Tampilkan postingan dengan label teladan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label teladan. Tampilkan semua postingan

Minggu, 10 Juni 2018

Tugas


Setiap muslim punya tugas untuk mengajakan orang lain ke arah kebaikan. Tidak harus jadi orang yang sempurna untuk melakukannya. Sebagaimana seorang guru di sekolah, mereka punya tugas untuk mengajar muridnya. Lantas apakah sang guru adalah orang yang sempurna? Tentu saja tidak. Banyak orang yang sudah jadi guru tapi kuliah lagi, mereka ingin menambah ilmu, agar menjadi lebih baik.


Ketika seorang guru memberikan pelajaran, apakah ia menganggap muridnya bodoh? Tentu tidak. ia memberikan pelajaran karena memang tugasnya demikian. Selain itu jika niatnya tulus, tujuan seorang guru mengajar adalah agar muridnya paham materi, ilmunya bertambah, dan menjadi orang yang berguna di suatu hari nanti.


Kita berimajinasi sebentar yuk! Coba bayangkan seorang murid berkata seperti ini kepada gurunya? "ngapain bu guru ngajarin kami? emangnya ibu sudah sempurna?", "ibu nggak usah sok pinter deh, pake ngajarin kami segala?" Kira-kira kalau ada murid berkata demikian itu wajar nggak? lumrah nggak? bagus nggak?

Sekarang coba terapkan dalam bidang dakwah. Jika seseorang mendakwahimu, bukan berarti dia menganggap kamu bodoh, goblok, dsb. Dia hanya menjalankan tugasnya sebagai seorang muslim. Justru dia ingin mengajakmu kepada kebaikan, agar kamu paham mana yang salah dan mana yang benar, agar hidupmu tidak sia-sia, dan agar kamu tidak menyesal di suatu hari nanti.

Persoalannya, seringkali masyarakat kita jika didakwahi banyak yang membantah dengan kalimat "jangan sok suci lo!" atau "ngapain lu nasihatin gue? emangnya lu udah sempurna?". Jika dibalikkan justru yang merasa sok suci adalah orang yang tidak mau diberi nasihat. Begitu juga yang merasa sempurna adalah orang yang merasa tidak perlu nasihat orang lain.

Dakwah adalah tugas setiap orang muslim. Jika kami berdakwah, bukan berarti kami merasa sebagai orang suci atau sempurna.

“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS: Ali Imron 110)

Bandung, 25 Ramadhan 1439 H
Andreansyah Dwiwibowo
Andre Tauladan

Selasa, 07 Juni 2016

Isbal, Ditolak Ahlu Sunnah, Dibela Ahlu Bid'ah

isbal

Hidup sebagai seorang muslim berarti secara langsung harus patuh terhadap segala aturan dalam agama islam, termasuk dalam perkara berpakaian. Tidak peduli anda dari golongan atau ormas apapun. Salah satu perkara yang masih dianggap remeh saat ini adalah isbal. Isbal artinya menjulurkan pakaian melebihi mata kaki. Isbal bagi laki-laki terlarang dalam Islam, hukumnya minimal makruh atau bahkan haram. Terdapat beberapa dalil yang menjelaskan tentang haramnya isbal. Beberapa dalil yang paling sering dibahas adalah dalil-dalil berikut :
“Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَى مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلاَءَ
“Barangsiapa yang melabuhkan pakaiannya karena sombong, maka Allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat.” [Hadits Riwayat Bukhari 5783, Muslim 2085]
Dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi bersabda :
مَا أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ مِنَ الإِزَارِ فَفِى النَّارِ
“Apa saja yang di bawah kedua mata kaki di dalam neraka.” [Hadits Riwayat Bukhari 5797, Ibnu Majah 3573, Ahmad 2/96]
“Waspadalah kalian dari isbal pakaian, karena hal itu termasuk kesombongan, dan Allah tidak menyukai kesombongan” [Hadits Riwayat Abu Dawud 4084, Ahmad 4/65. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah: 770]
Dari beberapa hadits di atas sudah jelas bagi kita bahwa isbal hukumnya minimal makruh bahkan haram. Namun, masih ada di antara kaum muslimin yang terjerumus oleh syubhat para penentang sunnah. Salah satu syubhat yang saat ini melanda kaum muslimin adalah "boleh isbal asal tidak sombong". Sekilas, memang syubhat tersebut memang bisa diterima logika karena pada dalil yang ada terdapat kata "sombong". Tetapi, jika kita berfikir lebih kritis maka syubhat tersebut justru sangat lemah dari sisi logika. Berdasarkan tiga hadits di atas balasan bagi orang yang isbal adalah Allah tidak akan melihatnya di hari kiamat (jika dilakukan dengan sombong), masuk neraka (dilakukan dengan kesombongan maupun tidak), dan tidak akan disukai oleh Allah (jika dilakukan dengan kesombongan). Kesimpulannya adalah, isbal itu tetap dilarang, sedangkan hukuman setiap orang yang melakukan isbal itu berbeda tergantung sombong atau tidaknya.

Di kalangan masyarakat umum saat ini memang sunnah ini masih kurang dikenal sehingga jika ada orang-orang yang mengamalkan sunnah ini dianggap nyeleneh. Walaupun begitu, saya bersyukur masih ada orang-orang yang berusaha melakukannya dan mendakwahkannya. Selain berdakwah di majelis ilmu, buletin, atau media lainnya orang-orang tersebut juga berdakwah dengan mempraktekkannya.

Sayangnya ada pihak tertentu yang menganggap bahwa pengamalan sunnah oleh sebagian kaum muslimin adalah bentuk kesombongan. Di sebuah situs disebutkan bahwa "Zaman Sekarang, celana isbal justru lebih dekat kepada sombong". Memang bisa seseorang memiliki sifat sombong atau pamer dalam ibadahnya, tetapi hal ini bersifat umum, tidak hanya dalam perkaran non-isbal tetapi juga dalam perkara lain. Kita memang tidak bisa menganggap semua orang baik, tetapi tidak bisa juga menganggap semua orang sombong. Salahnya lagi, admin situs tersebut menggunakan gambar syekh saudi sebagai perbandingan padahal syekh saudi bukan patokan sebuah kebenaran. (Saya pribadi masih heran, mengapa masih sering ditemui orang saudi yang isbal).

Jika seseorang menjadi sombong dengan ibadahnya berarti yang harus diperbaiki adalah hatinya, bukan ibadahnya. Jangan sampai karena ingin mengkritik kesombongan pada diri orang lain justru mengakibatkan ibadah tersebut menjadi ditinggalkan, lebih parah lagi jika orang yang mengkritik justru tidak mengamalkan sunnah tersebut. Alasan mereka pun tidak syar'i, yaitu menganggap orang yang tidak isbal sebagai orang yang na'if karena tidak menghargai desainer atau terlihat ganjil.

