Sabtu, 12 Desember 2015

Sifat-sifat Hijab Syar’iy

Sifat-sifat Hijab Syar’iy

Alih Bahasa: Abu Sulaiman Al Arkhabiliy

(download dalam bentuk selebaran format pdf di sini)

Segala puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya. Amma Ba’du:

Sesungguhnya wanita muslimah telah mendapatkan kedudukan yang tinggi di dalam Islam, dan syari’at yang hanif ini telah memperhatikannya dengan perhatian yang lebih khusus lagi menjamin baginya gar terjaga kesuciannya, di mana Allah Ta’ala telah mewajibkan atasnya untuk berhijab (menutupi diri) dari pria lain demi menjaga kemuliaannya dari noda keburukan. Dan Allah Ta’ala telah menetapkan syarat-syarat bagi hijab ini yang harus dipenuhi semuanya supaya menjadi hijab yang syar’iy, sehingga bila SALAH SATU dari syarat ini tidak terealisasi maka hijab itu bukan hijab syar’iy dan tidak diridloi oleh Allah Ta’ala.
Apakah syarat-syarat hijab wanita muslimah itu?

Syarat-syarat (sifat-sifat) hijab syar’iy wanita muslimah itu ada delapan sebagaimana yang telah dijelaskan oleh para ulama:

Syarat Pertama: Ia itu harus tebal yang tidak menampakkan bayangan apa yang ada di baliknya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

صنفان من أهل النار لم أرهما بعد : رجال معهم سياط كأذناب البقر يضربون بها الناس ، ونساء كاسيات عاريات مائلات مميلات على رؤوسهن كأسنمة البخت المائلة ، لا يدخلن الجنة ولا يجد ريحها ، وإن ريحها ليوجد من مسيرة كذا وكذا ” رواه أحمد ومسلم في الصحيح

“Dua macam penghuni neraka yang belum aku lihat, kaum yang membawa cemeti bagaikan ekor-ekor sapi yang dengannya mereka memukuli manusia, dan para wanita yang berpakaian tapi telanjang, yang membuat (orang lain) menyimpang (dari kebenaran) lagi miring (kepada keburukan), kepala-kepala mereka itu bagaikan pundakan-pundakan unta yang miring, para wanita itu tidak masuk surga dan tidak mendapatkan wanginya, padahal sesungguhnya wangi surga itu didapatkan dari jarak segini dan segitu.” (Riwayat Muslim).

An Nawawiy berkata: Hadits ini adalah tergolong mu’jizat kenabian, di mana dua macam orang ini telah telah terjadi – dan keduanya ada sekarang -, dan di dalam hadits ini terdapat celaan bagi dua macam orang ini. Sedangkan makna “Kaasiyaat” adalah wanita menutup sebagian badannya dan membuka sebagian yang lain, dan ada yang mengatakan bahwa maknanya adalah dia memakai pakaian yang tipis yang menampakkan warna kulit badannya.”(Syarah Shahih Muslim).

Syarat Kedua: Hijabnya itu harus lebar lagi tidak sempit.

قال أُسامة بن زيد: ((كساني رسول الله – صلى الله عليه وسلم – قبطيةً كثيفة مما أهداها له دحية الكلبي، فكسوتها امرأتي، فقال: مالك لم تلبس القبطية ؟ قلت: كسوتها امرأتي، فقال: مُرها فلتجعل تحتها غلالة، فإني أخاف أن تصف حجم عظامها )) أخرجه أحمد

“Di mana telah diriwayatkan dari Usamah Ibnu Zaid radliyallahu ‘anhu, berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan pakaian kepadaku berupa kain qibthi yang tebal – yang mana ia itu di antara bagian yang dihadiahkan Dihyah Al Kalbiy kepadanya- maka sayapun memberikan kain itu kepada isteri saya sebagai pakaian, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada saya: Kenapa aku tidak melihatmu memakai kain qibthiyyah itu? Maka saya berkata: Wahai Rasulullah saya telah memakaikannya kepada isteriku,” maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: Suruhlah isterimu memakai ghilalah (rangkapan), karena aku khawatir kain itu menampakkan lekuk tulangnya.” (Riwayat Ahmad dan dihasankan oleh Al Arna-uth).

Qubthiyyah adalah semacam pakaian yang berasal dari Qibthi Mesir.
Ghilalah adalah pakaian yang dipakai sebagai rangkapan bagi pakaian lain.
Asy Syaukaniy berkata: “Hadits ini menunjukkan bahwa wanita itu wajib menutupi seluruh badannya dengan pakaian yang tidak membentuk lekuk badannya, dan ini adalah syarat menutupi aurat.” (Nailul Authar).

Syarat Ketiga:Hijab itu menutupi seluruh anggota badan termasuk wajah dan kedua tapak tangan.

Allah Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا

“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(Al Ahzab: 59).

Di dalam ayat ini Allah Ta’ala memerintahkan Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam agar memerintahkan semua wanita, dan memulai dengan memerintahkan isteri-isterinya dan puteri-puterinya karena kemuliaan mereka dan dikarenakan mereka adalah para wanita yang lebih berhak daripada yang lain, untuk menutupi wajah-wajah mereka dengan mengulurkan jilbab-jilbab dari atas kepala mereka. Sedangkan JILBAB adalah adalah kain yang dipakai sebagai rangkapan luar pakaian berupa rida (kain untuk badan bagian atas), izar (kain untuk badan bagian bawah) dan kerudung serta yang serupa itu. (Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir As Sa’diy).

Syarat Keempat: Hijab itu tidak boleh yang merupakan pakaian ketenaran.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ لَبِسَ ثَوْبَ شُهْرَةٍ فِي الدُّنْيَا أَلْبَسَهُ اللَّهُ ثَوْبَ مَذَلَّةٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ) . رواه أبو داود)

“Barangsiapa memakai pakaian ketenaran di dunia maka Allah memakaiakan kepadanya pakaian kehinaan di hari kiamat kemudian Dia menyalakan api padanya.” (Diriwayatkan Abu Dawud dan yang lainnya serta dinilai hasan oleh Al Mundziriy).

