Jumat, 08 Agustus 2014

Ketika Sang Ustadz Dianggap Sempurna

Ah... kasihan sekali orang-orang yang menjadi pemuja ustadznya. Sering me-retweet atau membagikan status seorang ustadz tidak mengharuskan kita mengikuti semua kehidupannya. Sah-sah saja jika saya membagikan nasihat dari Ustadz Felix tapi saya tidak setuju dengan ke-Hate I-annya. Saya juga terkadang membagikan nasihat dari YUsuf Mansur, tetapi tidak mengikuti VSI-nya. Begitu juga dengan nasihat-nasihat dari Aa Gym dan K.H. Arifin Ilham, saya bagikan tetapi saya tidak mengikuti dukukannya terhadap seorang capres. Karena setiap ustadz itu tidak sempurna.

Kader (atau apalah sebutannya) Hate I dalam sebuah tulisannnya yang berjudul "Ustadz Felix Siauw Yes, HTI No" mengkritik orang-orang yang sering mengikuti nasihat dari beliau tetapi tidak suka dengan ke Hate I annya. Penulis seperti mengharuskan pembaca untuk memiliki pola pikir "Kalo mau ngikut ust. Felix, ya ikut HTInya juga dong". Emh. Saya jadi kasihan sama mereka. Takutnya mereka mendewakan ust. felix dengan menganggapnya selalu benar. Apapun yang dilakukan ust. Felix harus diikuti. Padahal Ust. Felix sendiri rasanya tidak pernah menyuruh followernya untuk bergabung dengan HTI. Anyway, apakah orang HTI tidak ada yang suka dengan nasihat dari Aa Gym, Yusuf mansur, atau arifin ilham? Hm. Masa iya sih tidak ada sama sekali? Lantas apakah kalian mengikuti apa yang dinasihatkan oleh mereka? Mungkin respon kalian juga tidak akan jauh berbeda dengan para penolak HTI itu. Bagaimana jika pengikut Yusuf Mansur membuat tulisan berjudul "Yusuf Mansur yes, VSI No!"? Atau ada tulisan lain berjudul "Aa Gym yes, Milih prabowo no!"?

Biarlah follower Ust. Felix siauw bebas berpendapat. Mereka mau setuju dengan HTI atau tidak, ya tidak usah dipermasalahkan. Tidak usah membuat tulisan pembelaan yang membuat seolah Felix Siauw wajib diikuti segalanya. Takutnya itu akan menjadi syirik. Jika ingin membahas penolakan terhadap Hate I, ya tidak usah bawa-bawa nama beliau kan bisa? Follower beliau yang menolak HTI pasti sudah memiliki pemikiran sendiri tentang HTI. Tidak peduli siapa ustadznya mereka akan tetap menolak HTI.

Untunglah saya bukan fans buta ustadz Felix Siauw. Saya menyikapi semua da'i yang ada dengan seimbang. Ketika Felix siauw memberikan nasihat, saya terima karena kebanyakan nasihatnya seputar fenomena masyarakat. Tetapi tentang ke-Hate I-annya saya abaikan. Saya terima nasihat Ustadz Yusuf Mansur untuk bersedekah, shalat dhuha, tahajud, dsb. Tetapi ajakan untuk VSI atau bisnis busana Ma'e saya abaikan. Saya ikuti nasihat Aa Gym tentang manajemen qalbu, nasihat K.H. Arifin Ilham tentang kebiasaan berzikir. Tetapi saya abaikan rekomendasi mereka untuk memilih salah satu capres pada masa pemilu lalu. Saya mendukung FPI untuk menghilangkan maksiat di negara ini, tetapi saya menolak pemikiran FPI tentang Syi'ah. Sebagai penutup, saya anggap wajar saja jika ada orang yang berfikiran :
- Ustadz Felix Siauw Yes, HTI No!
- Aa Gym Yes, demokrasi No!
- Kh. Arifin Ilham Yes, Demokrasi No!
- Ust. YUsuf Mansur Yes, VSI no!
- FPI Yes, Syi'ah no!
- Pengkaderan Yes, PKS no!

Lha kalian juga banyak yang aneh pendiriannya. Khilafah Yes, asal dari kelompok sendiri. Buktinya, waktu ada khilafah ditegakkan di Iraq kalian pada nolak. Iya kan?
*ambil positifnya, abaikan negatifnya.
Andre Tauladan

1 komentar:

Saran dan kritiknya sangat diharapkan