Tampilkan postingan dengan label iseng. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label iseng. Tampilkan semua postingan

Minggu, 26 Maret 2017

Yang halal bikin heboh, yang haram biasa saja

Hm... lama nggak posting ya???

rokim - tampi - madiun

Beberapa hari yang lalu sempat viral (ramai) berita tentang seorang pemuda 24 tahun yang menikahi seorang janda 67 tahun. Berbagai respon muncul dari masyarakat kita. Mulai dari respon positif, nyeleneh, sampai yang negatif. Beberapa orang menyatakan salut karena sang pemuda mau menerima wanita yang dinikahinya dalam kondisi apa adanya. Komentar lain terlontar dari para jomblo yang bertahun-tahun tidak punya pacar, menikah pun tidak. Sedangkan segelintir orang berpikiran negatif bahwa sang pemuda menikahi janda karena tergiur hartanya, padahal kenyataannya mereka berdua hidup dalam keadaan yang jauh dari status mewah. Terlepas dari apapun komentar mereka, saya melihat masyarakat kita lebih mudah merespon sesuatu yang halal tetapi tidak umum, daripada yang haram padahal sudah umum.

Cinta bisa datang kapan saja dan kepada siapa saja. Namun, ada hubungan cinta yang halal, ada juga yang haram. Bagaimanapun juga, hubungan antara dua orang yang usianya terpaut cukup jauh yang sempat viral tadi adalah sesuatu yang halal, karena mereka menikah sesuai dengan aturan yang ada dalam agama. Tidak ada yang perlu dipermasalahkan. Tidak perlu disikapi dengan heboh pula. Di sisi lain, terdapat fenomena keharaman yang seharusnya mendapat respon lebih serius. Kira-kira fenomena apakah itu?

Pacaran. Ya! Pacaran adalah hubungan cinta antara dua insan yang terjalin yang seharusnya ditinggalkan. Bukan masalah cintanya, tetapi ikatannya. Miris memang, fenomena ini justru dianggap biasa oleh masyarakat kita. Teman-teman ada yang masih jomblo? (adaaaaaa.....). Tidak perlu malu menjadi jomblo, in syaa Allah itu lebih baik daripada punya pacar.

Ada satu hal yang sangat aneh di kalangan masyarakat kita. Sebut saja keluarga A, punya anak gadis yang sudah masuk usia 21 tahun. Gadis ini sudah pacaran kurang lebih tiga tahun. Singkat cerita, pacar si gadis datang untuk melamar tetapi ditolak karena sang Ayah menganggap si pemuda tadi kurang mapan. Dari kisah singkat ini dapat disimpulkan bahwa sang Ayah lebih rela anaknya dipacari daripada dinikahi. Kisah seperti ini sangat mungkin terjadi dalam kehidupan nyata.

Fenomena lainnya adalah pelacuran. Telinga kita pasti sudah sangat familiar dengan kata "Om-om". Setiap kali mendengar atau membaca kata "om-om" biasanya pikiran kita langsung beranggapan negatif. Kata "om-om" sering diartikan sebagai bapak-bapak hidung belang yang kalau "jalan-jalan" selalu bawa perempuan, dan perempuan yang diajak "jalan-jalan" oleh "om-om" itu biasanya yang masih muda, entah itu usia SMA atau kuliahan. Sekali lagi, masyarakat kita tidak heboh dengan fenomena ini.

Uraian yang saya sampaikan diatas perlu menjadi perhatian kita, khususnya umat muslim. Jangan sampai kita menjadi bagian dari orang-orang itu. Indonesia sebagai negara mayoritas muslim masih belum bisa mencegah budaya pacaran, bahkan hingga anak SD pun sekarang sudah banyak yang pacaran. Bagi para orang tua, sangat penting menanamkan nilai-nilai islam kepada anaknya, dan jika anaknya sudah sampai usia ideal untuk menikah sebaiknya dipermudah karena itu bagian dari ibadah, bukan justru dipersulit dengan setumpuk syarat yang akhirnya membebani orang yang melamarnya.
Andre Tauladan
Andre Tauladan

Jumat, 23 September 2016

[Giveaway] Nulis apa lagi ya?

Halo sobat andre tauladan. Eh? Panggilannya apa ya buat para pembaca blog ini? Okey saya panggil "Brader" aja ya?

Apa kabar Brader? Udah lumayan lama nih, saya nggak nulis di blog ini. Yah, begitulah. Namanya juga blogger abangan, kadang rajin, kadang malas. Angin-anginan. Kalau angin kencang ya rajin, kalau nggak ada angin ya males... Hehe.

Nah, sekarang saya lagi mau nulis lagi. Brader sekalian ada saran nggak saya harus nulis apa? Buat Brader yang udah kenal lama sama blog ini pasti tahu kalau di blog ini tulisannya nggak khusus membahas tema tertentu. Kadang di blog ini ada tips n trik, sharing template, sharing kajian islam, artikel islam, artikel blogging, berita nasional, berita internasional, dll, pokoknya nggak tentu. Malah, kalo brader baca postingan saya satu per satu pasti nemu artikel yang agak aneh buat masyarakat umum.

Di postingan ini, saya mau ngasih hadiah [GIVEAWAY] buat brader yang beruntung. Syaratnya gampang.
  1. Share giveaway ini di timeline facebook mu. 
  2. Berikan saran untuk saya di kolom komentar : Nulis apa ya saya di postingan selanjutnya?
  3. Tambahkan link fb brader sebagai bukti brader sudah share giveaway ini.
 Pilihan tulisan selanjutnya :
- Artikel islam
- Artikel blogging
- Artikel liburan
- Artikel tentang saya pribadi (curhat)


Oh ya, saya kan bukan penulis hebat. So, ngasih sarannya jangan susah-susah ya? Nanti akan saya pilih satu orang brader dengan saran yang mudah, unik, dan bermanfaat untuk banyak orang. Bagi yang beruntung, nanti akan mendapatkan MUG CANTIK CUSTOM, bisa pakai desain atau foto sendiri. Gimana? Mau atau mau banget? Pengen atau pengen banget?

*hasil penilaian diumumkan 2 minggu setelah post ini dipublish.
[GIVEAWAY DITUTUP DAN TIDAK ADA PEMENANGNYA]


Andre Tauladan

Senin, 30 November 2015

Sedikit bercanda


pic : http://www.slideshare.net/khomsyasholikha/jangan-asal-bercanda
Umar berkata, ”Barangsiapa yang banyak tertawa maka sedikit kemuliaannya, barangsiapa yang bercanda maka dia akan diremehkan.”

Umar bin Abdul Aziz berkata, ”Bertakwalah kepada Allah dan waspadalah terhadap canda. Sesungguhnya canda dapat mewariskan kedengkian dan membawanya kepada keburukan.”

Imam Nawawi di dalam kitabnya itu mengatakan bahwa para ulama berkata, ”Sesungguhnya canda yang dilarang adalah yang kebanyakan dan berlebihan karena ia dapat mengeraskan hati dan menyibukkannya dari dzikrullah dan menjadikan kebanyakan waktu untuk menyakiti, memunculkan kebencian, merendahkan kehormatan dan kemuliaan.“

Adapun canda yang tidak seperti demikian maka tidaklah dilarang. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedikit melakukan canda untuk suatu kemaslahatan, menyenangkan dan menghibur jiwa. Dan yang seperti ini tidaklah dilarang sama sekali bahkan menjadi sunnah yang dianjurkan apabila dilakukan dengan sifat yang demikian. Maka bersandarlah dengan apa yang telah kami nukil dari para ulama dan telah kami teliti dari hadits-hadits dan penjelasan hukum-hukumnya dan hal itu karena besarnya kebutuhkan terhadapnya. wa billah at Taufiq.
(Fatawa al Azhar juz X hal 225)

Wallahu A’lam.
Andre Tauladan

Kamis, 09 Juli 2015

Model Muslimah

Di sebuah kedai malam itu, bersama istri tercinta. Sambil menunggu pesanan datang kami menyaksikan acara televisi yang sedang membahas tentang hijab. Salah satu tamunya adalah OSD. Istri pun nyeletuk "cantik ya bi?!". Dari pertanyaan seperti itu saya udah bisa nebak ke mana arah pembicaraannya. "Halah!" saya hanya menjawab seperti itu.

Sejak kemunculannya di layar televisi saya sudah tidak suka dengan wanita macam dia. Oh ya, dia berjilbab lebar, dia dakwah di media, so what? Buat saya dia itu nggak ada bedanya sama artis sinetron yang sekarang lagi musim dijilbab-lebarin. Liat deh di TBNH dan acara "islami lainnya". Artis-artis wanita di sinetron itu banyak yang dikasih jilbab lebar. Rianty Cartwright aja waktu zaman film Ayat-ayat cinta dikasih jilbab lebar kok. Di film Perempuan Berkalung Sorban juga Revalina pake kerudung lebar. Apalagi OSD tampil di youtube sambil nyanyi-nyanyi. Dakwah sambil nyanyi? Gubrak!