Pembahasan lengkap bisa dibaca di :
- Sumber 1
- Sumber 2
- Sumber 3
- Sumber 4
- Sumber 5


Andre Tauladan

Minggu, 29 November 2015

Pengaruh Orang Tua Terhadap Anak


Al-Imam Ibnul Qayyim rohimahulloh mengatakan,

“Betapa banyak orang yg mencelakakan anaknya –Belahan hatinya– di dunia dan di akhirat karena tidak memberi perhatian dan tidak memberikan pendidikan adab kepada mereka .

Orangtua justru membantu si anak menuruti semua keinginan syahwatnya . Ia menyangka bahwa dengan berbuat demikian berarti dia telah memuliakan si anak , padahal sejatinya dia telah menghinakannya.

Bahkan dia beranggapan, ia telah memberikan kasih sayang kepada anak dengan berbuat demikian.

Akhirnya, ia pun tidak bisa mengambil manfaat dari keberadaan anaknya . Si anak justru membuat orang tua terluput mendapat bagiannya di dunia dan di akhirat.

Apabila engkau meneliti kerusakan yg terjadi pada anak , akan engkau dapati bahwa keumumannya bersumber dari orangtua.”
(Tuhfatul Maudud hlm. 351)

Beliau rohimahulloh menyatakan pula,

“Mayoritas anak menjadi rusak dengan sebab yg bersumber dari orangtua , dan tidak adanya perhatian mereka terhadap si anak, tidak adanya pendidikan tentang berbagai kewajiban agama dan sunnah-sunnahnya .

Orangtua telah menyia-nyiakan anak selagi mereka masih kecil, sehingga anak tidak bisa memberi manfaat untuk dirinya sendiri dan orang tuanya ketika sudah lanjut usia.

Ketika sebagian orangtua mencela anak karena kedurhakaannya, si anak menjawab ,

‘Wahai Ayah…
engkau dahulu telah durhaka kepadaku saat aku kecil , maka aku sekarang mendurhakaimu ketika engkau telah lanjut usia . Engkau dahulu telah menyia-nyiakanku sebagai anak, maka sekarang aku pun menyia-nyiakanmu ketika engkau telah berusia lanjut’.”
(Tuhfatul Maudud hlm. 337)

(Diambil dari Huququl Aulad ‘alal Aba’ wal Ummahat hlm. 8—9, karya asy-Syaikh Abdulloh bin Abdirrohim al-Bukhory hafizhohulloh)
Andre Tauladan

Senin, 24 Maret 2014

Majalah Al Qolam Edisi 1

Semua orang bisa mengukir sejarah (kalo mau). Menciptakan sejarah bisa saja dilakukan dalam bentuk lukisan, patung, bangunan, bisa juga lewat tulisan. Alhamdulillah, majalah Al Qolam udah terbit. Al Qolam adalah UKM Kepenulisan Islami di UPI. Para anggotanya pada hobi nulis. Nah, kali ini tulisan mereka dituangkan dalam majalah. Kalo anda mau membaca di sini boleh, mau di download juga boleh.
ukm kepenulisan islami al qolam

Tadinya sih majalah ini cuma ada dalam bentuk PDF. Nah, tadi siang saya jalan-jalan di timelinenya kang Emil, walikota Bandung yang cool tea. Di situ ada yang nanya tentang kinerja pemkot, dan kang Emil ngasih link ke issuu.com. Bagus juga nih fiturnya, jadi seperti baca e-paper koran-koran gitu. Dari situ saya jadi kepikiran untuk mengupload majalah ini. Selamat membaca :)


Andre Tauladan

Senin, 13 Januari 2014

Materialistis di kalangan muslim

Assalaamu'alaikum sodara-sodara.
Di zaman sekarang ini (mungkin dari dulu juga) banyak di antara muslim yang menilai orang lain dengan  penilaian yang berdasarkan harta. Mereka nggak menilai kalian berdasarkan karakter kalian, tapi mereka menilai berdasarkan apa yang kamu punya. Kamu punya mobil apa, tinggal dimana, atau penampilan kamu kaya gimana.
materialistis
picture : 123rf.com

Ingat kawan, Allah azza wa jalla menciptakan manusia, manusia nggak milih mau diciptakan seperti apa juga. Sekarang kita lihat fenomena di tengah masyarakat. Ada orang yang tadinya nggak pernah punya temen tapi setelah dia kaya raya tiba-tiba banyak orang yang pengen jadi temennya padahal tadinya nggak kenal sama sekali. Bagaimana pendapat mereka tentang kehidupan manusia? Sampai ada yang harus ngemis-ngemis cuma demi kepingan logam. Dan muslim juga banyak yang seperti itu.

Ada masa ketika seseorang dinilai berdasarkan karakter mereka, sifat mereka, atau perilaku mereka. Tapi sekarang banyak orang menilai orang lain berdasarkan apa yang mereka kenakan. "Wah, kamu pake ouval", "Cie jamnya baru tuh, swiss army", dan sebagainya. Kalo mau menilai orang lain berdasarkan penampilan, berdasarkan apa yang mereka pakai, coba simak kisah berikut :
  • Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam meninggal dunia dengan pakaian yang ada tambalannya. Di bajunya ada 11 tambalan.
  • Abu Bakar (ra), ketika meninggal mengenakan baju dengan 14 tambalan.
  • Umar bin Abdul Aziz, dia orang yang paling berkuasa di muka bumi. Dalam suatu riwayat diceritakan bahwa wilayah kekhalifahannya dari China sampai Spanyol. Rakyatnya dari suku Korku hingga orang-orang di pedalaman Afrika. Ketika meninggal dia mengenakan pakaiannya. Seseorang berkata pada istrinya "ganti pakaiannya!" tapi istrinya diam saja. Orang itu berkata lagi "Dia sudah sekarat, ganti pakaiannya!" istrinya tetap diam. Kemudian untuk ketiga kalinya orang itu berkata lagi dengan nada kesal. Istrinya menjawab "Demi Allah, hanya pakaian ini yang dia punya"
Tapi sejarah mencatatnya. Sejarah mencatat kisah Umar bin Abdul Aziz. Tentang kebaikannya, tentang pelayanannya terhadap masyarakat, dan tentang perannya dalam hal kemanusiaan. Karena hal-hal itulah sejarah mencatatnya.
Wallahu a'lam bishshawab.

Nih, kalo yang lebih ngerti bahasa Inggris tonton aja videonya. Sebuah potongan ceramah dari Zahir Mahmud. Cekidot. Tulisan diatas saya modifikasi biar lebih sesuai sama bahasa kita.
Andre Tauladan

Rabu, 20 Maret 2013

What Drives People to Embrace Islam??


He is a poor Muslim fruit seller and she is an old Buddhist grandma

Pictures such as this are rarely seen today. Those who gain from division in Sri Lanka often ignore these. We ask every Sri Lankan to love and respect each others differences, build a Sri Lankan identity and shows the world that how we should no longer fall for divisional tactics, used by those who gain from keeping us divided.

Habituated to the local conditions in various ways the Muslims contributed extensively with their talents, wealth, and assisted to the development and progress of the country in a peaceful and comfortable manner, integrating with the society & blending with the local environment.

