Lagi-lagi Om WhaPhres bikin pernyataan yang ngaco. Om WhaPhres menyatakan bahwa umat Islam Indonesia patut bersyukur karena dapat berpuasa dengan damai. Ya, kalo memang yang dimaksud adalah bisa puasa tanpa ada konflik, serangan bom, atau perang memang benar. Tapi benarkah umat Islam Indonesia bisa berpuasa dengan damai?
Suasana berpuasa di Indonesia memang tidak ada konflik atau perang, tetapi 'godaan'nya tetap ada. Godaan yang dimaksud adalah perbuatan maksiat yang tidak terbatas. Di bulan ramadhan banyak orang yang berpacaran, wanita berpakaian ketat, aurat yang terbuka, dan banyak orang yang tidak berpuasa makan dengan bebas. Dengan keadaan seperti itu mustahil orang bisa berpuasa dengan tenang, kecuali orang yang diam di masjid dari subuh sampai petang.
Selain itu masih banyaknya anak-anak yang bermain petasan, sungguh tidak membuat tenang. Om WhaPhres juga nampaknya tidak tahu acara-acara TV di bulan Ramadhan banyak yang sangat merusak ibadah shaum. Mungkin jika puasa yang dimaksud oleh si Om adalah puasa yang hanya menahan lapar dan haus sih iya. Tapi puasa kan menahan yang lain juga.
Di negara endonesah ini bukan ibadah yang bisa dilaksanakan dengan tenang, tapi maksiat. Jadi, Republika sebaiknya ganti judul artikel itu jadi "Umat Islam Indonesia bisa melakukan maksiat dengan damai".
Andre Tauladan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saran dan kritiknya sangat diharapkan