Nggak lah! Saya nggak akan suka sama wanita-wanita macam itu. Bersyukurlah para pria yang punya istri yang nggak tampil di media. Rugi! Berawal dari ketika cinta bertasbih, karir OSD mulai melejit. Walaupun tidak seperti artis-artis lain.

Fitnah wanita memang dahsyat. Wanita selalu dijadikan 'sarana' untuk merusak umat. Dulu, orang berjilbab atau berkerudung itu sangat jarang ditemui. Kemudian zaman berubah dan kerudung mulai lumrah. Dulu kerudung banyak variasinya sehingga kerudung pun dianggap rambut. Zaman kerudung berlalu masuk zaman "hijab". Ada-ada saja, hijab pun dibuat bermacam-macam model. Sekarang ada kontes hijab hunt, yang pesertanya dites 'keterampilan' berupa menari, menari, dan sejenisnya. Yah, mungkin mereka yang akan jadi penerus OSD.

Apakah hijab butuh model? 
Nggak! Sama sekali nggak butuh!

I'm not sorry to OSD for mentioning you in this article. :p
Andre Tauladan

Senin, 29 Juni 2015

Damai? Coba Fikir Lagi Pak!

Lagi-lagi Om WhaPhres bikin pernyataan yang ngaco. Om WhaPhres menyatakan bahwa umat Islam Indonesia patut bersyukur karena dapat berpuasa dengan damai. Ya, kalo memang yang dimaksud adalah bisa puasa tanpa ada konflik, serangan bom, atau perang memang benar. Tapi benarkah umat Islam Indonesia bisa berpuasa dengan damai?

Suasana berpuasa di Indonesia memang tidak ada konflik atau perang, tetapi 'godaan'nya tetap ada. Godaan yang dimaksud adalah perbuatan maksiat yang tidak terbatas. Di bulan ramadhan banyak orang yang berpacaran, wanita berpakaian ketat, aurat yang terbuka, dan banyak orang yang tidak berpuasa makan dengan bebas. Dengan keadaan seperti itu mustahil orang bisa berpuasa dengan tenang, kecuali orang yang diam di masjid dari subuh sampai petang.

Selain itu masih banyaknya anak-anak yang bermain petasan, sungguh tidak membuat tenang. Om WhaPhres juga nampaknya tidak tahu acara-acara TV di bulan Ramadhan banyak yang sangat merusak ibadah shaum. Mungkin jika puasa yang dimaksud oleh si Om adalah puasa yang hanya menahan lapar dan haus sih iya. Tapi puasa kan menahan yang lain juga.
Do And Donts Ramadhan

Di negara endonesah ini bukan ibadah yang bisa dilaksanakan dengan tenang, tapi maksiat. Jadi, Republika sebaiknya ganti judul artikel itu jadi "Umat Islam Indonesia bisa melakukan maksiat dengan damai".
Andre Tauladan

Sabtu, 13 Juni 2015

Murotal Kaset di Masjid? Jangan Deh...

Baru-baru ini seorang pejabat di Endonesah sebut saja namanya Pak WhaPhrez (bukan nama sebenarnya) mengutarakan pernyataan yang menjadi kontroversi di masyarakat. Pasalnya, dia mengatakan bahwa suara murotal dari kaset yang sering diputar di masjid-masjid adalah polusi suara

Walaupun tidak setuju dengan pernyataan polusi suaranya tapi saya setuju anjuran untuk tidak memutar kaset murotal di masjid-masjid. Tapi...
toa masjid

Saya sarankan buat Pak WhaPhrez sebelum anda melarang murotal kaset di masjid-masjid, sebaiknya anda lihat dulu kondisi di masyarakat. Saya lihat ada upaya de-islam-isasi dari Pak WhaPhrez. Kondisi masyarakat saat ini saya rasa sudah cukup jauh dari tuntunan agama. Keadaan ini diperparah oleh pernyataan Pak WhaPhrez yang seolah ingin membuat masyarakat nyaris tidak beragama, atau setidaknya masyarakat beragama tanpa tuntunan.

Daripada melarang pemutaran kaset murotal di masjid, sebaiknya Pak WhaPhrez mengajak membudayakan tilawah atau tadarus di negara Endonesah ini. Suatu saat, jika masyarakat sudah terbiasa tilawah manual, maka di masjid-masjid pun otomatis tidak akan ada suara murotal dari kaset-kaset lagi. Jadi, saya setuju kalo pemutaran kaset pengajian di masjid-masjid itu dihentikan, diganti oleh ngaji manual. Yah, itu saran saya kalo Pak WhaPhrez ngeles dari tuduhan saya (tuduhan deislamisasi).

Tapi, nampaknya walaupun Pak WhaPhrez nggak akan bisa ngeles. Toh, dia mengatakan bahwa suara pengajian di speaker itu polusi suara. Jadi, walaupun yang ngaji bukan kaset tapi ngaji manual, tetap akan disebut polusi suara. Sayangnya si Pak WhaPhrez ini nggak pernah bikin pernyataan bahwa konser musik, letusan kembang api, dan terompet tahun baru sebagai polusi suara. Jadi, jelaslah bahwa pernyataannya itu adalah upaya de-islam-isasi. Yah, mungkin Pak WhaPhrez hatinya sudah keras. Sehingga hatinya tidak bergetar ketika mendengar ayat Allah dibacakan. Atau, jika saya boleh menyampaikan tuduhan lain, saya rasa Pak WhaPrez ini sudah mulai mengikuti jalannya orang-orang Nasrani dan Yahudi.

Allah Swt. berfirman,
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka Ayat-ayatnya, bertambahalah iman mereka (karenanya) dan kepada Rabb-lah mereka bertawakkal."
(Al-Anfal:2)

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan ridha kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka..
(al Baqarah 120)
Andre Tauladan

Selasa, 21 April 2015

Infopurwokerto.info Persembahan Dari Seorang Tunanetra

Setiap orang pasti akan mengalami ujian dan cobaan dalam kehidupannya. Di antara sekian banyak orang ada yang diuji dalam bentuk musibah, kesengsaraan, kemiskinan, atau ujian dalam bentuk fisik. Misalnya keterbatasan dalam penglihatan atau lebih sering disebut dengan tunanetra. Namun, bagi orang-orang yang mempunyai semangat tinggi, ujian seperti itu tidak akan menghalangi mereka untuk tetap berkontribusi kepada masyarakat. Mereka juga tetap memiliki keinginan untuk dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang dapat dilakukan oleh orang normal. Di antaranya adalah berbagi informasi dengan orang lain melalui internet.

Salah satu situs yang dikelola oleh tunanetra adalah www.infopurwokerto.info. Situs ini dikelola oleh Ardynal Purbowo. Berbeda dengan situs milik tunanetra lain yang cenderung berisi cerita pengalaman pribadi, situs ini berisi informasi umum seputar Purwokerto. Sang pengelola situs menuturkan bahwa situs tersebut memang diperuntukkan bagi pembaca yang ingin tahu Purwokerto. Situs ini dipublish sejak tahun 2014. Tampilannya memang sederhana, tidak terlalu banyak menggunakan script sehingga membuat waktu loadingnya pun cepat.

Mengapa saya tertarik mereview situs ini? Karena pagi ini, tadi banget saya baru sarapan bubur ayam di depan lapangan Gemplang. Apa hubungannya? Hubungannya adalah saya bukan orang Purwokerto asli, pagi ini saya ingin sarapan dan ketika melakukan pencarian di Google saya menemukan situs ini. Dari situs ini saya akhirnya dapat menemukan tempat sarapan yang enak. Dari informasi tersebut saya berlanjut ke artikel-artikel lainnya di situs ini hingga akhirnya saya tahu bahwa pengelola (pemilik) situs tersebut adalah seorang tunanetra.

Di situs ini juga pengelola memberikan informasi seputar ongkos transportasi, harga bahan dasar makan, harga makanan jadi, dan beberapa lokasi penting di Purwokerto. Misalnya, lokasi rumah sakit, poliklinik, tempat makan, bank, dan kantor pos. Memang informasi seperti itu bisa didapatkan dari situs lain. Namun yang membuat saya kagum adalah kerja keras sang pemilik situs dalam berbagi informasi dalam keadaannya yang terbatas. Dia memang memiliki keterbatasan penglihatan, namun dia yang menuntun saya untuk bisa berjalan di Purwokerto ini. Singkatnya, dilihat dari sudut pandang wawasan tentang Purwokerto sebenarnya saya yang buta, bukan dia.