Maksud pakaian ketenaran adalah pakaian yang mengundang keheran-heranan orang lain atau dianggap buruk oleh manusia (yang muslim tentunya, pem), atau dengan ungkapan lain ia adalah: pakaian yang menyebabkan pemakainya menjadi bahan olok-olokan dan perbincangan manusia, karena keanehan warnanya, sifatnya, atau cara menjahitnya. Dan pakaian ketenaran ini bisa berbeda-beda antara satu zaman dengan zaman lainnya dan antara satu tempat dengan tempat lainnya, di mana bisa saja manusia pada zaman tertentu menganggap suatu pakaian itu sebagai pakaian ketenaran namun di zaman lain mereka tidak menganggapnya demikian, dan bisa saja di suatu negeri pakaian itu dianggap sebagai pakaian ketenaran namun di negeri lain tidak dianggap demikian, sesuai dengan adat kebiasaan.

Syarat Kelima:Tidak boleh menyerupai pakaian wanita kafir.

Di mana di antara landasan paling penting dien ini adalah menyelisihi orang-orang kafir dan kaum musyrikin, dan landasan pokok ini ada lagi bagu di dalam Al Kitab dan As Sunnah Ash Shahihah, di antaranya sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Abdullah ibnu ‘Amr Ibnu Al ‘Ash radliyallahu ‘anhu di saat ia mengenakan dua pakaian yang mu’ashfar (yang dicelup warna merah):

إن هذه من ثياب الكفار فلا تلبسها ) رواه مسلم)

“Sesungguhnya ini adalah termasuk pakaian orang-orang kafir, maka jangan kamu memakainya.” (Riwayat Muslim).

Di antara pakaian para wanita kafir adalah apa yang dipakai oleh para wanita Nashrani, Yahudi, Sekuler dan Paganis.

Syarat Keenam: Tidak boleh menyerupai pakaian kaum pria.

Dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu, berkata:

(وعن أبي هريرة رضي الله عنه قال: “لعن رسول الله صلى الله عليه وسلم الرجل يلبس لبسة المرأة والمرأة تلبس لبسة الرجل” . (رواه أبو داود

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melaknat pria yang memakai pakaian wanita, dan (melaknat) wanita yang memakai pakaian pria.” (Riwayat Abu Dawud dan yang lainnya, dan dishahihkan oleh Asy Syaukaniy dan Al Hakim serta Adz Dzahabiy mengakuinya).

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ليس منا من تشبه بالرجال من النساء و لا من تشبه بالنساء من الرجال “

“Bukan termasuk golongan kami wanita yang menyerupai kaum pria dan pria yang menyerupai kaum wanita.” (Riwayat Ahmad dan dishahihkan oleh Al Arna-uth).

Syarat Ketujuh: Ia itu tidak boleh mengandung hiasan (motif) yang menarik perhatian

Berdasarkan firman Allah Ta’ala:

وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ

“Dan janganlah mereka itu menampakkan perhiasan mereka” (An Nur: 31).
Dan firman-Nya Ta’ala:

وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَىٰ

“Dan janganlah kalian bertabarruj seperti tabarrujnya wanita jahiliyyah pertama” (Al Ahzab: 33).

Dan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

ثلاثة لا تسأل عنهم رجل فارق الجماعة وعصى إمامه ومات عاصيا وأمة أو عبد أبق فمات وامرأة غاب عنها زوجها قد كفاها مؤنة الدنيا فتبرجت بعده فلا تسأل عنهم

“Tiga macam orang yang jangan ditanyakan tentang (nasib) mereka: orang yang meninggalkan jama’ah dan maksiat kepada imamnya serta mati dalam keadaan maksiat, hamba sahaya baik pria maupun wanita yang melarikan diri dari tuannya terus ia mati, dan wanita yang ditinggal pergi suaminya sedangkan si suaminya telah memberikan kecukupan kebutuhan dunia, terus ia malah tabarruj setelah suaminya pergi, maka jangan engkau tanyakan tentang (nasib) mereka.” (Riwayat Ahmad dan dishahihkan oleh Al Haitsamiy dan Al Anauth).

Bila ternyata hijab si wanita ternyata mengandung hiasan (corak/motif), maka ia itu tidak disebut hijab (syar’iy), karena sesungguhnya alasan dalam pensyari’atan hijab itu adalah pelarangan penampakan hiasan kepada pria lain, sehingga tidak masuk akal-lah kalau hijabnya itu malah merupakan hiasan! MAKA WAJIB atas wanita muslimah yang ingin merealisasikan syarat ini agar dia memperhatikan pakaiannya supaya kosong dari MOTIF HIASAN APAPUN dan hendaklah warnanya itu tidak menarik perhatian kaum pria.

Syarat Kedelapan: Tidak mengandung wangi-wangian atau parfum.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«أيما امرأة استعطرت فمرت على قوم ليجدوا ريحها، فهي زانية»

“Wanita mana saja yang memakai wangi-wangian, terus ia melewati kaum pria supaya mereka mencium bau harumnya, maka ia itu berzina.” (Diriwayatkan oleh An Nasai dan yang lainnya, dan At Tirmidziy berkata: Hadits Hasan Shahih).

Dan bersabda shallallahu ‘alaihi wa sallam:

” إذا خرجت إحداكن إلى المسجد فلا تقربن طيبا “

“Bila salah seorang di antara kalian (wanita) keluar menuju mesjid, maka jangan sekali-kali ia menyentuh wewangian.” (Diriwayatkan oleh Ahmad dan dishahihkan oleh Al Arnauth).

Ibnu Daqiq Al ‘Ied berkata: “Di dalamnya terdapat keharaman memakai wewangian bagi wanita yang ingin keluar menuju mesjid, karena dalam tindakan itu terdapat hal yang merangsang syahwat kaum pria.” (Faidlul Qadir milik Al Munawiy).

Saudariku Muslimah:

Ini adalah sifat-sifat hijabmu yang syar’iy yang haram atasmu menyelisihi salah satu darinya di hadapan pria yang bukan mahram. Sedangkan kaum pria yang merupakan mahram bagi seorang wanita yang tidak ada dosa atasnya bila ia tidak berhijab dari mereka adalah orang-orang yang telah Allah sebutkan di dalam surat An Nuur ayat 31, di mana Allah Ta’ala berfirman:

وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَىٰ عَوْرَاتِ النِّسَاءِ

“Dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.”(An Nuur: 31).

Sehingga bukan termasuk mahram-mu wahai wanita yang suci kaum pria ini: saudara suamimu (saudara ipar), saudara-saudara sepupumu dan kerabat-kerabatmu lainnya.

Maka janganlah engkau membuka hijab di hadapan mereka, karena Nabi-mu shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

“إياكم والدخول على النساء قيل يا رسول الله أفرأيت الحمو قال الحمو الموت الحمو الموت”

“Janganlah kalian masuk menemui wanita” Maka seorang pria bertanya: Wahai Rasulullah bagaimana dengan saudara ipar (yaitu saudara suami)? Maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Saudara ipar itu kematian.” (Muttafaq ‘Alaih).

