Rabu, 16 Juli 2014

Buya Yahya : Benarkah Nabi Muhammad Tidak Dijamin Masuk Surga?

Video ini adalah Tanggapan dan Sekaligus Jawaban Buya Yahya terhadap Penjelasan salah seorang Ulama' Ahli Tafsir Indonesia yang menyatakan bahwa "Nabi Muhammad SAW Tidak Mempunyai Jaminan Masuk Surga"




Andre Tauladan

3 komentar:

  1. Saya sudah mendengar isu inil; Apakah isu atau beneran saya kurang tau. Saya baru saja liat liat videonya. Kalau boleh tau, apakah ulama ahli Tafsir yang dimaksud yang biasa tampil di TV membawakan Tafsir Misbah? Saya tiadak akan sebut namanya. Mungkin Inisialnya saja Bapak H. QS kali ya.. Hmmmmm.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, betul. Isunya beneran. Dari sebuah pernyataan beliau yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad tidak dijamin masuk surga, dilanjutkan dengan hadits yang dijadikan dasar pernyataannya itu. Kemudian banyak orang yang protes dan menyebarkannya sehingga menjadi sebuah isu. Diapun kemudian membuat sebuah klarifikasi. Namun, menurut Buya Yahya klarifikasinya ini adalah sebuah pembelaan diri karena hadits yang dijadikan rujukannya bukan menunjukkan bahwa nabi Muhammad tidak dijamin masuk surga, justru sebaliknya. Jadi, QS bersikeras tidak mau mengaku salah, malah membuat klarifikasi yang semakin jelas menunjukkan "siapa dirinya". Padahal untuk orang selevel QS sangat tidak wajar menafsirkan sebuah hadits berdasarkan artinya saja. Tentu seharusnya QS tahu bahwa sebenarnya maksud hadits itu bukan seperti yang dikatakannya. Karena jika nabi muhammad saja tidak dijamin surga, lantas mengapa QS masih menjadi orang islam?

      Hapus
  2. memang sulit kalau menjadi Islam hanya karena surga. menjalankan ibadah hanya untuk memasuki surga, menjauhi larangan hanya untuk menghindari neraka.

    saya yakin Rasulullah pun tidak melakukan semua ini hanya untuk iming-iming didekatkan surga dan dijauhkan dari neraka di akhirat kelak.
    Islam ini agama lengkap, dari prinsip tauhid yang luar biasa sampai perihal hidup paling sederhana, berujung ketenangan hidup didunia dan keselamatan di akhirat.

    terlalu sempit kalau menilai kerasulan Muhammad dan keislaman kita hanya karena perihal surga. saran saya telaah lapa yang dimaksudkan Bapak QS..

    BalasHapus

Saran dan kritiknya sangat diharapkan