Minggu, 01 Februari 2015

Jangan Terlalu Goblok

Pasca informasi meninggalnya Bob Sadino, beberapa kawan saya mengekspresikan semacam 'penghormatan' untuk Pak Bob. Di antara cara mereka adalah dengan menyebarkan slogan Pak Bob yang cukup populer, yaitu 'cara goblok ala Bob Sadino'. Cara lainnya adalah dengan menggunakan quote Pak Bob, namun sayangnya quote tersebut kalimatnya bernada merendahkan status karyawan.

Begini, Bob Sadino bagi saya adalah orang sukses yang sudah melewati pahit manis kehidupan. Tentu saja kesuksesannya adalah hasil dari kerja kerasnya selama bertahun-tahun, bukan hal instan. Namun, kesuksesannya membuat dia seolah seperti orang sombong dengan merendahkan status karyawan. Teman saya pernah memasang DP BBM berupa gambar Bob Sadino dengan tulisan "Bangun pagi, pulang petang, pake seragam, situ kerja atau dikerjain?". Dia juga termasuk orang yang menyepelekan pendidikan. Dalam sebuah gambar tertulis quote "IPK 3 itu calon karyawan, bukan calon pengusaha".

Kepada para pengagum Bob Sadino, saya sampaikan "janganlah terlalu goblok". Segoblok-gobloknya Bob Sadino, dia pernah merasakan pendidikan. Dia bukanlah anak jalanan yang karena pengalamannya di jalan kemudian bisa sukses. Jika melihat latar belakangnya, orang tuanya pun seorang guru. Anaknya pun menurut sebuah info, kuliah di Swiss. Jadi dia bukan orang yang 'bersih' dari pendidikan formal sama sekali. Kita harus sadar bahwa nasib dan jalan hidup setiap orang berbeda-beda. Dengan adanya bukti kesuksesan Bob Sadino, kita dapat melihat bahwa tanpa pendidikan formal 'khusus wirausaha' pun seseorang bisa sukses. Tetapi, dalam kehidupan orang lain banyak juga kok orang yang sukses dengan latar belakang pendidikan yang bagus.

Saya adalah orang yang sangat tidak suka dengan berbagai ucapan yang bernada merendahkan status karyawan dan terlalu menunggulkan status pengusaha. Janganlah jadi orang yang terlalu goblok. Pengusaha tidak bisa apa-apa jika tidak mempunyai karyawan. Seandainya teknologi sudah super canggih, ketika segala sesuatu dapat dikerjakan oleh mesin, pengusaha juga harus sadar bahwa mesin perlu perawatan dan pengawasan. Untuk dapat melaksanakannya tetap mereka membutuhkan karyawan. Saya sering bingung sendiri oleh ucapan-ucapan semacam itu. Seandainya sang Bob merendahkan status karyawan, lalu semua karyawannya berhenti dengan alasan ingin berwirausaha sendiri, pasti perusahaannya pun akan tumbang seketika. Seorang pengusaha belum 'disebut' pengusaha sebelum ia mampu 'bersantai' menikmati pendapatnnya karena urusan bisnisnya sudah dikerjakan oleh karyawannya. Akan tetapi, pada dasarnya seorang bos pun tidak pernah benar-benar santai. Dia juga perlu memikirkan bagaimana hasil kerja karyawannya, apakah dapat memuaskan konsumen atau tidak. Hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana adab antara bos dengan pegawai / karyawan dalam islam.

Goblok ala Bob Sadino intinya adalah ketika kita sedang belajar dengan orang lain kita jangan sok tahu. Tapi jika kita terlalu goblok, jadinya sudah diberitahu pun kita masih tidak tahu. Bagi yang ingin sukses seperti Bob Sadino, tirulah kerja kerasnya. Dia adalah sosok orang yang pantang menyerah. Berbagai kesulitan dia hadapi dan selalu menikmatinya. Mungkin itulah bedanya dia dengan orang lain. Namun intinya, baik orang yang berasal dari pendidikan formal yang tinggi maupun orang yang belajar dari pengalaman hidup, jika menikmati jalan hidupnya akan mampu melewati berbagai kesulitan. Sebaliknya, jika terlalu pusing dengan masalah dan tidak berani menghadapinya orang itu akan gagal, mandeg di titik itu tidak peduli apa pendidikannya.

Sebagai penutup, saya sampaikan kalimat yang sering diucapkan juga oleh Bob Sadino. Emang gue pikirin!
Andre Tauladan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saran dan kritiknya sangat diharapkan