Keterbatasan bukan halangan untuk berbuat baik.

Andre Tauladan

Kamis, 16 April 2015

Mau sampai kapan?

Siang ini lagi-lagi saya kepikiran buat nulis tentang perilaku masyarakat yang nggak taat aturan. Sebabnya, tadi saya melihat orang menyeberang sembarangan padahal ada zebra cross tak jauh dari tempat dia menyeberang. Tanpa bertanya apa alasan mereka melanggar peraturan, saya berasumsi bahwa mereka melakukannya karena 'sudah biasa'. Mungkin ada di antara mereka yang melakukannya karena kepepet. Yah, itu mah dimaklum aja deh. Yang mau saya bahas di sini adalah yang 'sudah biasa'. Dari kebiasaan itu muncul pertanyaan 'mau sampai kapan?'

Kalo ngebahas soal perilaku melanggar saya sering keingetan 'lingkaran setan'. Lingkaran setan yang saya maksud adalah budaya saling menyalahkan. Contohnya, jumlah tempat sampah yang tersedia di lingkungan saya tinggal terbilang sedikit. Dari keadaan itu timbullah fenomena lingkaran setan. Masyarakat (yang kesadarannya kurang) membuang sampah sembarangan dengan dalih tidak ada tempat sampah. Pemerintah juga (yang putus asa) tidak lagi menyediakan tempat sampah dengan dalih disediakan tempat sampah pun masyarakat buang sampah sembarangan. Jadi, masyarakat dan pemerintah saling menuduh siapa yang salah. Tidak ada yang mau sadar bahwa kesalahan ada pada dirinya. Semestinya pemerintah menyediakan tempat sampah walaupun masyarakat masih banyak yang tidak sadar. Masyarakat juga seharusnya sadar jika tidak ada tempat sampah yang dekat, tahanlah, jangan buang sembarangan.

Fenomena lingkaran setan seperti itu tidak pernah usai. Akibatnya masyarakat terbiasa melakukan pelanggaran. Dari kebiasaan satu orang menular ke orang lain hingga semakin banyak orang yang melakukan pelanggaran. Dari pelanggaran banyak orang kemudian muncul orang-orang 'baru' yang mencoba melanggar dengan menganggap bahwa pelanggaran itu benar. Dalam sebuah acara tv bertema kegiatan polisi menampilkan penilangan terhadap pelanggar lalu lintas. Banyak di antara pelanggar itu menolak ditilang dengan alasan 'biasanya lewat sini tidak apa-apa'.

Memang sulit jika masih tidak ada kesadaran dalam diri masing-masing untuk menaati peraturan. Sebesar apapun usaha petugas menegakkan aturan, akan selalu ada pelanggaran. Ketika peringatan tidak diindahkan, pemerintah mencoba menerapkan aturan denda. Ketika denda pun tidak mempan, diambillah tindakan tegas. Namun, tindakan tegas itu malah dianggap tidak berbelas kasih. Entah mau sampai kapan keadaan seperti ini akan berlanjut.
Andre Tauladan

Senin, 06 April 2015

Mungkin Karena Indonesia Bukan Negara Islam

Lagi-lagi terlintas pikiran iseng yang ada hubungannya dengan tema ini. Indonesia Bukan Negara Islam. Kalimat yang sering sekali ditemui di kehidupan masyarakat yang notabene banyak sekali penduduk muslimnya. Sedih memang sedih. Ulama-ulama hanya bisa memberikan dakwah baik melalui lisan maupun tulisan yang disajikan di media cetak dan media elektronik. Tak terlalu besar pengaruhnya. Keadaan seperti ini saja masih banyak yang belum menyadari bahwa dari sekian banyak ulama ada di antara mereka yang memiliki kepentingan duniawi. Entah itu untuk popularitas atau materi. Yah, keadaan di Indonesia ini jauh dari nilai islami mungkin karena INDONESIA BUKAN NEGARA ISLAM.

Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi yang pacaran dibiarkan.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi yang berzina dimaklumi.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi yang mencuri dipenjara.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi waktu sholat toko tetap buka.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi waktu sholat transaksi tetap berlanjut.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi sholat-nggak sholat nggak masalah.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi bulan ramadhan nggak puasa nyantai aja.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi pamer aurat dibiarkan.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi iklan di media ngumbar aurat.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi masjid banyak yang kosong.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi pemerintah bohong dibiarin aja.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi aturan islam nggak perlu dipake.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi aturan islam nggak cocok.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi boleh bikin aturan baru.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi orang kafir boleh jadi pemimpin.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi perjudian diizinkan.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi miras boleh beredar.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi menzhalimi orang lain via asap rokok dibiarkan.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi mau pake jilbab aja nunggu izin komandan.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi zakat bukan tanggung jawab negara.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi pernikahan dipersulit.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi praktek syirik tidak dimusnahkan.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi dukun bisa eksis di media.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi mencela orang juga bisa eksis di media.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi bencong dan banci (sama aja hehe) berkeliaran.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi bisa akur sama amiriki dan iran.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi masalah jihad dianggap radikal.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi praktek dari Al Qur'an dan sunnah harus dipilih-pilih yang sesuai UUD '45 dan Pancasila, yang nggak sesuai jangan dipraktekkan.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi syari'at islam tidak boleh ditegakkan.
Yah, itu hanya kemungkinan saja.
Andre Tauladan

Minggu, 08 Maret 2015

Fanatik, Emang Kamu Tahu Artinya?

"Udahlah, jangan terlalu fanatik sama agama!"
Brothers and sisters, pernah nggak kamu disebut fanatik oleh seseorang gara-gara kamu menolak sesuatu yang nggak sesuai aturan agama? Pasti ada beberapa orang yang pernah. Tapi bener nggak sih apa yang dikatakan orang itu? Apakah kamu memang fanatik? Biar tahu jawabannya, sekarang kita bahas apa itu fanatik dan seperti apa orang yang fanatik.

Kata fanatik berasal dari bahasa Inggris "fanatic". Menurut kamus Oxford (ciye, mainannya Oxford) fanatik adalah seseorang yang memiliki semangat berlebihan dalam urusan politik atau agama. Kata yang sama dapat juga diartikan sebagai seseorang yang memiliki ketertarikan yang kuat terhadap aktivitas tertentu. Sedangkan menurut KBBI, fanatik adalah keyakinan yang terlalu kuat terhadap ajaran (politik, agama, dan sebagainya). Nah, dari keterangan tersebut kalo kamu melakukan atau menghindari sesuatu karena alasan agama berarti kamu memang fanatik. Tapi itu cuma kesimpulan awal. Lebih baik kita perdalam lagi pembahasan ini.

Dari beberapa definisi di atas ada kata yang menjadikan sesuatu disebut fanatik atau tidak, kata tersebut adalah "terlalu" atau "berlebihan". Sekarang mari kita berfikir sejenak apakah ketika melakukan sesuatu karena pertimbangan agama itu termasuk sesuatu yang berlebihan atau tidak? Saya pribadi merasa tidak. Kata "fanatik" seringkali ditujukan untuk hal-hal yang berkaitan dengan agama dan politik walaupun tidak jarang dikaitkan dengan olahraga, misalnya "supporter fanatik". Tetapi, ternyata ada perbedaan persepsi diantara julukan fanatik yang ada. Seseorang dikatakan fanatik terhadap klub sepakbola tertentu atau partai politik tertentu jika mereka memberikan dukungan atan pembelaan yang memang berlebihan. Tetapi dalam urusan agama, kata "fanatik" lebih sering ditujukan kepada orang yang ingin melaksanakan aturan agama sebaik-baiknya.

Jika melaksanakan aturan disebut fanatik maka polisi juga dapat disebut fanatik. Ketika seorang polisi menilang pelanggar lalu lintas berarti ia fanatik terhadap aturan lalu lintas. Ketika seorang polisi menangkap pencuri atau pelaku kriminal lain berarti ia juga fanatik terhadap aturan kepolisian yang berlaku. Tapi apakah tepat jika polisi disebut fanatik? Jika tidak, maka orang yang ingin melaksanakan aturan agama juga tidak tepat disebut fanatik.

Seseorang yang berusaha untuk menaati aturan agama bukan fanatik, justru dia orang baik dan ingin selamat dalam hidupnya. Seperti halnya pengemudi kendaraan yang berhenti saat lampu merah dan melaju saat lampu hijau. Orang yang ingin taat terhadap aturan agama juga tidak bisa dikatakan "merasa benar sendiri". Layaknya seseorang yang ditilang oleh polisi, ia tidak bisa mengatakan polisi itu merasa benar sendiri. Semua sudah ada aturannya. Jadi ketika kamu melakukan atau menghindari sesuatu karena alasan agama, sebenarnya kamu itu tidak fanatik.

