka.
© Andre Tauladan All rights reserved | Theme Designed by Seo Blogger Templates