An Nawawiy berkata: Al Ahmaa -bentuk jamak dari hamwu- adalah karib kerabat suami, dan hadits mensifati mereka dengan kematian, itu dikarenakan khalwat dengan dengan kerabat suami itu lebih sering terjadi dari khalwat dengan selainnya dan keburukan yang bisa muncul darinya pun lebih banyak dari yang lainnya, karena adanya kemudahan baginya untuk bisa menemui si wanita itu dan khalwat bersamanya tanpa ada pengingkaran, beda halnya dengan pria lain. (Syarh Shahih Muslim)

Ya Allah jagalah wanita kaum muslimin dan karuniakanlah kepada mereka ketertutupan dan kesucian.

Dan limpahkanlah Ya Allah shalawat kepada Nabi kami Muhammad, keluarganya serta semua sahabatnya.

============

Sabtu Tanggal 5 Dzul Hijjah 1436H
Millahibrahim
Andre Tauladan

Rabu, 09 Desember 2015

Fabricated Hadeeth Series

Fabricated Hadeeth Warning

This hadeeth has been classed as maudoo (FABRICATED).

Like the Farewell Sermon, some have attributed false sources to this, saying it is found in Bukhaaree (No. 6:19) and Tirmidhee (No. 14:79).

It is found in neither, but can be found in Silsilatul-Ahaadeeth ad-Da’eefah wa al-Mawdoo’a (No. 3274) of Imaam al-Albaanee, where he said:

“Verily when a man looks at his wife and she looks at him, Allaah will look at them both with glance of Mercy, when he takes her hand their sins will be wiped away through their fingers”

(This is) fabricated, reported by ar-Raafi’ee in his Taarikh (2/47) commenting on Maysara bin ‘Alee in his Mashaykha with its chain of narration from al-Hussain bin Mu’aadh al-Khurasaanee who narrated from Ismaa’eel bin Yahya at-Taymee from Mis’ar bin Kidaam from al-‘Awfee from Abee Sa’eed al-Khudree who said: The Messenger of Allaah (sallallaahu ‘alayhi wa sallam): and then he mentioned the hadeeth.

I [al-Albaanee] say (regarding this hadeeth):

“This is fabricated, damaged by this at-Taymee; he is known to fabricate ahadeeth and he has false and troublesome narrations which some of it were already mentioned, and Hussain bin Mu’aadh is almost like him. Al-Khateeb said (regarding him): ‘He is not trustworthy and his hadeeth is fabricated.’”

Be warned, lying upon the Prophet (sallallaahu ‘alayhi wa sallam) will result to entering the Hell-Fire (if Allaah wills)!

The Prophet (sallallaahu ‘alayhi wa sallam) said:

“Whoever (intentionally) ascribes to me what I have not said then (surely) let him occupy his seat in Hell-fire.”

[Saheeh al-Bukhaaree]
Andre Tauladan

Senin, 30 November 2015

Sedikit bercanda


pic : http://www.slideshare.net/khomsyasholikha/jangan-asal-bercanda
Umar berkata, ”Barangsiapa yang banyak tertawa maka sedikit kemuliaannya, barangsiapa yang bercanda maka dia akan diremehkan.”

Umar bin Abdul Aziz berkata, ”Bertakwalah kepada Allah dan waspadalah terhadap canda. Sesungguhnya canda dapat mewariskan kedengkian dan membawanya kepada keburukan.”

Imam Nawawi di dalam kitabnya itu mengatakan bahwa para ulama berkata, ”Sesungguhnya canda yang dilarang adalah yang kebanyakan dan berlebihan karena ia dapat mengeraskan hati dan menyibukkannya dari dzikrullah dan menjadikan kebanyakan waktu untuk menyakiti, memunculkan kebencian, merendahkan kehormatan dan kemuliaan.“

Adapun canda yang tidak seperti demikian maka tidaklah dilarang. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedikit melakukan canda untuk suatu kemaslahatan, menyenangkan dan menghibur jiwa. Dan yang seperti ini tidaklah dilarang sama sekali bahkan menjadi sunnah yang dianjurkan apabila dilakukan dengan sifat yang demikian. Maka bersandarlah dengan apa yang telah kami nukil dari para ulama dan telah kami teliti dari hadits-hadits dan penjelasan hukum-hukumnya dan hal itu karena besarnya kebutuhkan terhadapnya. wa billah at Taufiq.
(Fatawa al Azhar juz X hal 225)

Wallahu A’lam.
Andre Tauladan

Minggu, 29 November 2015

When Umar R.A made Takfeer..

 
In the time of Muhammad (saw) Umar ibn Khattab had made takfeer on the one who disagreed with the judgment of Muhammad (saw), not only was his takfeer consented to by the Messenger (saw) but confirmed by Allah, Allah (swt) said,

“By your lord, they are not believers until they refer to you in all their disputes and find no hardship therein, and they must submit fully.” [4: 65]

This ayah was revealed concerning two men, Utbah ibn Dumrah narrated
“My father told me, ‘two men came to Muhammad (saw) for arbitration, he judged to one of them who had Haq, over the one who had no Haq, the man said “I disagree”, the other man said, “what do you want?” he said, “let us go to Abu Bakr” they went to Abu Bakr and told him that they arbitrated to Muhammad and that they disagreed, Abu Bakr said, “both of you are on the judgment that Muhammad (saw) gave you.” The man said, “I disagree” the other man said, “What do you want?” he said, “let us go to Umar ibn Khattab.” They went to Umar, they told Umar about their arbitration to Muhammad and Abu Bakr and that they disagreed and came to him for arbitration, Umar said, “Wait here, I will come back to give you my judgment,” he went out and returned with his sword, he killed the one who wanted to judge, and the other one ran and Umar chased him. The men went to Muhammad (saw), and said, “Umar killed my friend, and if I did not make it hard for him, he would have killed me, I was running away until he had nearly killed me,” Muhammad (saw) said, “I never thought that Umar could be brave to kill a Mu’min.” (He was very upset) Allah (swt) revealed the ayah, “By your lord, they are not believers until they refer to you in all their disputes and find no hardship therein, and they must submit fully.” [4: 65]

Muhammad (saw) said to Umar, “Allah purified you from your killing” and he (saw) hugged him.’”