Inspired by the Islamic teaching of Islam and Prophet Muhammad PBUH to respect the elders, today this Gentleman has showed that in his action. It was due to nurturing such traditions that the Sinhala locals developed an immense trust in Muslim moors.

This gentleman conveys two Great message to the Entire muslim Ummah.

1. The real beauty that is evident to anyone is inner beauty. If the inside is beautiful, it beautifies what is outside. How many of us have met people whose inner light shines through? The Prophet Muhammad SAW describes a “seemingly disheveled, dusty, negligible person, but if he would swear to God, He would respond to him,” (Tirmidhi). These are the people of true beauty to Allah (swt) because of the beauty in their hearts. They are a people who love to spend time with Allah, and if they are with people, they are in their service. let us beautify ourselves inwardly by adorning ourselves with God- consciousness and good manners.

2. Imam Ahmad, Al-Hakim and Al-Tabarani reported that ‘Ubada bin Al-Samit stated that the Messenger of Allah (PBUH) said: ‘Whoever does not respect our elders is not one of us.’ Another version reported: ‘Whoever does not respect our elders, is not compassionate to our youth, and does not give our scholars due honour, he is not one of us.’

An interesting story in this regard happened among three Muslim scholars. TheY were Ahmad bin Omar bin Suriah, Mohammad bin Dawood Al-Zaheri , and Linguist Naftawih. They were walking along together when they came to a very narrow passageway, and each wanted the other to go ahead. Ibn Suraih said, ‘A narrow street brings ill manners.’ Ibn Dawood responded, ‘Though it points out status.’ Naftawih said, ‘When friendship prevails, formalities disappear.’ The story does not tell who went ahead of the others, but it is likely that it was Ahmad bin Suriah since he was a judge and a prominent Imam at the time and ranked above his two companions. He may have said ‘A narrow street rings ill manners’ apologizing out of politeness for going ahead.

He could not have said it if any of the two moved ahead since that would have been impolite. There is a possibility that Naftawih went ahead since his words could be an apology for doing that since he is the least ranked. It is just wonderful to see such perfect behaviour and nice apologies.

Do not walk in front of elders unless you have to show the way.
Andre Tauladan Mohammed Jehan Khan

Senin, 18 Maret 2013

Rezeki Pasti Ada

Alright guys. Firstly, I greet you with islamic greetings. Assalaamu'alaykum Wa Rahmatullahi Ta'ala Wa Barakatuhu.
gambar keimanan
gambar : http://thebeautyofpureislam.blogspot.com


Sori ya gan, ane pake basa inggris dikit kagak nape-nape ya. Oke, judul yang ane pake kali ini mungkin rada ambigu. Rezeki pasti ada, kalimat ini bisa jadi sebab timbulnya dua reaksi. Pertama, bikin orang jadi males. Kedua, bikin orang jadi rajin. Buat sebagian orang, kalimat "rezeki pasti ada" bakalan bikin orang itu males, soalnye walaupun dia diem leha-leha doang dia mikirnya rezeki pasti ada. Buat sebagian lagi kalimat ini bisa bikin rajin. Orang yang suka kerja keras walopun dia kagak pernah dapet duit banyak malah tenaganye ampe abis, die tetep berusaha ahahaha.

Tapi postingan kali ini bukan tentang itu. Ini tentang sebuah kisah yang datangnya dari Aisyah ra. Kisah tentang betapa pentingnya kekuatan iman. Bahkan besarnya iman itu menunjukkan apakah orang itu benar-benar mukmin apa bukan. Saya pasangkan di sini videonya. Sebuah video yang mengilustrasikan tentang betapa besarnya keyakinan yang dimiliki oleh Aisyah ra kepada Allah swt. Saya akan mencoba menjelaskan kisahnya dengan bahasa sehari hari.

Jadi dulu tuh ada seorang pengemis datang ke rumah Aisyah ra. Terus Aisyah ra. nyuruh budaknya, namanya Barira ra. buat ngebukain pintu. Pengemis itu bilang "wahai keluarga rasulullah, beri saya sesuatu". Barira ngejawab "kami nggak punya apa-apa". Nah jawaban itu kedengeran ama Aisyah ra. trus nanya ke Barira "ada siapa itu?". "ini pengemis" kata Barira. "Kita cuma punya segenggam jelai (kaya beras gitu), itu juga buat buka puasa kamu nanti, sekarang udah ashar" lanjutnya. Aisyah ra. bilang "kasihin aja, Allah akan menyediakan (makanan untuk buka puasa)". Dibilang gitu terus Barira ngasiin jelai itu ke pengemis.

Waktu terus berjalan sampe tiba waktu magrib, makanan udah ga ada. Aisyah ra. waktu itu cuma buka puasa dengan minum aer aja, terus dia sholat maghrib. Barira mah waktu itu cuma duduk aja di sana, malah ngomong gini "Allah akan menyediakan" dengan nada rada ngejek. Pas dia bilang gitu, tiba-tiba ada yang ngetok pintu. Pas dibuka ada orang di luar, orang itu ngasih satu ekor kambing buat hadiah. Nah, pas Aisyah ra udah beres shalat, dia nanyain ke Barira, "siapa itu?". Barira ngejawab "ini orang yang tinggal di sekitar sini, tapi dulu mah dia nggak pernah ngasih apa-apa ke kita. Tapi hari ini dia ngebeliin kita satu ekor kambing". Aisyah ra ngejawab "Barira, bukankah satu ekor kambing lebih baik daripada gandum (yang tadi dikasiin)?" kemudian ia mengatakan sesuatu yang sangat 'makjleb' yaitu tentang iman. Dia bilang "Saya bersumpah demi Allah, tidak ada satu pun di antara kalian yang bisa menjadi seorang mu'min sejati, hingga rasa percaya kalian kepada Allah lebih besar dari pada apa yang kalian miliki di tangan kalian."

Begitulah kira-kira yang bisa saya terjemahkan dari video ini. Jika sahabat sekalian lebih pandai dalam bahasa Inggris, silakan saksikan video di bawah ini. Jika ada sahabat yang ingin mendownload video ini, silakan request via komen.




Andre Tauladan

Sabtu, 16 Maret 2013

JANGAN MENGHINA

Jangan mengolok-olok atau semacamnya

menghina orang lain
http://www.voidspace.org.uk

Ayat berikut secara jelas memberitahukan kepada orang-orang beriman agar jangan saling mengolok-olok.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) bisa jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) bisa jadi wanita-wanita (yang diperolok-olok) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. al-Hujuraat: 11)

Allah menyuruh manusia menahan diri dari mengolok-olok. Mengolok-olok dapat berupa menertawai kemalangan orang lain, tersenyum sinis, menyindir, atau memandang rendah. Sikap-sikap seperti itu merupakan budaya orang-orang jahil dan tidak sesuai dengan orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Al-Qur`an memperingatkan kita bahwa orang yang memperturutkan sikap yang demikian akan menderita karena api neraka akan merambat sampai membakar hati mereka.