Kata fanatik tepat jika ditujukan kepada orang-orang politik yang merasa partainya yang paling baik. Tepat karena perasaan "paling baik" itu tidak berkaitan dengan aturan partai. Sejauh yang saya tahu (padahal nggak tahu apa-apa) tidak ada satu partai pun yang dalam AD/ARTnya mengatakan bahwa partai itu adalah yang terbaik. Hal ini berlaku juga bagi para supporter klub sepakbola. Kata "klub terbaik" bukanlah sebuah aturan dalam dunia sepakbola, melainkan hasil dari apa yang diusahakan oleh masing-masing klub. Jadi ketika sebuah klub berada di klasemen tengah atau bawah tetapi banyak supporter yang tetap menganggapnya terbaik, maka supporter itu tepat jika disebut supporter fanatik. Jika seorang politisi atau pendukung partai melihat keburukan dalam partainya tetapi keukeuh menganggap partainya adalah partai terbaik berarti dia adalah politisi atau pendukung yang fanatik.

Gitu aja sih kesimpulan saya mah. Yah, kalo mau beda pendapat boleh lah... Komen aja, tapi jangan memaksa saya harus sependapat dengan kesimpulan kamu. Hihi... :D
*tulisan ini dibuat dengan harapan nggak ada lagi sebutan "fanatik" buat orang yang ingin menaati aturan agamanya.

Andre Tauladan

Minggu, 08 Februari 2015

TIDAK PUNYA MALU! Obama Sebut ISIS biadab Padahal Amerika lebih BIADAB!

Presiden AS Barack Obama tidak punya malu dengan menyebut 'biadab' atas pembakaran terhadap pilot Yordania yang dilakukan oleh IS. Pasalnya, IS hanya membakar 1 orang pilot, itupun dilakukan atas kesalahannya sendiri karena terlibat perang dan dia sudah membunuh banyak warga sipil di Suriah.

Namun Obama menutup mata atau mungkin hilang ingatan atau terjadi kesalahan pada otaknya sehingga tidak mampu mengingat peristiwa beberapa tahun silam yang dilakukan oleh tentara AS terhadap warga sipil di Irak. Berikut ini hasil pencarian saya di google dengan kata kunci "Fosfor Falujah 2004"
Dari lihat.co.id
3. Washington Menyerang Warga Sipil Irak dengan Fosfor Putih (2004)

Pada tahun 2004, wartawan-wartawan yang bekerja dengan militer AS di Irak mulai melaporkan penggunaan “Fosfor Putih” di kota Fallujah terhadap pemberontak Irak.
Pertama-tama militer berbohong dan mengatakan bahwa itu hanyalah penggunaan fosfor putih untuk membuat smokescreens (tabir asap) untuk menerangi target. Tapi akhirnya mereka kemudian mengakui telah menggunakan bahan kimia yang mudah menguap sebagai senjata.
Pada saat itu, penyiar televisi Italia RAI, menayangkan sebuah dokumenter berjudul, “Fallujah, The Hidden Massacre”, termasuk bukti rekaman video dan foto-foto suram yang sangat menyedihkan, serta wawancara saksi mata dengan para penduduk Fallujah dan juga tentara AS.
Para saksi mata telah mengungkapkan bagaimana pemerintah AS tanpa pandang bulu menghujani “api kimia berwarna putih” yang turun di kota-kota Irak dan membuat para wanita dan anak-anak meleleh sampai mati!
Bahkan, peristiwa tersebut telah dibuat film dokumenternya dengan judul "Fallujah, The Hidden Massacre".
Jika masih kurang sumbernya, berikut ini tambahan dari wikipedia.

Obama juga rupanya amnesia tentang serangan drone yang dilakukan Amerika di Pakistan sejak 2004. Serangan itu terus berlanjut sampai tahun 2014, artinya dia juga terlibat. Jumlah korban meninggal dalam serangan drone yang dilancarkannya itu hingga Oktober 2014 terhitung 2.379 orang. Serangan yang katanya ditargetkan terhadap 'teroris' di negara itu ternyata hanya membunuh 84 'teroris', jadi sisanya adalah 2295 orang yang meninggal adalah warga sipil. (sumber : RT.com)

Begitulah perilaku Obama, TIDAK PUNYA MALU!

  • Pemerintah AS tanpa pandang bulu menghujani “api kimia berwarna putih” yang turun di kota-kota Irak dan membuat para wanita dan anak-anak meleleh sampai mati! (Fallujah)
  • Serangan drone membunuh 2.295 warga sipil di Pakistan. (RT)
BIADAB
Andre Tauladan

Minggu, 01 Februari 2015

Jangan Terlalu Goblok

Pasca informasi meninggalnya Bob Sadino, beberapa kawan saya mengekspresikan semacam 'penghormatan' untuk Pak Bob. Di antara cara mereka adalah dengan menyebarkan slogan Pak Bob yang cukup populer, yaitu 'cara goblok ala Bob Sadino'. Cara lainnya adalah dengan menggunakan quote Pak Bob, namun sayangnya quote tersebut kalimatnya bernada merendahkan status karyawan.

Begini, Bob Sadino bagi saya adalah orang sukses yang sudah melewati pahit manis kehidupan. Tentu saja kesuksesannya adalah hasil dari kerja kerasnya selama bertahun-tahun, bukan hal instan. Namun, kesuksesannya membuat dia seolah seperti orang sombong dengan merendahkan status karyawan. Teman saya pernah memasang DP BBM berupa gambar Bob Sadino dengan tulisan "Bangun pagi, pulang petang, pake seragam, situ kerja atau dikerjain?". Dia juga termasuk orang yang menyepelekan pendidikan. Dalam sebuah gambar tertulis quote "IPK 3 itu calon karyawan, bukan calon pengusaha".

Kepada para pengagum Bob Sadino, saya sampaikan "janganlah terlalu goblok". Segoblok-gobloknya Bob Sadino, dia pernah merasakan pendidikan. Dia bukanlah anak jalanan yang karena pengalamannya di jalan kemudian bisa sukses. Jika melihat latar belakangnya, orang tuanya pun seorang guru. Anaknya pun menurut sebuah info, kuliah di Swiss. Jadi dia bukan orang yang 'bersih' dari pendidikan formal sama sekali. Kita harus sadar bahwa nasib dan jalan hidup setiap orang berbeda-beda. Dengan adanya bukti kesuksesan Bob Sadino, kita dapat melihat bahwa tanpa pendidikan formal 'khusus wirausaha' pun seseorang bisa sukses. Tetapi, dalam kehidupan orang lain banyak juga kok orang yang sukses dengan latar belakang pendidikan yang bagus.

Saya adalah orang yang sangat tidak suka dengan berbagai ucapan yang bernada merendahkan status karyawan dan terlalu menunggulkan status pengusaha. Janganlah jadi orang yang terlalu goblok. Pengusaha tidak bisa apa-apa jika tidak mempunyai karyawan. Seandainya teknologi sudah super canggih, ketika segala sesuatu dapat dikerjakan oleh mesin, pengusaha juga harus sadar bahwa mesin perlu perawatan dan pengawasan. Untuk dapat melaksanakannya tetap mereka membutuhkan karyawan. Saya sering bingung sendiri oleh ucapan-ucapan semacam itu. Seandainya sang Bob merendahkan status karyawan, lalu semua karyawannya berhenti dengan alasan ingin berwirausaha sendiri, pasti perusahaannya pun akan tumbang seketika. Seorang pengusaha belum 'disebut' pengusaha sebelum ia mampu 'bersantai' menikmati pendapatnnya karena urusan bisnisnya sudah dikerjakan oleh karyawannya. Akan tetapi, pada dasarnya seorang bos pun tidak pernah benar-benar santai. Dia juga perlu memikirkan bagaimana hasil kerja karyawannya, apakah dapat memuaskan konsumen atau tidak. Hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana adab antara bos dengan pegawai / karyawan dalam islam.

Goblok ala Bob Sadino intinya adalah ketika kita sedang belajar dengan orang lain kita jangan sok tahu. Tapi jika kita terlalu goblok, jadinya sudah diberitahu pun kita masih tidak tahu. Bagi yang ingin sukses seperti Bob Sadino, tirulah kerja kerasnya. Dia adalah sosok orang yang pantang menyerah. Berbagai kesulitan dia hadapi dan selalu menikmatinya. Mungkin itulah bedanya dia dengan orang lain. Namun intinya, baik orang yang berasal dari pendidikan formal yang tinggi maupun orang yang belajar dari pengalaman hidup, jika menikmati jalan hidupnya akan mampu melewati berbagai kesulitan. Sebaliknya, jika terlalu pusing dengan masalah dan tidak berani menghadapinya orang itu akan gagal, mandeg di titik itu tidak peduli apa pendidikannya.