Abu Waleed UK.
Andre Tauladan

Pengaruh Orang Tua Terhadap Anak


Al-Imam Ibnul Qayyim rohimahulloh mengatakan,

“Betapa banyak orang yg mencelakakan anaknya –Belahan hatinya– di dunia dan di akhirat karena tidak memberi perhatian dan tidak memberikan pendidikan adab kepada mereka .

Orangtua justru membantu si anak menuruti semua keinginan syahwatnya . Ia menyangka bahwa dengan berbuat demikian berarti dia telah memuliakan si anak , padahal sejatinya dia telah menghinakannya.

Bahkan dia beranggapan, ia telah memberikan kasih sayang kepada anak dengan berbuat demikian.

Akhirnya, ia pun tidak bisa mengambil manfaat dari keberadaan anaknya . Si anak justru membuat orang tua terluput mendapat bagiannya di dunia dan di akhirat.

Apabila engkau meneliti kerusakan yg terjadi pada anak , akan engkau dapati bahwa keumumannya bersumber dari orangtua.”
(Tuhfatul Maudud hlm. 351)

Beliau rohimahulloh menyatakan pula,

“Mayoritas anak menjadi rusak dengan sebab yg bersumber dari orangtua , dan tidak adanya perhatian mereka terhadap si anak, tidak adanya pendidikan tentang berbagai kewajiban agama dan sunnah-sunnahnya .

Orangtua telah menyia-nyiakan anak selagi mereka masih kecil, sehingga anak tidak bisa memberi manfaat untuk dirinya sendiri dan orang tuanya ketika sudah lanjut usia.

Ketika sebagian orangtua mencela anak karena kedurhakaannya, si anak menjawab ,

‘Wahai Ayah…
engkau dahulu telah durhaka kepadaku saat aku kecil , maka aku sekarang mendurhakaimu ketika engkau telah lanjut usia . Engkau dahulu telah menyia-nyiakanku sebagai anak, maka sekarang aku pun menyia-nyiakanmu ketika engkau telah berusia lanjut’.”
(Tuhfatul Maudud hlm. 337)

(Diambil dari Huququl Aulad ‘alal Aba’ wal Ummahat hlm. 8—9, karya asy-Syaikh Abdulloh bin Abdirrohim al-Bukhory hafizhohulloh)
Andre Tauladan

Hukum Mempercayai Pawang Hujan


Alloh Subhaanahu wa ta'ala berfirman :

وَهُوَ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ حَتَّىٰ إِذَا أَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا سُقْنَاهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ فَأَنزَلْنَا بِهِ الْمَاءَ فَأَخْرَجْنَا بِهِ مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ كَذَ‌ٰلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتَىٰ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

“Dan Dialah yg meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan) hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung , Kami halau ke suatu daerah yg tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan . Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yg telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.” (Qs. al-A'rof : 57)

1. Yg menggerakkan angin, cuaca, hujan dan lain sebagainya hanyalah Alloh . Manusia hanya bisa memprediksi dari tanda-tanda alami (kauniyah) yg mana prediksi tsb bisa salah dan bisa benar . Maka prediksi cuaca seperti ini yg bersandar pada tanda-tanda alami adalah tidak mengapa, selama tidak diiringi dengan keyakinan kebenarannya. Jadi, hanyalah prediksi belaka…

2. Pawang hujan yg diklaim bisa memindahkan hujan atau menahan hujan , maka sejatinya mereka ini adalah DUKUN yg seringkali bekerjasama dengan jin, sebagaimana dukun-dukun lainnya.

3. Kata para ulama, DUKUN dan TUKANG SIHIR adalah THOGHUT dan PARA PENDUSTA .

Alloh Subhaanahu wa ta'ala berfirman :

{هَلْ أُنَبِّئُكُمْ عَلَى مَنْ تَنزلُ الشَّيَاطِينُ، تَنزلُ عَلَى كُلِّ أَفَّاكٍ أَثِيمٍ، يُلْقُونَ السَّمْعَ وَأَكْثَرُهُمْ كَاذِبُونَ}

“Maukah Aku beritakan kepada kalian, kepada siapa syaitan-syaitan itu turun? Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi banyak berbuat jahat/buruk (para dukun dan tukang sihir). Syaitan-syaitan tersebut menyampaikan berita yg mereka dengar (dengan mencuri berita dari langit, kepada para dukun dan tukang sihir), dan kebanyakan mereka adalah para pendusta.“
(QS asy-Syu’araa’: 221-223)

Para ulama tafsir menjelaskan bahwa para pendusta dalam ayat di atas adalah DUKUN dan yg semisal dengan mereka .

4. Mendatangi pawang hujan sama hukumnya dengan mendatangi DUKUN .

Hukumnya diperinci sebagai berikut :

● Mendatangi dan bertanya kpd mereka TANPA MEMBENARKANNYA, maka ini hukumnya dosa yg sangat besar dan tidak diterima sholatnya selama 40 hari .
(( Bukan artinya tidak perlu sholat, karena sholat itu kewajiban yg tidak boleh ditanggalkan )) = SYIRIK ASHGHOR

● Mendatangi mereka dan MEMBENARKANNYA maka ini adalah KAFIR –Wal'iyadzubillah– = SYIRIK AKBAR

5. Apabila yg dilakukan DUKUN itu terjadi dan nyata seperti yg diklaim. Maka jangan tertipu , sebagaimana Rosululloh -shollallohu ‘alaihi wa sallam- ketika ditanya tentang al-kuhhaan (para DUKUN) , Beliau menjawab ,

“Mereka adalah orang-orang yg tidak ada artinya.”

Salah seorang sahabat berkata,

“Sesungguhnya para DUKUN tersebut TERKADANG MENYAMPAIKAN KEPADA KAMI SUATU (BERITA) YANG (kemudian ternyata) BENAR.
Maka Rosululloh bersabda,

“Kalimat (berita) yg benar itu adalah yg dicuri (dari berita di langit) oleh jin (syaitan), lalu dimasukkannya ke telinga teman dekatnya (yaitu dukun dan tukang sihir), yg kemudian mereka mencampuradukkan berita tersebut dengan 100 kedustaan”
(Muttafaq alaihi)

Wallohu a’lam.

Andre Tauladan

Kamis, 26 November 2015

A Warning to the Women from Conversing with Men


Shaykh Ibn ‘Uthaymeen was asked:

What is your opinion regarding some women who are easy going and free when talking to men? It is hoped that you could offer them (some) words of guidance; and may Allaah reward you with good.