“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya, dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (Yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati. Sesungguhnya, api itu ditutup rapat atas mereka, (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.” (QS. al-Humazah: 1-9)

Tidaklah mungkin bagi orang-orang beriman berperilaku sinis setelah mengetahui kehendak Allah ini. Karena itu, tidak ada orang beriman yang dengan sengaja bersikap seperti itu. Akan tetapi, jikalau ada orang beriman yang tergelincir pada sikap demikian, hal itu disebabkan karena ketidaksadarannya berlaku salah dan menganggapnya sebagai lelucon. Akan tetapi, begitu ia menyadari kesalahannya, ia harus segera berhenti dan bertobat.

LIKE/SHARE agar kebaikan terus menyebar
Andre Tauladan | MENATA AKHLAQ Menuju Ridha dan Cinta-NYA

Jumat, 15 Maret 2013

( HIKMAH ) KEWAJIBAN BERILBAB DAN BERBAGAI ALASAN MEREMEHKANNYA -

aturan berjilbab

Banyak syubhat di lontarkan kepada kaum muslimah yang ingin berjilbab. Syubhat yang ‘ngetrend’ dan biasa kita dengar adalah ”Buat apa berjilbab kalau hati kita belum siap, belum bersih, masih suka ‘ngerumpi’ berbuat maksiat dan dosa-dosa lainnya, percuma dong pake jilbab! Yang penting kan hati! lalu tercenunglah saudari kita ini membenarkan pendapat kawannya. Syubhat lainnya lagi adalah ”Liat tuh kan ada hadits yang berbunyi: Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk(rupa) kalian tapi Allah melihat pada hati kalian..!. Jadi yang wajib adalah hati, menghijabi hati kalau hati kita baik maka baik pula keislaman kita walau kita tidak berkerudung!. Benarkah demikian ya ukhti,, ??

Saudariku muslimah semoga Allah merahmatimu, siapapun yang berfikiran dan berpendapat demikian maka wajiblah baginya untuk bertaubat kepada Allah Ta’ala memohon ampun atas kejahilannya dalam memahami syariat yang mulia ini. Jika agama hanya berlandaskan pada akal dan perasaan maka rusaklah agama ini. Bila agama hanya didasarkan kepada orang-orang yang hatinya baik dan suci, maka tengoklah disekitar kita ada orang-orang yang beragama Nasrani, Hindu atau Budha dan orang kafir lainnya liatlah dengan seksama ada diantara mereka yang sangat baik hatinya, lemah lembut, dermawan, bijaksana.

Apakah anda setuju untuk mengatakan mereka adalah muslim? Tentu akal anda akan mengatakan “tentu tidak! karena mereka tidak mengucapkan syahadatain, mereka tidak memeluk islam, perbuatan mereka menunjukkan mereka bukan orang islam. Tentu anda akan sependapat dengan saya bahwa kita menghukumi seseorang berdasarkan perbuatan yang nampak(zahir) dalam diri orang itu.

Lalu bagaimana pendapatmu ketika anda melihat seorang wanita di jalan berjalan tanpa jilbab, apakah anda bisa menebak wanita itu muslimah ataukah tidak?

Sulit untuk menduga jawabannya karena secara lahir (dzahir) ia sama dengan wanita non muslimah lainnya.Ada kaidah ushul fiqih yang mengatakan “alhukmu ala dzawahir amma al bawathin fahukmuhu “ala llah’ artinya hukum itu dilandaskan atas sesuatu yang nampak adapun yang batin hukumnya adalah terserah Allah.

Rasanya tidak ada yang bisa menyangsikan kesucian hati ummahatul mukminin (istri-istri Rasulullah shalallahu alaihi wassalam) begitupula istri-istri sahabat nabi yang mulia (shahabiyaat). Mereka adalah wanita yang paling baik hatinya, paling bersih, paling suci dan mulia. Tapi mengapa ketika ayat hijab turun agar mereka berjilbab dengan sempurna (lihat QS: 24 ayat 31 dan QS: 33 ayat 59) tak ada satupun riwayat termaktub mereka menolak perintah Allah Ta’ala. Justru yang kita dapati mereka merobek tirai mereka lalu mereka jadikan kerudung sebagai bukti ketaatan mereka. Apa yang ingin anda katakan? Sedangkan mengenai hadits diatas, banyak diantara saudara kita yang tidak mengetahui bahwa hadits diatas ada sambungannya.

Lengkapnya adalah sebagai berikut:
“Dari Abu Hurairah, Abdurrahman bin Sakhr radhiyallahu anhu dia berkata, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk tubuh-tubuh kalian dan tidak juga kepada bentuk rupa-rupa kalian, tetapi Dia melihat hati-hati kalian “(HR. Muslim 2564/33).

Hadits diatas ada sambungannya yaitu pada nomor hadits 34 sebagai berikut: “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk rupa kalian dan juga harta kalian, tetapi Dia melihat hati dan perbuatan kalian. (HR.Muslim 2564/34).

Semua adalah seiring dan sejalan, hati dan amal. Apabila hanya hati yang diutamakan niscaya akan hilanglah sebagian syariat yang mulia ini. Tentu kaum muslimin tidak perlu bersusah payah menunaikan shalat 5 waktu, berpuasa dibulan Ramadhan, membayar dzakat dan sedekah atau bersusah payah menghabiskan harta dan tenaga untuk menunaikan ibadah haji ketanah suci Mekah atau amal ibadah lainnya. Tentu para sahabat tidak akan berlomba-lomba dalam beramal (beribadah) cukup mengandalkan hati saja, toh mereka adalah sebaik-baik manusia diatas muka bumi ini. Akan tetapi justru sebaliknya mereka adalah orang yang sangat giat beramal tengoklah satu kisah indah diantara kisah-kisah indah lainnya.

Urwah bin Zubair Radhiyallahu anhu misalnya, Ayahnya adalah Zubair bin Awwam, Ibunya adalah Asma binti Abu Bakar, Kakeknya Urwah adalah Abu Bakar Ash-Shidik, bibinya adalah Aisyah Radhiyallahu anha istri Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam.

Urwah lahir dari nasab dan keturunan yang mulia jangan ditanya tentang hatinya, ia adalah orang yang paling lembut hatinya toh masih bersusah payah giat beramal, bersedekah dan ketika shalat ia bagaikan sebatang pohon yang tegak tidak bergeming karena lamanya ia berdiri ketika shalat. Aduhai,..betapa lalainya kita ini,..banyak memanjangkan angan-angan dan harapan padahal hati kita tentu sangat jauh suci dan mulianya dibandingkan dengan generasi pendahulu kita.
Andre TauladanFB Yusuf Mansur

Senin, 21 Januari 2013

Bismillah

Ini bukan posting share ilmu, bukan posting share tips trik, bukan share apa-apa, cuma ngajak, mari awali hari ini dengan bismillah.

Andre Tauladan

Jumat, 14 Desember 2012

BEWARE OF SUSPICIONS!!!

BEWARE OF SUSPICIONS!!!

ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI TA’ALA WABARAKATUH.
DEAR RESPECTED BROTHERS AND SISTERS IN ISLAM.
AGAIN I AM REMINDING MYSELF FIRST BEFORE OTHERS SOLELY FOR THE SAKE OF ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA,

Now don’t you know that the companions (may ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala be pleased with them) had lofty aims for this world and the next and would therefore clear their hearts from such ill-feelings towards
their brothers and sisters?.