Sebagai penutup, saya sampaikan kalimat yang sering diucapkan juga oleh Bob Sadino. Emang gue pikirin!
Andre Tauladan

Selasa, 20 Januari 2015

Kita Memang Beda

Berawal dari beberapa komentar dari sang Anonim, obrolan berlanjut ke sebuah diskusi yang akhirnya ditutup olehnya. Sebagai penutup, ia mengatakan bahwa sudah sangat jelas perbedaan sudut pandang antara kami. Ya sudah, saya pun tak akan merespon lagi. Ya, kita memang beda.
Walaupun di atas tadi saya sempat menyinggung tentang obrolan dengan anonim, tetapi postingan kali ini saya buat tanpa ada kaitannya dengan obrolan kami. Postingan ini saya buat karena memang sedang ada ide tentang 'perbedaan', khususnya perbedaan pandangan.

Saya pribadi, sangat enggan memaksakan agar orang lain berpendapat sama dengan saya. Namun, saya juga berusaha agar orang lain tidak memaksakan kehendak mereka agar saya sependapat dengannya. Oleh karena itu, ketika ada orang lain yang memiliki pendapat berbeda dan mencoba untuk menyanggah pendapat saya, saya akan jelaskan pendapat saya sejelas-jelasnya disertai alasan dan bukti yang menjadi landasan saya dalam berpendapat. Hal itu bukan disebabkan oleh saya keras kepala, namun saya hanya ingin menunjukkan bahwa pendapat saya adalah pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan, bukan sekedar pendapat ikut-ikutan atau pendapat khayalan yang tak ada dasarnya.

Saya termasuk orang yang sangat anti debat. Memang saya pernah terlibat dalam perdebatan, tapi justru dari situlah saya sadar bahwa debat tidak menghasilkan apa-apa selain membuang waktu, tenaga, dan pikiran. Perbedaan pendapat adalah hal yang lumrah dalam kehidupan. Saya sadar betul bahwa tidak mungkin membuat semua orang akan sependapat dengan saya. Yah, saya bukan siapa-siapa. Bukan motivator yang kata-katanya didengar dan dituruti oleh banyak orang. Bukan penguasa yang dapat menggunakan kekuasaannya untuk membuat semua orang tunduk. Dan juga bukan preman yang dapat mengancam orang lain agar tunduk. Saya bukan orang yang ada di film fiksi yang katanya bisa mengendalikan pikiran orang lain juga. Saya hanya orang biasa.

Ya, kita memang beda. Dan saya tidak akan memaksa agar kita menjadi sama.
Andre Tauladan

Rabu, 12 November 2014

Emangnya elo siapa?

Tahu kan kemaren-kemaren PERSIB habis menang di ISL? Yah, sebenarnya saya nggak peduli dengan kemenangan PERSIB. Mereka kalah pun saya nggak akan peduli. Tapi ada sesuatu yang membuat saya ingin membahasnya. Pasca kemenangan PERSIB, jagad medsos diramaikan dengan postingan sebuah foto dari salah satu pembenci PERSIB yang sesumbar bahwa dia akan kawin dengan monyet. Menurut salah satu sumber, foto tersebut telah beredar sejak tahun lalu, namun kembali beredar setelah final ISL kemarin. Kenyataannya kemaren PERSIB menang, tapi apa dia bener jadi kawin sama monyet?

Saya nggak akan ngebahas identitas orang itu, saya cuma ngerasa bingung kenapa orang macam gitu selalu ada. pada musim pemilu presiden yang lalu jagad sosmed juga sempat diramaikan oleh banyaknya orang sesumbar semacam itu. Yang paling heboh saat itu adalah janji ahmad dani untuk potong kelamin jika Prabowo kalah. Ada lagi beberapa akun wanita yang janji akan bugil keliling monas dan keliling Jakarta jika Prabowo kalah. Pada akhirnya Prabowo memang kalah dan orang-orang yang sesumbar itu setahu saya tidak ada yang membuktikan ucapannya.

Sekali lagi saya nggak akan ngebahas siapa orang-orang itu. Tapi saya hanya ingin mengatakan "Emangnya elo siapa?". Saya bukan ingin tahu nama mereka, dimana mereka tinggal dan apa pekerjaannya. Tapi, memangnya mereka itu siapa kok berani banget ngomong sesuatu yang nggak masuk akal, hanya demi membela sesuatu yang sebenarnya tidak perlu dibela sampai segila itu. Mereka seolah menjadi Tuhan yang mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan dan berkata seolah-olah apa yang dikatakannya pasti terjadi hingga berani bersumpah akan melakukan sesuatu jika apa yang dikatakannya tidak terjadi.

Mereka berbeda dengan pengamat yang menyampaikan sesuatu melalui sebuah analisa dan tidak mengucapkan sumpah ketika menyampaikan pendapatnya. Mereka juga bukan pemegang kekuasaan yang bisa mengatur banyak pihak untuk mewujudkan keinginannya. Yah, rupanya sampai saat ini masih banyak orang-orang yang suka sesumbar. Dan sepertinya suatu saat nanti saya akan menemukan lagi orang-orang seperti itu.
Andre Tauladan

Rabu, 29 Oktober 2014

Indonesia Bukan Negara Islam

Pernah waktu saya sedang buka situs blogger muncul sejenis post terbaru dari Gen-Q. Post tersebut judulnya "gallery". Ah, sebenarnya itu post lama, tapi aneh juga kok muncul di pembaruan ya? Karena penasaran saya klik aja linknya. Eh ternyata gallery-nya dihapus. Nggak sengaja saya baca komentar terbaru yang ada di sidebar blog itu. Komentar itu berbunyi "Indonesia bukan negara islam". Dari situlah saya jadi kepikiran buat nulis artikel ini.

Indonesia bukan negara Islam. Ya memang sih. Tapi kan Indonesia juga bukan negara kristen, bukan negara yahudi, bukan juga negara hindu atau budha. Jadi harus gimana? Coba kalo dia ditanya gitu, mau jawab apa? Mau pake sistem (adat) Jawa? Indonesia bukan negara Jawa. Pake sistem sunda? Bukan juga negara Sunda, bukan negara Batak, Bugis, Melayu, atau suku-suku lainnya. Oh iya, pasti dia jawab pake sistem Pancasila kan? Dengan slogan basi "Bhinneka Tunggal Ika". Jiaah...

Baca nih!
Kalo kamu bukan muslim, silakan aja berkata demikian. Tetapi kalo kamu muslim tapi nggak mau pake sistem Islam, Apa kata akhirat? Kamu nggak hidup di dunia doang. Setelah mati nanti kamu akan dibangkitkan kembali untuk mempertanggungjawabkan perbuatan di dunia. Lalu, apa ada boneka tunggal ika itu di agama islam? TIDAK!

Indonesia memang bukan negara islam, terus kenapa kamu mau pake sistem yang dibuat oleh orang kristen, yahudi, hindu, budha, dsb? Berbeda-beda tapi satu? Omong kosong! Memangnya bisa seluruh agama di Indonesia ini menyembah satu Tuhan? Mau Tuhan agama mana? Nggak akan ada satu penganut agama mana pun yang mau menyembah Tuhan agama lain. Atau mau bikin agama baru biar tuhannya sama?

Eh, salah lu, bhineka tungga ika itu artinya kudu hidup rukun walau berbeda. Lha! Coba berfikir, sistem agama mana yang diterapkan dengan cara yang paling baik? Jawabannya sistem islam. Tapi kenapa kamu nolak? Coba kamu liat di Myanmar, gimana nasib muslim minoritas di tengah agama mayoritas di sana. Gimana nasib muslim di wilayah Palestina di tengah mayoritas yahudi. Gimana nasib muslim di negara-negara barat. Dan gimana juga nasib muslim di Indonesia dibawah sistem demokrasi. Tahu kisah muslim yang dibantai waktu April Mop? Tahu gimana Drakuli si haus darah menghabisi orang islam? Terus apa kalian pura-pura nggak tahu gimana tanggapan PBB terhadap pembantaian di Palestina oleh kaum yahudi?

Kalo udah tahu, kemudian tengok gimana nasib orang-orang kafir di zaman Rasulullah dan para sahabat. Beda 180 derajat. (kalo ga tau cari di google)

Indonesia bukan negara islam. Terus negara islam itu dimana? Kalo di peta dunia nggak ada satu negara pun yang bernama Islam, lantas mau ditegakkan dimana agama Islam yang diridhai oleh Allah ini? Kalo nggak ada negara bernama islam, berarti seluruh muslim di dunia harus tunduk ke pemerintah dan sistem kafir gitu?