Response:

“It is not permissible for a woman to extend her speech beyond that which is necessary with men who are not her mahram. This is because it leads to fitnah, and Allaah (Tabaaraka wa Ta’aala) says:

‘…then be not soft in speech, lest he in whose heart is a disease should be moved with desire, but speak in an honourable manner’

[Soorah al-Ahzaab: 32]

(So) she must speak to the (market) trader in accordance with her needs, without extending (her speech with him). This is because Shaytaan flows through the son of Aadam as blood flows. And how many a woman says that she is far removed from fitnah, however, Shaytaan is still with her in order to invite her to the fitnah.

It is possible that she has just left (the company of) a man with whom she unnecessarily extended her speech with, and then Shaytaan whispers evil thoughts to her until she returns back to this man and the first words (they exchange) become the sparks (which initiate the fitnah) and the final words – a blazing inferno (when they have both fallen into the fitnah); and refuge is sought in Allaah!

So it is required of the woman to fear Allaah and not to succumb to such speech, and nor to extend speech beyond that which is necessary. And an example of this – and it is indeed an evident scourge, rather a major scourge – and that is what occurs by way of the telephone.

So there are many pathetic fools who dial any random number (in the hope of speaking to a woman) and (then they find) a woman (who eventually) speaks to them. So he says words of affection to her and they continue like this again and again. He then records their conversations – and this is a problem, because he will never leave her alone. So he records all their conversations, and when matters turn ugly (between them), he says to her: ‘Either you do (such-and-such) or I will give (the recordings) to your son or brother or father or other than them, so they can hear your voice (and what we talked about).’

So because of this, I warn the women from (unnecessarily) extending conversation with men; indeed it is a danger of immense proportions, and we ask Allaah for safety from the fitan.”
dari : diary of a mujahidah
From: I’laam al-Mu’aasireen bi-Fataawa Ibn ‘Uthaymeen (pp. 391-392)
Andre Tauladan

Selasa, 17 November 2015

Indikasi Sehatnya Hati


Kerinduannya kepada khidmah seperti kerinduan seorang yang lapar kepada makanan dan minuman.

Yahya bun Mu'adz berkata, “Barangsiapa senang untuk berkhidmah kepada Allah ‘azza wa jalla, segala sesuatu akan senang berkhidmah kepadanya. Barangsiapa tentram dan sejuk hatinya lantaran (taat kepada) Allah, tentram dan sejuk hati pulalah semua yang memandangnya.”

● Si empunya hati yang sehat hanya memiliki satu keinginan, yakni taat kepada Allah.

● Sangat bakhil terhadap waktu. Menyesal, jika terbuang sia-sia. Kebakhilannya terhadap waktu, melebihi kebakhilan manusia terkikir kepada hartanya.

● Jika telah masuk waktu shalat lenyaplah segala harapan dan kesedihannya terhadap dunia. Ia mendapatkan kelapangan, kenikmatan, penyejuk mata dan penyejuk jiwa di dalam shalat itu.

● Tidak pernah letih untuk berdzikir kepada Allah 'azza wa jalla, tidak pernah bosan untuk berkhidmah kepada-Nya dan tidak bersikap manis kecuali kepada orang yang menunjukkan jalan kebenaran atau mengingatkannya akan Rabbnya.

● Perhatiannya untuk memperbaiki amalan dengan benar, melebihi perhatiannya untuk beramal. Sehingga ia akan berusaha untuk ikhlas, loyal, ittiba’ dan ihsan di dalamnya.

Bersamaan dengan itu ia menyaksikan betapa banyak anugerah yang Allah berikan kepadanya dan ia tetap menyadari betapa ia telah banyak melalaikan hak-hak-Nya.


Tazkiyatun Nufus, wa Tarbiyatuha kama Yuqarrirruhu 'Ulama’ as-Salaf
Andre Tauladan

Minggu, 15 November 2015

Muslimah Cantik, Aqidahnya Benar


Bagi seorang muslim dan muslimah, aqidah Islamiyah adalah segala-galanya.

Aqidah yang benar dan lurus merupakan perkara yang paling penting, mutiara yang paling berharga yang harus dimiliki dan dijaga oleh setiap muslim dan muslimah.

Tidak boleh ditawar lagi, atau dalam kata lain perkara ini adalah harga mati.

Sebab, aqidah yang benar dan lurus diibaratkan ruh bagi jasad, atau kepala dari sebuah batang tubuh.

Tanpa ruh, jasad berarti mayat. Tanpa kepala, batang tubuh tidak berarti apa-apa.

Aqidah yang bersih (salimul aqidah) merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslimah.

Dengan aqidah yang bersih, seorang muslimah akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah Swt dan dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan- ketentuan-Nya.

Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslimah akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah sebagaimana firman-Nya :

قل إن صلاتي و نسكي و محياي ومماتي لله رب العالمين

‘Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, semua bagi Allah Tuhan semesta alam’ (QS Al An’am : 162).

Aqidah yang benar dan lurus adalah pondasi dari seluruh amal shaleh, amalan yang bermanfaat bagi seorang muslimah itu sendiri baik di dunia atau di akhirat.

Tanpa aqidah yang benar dan lurus, tidak ada yang namanya amal shaleh.

Tanpa aqidah yang benar dan lurus, tidak ada amalan yang bermanfaat bagi seorang hamba di hadapan Allah swt.

Tanpa aqidah yang benar dan lurus, yang ada hanyalah penyimpangan demi penyimpangan.

Bagaimanakah yang dimaksud dengan aqidah yang salim itu??

Yang dimaksud dengan aqidah yang salim itu sendiri adalah :

Ridha Allah sebagai tuhan, Islam sebagai Agama dan Muhammad saw sebagai Nabi

Sentiasa muraqabah Allah dan mengingati akhirat, memperbanyakkan nawafil dan zikir.

Menjaga kebersihan hati, bertaubat, istighfar, menjauhi dosa dan syubhat.

Sebagai seorang muslimah kita harus bisa mengaplikasikan aqidah yang bersih ini dalam kehidupan sehari-hari.

Seperti : mengikhlaskan amal untuk Allah swt, mensyukuri nikmat Allah swt saat mendapatkan nikmat dan menerima dan tunduk secara penuh kepada Allah swt dan tidak bertahkim kepada selain yang diturunkan-Nya.

Seorang muslimah dikatakan cantik dengan akidah yang benar apabila :

1. Dapat memadukan ilmu dengan amalnya
Tak dipungkiri, pada zaman sekarang banyak ilmuwan dan ilmuwati.

Akan tetapi kebanyakan dari mereka hanya fokus untuk mencari ilmu dan menambah ilmu tanpa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Berapa banyak manusia di muka bumi ini yang belajar agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari?