Abu Hurairah (may ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala be pleased with him) said that Prophet Muhammad (Sallallahu Alaihi Wasallam) said: "Beware of suspicion, for suspicion is the greatest falsehood. Do not try to find fault with one another, do not spy on one another, do not vie with one another, do not envy one another, do not be angry with one another, do not turn away from one another, and be servants of Allah, brothers to one another, as you have been enjoined…” (Bukhari and Muslim)

These were the simple instructions that produced the greatest generation ever to set foot on this planet. It was a generation of fallible humans with wide-ranging characters and personalities, strengths and weaknesses, likes and dislikes. They differed with one another even falling into disputes and argumentation, yet remained brothers one to another raised upon these principles laid out by the Messenger of Allah Prophet Muhammad (Sallallahu Alaihi Wasallam)

Even with the existence of hypocrites amongst their ranks, these principles where established to produce a united, victorious body in the face of formidable enemies. For these evils such as suspicion, fault-finding, envy, abandonment etc are evils that destroy a community with harms greater than any enemy could inflict.

Especially through these testing times, with such intense focus and pressure on our communities and individuals, combined with the modern-day need to ‘look after number one’, these prophetic orders are vital for our survival. We are ordered to be one united body, not falling into suspicion, spying, envy, desertion and other such actions that sow the seeds of enmity and hatred within our ranks.

The companions (may ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala be pleased with them) had lofty aims for this world and the next and would therefore clear their hearts from such ill-feelings towards their brothers and sisters. It was for this very reason that the Ansari (May ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala be pleased with him) was given glad tidings of being from the people of Paradise for the quality of going to sleep each night with no place in his heart for ill-intentions or envy.

Let us live up to these noble manners and enjoy the bliss of the People of Paradise to whom it will be said: “ (They shall be told to) enter it in peace and security! We will rid their hearts of the residual rancor and resentment. Seated on couches and facing each other, they will live there like brothers! “~(Noble Qur’an Surah Al-Hijr(15) Verse 46-47)

Transliteration:
[Noble Qur’an 15:46-47] Odkhulooha bisalamin amineena. WanazaAAna ma fee sudoorihim min ghillin ikhwanan AAala sururin mutaqabileena

Arabic (from right to left):
15:46 ادخلوها بسلام امنين
15:47 ونزعنا مافي صدورهم من غل اخوانا على سرر متقابلين

SUBHANALLAH!!! ALHAMDULILLAH!!! WALA ILAHA ILLALLAHU ALLAHUAKBAR!!!
Andre Tauladan| Reflect Reflect On This

Kamis, 29 November 2012

Ketika Kau Gelisah

jangan galau
Gambar : http://nunusangpemimpi.blogspot.com

Assalaamu'alkum warahmatullaahi wabarakaatuh...
BISMILLAAHIRAHMAANIRAHIIM
When you nervous ...
Touch your heart with chanting the verses of love in the Holy Book of Qur'an.

• When you're weak.
Auto summary back the meanings of togetherness with your brethren to corroborate.

• When you're tired and starting to despair ...
Then the Almighty God will smile to you ...
REST ASSURED there is no yg halal efforts in vain ...

• When the sweat and the work was not appreciated ...
Then remember that time we are learning about SINCERITY ...

• When our hard efforts judged hopeless by others ...
Then the time we are to interpret the SINCERITY ...

• When the heart is injured in the charges because the things we never do. ..
It is now that we're learning about FORGIVING ...

• When tired whack & disappointed hit ...
It is now that we're learning to interpret the meaning of the SERIOUSNESS ...

• When deserted his own ambush and rounded in the crowd ...
It is now that we're giving the meaning of TOUGHNESS ...

• When we have to pay the actual cost of our undisputed responsibility ...
It is now that we're learning about HUMILITY.

• With the difficulty there is relief. With the difficulty there is relief.
Never hurt and hurting others.
Allâh is meliihat and heard the moans of your heart: PRAY ...

• Keep the spirit, patience, smile ...
And continue to learn ... Because you are being studied at the University of life ...

• She menaruhmu in what is now, not because it happens to be ...
There are the most beautiful in every meaning of the plan ... Cheer Up!

Ketika dirimu gelisah...
Sentuhlah hatimu dengan lantunan ayat-ayat cinta dalam kitab suci Al-Qur'an.

• Ketika kau lemah...
Rangkum kembali makna-makna kebersamaan bersama saudara-saudaramu agar saling menguatkan.

• Ketika kau lelah dan mulai putus asa...
Maka Allah swt akan tersenyum padamu...
YAKINLAH tiada usaha halal yg sia-sia...

• Ketika peluh dan kerja tak dihargai...
Maka ingatlah saat itu kita sedang belajar tentang KETULUSAN...

• Ketika usaha keras kita dinilai sia-sia oleh orang lain...
Maka saat itu kita sedang memaknai KEIKHLASAN...

• Ketika hati terluka dalam karena tuduhan atas hal yang tak pernah kita lakukan...
Maka saat itu kita sedang belajar tentang MEMAAFKAN...

• Ketika lelah mendera & kecewa menerpa...
Maka saat itu kita sedang belajar memaknai tentang arti KESUNGGUHAN...

• Ketika sepi menyergap dan sendiri membulat dalam keramaian...
Maka saat itu kita sedang memberi makna tentang KETANGGUHAN...

• Ketika kita harus membayar biaya yang sebenarnya tak perlu kita tanggung...
Maka saat itu kita sedang belajar tentang KERENDAHAN HATI..

• Bersama kesulitan ada kemudahan... Bersama Kesulitan ada kemudahan...
Jangan pernah merugikan dan menyakiti orang lain...
Allah maha meliihat dan mendengar rintihan hatimu: BERDOALAH...

• Tetap semangat, sabar, tersenyum...
Dan Terus belajar... Karena kamu sedang menimba ilmu di Universitas KEHIDUPAN...

• Dia menaruhmu di tempat yang sekarang, bukan karena kebetulan...
Ada maksud yang TERINDAH di setiap rencanaNya... Bergembiralah!
Andre Tauladan | Juraida Ningsih Herve

Kamis, 06 September 2012

Makna Kegagalan Dalam Hidup

Oleh : Gus Ulil
Pentingkah arti kegagalan dalam hidup? Jika ya jawaban anda. Seberapa pentingkah arti kegagalan menurut anda? Lalu apa hubungannya dengan kesuksesan? Mari kita telusuri bersama.
gagal sukses tertunda

Sejatinya kegagalan dan kesuksesan itu ibarat dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Yang satu melengkapi yang lain. Tidak ada kesuksesan tanpa ada kegagalan. Gagal itu penting. Bahkan teramat penting. Mengapa? Karena kita tidak akan pernah memahami arti penting sebuah kesuksesan tanpa adanya proses kegagalan terlebih dahulu.
Jika anda tidak pernah gagal dalam hidup. Berarti anda tidak pernah mengambil tindakan apapun untuk sukses. Bahkan inilah yang disebut kegagalan sejati. Namun pertanyaannya, adakah orang yang tidak pernah gagal dalam hidup?