Gini aja deh, buat penutup saya tanya lagi. Indonesia ini ciptaan siapa? Lebih luas lagi, dunia ini ciptaan siapa? Pertanyaan ini khusus umat muslim indonesia yang masih mengatakan "Indonesia bukan negara Islam, kalo mau pake hukum islam, jangan di Indonesia"
Andre Tauladan

Jumat, 08 Agustus 2014

Korban Tradisi

Saya ingin menceritakan sebuah kisah tidak nyata.

Di sebuah kampung ada seorang anak yang sangat hebat main bulutangkis. Pukulannya bagus, keras, akurat, gerakannya lincah, dan staminanya kuat. Anak ini dilatih oleh orang tuanya sendiri. Sementara orang tuanya tidak pernah mengikuti kejuaraan bulutangkis. Selama ini dia juga hanya bermain bulutangkis di kampungnya. Rupanya orang sekampung itu juga tidak ada yang tahu aturan bermain bulutangkis. Saya ambil contoh, dalam permainan mereka biasanya servis tidak diharuskan menyilang. Mereka terbiasa dengan peraturan ini DARI DULU.

Singkat cerita, si Ayah ingin mengikutsertakan anaknya dalam sebuah pertandingan. Dengan penuh percaya diri dia mendaftarkan anaknya pada sebuah kompetisi tingkat kabupaten. Didaftarkanlah anak itu.

Hari pertandingan tiba. Si Anak sesuai dengan kebiasaannya melakukan servis dengan arah yang bebas, tidak selalu menyilang. Dia pun kalah karena banyak servis yang keluar. Sang Ayah akhirnya protes ke panitia. Dia marah sambil mengatakan "Saya di kampung dari dulu juga servis itu arahnya bebas!". Panitia menjawab "Tapi Pak, aturan yang benar itu ya servisnya harus menyilang. Itu sudah ada dalam buku peraturan bulutangkis internasional". Si Ayah malah menjawab "Heh, jangan suka ngerasa benar sendiri! Anda tidak menghargai jerih payah anak saya berlatih selama ini!". Akhirnya dengan tidak bisa menerima kekalahan, si Ayah pun pulang. Sejak saat itu si Ayah tidak mau mengikutsertakan anaknya dalam kejuaraan di luar kampungnya. Dan si Anak pun hingga dewasa hanya menjadi JAGO KAMPUNG saja. Dengan aturan permainan yang salah.

Pada akhirnya, sebuah usaha itu harus disertai dengan pengetahuan tentang aturan yang berlaku. Usaha si Anak dalam berlatih bulutangkis memang membuatnya menjadi orang yang hebat dalam bulutangkis. Namun sayang, karena tidak tahu aturan akhirnya kehebatannya pun tidak ada artinya.

Begitulah ceritanya. Sekali lagi, kisah ini tidak nyata. Hanya untuk diambil hikmahnya saja. Tentunya oleh orang yang pikirannya terbuka, bukan yang kampungan.

Andre Tauladan

Ketika Sang Ustadz Dianggap Sempurna

Ah... kasihan sekali orang-orang yang menjadi pemuja ustadznya. Sering me-retweet atau membagikan status seorang ustadz tidak mengharuskan kita mengikuti semua kehidupannya. Sah-sah saja jika saya membagikan nasihat dari Ustadz Felix tapi saya tidak setuju dengan ke-Hate I-annya. Saya juga terkadang membagikan nasihat dari YUsuf Mansur, tetapi tidak mengikuti VSI-nya. Begitu juga dengan nasihat-nasihat dari Aa Gym dan K.H. Arifin Ilham, saya bagikan tetapi saya tidak mengikuti dukukannya terhadap seorang capres. Karena setiap ustadz itu tidak sempurna.

Kader (atau apalah sebutannya) Hate I dalam sebuah tulisannnya yang berjudul "Ustadz Felix Siauw Yes, HTI No" mengkritik orang-orang yang sering mengikuti nasihat dari beliau tetapi tidak suka dengan ke Hate I annya. Penulis seperti mengharuskan pembaca untuk memiliki pola pikir "Kalo mau ngikut ust. Felix, ya ikut HTInya juga dong". Emh. Saya jadi kasihan sama mereka. Takutnya mereka mendewakan ust. felix dengan menganggapnya selalu benar. Apapun yang dilakukan ust. Felix harus diikuti. Padahal Ust. Felix sendiri rasanya tidak pernah menyuruh followernya untuk bergabung dengan HTI. Anyway, apakah orang HTI tidak ada yang suka dengan nasihat dari Aa Gym, Yusuf mansur, atau arifin ilham? Hm. Masa iya sih tidak ada sama sekali? Lantas apakah kalian mengikuti apa yang dinasihatkan oleh mereka? Mungkin respon kalian juga tidak akan jauh berbeda dengan para penolak HTI itu. Bagaimana jika pengikut Yusuf Mansur membuat tulisan berjudul "Yusuf Mansur yes, VSI No!"? Atau ada tulisan lain berjudul "Aa Gym yes, Milih prabowo no!"?

Biarlah follower Ust. Felix siauw bebas berpendapat. Mereka mau setuju dengan HTI atau tidak, ya tidak usah dipermasalahkan. Tidak usah membuat tulisan pembelaan yang membuat seolah Felix Siauw wajib diikuti segalanya. Takutnya itu akan menjadi syirik. Jika ingin membahas penolakan terhadap Hate I, ya tidak usah bawa-bawa nama beliau kan bisa? Follower beliau yang menolak HTI pasti sudah memiliki pemikiran sendiri tentang HTI. Tidak peduli siapa ustadznya mereka akan tetap menolak HTI.

Untunglah saya bukan fans buta ustadz Felix Siauw. Saya menyikapi semua da'i yang ada dengan seimbang. Ketika Felix siauw memberikan nasihat, saya terima karena kebanyakan nasihatnya seputar fenomena masyarakat. Tetapi tentang ke-Hate I-annya saya abaikan. Saya terima nasihat Ustadz Yusuf Mansur untuk bersedekah, shalat dhuha, tahajud, dsb. Tetapi ajakan untuk VSI atau bisnis busana Ma'e saya abaikan. Saya ikuti nasihat Aa Gym tentang manajemen qalbu, nasihat K.H. Arifin Ilham tentang kebiasaan berzikir. Tetapi saya abaikan rekomendasi mereka untuk memilih salah satu capres pada masa pemilu lalu. Saya mendukung FPI untuk menghilangkan maksiat di negara ini, tetapi saya menolak pemikiran FPI tentang Syi'ah. Sebagai penutup, saya anggap wajar saja jika ada orang yang berfikiran :
- Ustadz Felix Siauw Yes, HTI No!
- Aa Gym Yes, demokrasi No!
- Kh. Arifin Ilham Yes, Demokrasi No!
- Ust. YUsuf Mansur Yes, VSI no!
- FPI Yes, Syi'ah no!
- Pengkaderan Yes, PKS no!

Lha kalian juga banyak yang aneh pendiriannya. Khilafah Yes, asal dari kelompok sendiri. Buktinya, waktu ada khilafah ditegakkan di Iraq kalian pada nolak. Iya kan?
*ambil positifnya, abaikan negatifnya.
Andre Tauladan

Selasa, 22 Juli 2014

Namun kini kau beranjak pergi meninggalkanku

Jujur, aku sangat merindukan kedatanganmu. Aku dan banyak muslim lainnya. Bahkan sejak beberapa bulan sebelum kedatanganmu kami sudah mempersiapkan diri. Di saat banyak orang lain yang merasa gelisah takut engkau menyusahkan mereka, kami sejak awal tahu bahwa engkau justru akan membawa kebaikan bagi kami.

Akhirnya engkau datang. Kabar gembira pertama yang engkau sampaikan adalah khilafah telah tegak kembali. Di samping malam-malam mulia dengan tarawih dan tadarus, dan keutamaan lainnya ketika engkau hadir, kau datang dengan berita spesial. Walaupun engkau hadir di tengah ramainya sambutan terhadap piala dunia, tapi aku lebih mencintaimu. Engkau tidak hanya memberikan kesenangan dunia tetapi juga akhirat. Banyak orang lain yang tidak mempedulikanmu. Mereka menganggap kau hadir tapi tidak memberikan hidangan. Mereka sibuk dengan taruhan timnas mana yang akan menang. Ada juga yang sejak awal sudah berani tidak mengindahkanmu. Mereka tetap makan di siang hari.

Aku pun sedih. Di tengah kehadiranmu yang mulia, orang-orang banyak yang lebih peduli terhadap calon presiden pilihannya. Hingga akhirnya engkau pun dinodai denga sebuah pesta demokrasi. Tidak sedikit orang yang bertaruh nasib kehidupannya terhadap calon presidennya. Mereka hanya beda sedikit dengan para pejudi bola. Untuk menghormatimu, aku sobek satu surat suara. Aku lebih memilih untuk menghormatimu daripada mereka.