Padahal dalam suatu hadits disebutkan bahwa seseorang yang mempunyai ilmu dan dapat mengamalkannya adalah termasuk orang yang diberi kenikmatan oleh Allah swt.

Syaikh Abdurrazzaq al-Badr hafizhahullah berkata, “Maka orang yang diberi nikmat atas mereka yaitu orang yang berilmu sekaligus beramal.

Adapun orang-orang yang dimurkai yaitu orang-orang yang berilmu namun tidak beramal.

Sedangkan orang-orang yang tersesat ialah orang-orang yang beramal tanpa landasan ilmu.” (Tsamrat al-’Ilmi al-’Amalu, hal. 14).

Dan perlu kita ketahui bahwa ilmu aqidah adalah ilmu yang paling tinggi.

Apabila seorang muslimah mampu mengenal Rabbnya dengan benar dan sempurna, maka semakin besarlah pengagungan terhadap-Nya dan bertambahlah semangatnya untuk komitmen mengikuti syariat-syariat dan hukum-hukum-Nya.

Oleh karena itu, kita sebagai seorang muslimah harus bisa mencontoh ummul mu’minin kita yaitu Aisyah radhiyallahu ‘anha.

Beliau adalah salah satu tokoh terkemuka umat Islam yang wajib kita contoh.

Beliau adalah seorang ilmuwati terkemuka dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Beliau sangat cantik dan mulia dengan keimanan dan aqidahnya yang benar.

2. Dapat memadukan tauhid dengan ketaatan.
Seorang muslimah yang cantik dan beraqidah bersih selalu berusaha untuk menjadi kekasih Allah dengan cara menaati semua perintah Allah dan menjauhi segala larangan-laranganNya.

Dengan hidup di bawah naungan Allah ini,seorang muslimah akan terlihat lebih cantik.

Allah ta’ala berfirman memberitakan ucapan Nabi ‘Isa ‘alaihis salam (yang artinya),

“Maka bertakwalah kalian kepada Allah dan taatilah aku. Sesungguhnya Allah adalah Rabbku dan Rabb kalian, maka sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus.” (QS. Ali Imran: 50-51)

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada empat kata kunci agar seorang muslimah bisa berjalan di atas jalan yang lurus, yaitu :

1. Ilmu, karena dengan ilmu ini maka seorang muslimah akan bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana tauhid mana syirik, mana sunnah mana bid’ah, mana taat mana maksiat, dst.

2. Amal, karena dengan mengamalkan ilmunya seorang muslimah akan terbebas dari kemurkaan Allah, bahkan seorang muslimah akan mendapatkan tambahan petunjuk karenanya.

Allah ta’ala berfirman (yang artinya),

“Orang-orang yang mengikuti petunjuk itu, maka Allah akan menambahkan kepada mereka petunjuk dan Allah berikan kepada mereka ketakwaan mereka.” (QS. Muhammad: 17).

Di dalam ayat yang mulia ini Allah menjanjikan dua balasan bagi orang yang mengamalkan ilmunya, yaitu:

ilmu yang bermanfaat dan amal yang saleh.

3. Tauhid, karena dengan memahami dan melaksanakan tauhid maka seorang mulimah telah mewujudkan tujuan hidupnya dan berada di atas jalan yang akan mengantarkannya ke surga, jika dia istiqomah di atasnya hingga ajal tiba.

4. Taat, karena dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan berarti seorang muslimah telah menunjukkan penghambaannya kepada Allah dan kepatuhannya kepada Rasulullah, sehingga dia akan mendapatkan keberuntungan -di dunia maupun di akherat- sebagaimana yang dijanjikan oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya yang taat kepada-Nya.

Dan sangat perlu kita ketahui juga, bahwasannya aqidah yang benar adalah aqidah yang berasal dari Allah ta’ala, apa yang diajarkan oleh Allah kepada Rasul-Nya.

Oleh karena itu, sumber aqidah yang benar adalah yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih sebagaimana yang diajarkan oleh Allah kepada Rasul-Nya, kemudian diajarkan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam kepada generasi yang hidup di zaman beliau hidup, mereka adalah para sahabat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam.

Aqidah inilah yang menjadi asas dari amalan seorang hamba.

Diterimanya amalan seorang hamba jika ia melakukan amalan tersebut dengan landasan aqidah yang benar dan lurus.

Oleh karena itu, kemuliaan itu hanya dimiliki oleh orang-orang yang beriman, yakni orang-orang yang memiliki aqidah yang benar dan lurus sebagaimana yang bersumber dari ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih, sebagaimana yang telah diajarkan oleh Allah kepada Rasul-Nya kemudian diajarkan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam kepada para sahabatnya.

Adapun orang-orang yang rusak aqidahnya, mereka akan menuai kehinaan demi kehinaan, keterbelakangan dan kerendahan, meskipun mereka memiliki kedudukan tinggi dengan gelar-gelar akademik yang bertumpukan.
Na’udzubillahi min dzalik.

Wallaahua’lam bish-shawab.
disalin dari : tumblr
Andre Tauladan

7 Macam Persahabatan


1. “Ta’aruffan”
adalah persahabatan yang terjalin karena pernah berkenalan secara kebetulan, seperti pernah bertemu di kereta api, halte, rumah sakit, kantor pos, ATM, bioskop dan lainnya.

2. “Taariiihan”
adalah persahabatan yang terjalin karena faktor sejarah, misalnya teman sekampung, satu almamater, pernah kost bersama, diklat bersama dan sebagainya.

3. “Ahammiyyatan”
adalah persahabatan yang terjalin karena faktor kepentingan tertentu, seperti bisnis, politik, boleh jadi juga karena ada maunya dan sebagainya.

4. “Faarihan”
adalah persahabatan yang terjalin karena faktor hobbi, seperti teman futsal, badminton, tenis, berburu, memancing, dan sebagainya.

5. “Amalan”
adalah persahabatan yang terjalin karena satu profesi, misalnya sama-sama dokter, guru, dan sebagainya.

6. “Aduwwan”
adalah seolah sahabat tetapi musuh, di depan seolah baik tetapi sebenarnya hatinya penuh benci, menunggu, mengincar kejatuhan sahabatnya, “Bila engkau memperoleh nikmat, ia benci, bila engkau tertimpa musibah, ia senang” (QS 3:120).

○ Rasulullah mengajarkan doa, “Allahumma ya Allah selamatkanlah hamba dari sahabat yang bila melihat kebaikanku ia sembunyikan, tetapi bila melihat keburukanku ia sebarkan.”