Orang – orang besar dan sukses di dunia ini telah memberikan contoh dan teladan bagaimana kegagalan, kekalahan dan kesulitan yang datang silih berganti merupakan cambuk dalam proses pengembangan diri menuju puncak kesuksesan. Bahkan “sukses itu 98 % dibentuk oleh kegagalan dan kesalahan.” Demikian nasehat Soichiro Honda.
Orang sukses tidak pernah ciut dan surut langkah hanya karena kegagalan yang mereka hadapi dalam hidup. Karena mereka sadar bahwa kesuksesan itu tidak akan indah dan bernilai tanpa adanya kegagalan. Oleh karena itu kalau mau sukses, anda harus mau gagal! Karena jika tidak, anda tidak berhak dan tidak pantas untuk sukses. Tidak percaya? Simak fakta – fakta berikut.
Sejarah mencatat bagaimana Thomas A. Edison, sang penemu bola lampu pijar harus gagal dulu 10.000 kali sebelum berhasil menciptakan penemuan – penemuan dan karya yang luar biasa. Kalau seandainya Edison berhenti dan menyerah di langkah yang ke-9999, kita tentu tidak akan pernah mengenal yang namanya listrik dan bola lampu.
Colonel Sanders, pendiri Kentucky Fried Chicken ditolak 1009 kali ketika mencoba menawarkan gagasan menjual ayam goreng dengan resep khususnya. Werner von Braun telah melalukan penelitian dan percobaan menerbangkan roket sebanyak 65.121 kali dan semuanya gagal. Charles Dicken mengirimkan ratusan artikel yang tak pernah dimuat media massa. Hal yang sama terjadi dengan Walt Disney yang jatuh bangun 302 kali.
Apakah mereka menyerah? No way. Sanders justru mencatat rekor dengan keberhasilan yang sangat gemilang. Werner dicatat sebagai penemu roket. Charles Dicken menjadi penulis terkemuka di dunia. Bahkan Walt Disney sendiri hingga kini menjadi industri hiburan dan proyek raksasa kebanggaan Amerika.
Jadi, siapa bilang kegagalan itu berarti kiamat? Kegagalan itu justru penting agar kita selamat. Kegagalan bukanlah akhir dari segala – galanya tetapi merupakan awal menuju kesuksesan besar di masa depan!
Yakinilah… “Nothing Last Forever” demikian Sidney Sheldon memberi judul salah satu novel terbaiknya. Tidak ada yang abadi, kegagalan pun tidak. Karena itu maju terus pantang mundur. Never give up, Never give in. Anggaplah kegagalan itu sebagai teman sekaligus guru yang mengajarkan kita arti penting sebuah kesuksesan.
Andre Tauladan

Minggu, 05 Agustus 2012

Blind Imam, Subhanallah

Subhan'Allah, do you know what this is picture of? It is a man leading prayer reading a Quran based off of braille for those that are blind! Indeed, some people may not be able to see with their eyes (like this man), but how many of us are blind when it comes to our hearts! This is truly a man who can see, ma'sha'Allah!

[And for those who are quick to complain, let us respect the fact that there is a legitimate and acceptable difference of opinion when it comes to reading out of the Quran when it comes to non-obligatory prayers (like the Taraweeh) and remember, "Let him who believes in Allah and the Last Day speak good, or keep silent."]

Allahu Akbar!


Andre Tauladan |  ♥ I Need Allah In My Life ♥

 

Kamis, 02 Agustus 2012

Niat si gadis kecil

Assalaamu'alaikum.
Nggak banyak yang bisa saya jelaskan tentang gambar di bawah ini. Rasanya keterangan yang ada di gambar ini sudah cukup untuk bisa menjelaskan apa, siapa, dan sedang apa mereka. Seorang gadis kecil yang sudah meniatkan untuk membayar zakat dari tabungannya sejak masih kelas 1 SD. Benar-benar inspiring.

Tentang kebenaran gambar ini, wallahu 'alam.
Andre Tauladan | Key to the Treasures of Jannah

Sabtu, 07 Juli 2012

Belajar Dari Para Imam Besar

Al-Syafi’I (w. 240 H), pendiri mazhab Syafi’iyyah memiliki sebuah semboyan: “Pendapatku benar tetapi mungkin salah, sedangkan pendapat orang lain salah tetapi mungkin benar” (ra’yi sawabun yahtamilu al-khata’a wa ra’yu ghayri khata’un yahtamilu al-sawaba)

Dengan prinsip tersebut, Al-Syafi’i atau Imam Syafi’i di satu sisi berusaha terhindar dari dogmatisme dan absolutisme yang mengganggap bahwa dirinya sendiri adalah yang benar sedangkan orang lain pasti salah. Di sisi lain, Al-Syafi’i berusaha menyingkir dari jebakan-jebakan relativisme yang membenarkan semua pendapat tergantung persepektif masing-masing.

Dalam tradisi Islam, tidak sedikit ahli usul fikih (usuliyyin) yang terjebak dalam relativisme. Mereka popular disebut sebagai musawwibah, yakni sebuah kelompok yang membenarkan semua pendapat pakar hukum Islam (mujtahidin). Konsep toleransi yang modern ala Al-Syafi’i member inspirasi kepada kita bahwa “penyesatan” terhadap orang yang berbeda pendapat adalah tindakan yang tidak etis.

Malik bin Anas (w. 179 H), pendiri mazhab Malikiyyah, termasuk ulama yang mengusung semangat toleransi. Baginya, kebebasan berpendapat dan perbedaan harus dihargai dan tidak boleh diberangus dengan upaya unifikasi melalui kebijakan penguasa. Pembelaannya terhadap kebebasan berpendapat tampak dalam kasus ketika Harun al-Rasyid (w. 193 H) berinisiatif menggantung Al-Muwatta karya Malik di atas Ka’bah dan memerintahkan semua orang agar mengikuti kitab tersebut. Namun, Malik menolak keinginan itu dengan berkata, “Wahai pemimpin kaum mukminin, janganlah Anda gantung kitab itu di atas Ka’bah, sebab para sahabat Nabi telah berbeda pendapat”. Jawaban tersebut menunjukkan sikap toleran Malik terhadap keragaman pendapat dan sikap empatinya terhadap perbedaan.

Toleransi sangat lekat dengan kerendahan hati, kemurahan hati, keramahan, dan kesopanan dalam menghargai orang lain, sedangkan intoleransi merupakan bentuk keangkuhan yang menghancurkan apa saja yang tidak dipahami dan yang berbeda. Ulama yang toleran tidak takut untuk mengakui kebodohan atau ketidakpastian pendapatnya sendiri.

Malik bin Anas adalah salah satu ulama yang sangat menekankan pentingnya kritik diri untuk mengantisipasi munculnya dogmatism di kalangan umat Islam. Beliau berkata, “Aku hanyalah manusia biasa yang bisa benar dan bisa salah. Maka telitilah pendapatku. Jika sesuai dengan al Qur’an dan Sunnah maka ambillah. Jika tidak sesuai maka tinggalkanlah.”