Di antara yang menyambut, ada saja yang salah. Engkau datang disambut dengan petasan dan kembang api. Bagiku itu sangat tidak sopan. Jika engkau datang dengan kabar pengampunan yang engkau bawa, tetapi mereka yang berdosa itu menyambutmu seperti itu, berarti mereka tidak menghormatimu. Amalan-amalan yang bid'ah pun masih mewabah di masyarakat. Di antara mereka ada yang memenuhi makam keramat. Mungkin suatu saat mereka juga akan mendatangi makam kera sakti, atau kera putih. Masih untung tidak ada yang kera sukan.

Engkau hadir tidak lama. Tapi banyak kemuliaan yang engkau bawa. Awalnya memang banyak yang menyambutmu. Tapi sepuluh hari kedua, mulai ada kemajuan dalam shaf tarawih. Sang imam pun semakin bersemangan membaca surat-surat pendek dalam shalat tarawih, buktinya kian hari kian cepat.

Tak terasa kini waktumu hampir habis. Sebentar lagi kau akan pamit. Hari-hariku akan kembali seperti biasa. Amalan sunnah dihitung sunnah, yang wajib hanya dihitung 1 wajib. Tapi di 10 hari terakhir ini sebelum kau pergi kau memiliki harta karun yang sangat berharga. Kami tidak tahu kapan datangnya malam lailatul qadr. Yang kami tahu malam itu ada di malam ganjil 10 hari terakhir. Oleh karena itu banyak di antara kami yang memburunya. Sebuah masjid di dekat kampusku tiba-tiba penuh. Dikala masjid lain semakin sepi karena ditinggal mudik, masjid ini justru didatangi oleh jamaah dari berbagai daerah.

Tapi, hatiku sering kotor. Terkadang ketika di sana banyak yang hanya tidur dan aku tadarus aku sering merasa lebih baik dari mereka. Ketika aku tadarus kemudian ada orang lain yang tadarus lebih nyaring tensi darahku naik. Apalagi jika ada orang lain yang mampu membaca lebih cepat. Hatiku juga sering kotor, ketika sedang asyik bertadarus lalu ada bunyi musik dari sebuah ponsel. Ah... aku tak tahu apakah aku bisa memanfaatkan saat-saat terakhir besamamu untuk mencari ridha Allah atau tidak.

Maaf ramadhan, aku belum bisa berbuat banyak untuk menegur orang lain atau bahkan memerangi mereka yang tidak menghargaimu. Akupun belum mampu memuliakanmu seperti yang rasulullah contohkan. Ya, sebenarnya aku sangat merindukanmu. Tapi karena tidak ada persiapan, aku hanya bisa menyuguhimu sekedarnya. Terimakasih atas kedatanganmu. Semoga dengan adanya dirimu doaku yang di hari biasa tidak terkabul nanti bisa terkabul. Tilawah, shalat, dan sedekah yang hanya sedikit bisa menjadi berlipat ganda karena ada engkau. Terakhir, aku berharap kepada Allah swt agar tahun depan aku bisa bertemu lagi denganmu. Dan semoga di saat itu aku memiliki persiapan yang matang agar kedatanganmu tidak sia-sia bagiku.
Andre Tauladan

Selasa, 01 Juli 2014

Mengambil hikmah dari Piala Dunia

Beberapa hari terakhir jagad facebook diramaikan dengan status mengenai piala dunia. Sebuah momen luar biasa yang menarik perhatian jutaan orang di seluruh dunia. Saya pribadi tidak terlalu peduli dengan momen ini. Namun saya ingin berbagi dengan para soccer mania agar tidak membuat momen ini terlewat begitu saja tanpa ada manfaat apapun darinya.
logo piala dunia brazil

Piala dunia. Sebuah kejuaraan dunia dalam olahraga sepak bola. Melirik substansi dalam permainan sepak bola, kita bisa mendapatkan beberapa pelajaran.

Pertama, garis di lapangan sepak bola.

gambar lapangan sepak bola

Garis ini menjadi batas permainan.  Ketika seorang pemain membuat bola yang dibawanya keluar dari garis itu maka yang terjadi adalah kesempatan throw in bagi tim lawan. Dengan throw in ini tim lawan akan mendapat keuntungan karena dia yang mengendalikan bola. Dalam kehidupan kita garis itu adalah batasan-batasan agama, benar-salah, pahala-dosa. Jika kita melanggar batasan itu maka yang terjadi adalah kesempatan bagi setan untuk mengendalikan kehidupan kita, sehingga seringkali kita berbuat dosa.

Kedua, bola.

bola sepak

Bola dalam permainan sepakbola ibarat kehidupan kita. Kita memiliki tujuan dalam hidup, itu adalah gawang lawan. Kita akan berusaha untuk mencetak gol atau dengan kata lain meraih tujuan hidup. Kita hidup di dunia tentu memiliki keinginan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Dalam permainan sepak bola tim lawan adalah penghalang, mereka akan berusaha sekuat mungkin agar kita tidak bisa mencetak gol. Untuk melewatinya seorang pemain sepak bola yang handal pasti bisa melakukan manuver-manuver cantik yang bisa mengelabui lawan dan lolos dari segala halangan. Tim lawan diibaratkan setan. Mereka akan menghalangi kita untuk mencapai kehidupan yang bahagia dunia dan akhirat. Oleh karena itu kita harus pintar menghindarinya. Cara-cara untuk menghindari mereka ada dalam Al-Qur'an, kita harus rutin berdzikir, berbuat baik kepada orang tua,  dan cara-cara lainnya yang sudah tercantum dalam Al-Qur'an.

Ketiga, piala.

Tujuan akhir dalam kejuaraan piala dunia adalah untuk mendapatkan piala. Tujuan akhir dalam kehidupan kita adalah untuk kehidupan akhirat yang baik.
piala dunia

Keempat, seragam atau kostim.

Setiap tim dalam sepak bola pasti memiliki seragam yang berbeda. Kita sebagai umat muslim memiliki aturan juga dalam berpakaian, pakaian yang dipakai harus syar'i sesuai aturan islam. Setidaknya harus menutup aurat.

Kelima, wasit.

wasit sepak bola

Tugas seorang wasit adalah mengatur permainan agar tidak keluar dari aturan yang berlaku. Wasit memberikan arahan, memberikan peringatan dan memberikan hukuman jika terjadi pelanggaran. Ini ibarat petunjuk yang disampaikan Allah kepada kita. Aturan-aturan dalam hidup ada dalam Al-Qur'an dan hadits. Di dalamnya terdapat petunjuk, peringatan, dan hukuman. Dalam permainan sepak bola jika wasit memberikan kartu kuning, itu artinya peringatan atas sebuah pelanggaran yang dilakukan oleh seorang pemain. Jika kartu merah sudah diberikan berarti pemain tersebut sudah tidak berhak bermain dalam pertandingan tersebut, ia dihukum, dikeluarkan.

Keenam, linesman (hakim garis).

hakim garis piala dunia

Di samping kiri dan kanan lapangan ada petugas hakim garis. Mereka menjadi pengawas selama pertandingan, selalu memperhatikan apakah terjadi offside atau tidak. Dan jika offside maka ia akan mengangkat bendera di tangannya sebagai isyarat. Dalam kehidupan kita juga ada yang selalu mengawasi di kanan dan kiri kita. Malaikat raqib dan atid.

Ketujuh, waktu permainan.

Dalam setiap permainan sepak bola, sudah ditentukan durasinya. Jika dalam waktu 90 menit tidak ada yang menang dalam pertandingan tertentu ada waktu tambahan. Tetapi dalam hidup kita, jika waktu kita sudah habis tidak ada tambahan waktu.

Kedelapan, penonton.

soccer football stadium

Permainan sepakbola khususnya dalam pertandingan setingkat piala dunia pasti dilaksanakan di stadion. Setiap stadion ada tribun penontonnya. Posisi penonton mengelilingi lapangan dari setiap sisi dan sudut. Dalam kehidupan kita Allah selalu tahu, melihat, dan mengawasi apa yang kita lakukan di setiap saat, setiap tempat, setiap sisi dan sudut.

Nah, itulah pelajaran (hikmah) yang bisa kita ambil dari piala dunia. Sebagai seorang muslim kita dapat mengambil pelajaran dari setiap kejadian. Terkadang manusia yang keimanannya masih lemah perlu diberi penjelasan dengan analogi agar mereka mengerti dan mau menerima apa yang disampaikan oleh agama. Sedangkan bagi yang imannya kuat, mereka akan melaksanakan perintah agama dan menjauhi larangan agama tanpa banyak protes.

Tulisan ini adaptasi dari video berjudul "WORLD CUP WITH A LESSON ᴴᴰ - MUST WATCH"
Andre Tauladan

Kamis, 12 Juni 2014

Cerpen ke 1. Bingung judulnya apa.