7. “Hubban Iimaanan”
adalah sebuah ikatan persahabatan yang lahir batin, tulus saling cinta dan sayang karena Allah, saling menolong, menasehati, menutupi aib sahabatnya, memberi hadiah, bahkan diam-diam dipenghujung malam, ia doakan sahabatnya.

Boleh jadi ia tidak bertemu tetapi ia cinta sahabatnya karena Allah Ta’ala.

Dari ke 7 macam persahabatan diatas, 1 – 6 akan sirna di Akhirat yang tersisa hanya ikatan persahabatan yang ke 7, yaitu persahabatan yang dilakukan karena Allah (QS 49:10),

“Teman-teman akrab pada hari itu (Qiyamat) menjadi musuh bagi yang lain, kecuali persahabatan karena Ketaqwaan” (QS 43:67).

○ Selalu saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran. Saudaraku yang aku cintai karena Allah..
“Sahabat, dengarkanlah sejenak…

Di riwayatkan, bahwa: Apabila penghuni Surga telah masuk ke dalam Surga, lalu mereka tidak menemukan sahabat-sahabat mereka yang selalu bersama mereka dahulu di dunia, mereka bertanya tentang sahabat mereka itu kepada Allah Subhaanahu wa ta'ala …
“Yaa Rabb…Kami tidak melihat sahabat-sahabat kami yang sewaktu di dunia, shalat bersama kami, puasa bersama kami dan berjuang bersama kami.”

Maka Allah subhanahu wa ta'ala berfirman: “Pergilah ke neraka, lalu keluarkan sahabatmu yang di hatinya ada Iman walaupun hanya sebesar dzarrah.”
(HR. Ibnul Mubarak dalam kitab “Az-Zuhd”)

Al-Hasan Al-Bashri berkata:
“Perbanyaklah sahabat-sahabat Mu'min-mu, karena mereka memiliki syafa'at pada hari kiamat.”

Ibnul Jauzi pernah berpesan kepada Sahabat-sahabatnya sambil menangis:
“Jika kalian tidak menemukan aku nanti di surga bersama kalian, maka bertanyalah kepada Allah ta'ala tentang aku, “Wahai Rabb Kami.. Hamba-Mu fulan, sewaktu di dunia selalu mengingatkan kami tentang Engkau. Maka masukkanlah dia bersama kami di Surga-Mu.”

○ Sahabatku….
Mudah-mudahan dengan ini, aku telah mengingatkanmu tentang Allah ta'ala…Agar aku dapat bersamamu kelak di Surga dan meraih ridha-Nya…
Aku memohon kepada-Mu…

“Karuniakanlah kepadaku sahabat-sahabat yang selalu mengajakku untuk tunduk, patuh dan taat kepada syariat-Mu…Kekalkanlah persahabatan kami hingga kami bertemu di akhirat nanti dengan-Mu…Amiin..
disalin dari : tumblr
Andre Tauladan

Sabtu, 15 Agustus 2015

Wajibnya Shalat Berjama'ah

Oleh
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz

Pertanyaan
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : Sebagian kaum muslimin sering ketinggalan shalat jama’ah tanpa udzur syar’i (alasan yang diperbolehkan). Sebagian lagi beralasan dengan pekerjaan-pekerjaan duniawi. Ketika mereka dinasehati, mereka tidak menghiraukannya bahkan sering membantah dengan mengatakan bawha shalat itu hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tidak ada seorangpun yang boleh campur tangan di dalamnya. Bagaimana pendapat anda tentang perbuatan mereka itu? Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi petunjuk kepada mereka dan kepada kita semua.

Jawaban
Menasehti kaum muslimin dan mengingkari kemungkaran mereka adalah termasuk kewajiban yang utama, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“Artinya : Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh yang ma’ruf dan melarang yang mungkar” [At-Taubah : 71]

Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Barangsiapa diantara kalian melihat kemungkaran, maka rubahlah dengan tangannya. Kalau dia tidak mampu, rubahlah dengan lisannya. Kalau dia tidak mampu, rubahlah dengan hatinya. Dan itulah selemah-lemah iman” [HR Muslim]

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Agama adalah nasihat”. Ada yang bertanya kepada beliau : “Untuk siapa ya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam?”. Beliau menjawab : “Untuk Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, imam-imam kaum muslimin dan kebanyakan kaum muslimin” [HR Muslim]

Tidak diragukan lagi bahwa meninggalkan shalat jama’ah tanpa udzur adalah termasuk kemungkaran yang wajib diingkari. Karena shalat lima waktu di masjid dengan berjama’ah adalah kewajiban bagi laki-laki. Hal ini berdasarkan hadits-hadits yang sangat banyak, diantaranya sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Diantaranya sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Artinya : Barangsiapa yang mendengar panggilan adzan kemudian dia tidak datang (ke masjid untuk shalat berjama’ah), maka tidak ada shalat baginya kecuali jika ada udzur/halangan” [HR Ibnu Majah-pent]

Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Ad-Daruquthni dan lain-lain dengan sanad jayid dishahihkan oleh Imam Hakim.

Dan diriwayatkan juga dalam sebuah hadits shahih bahwa.

“Artinya : Ada seorang laki-laki buta datang kepada Nabi dan berkata : ‘Wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, saya tidak mempunyai seorang penuntun yang bisa menuntun saya ke masjid. Adakah keringanan bagi saya untuk shalat di rumah ? Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata : Apakah kamu mendengar panggilan adzan? Orang itu menjawab : Ya. Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : kalau begitu kamu wajib datang ke masjid” [HR Muslim : 1044]

Dan hadits-hadits yang semakna dengan ini jumlahnya cukup banyak.

Oleh karena itu, seorang muslim apabila dinasihati oleh saudaranya, dia tidak boleh marah dan tidak boleh menolak kecuali dengan cara yang baik. Justru sepatutnya dia berterima kasih kepada saudaranya yang mengajak kepada kebaikan dan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia tidak boleh bersikap sombong terhadap orang yang mengajak kepada kebenaran, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala mencela dan mengancam orang yang bersifat seperti ini dengan azab Jahannam, sebagaimana firman-Nya.

“Artinya : Dan apabila dikatakan kepadanya : Bertakwalah kepada Allah, bangkitlah kesombongannya berbuat dosa. Maka cukuplah Jahannam baginya dan itulah sejelek-jelek tempat” [Al-baqarah ; 206]

Kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar memberi petunjuk kepada seluruh kaum muslimin.