Toleransi mengharuskan kita sudi melihat pendapat orang lain sebagai hal yang layak dihormati. Sementara tangga-tangga yang menuntun kita mencapai sikap toleran adalah keluasan wawasan dan pendidikan yang inklusif. Al-Syafi’i dalam dialog dengan muridnya yang bernama Ibrahim al_muzani (w. 264), dia berkata: “Wahai Ibrahim janganlah engkau mengikuti semua ucapanku, tetapi telitilah dan berfikirlah untuk dirimu sendiri”. Pendidikan inklusif Imam Syafi’i tidak bertujuan mendoktrin murid tetapi justru memberikan kesempatan kepada murid untuk berfikir kreatif dan independen. Pendidikan inklusif tidak mengekang seorang murid harus sama dengan pendapat gurunya yang berbeda.

Imam Al-Ghazali (1058-111 M / 450 – 505 H) dalam karyanya Ihya’ ‘Ulum al-Din, mengulas pentingnya kontrol emosi dalam menghargai perbedaan. Kontrol emosi dapat dilakukan dalam enam langkah: Pertama, merenungi keutamaan memaafkan dan menahan amarah sebagaimana firman Alloh dalam QS. Ali Imran (3): 133-134; kedua, takut pada siksa Alloh terhadap pemarah; ketiga, menghindari ekses negatif dari permusuhan; keempat, membayangkan raut wajah yang amat jelek seperti anjing dan binatang buas saat marah-marah; kelima, berfikir ulang tentang penyebab kemarahan; dan keenam, menyadari bahwa kemarahan keluar dari kesombongan karena pemarah merasa seakan-akan perilakunya sesuai dengan maksud Alloh.

Jangankan dalam dakwah, dalam perang pun tidak boleh emosional. Masih ingatkah cerita Ali bin Abi Thalib saat perang? Suatu ketika dalam perang tanding, Sayyidina Ali bisa menjatuhkan musuhnya, hingga terlentang dan siap terbunuh. Pada saat itu musuh Sayyidina Ali meludahi beliau hingga kena mukanya. Merah padamlah wajah Sayyidina Ali karena kemarahan.

Tapi, apa yang dilakukan oleh Sayyidina Ali? Beliau justru meninggalkan musuhnya yang sudah tidak berdaya itu. Ketika ditanya oleh seorang sahabat, kenapa musuh itu malah ditinggalkan? Sayyidina Ali menjawab: “Saya sedang sangat marah karena diludahi. Maka kalau saya membunuh dia, itu bukan karena Alloh. Tapi karena kemarahan saya”.

Fanatisme dan taqlid buta sangat bertentangan dengan semangat inklusif dan toleran yang ditunjukkan oleh Imam Al-Syafi’i, Imam Malik, dan Imam Ahmad Ibn Hanbal. Al-Syafi’i dengan rendah hati rela tidak berdoa qunut pada saat sholat subuh di dekat makam Abu Hanifah dengan alasan menghormati Abu Hanifah yang tidak menganjurkan doa qunut. Malik bin Anas secara inklusif berkata, “Aku adalah manusia biasa yang bisa salah dan benar, maka telitilah pendapatku. Jika sesuai dengan al Qur’an dan Sunnah maka ambillah. Jika tidak sesuai maka tinggalkanlah”. Ahmad bin Hanbal berkata, “Janganlah kalian bertaklid kepadaku, Malik, Al-Syafi’i, dan Al-Tsauri. Tetapi belajarlah kalian seperti kami”. Pernyataan-pernyataan ini menunjukkan bahwa para Imam tidak rela apabila pendapat-pendapat mereka ditelan mentah-mentah oleh para pengikut fanatik mazhab.

Wallohu a'lam...

Selasa, 03 Juli 2012

Shadaqah Menghindarkan dari Kematian Buruk

gambar tulisan shadaqah

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulullah -Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Shadaqah memiliki manfaat yang besar. Di samping sebagai sarana utama masuk surga, shadaqah juga memiliki manfaat yang bisa di rasakan di dunia. Salah satunya menghindarkan pelakunya dari musibah, mara bahaya, bencana dan kematian buruk. Hal ini seperti sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,

اَلْمَعْرُوْفُ إِلَى النَّاسِ يَقِي صَاحِبَهَا مَصَارِعَ السُّوْءِ وَ الآفَاتِ وَ الْهَلَكَاتِ وَ أُهْلُ الْمَعْرُوْفِ فِي الدُّنْيَا هُمْ أَهْلُ الْمَعْرُوْفِ فِي الآخِرَةِ

"Berbuat baik kepada manusia menghindarkan pelakunya dari kematian buruk, musibah, dan kehancuran. Dan ahli kebaikan di dunia akan menjadi ahli kebaikan di akhirat." (HR. Al-Hakim dan dishahihkan oleh Al-Albani)

Dalam riwayat al-Tirmidzi dan lainnya, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda;

إِنَّ الصَّدَقَةَ لَتُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ وَتَدْفَعُ عَنْ مَيْتَةَ السُّوْءِ

"Sesungguhnya shadaqah benar-benar memadamkan kemurkaan Allah dan menghindarkan dari kematian buruk." (Hasan li Ghairihi)

Benar, shadaqah yang tulus ikhlas karena Allah menjadi sebab datangnya ridha Allah kepada hamba. Di mana ridha itu lawan dari ghadhab (marah/murka). Maka shadaqah memadamkan kemarahan Allah sebagaimana air memadamkan api.

Adapun maksud Maitatas Su' atau Mashari's Su' adalah mati di atas kemaksiatan. Sebagian ulama lain menyebutkan, maksudnya adalah kematian yang Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam berlindung daripadanya, seperti: pikun, jatuh dari ketinggian, tenggelam, korban kebakaran, dan dikuasai syetan saat sakaratul maut, kabur dari medan jihad fi sabilillah.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَرَمِ وَالتَّرَدِّي وَالْهَدْمِ وَالْغَمِّ وَالْحَرِيقِ وَالْغَرَقِ وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ يَتَخَبَّطَنِي الشَّيْطَانُ عِنْدَ الْمَوْتِ وَأَنْ أُقْتَلَ فِي سَبِيلِكَ مُدْبِرًا وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أَمُوتَ لَدِيغًا

“Ya Allah, sunguh aku berlindung kepada-Mu dari pikun, terjatuh dari ketinggian, keruntuhan bangunan, kedukaan, kebakaran, dan tenggelam. Aku berlindung kepada-Mu dari penyesatan setan saat kematian, terbunuh dalam kondisi murtad dan aku berlindung kepada-Mu dari mati karena tersengat binatang berbisa.” (HR. Al-Nasai dan Abu Dawud. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Al-Jami’: no. 1282)

. . . kematian yang buruk termasuk bagian hukuman dari Allah dan kemurkaan-Nya. . .