Maaf nih, buat postingan kali ini saya bikin cerpen. Cerpennya sih geje, tapi gapapalah.. hehe..
----------------------------
     "Oi! Dra! Jangan meleng dong!"
     "Yang bener dong bawa motor!"
     "Astaghfirullah, sori bro, sori..."
     Wajah Indra berubah menjadi kusut ketika ditegur Iwan. Sesaat tadi dia sempat meleng dan tidak fokus dalam mengendari motornya. Rupanya ia teringat pada seseorang yang sangat istimewa untuknya. Seorang akhwat cantik yang pernah ia temui di depan masjid di sekitar jalan yang ia lewati barusan. Gara-gara kecerobohannya dia hampir saja motornya masuk ke selokan.
     Kejadian siang tadi tidak berakhir seketika, sampai malam di hari yang sama Iwan masih terlihat marah. Dia memang punya pengalaman buruk dalam mengendari motor. Aneh memang. Dia pernah cerita bahwa dulu dia dijuluki "Si Raja Jalanan" karena sering kebut-kebutan. Tetapi sejak kecelakaan dua tahun lalu dia menjadi tidak pernah berani lagi mengendarai motor sendiri. Dia jadi lebih suka dibonceng. Waktu itu dia sedang ingin pamer kemampuannya di jalan raya. Dengan maksud untuk mendakut-nakuti, dia membonceng adiknya dan memacu motornya dengan kecepatan tinggi. Sepanjang perjalanan adiknya merengek-rengek ketakutan sedangkan dia tertawa senang. Namun kesenangan itu berubah menjadi tragedi ketika di suatu tikungan dia tidak bisa mengandalikan motornya. Di saat yang sama datang sebuah mobil dari arah berlawanan, kecelakaan pun tidak terhidarkan. Keduanya terluka parah, mereka segera dibawa ke rumah sakit. Namun naas, adiknya mendinggal di perjalanan menuju RS.
     Sejak saat itu dia jadi mudah marah jika Indra kurang hati-hati mengendarai motor saat memboncengnya. Malam ini pun begitu. Walaupun Indra sudah memintamaaf tetapi Iwan masih saja marah-marah. Akhirnya Indra pun menyerah.
     "Ah, sudahlah nanti juga dia tenang dengan sendirinya" pikirnya.
     Keesokan harinya Iwan tidak ikut dengan Indra ke kampus. Hari itu mereka memang beda jadwal kuliah. Dalam perjalanan pulang, Indra mampir terlebih dahulu ke Masjid Al Hikmah. Ia ingin mengenang masa lalu yang kemarin sempat mengganggunya.
     "Hm... Di masjid ini pertama aku bertemu dengan seorang akhwat yang membuatku jatuh cinta" gumam Indra.
     Akhwat itu bernama Ratna. Dua tahun lalu, ketika Indra baru menjadi mahasiswa dia melihat akhwat itu di masjid ini. Dalam perjalanan ke kostan, dari tepian jalan Indra melihat seorang akhwat cantik. Akhwat itu sedang melangkah menuruni tangga. Busana merah muda dengan kerudung putih sangat cocok dengan wajahnya yang putih bersih. Kacamata lonjong yang dipakainya semakin membuat dia terlihat ayu.
     "Maa syaa Allah, cantiknya" gumam Indra.
Tanpa terlalu lama memandangnya Indra pun terus berjalan menuju kosannya.
Satu bulan sudah berlalu sejak Indra melihat akhwat itu. Wajah cantiknya masih terus menempel dalam ingatannya. Dalam satu bulan itu sebagai mahasiswa baru dia sudah mulai punya beberapa teman dekat. Salah satunya Iwan. Iwan menjadi tempat bagi Indra untuk berbagic erita tentang kuliah, masalah keluarga, masalah keuangan termasuk masalah asmara.
     Indra dan Iwan sering berangkat dan pulang bersamaan ke kampus. Suatu saat, ketika sedang berjalan-jalan di kampus tanpa sengaja mereka bertemu Ratna. Saat itu mereka belum tahu namanya. Indra memberitahu Iwan bahwa ia menyukai akhwat itu. Ia ceritakan pada iwan tetnang pertemuan dan ketertarikannya pada akhwat itu. Tanpa Indra tahu, ternyata iwan mencari informasi tentang akhwat itu. Dari Iwanlah Indra tahu bahwa akhwat itu bernama Ratna.
     "Dra, kalo kamu suka sama Ratna, kenapa nggak kamu deketin aja?" tanya Iwan.
     "Dra kalo kamu nggak cepet, nanti nyesel lho kalo dia diambil orang" tanya Iwan lagi di lain waktu.
      Iwan sering sekali membujuk Indra untuk mendekati Ratna, namun Indra bukan tipe orang yang mudah dan berani untuk mendekati seorang akhwat. Ia ingin bisa menjaga dirinya hingga ia benar-benar yakin dan siap lahir dan batin ketika ia mendekati seorang akhwat.
      "Dra, dia masih single lho!" bujuk Iwan lagi di lain waktu.
      Lama-lama Indra gerah juga dengan pertanyaan dan bujukan Iwan dan akhirnya ia memarahi Iwan.
      "Wan, ini tentang prinsip! Aku saat ini masih mahasiswa, mana bisa aku menikahinya untuk saat ini?"
      "Ya, nggak usah nikah dulu lah, pedekate aja dulu" jawab Iwan.
      "Wan! jangan sekali lagi kamu bujuk aku untuk mendekatinya! Aku tidak ingin mengubah prinspku, aku juga tak ingin memberi harapan palsu!" tegas Indra.
      "Daripada aku mendekatinya tapi tidak bisa membahagiakannya di masa depan lebih baik aku menahan diri" tambahnya.
      Mendapat respon seperti itu Iwan pun tidak ingin berbuat lebih. Ia kecewa niat baiknya ditentang keras oleh Indra. Ia juga tidak ingin memaksa Indra untuk menerima sarannya.
      "Sudahlah, jika itu maumu, aku tidak akan membahasnya lagi, tapi aku tidak mau tahu jika suatu saat nanti kau menyesal" jawab Iwan.
      Indra tidak menghiraukan jawaban Iwan. Sejak saat itu juga Iwan tidak pernah membahas masalah itu lagi.
      Perjalanan kuliah terus berlanjut. Mereka menjalani masa-masa itu seperti biasa. Menjelang tingkat akhir, aktivitas kuliah semakin sedikit. Indra memanfaatkan waktu luang untuk mencari pekerjaan sampingan. Ia mencoba bisnis kecil-kecilan ala mahasiswa. Namun gara-gara pekerjaannya itu banyak tugas kampus yang terlantar, ia pun tertinggal oleh kawan-kawannya yang lain. Iwan saat ini sudah mulai menyusun skripsi sementara Indra masih harus mengurus beberapa nilai yang kurang.
      Waktu terus berlanjut, saat ini Iwan sudah lulus sedangkan Indra baru akan menyelersaikan skripsinya. Bisnisnya mulai berkembang. Ia sudah tidak terlalu sibuk mengurus usahanya. Tidak berapa lama ia pun lulus. Ia mulai merasa mantap untuk mengungkapkan perasaannya kepada Ratna. Ia coba hubungi Iwan untuk mencari tahu di mana Ratna sekarang, Iwan pun mengiyakannya.
      Berselang beberapa minggu Iwan menghubungi Indra. Namun sayang, bukan kabar baik yang Indra terima tetapi justru sebaliknya. Iwan menyampaikan bahwa Ratna sudah memiliki tunangan.
      Raut wajah Indra menampakkan kekecewaan. Berat hatinya menerima kenyataan itu. Kini hari-harinya selalu diselimuti kegalauan. Bisnis yang dirintisnya pun menjadi terbengkalai dan semua itu membuat dirinya semakin terpuruk.

---tamat---
*judulnya apa ya?
Andre Tauladan

About Me

Andre Tauladan adalah blog untuk berbagi informasi umum. Terkadang di sini membahas topik agama, politik, sosial, pendidikan, atau teknologi. Selain Andre Tauladan, ada juga blog khusus untuk berbagi seputar kehidupan saya di Jurnalnya Andre, dan blog khusus untuk copas yaitu di Kumpulan Tulisan.

Streaming Radio Ahlussunnah

Today's Story

Dari setiap kejadian di akhir zaman, akan semakin nampak mana orang-orang yang lurus dan mana yang menyimpang. Akan terlihat pula mana orang mu'min dan mana yang munafiq. Mana yang memiliki permusuhan dengan orang kafir dan mana yang berkasihsayang dengan mereka.
© Andre Tauladan All rights reserved | Theme Designed by Seo Blogger Templates