. . . maka shadaqah yang berasal dari harta yang halal dan ikhlas untuk Allah dengan tetap menjalankan kewajiban-kewajiban agama dan meninggalkan larangan-larngannya bisa menghindarkan seseorang dari kematian yang buruk. . .

Sebagian yang lain mengatakan, kematian yang datang tiba-tiba. Ada pula yang berpendapat, mati yang menghebohkan seperti disalib dan semisalnya. Namun ada satu kesimpulan dari kematian ini, yaitu kematian dengan kemurkaan Allah Ta'ala. Karena kematian yang buruk termasuk bagian hukuman dari Allah dan kemurkaan-Nya. Dari sini, maka shadaqah yang berasal dari harta yang halal dan ikhlas untuk Allah dengan tetap menjalankan kewajiban-kewajiban agama dan meninggalkan larangan-larngannya bisa menghindarkan seseorang dari kematian yang buruk. Sehingga dengan taufiq dan pertolongan Allah Ta'ala ia mengerjakan ketaatan dan menempuh jalan kebaikan sampai ajal datang. Shadaqah menghindarkan musibah karena ia menghapuskan dosa yang menjadi sebab datangnya murka dan siksa Allah Subhanahu wa Ta'ala. Wallahu Ta'ala A'lam.
Lagi nggak kreatif, jadi copas aja, sekedar share. [PurWD/voa-islam.com]

Senin, 02 Juli 2012

Masih Beralasan Untuk Meninggalkan Shalat?

tidak ada alasan meninggalkan shalat
Orang ini masih menyempatkan untuk shalat, dengan tabung oksigen di sampingnya. Sebuah usaha yang luar biasa, untuk melaksanakan kewajiban. Jadi, masihkah anda beralasan untuk meninggalkan shalat? Allah tidak pernah memberatkan hamba-Nya, bahkan dia memberikan kemudahan. Shalat lima waktu adalah kewajiban. Jika anda beralasan sakit untuk meninggalkan shalat, pertimbangkan lagi, separah apa sakit anda?  Jika anda beralasan sibuk untuk meninggalkan shalat, pertimbangkan lagi, sesibuk apakah urusan anda? sedarurat apakah urusan anda jika dibandingkan dengan para mujahidin atau pengungsi di wilayah perang? Pertimbangkan kembali jika anda ingin meninggalkan shalat. Karena hati nurani tidak pernah bohong, namun biasanya dikalahkan oleh nafsu (egoisme).

Sabtu, 30 Juni 2012

Biar Gambar Yang Berbicara

Assalaamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu.
Kembali dalam posting kali ini saya sampaikan "pesan dalam gambar". Semoga para pembaca, khususnya saya pribadi,  bisa mengambil hikmah dari gambar-gambar berikut. Dan membuat pribadi kita masing-masing menjadi lebih baik.

Gambar Shalat Jum'at di Kazakhstan

shalat di salju

shalat di salju

shalat jumat di salju

sabar dalam shalat

sujud di salju dingin

Gambar Shalat Tak Peduli Tempat (Tak ada alasan untuk meninggalkan shalat)
Tim basket muslimah, The carolina cyclones
Tim basket muslimah, The carolina cyclones.
Para pemain cricket shalat di lapang, saat waktu istirahat
Para pemain cricket shalat di lapang, saat waktu istirahat

Shalat di stasiun.
Shalat di stasiun.

Shalat di depan pintu toko.
 Shalat di depan pintu toko.

Supir taksi shalat di samping taksinya.
  Supir taksi shalat di samping taksinya.

Shalat di dalam pesawat,, tempatnya sempit.
 Shalat di dalam pesawat,, tempatnya sempit.

Shalat di samping truk pengangkut makanan.
  Shalat di samping truk pengangkut makanan.

 Umat muslim shalat di taman.
 Umat muslim shalat di taman.

 Shalat di tempat sempit.
 Shalat di tempat sempit.

Shalat di atas toko.
Shalat di atas toko.

 Muslimah shalat di taman.
 Muslimah shalat di taman.

Jika di tempat mereka yang jarak masjidnya berjauhan atau jumlah masjid sedikit, mereka rela shalat di manapun, bagaimana dengan muslim Indonesia yang masjidnya banyak? Indonesia punya iklim yang bagus, kita nyaman dalam shalat, tidak ada ancaman apapun, tidakkah malu kepada mereka?.

Andre Tauladan

Jumat, 29 Juni 2012

Syaikh Ahmad Yasiin

SYAIKH AHMAD YASIIN

Pemimpin perjuangan rakyat Palestina, Syekh Ahmad Yasin kehidupannya sangat sederhana. Anaknya Mariyam Ahmad Yasin menceritakan tentang sikap hidup ayahnya: Rumah ayah terdiri dari 3 kamar dengan jendela yang sudah rapuh. Rumah ini sangat sederhana sekali. Ini fakta bahwa ayahku tak cinta dunia, namun cinta akhirat.

Banyak yang menawari beliau untuk memiliki rumah seperti pejabat tinggi negara, namun ditolaknya. Bahkan pernah suatu ketika, Pemerintah Otoritas Palestina memberi sebuah rumah besar di suatu kampung mewah di Gaza. Namun Tawaran itupun di tolak

Rumah ini sangat sempit. Tidak ada lantai, dapurpun ala kadarnya. Jika musim dingin, kami kedinginan. Namun jika musim panas tiba, kami pun kepanasan. Ayah sama sekali tidak memikirkan untuk merenovasi rumahnya. Ia justru sibuk mempersiapkan rumah di akhiratnya.

Adapun kondisi psikis, Alhamdulillah, kami cukup sabar, karena kami percaya. Insya Allah, kami akan melihatnya lagi di surgaNYa nanti. Untuk itulah kami juga sangat berharap bisa mati syahid seperti beliau.

Jika Syekh Ahmad Yasin ingin kaya, harta menumpuk, rumah mewah bertingkat, mobil mengkilat lebih dari empat, makanannya serba lezat, semuanya bisa saja beliau dapatkan

Syekh Ahmad Yasin mengikuti resep zuhud, Nabi dan shahabatnya. Jalan lurus kehidupan yang senantiasa dimiliki para kekasih Allah SWT dimana ia mengutamakan akhiratnya.

Allah SWT Berfirman : Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS:An Nisaa/4: 69)
Yusuf Mansur Network

About Me

Andre Tauladan adalah blog untuk berbagi informasi umum. Terkadang di sini membahas topik agama, politik, sosial, pendidikan, atau teknologi. Selain Andre Tauladan, ada juga blog khusus untuk berbagi seputar kehidupan saya di Jurnalnya Andre, dan blog khusus untuk copas yaitu di Kumpulan Tulisan.

Streaming Radio Ahlussunnah

Today's Story

Dari setiap kejadian di akhir zaman, akan semakin nampak mana orang-orang yang lurus dan mana yang menyimpang. Akan terlihat pula mana orang mu'min dan mana yang munafiq. Mana yang memiliki permusuhan dengan orang kafir dan mana yang berkasihsayang dengan mereka.
© Andre Tauladan All rights reserved | Theme Designed by Seo Blogger Templates