[Disalin dari kitab Al-Fatawa Juz Tsani, Penulis Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Edisi Indonesia Fatawa bin Baaz, Penerjemah Abu Abdillah Abdul Aziz, Penerbit At-Tibyan Solo]
sumber : almanhaj.or.id
Andre Tauladan

Sabtu, 11 Juli 2015

Baca al-Quran Jangan Ngantuk, Ngantuk Jangan Baca al-Quran

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,

Bulan ramadhan, bulan al-Quran. Kita dianjurkan sebanyak mungkin dan sesering mungkin membaca al-Quran. Siang dan malam. Menjadi ajang perlombaan bagi kaum muslimin yang tengah menjalani puasa.

Namun ada satu catatan yang perlu diperhatikan,
Membaca al-Quran jangan ngantuk, ngantuk jangan baca al-Quran.
Karena ngantuk, terkadang bisa ngelantur dan salah baca. Yang tentu saja, merusak bacaan al-Quran.
Untuk itu, ketika ngantuk datang, agar menghentikan bacaan al-Quran.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا قَامَ أَحَدُكُمْ مِنَ اللَّيْلِ فَاسْتَعْجَمَ الْقُرْآنُ عَلَى لِسَانِهِ فَلَمْ يَدْرِ مَا يَقُولُ فَلْيَضْطَجِعْ

Apabila kalian bangun malam, sehingga bacaan al-Qurannya menjadi kacau, sampai dia tidak sadar apa yang dia baca, hendaknya dia tidur. (HR. Muslim 1872, Ibnu Majah 1434 dan yang lainnya).

Dalam hadis lain, dari A’isyah Radhiyallahu ‘anha, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا نَعَسَ أَحَدُكُمْ فِى الصَّلاَةِ فَلْيَرْقُدْ حَتَّى يَذْهَبَ عَنْهُ النَّوْمُ فَإِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا صَلَّى وَهُوَ نَاعِسٌ لَعَلَّهُ يَذْهَبُ يَسْتَغْفِرُ فَيَسُبَّ نَفْسَهُ

Apabila kalian mengantuk ketika shalat, hendaknya dia tidur, sampai hilang kantuknya. Karena kadang ada orang yang shalat sambil ngantuk, mungkin dia hendak beristighfar, tapi mendoakan keburukan untuk dirinya. (HR. Muslim 1871, Abu Daud 1312, dan yang lainnya).

Selanjutnya ada 2 pilihan,

Beristirahat sampai ngantuknya hilang. Dengan tetap komitme untuk lanjut baca jika sudah seger.
Hilangkan ngantuk dengan berwudhu atau melakukan aktivitas ringan lainnya
Dan jangan lupa berdoa kepada Allah, memohon agar Allah menghilangkan rasa kantuk dalam diri anda.

Diam Jika Menguap

Jika anda menguap, jangan nekat membaca al-Quran. Karena suara anda akan terdengar aneh. Yang seharusnya anda lakukan adalah menghentikan bacaan alQuran dan menutup mulut. Agar setan tidak masuk.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعُطَاسَ وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ فَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَحَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يُشَمِّتَهُ وَأَمَّا التَّثَاؤُبُ فَإِنَّمَا هُوَ مِنْ الشَّيْطَانِ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ فَإِذَا قَالَ هَا ضَحِكَ مِنْهُ الشَّيْطَانُ

“Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Oleh karena itu bila kalian bersin lalu dia memuji Allah, maka wajib atas setiap muslim yang mendengarnya untuk ber-tasymit (mengucapkan “yarhamukallah”). Sedangkan menguap itu dari setan, jika seseorang menguap hendaklah dia tahan semampunya. Bila orang yang menguap sampai mengeluarkan suara ‘haaahh’, setan tertawa karenanya.” (HR. Bukhari 6223)

Allahu a’lam
Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
Copas 100% dari konsultasisyariah.com

Andre Tauladan

Kamis, 09 Juli 2015

Model Muslimah

Di sebuah kedai malam itu, bersama istri tercinta. Sambil menunggu pesanan datang kami menyaksikan acara televisi yang sedang membahas tentang hijab. Salah satu tamunya adalah OSD. Istri pun nyeletuk "cantik ya bi?!". Dari pertanyaan seperti itu saya udah bisa nebak ke mana arah pembicaraannya. "Halah!" saya hanya menjawab seperti itu.

Sejak kemunculannya di layar televisi saya sudah tidak suka dengan wanita macam dia. Oh ya, dia berjilbab lebar, dia dakwah di media, so what? Buat saya dia itu nggak ada bedanya sama artis sinetron yang sekarang lagi musim dijilbab-lebarin. Liat deh di TBNH dan acara "islami lainnya". Artis-artis wanita di sinetron itu banyak yang dikasih jilbab lebar. Rianty Cartwright aja waktu zaman film Ayat-ayat cinta dikasih jilbab lebar kok. Di film Perempuan Berkalung Sorban juga Revalina pake kerudung lebar. Apalagi OSD tampil di youtube sambil nyanyi-nyanyi. Dakwah sambil nyanyi? Gubrak!

Nggak lah! Saya nggak akan suka sama wanita-wanita macam itu. Bersyukurlah para pria yang punya istri yang nggak tampil di media. Rugi! Berawal dari ketika cinta bertasbih, karir OSD mulai melejit. Walaupun tidak seperti artis-artis lain.

Fitnah wanita memang dahsyat. Wanita selalu dijadikan 'sarana' untuk merusak umat. Dulu, orang berjilbab atau berkerudung itu sangat jarang ditemui. Kemudian zaman berubah dan kerudung mulai lumrah. Dulu kerudung banyak variasinya sehingga kerudung pun dianggap rambut. Zaman kerudung berlalu masuk zaman "hijab". Ada-ada saja, hijab pun dibuat bermacam-macam model. Sekarang ada kontes hijab hunt, yang pesertanya dites 'keterampilan' berupa menari, menari, dan sejenisnya. Yah, mungkin mereka yang akan jadi penerus OSD.

Apakah hijab butuh model? 
Nggak! Sama sekali nggak butuh!

I'm not sorry to OSD for mentioning you in this article. :p
Andre Tauladan

Senin, 29 Juni 2015

Damai? Coba Fikir Lagi Pak!

Lagi-lagi Om WhaPhres bikin pernyataan yang ngaco. Om WhaPhres menyatakan bahwa umat Islam Indonesia patut bersyukur karena dapat berpuasa dengan damai. Ya, kalo memang yang dimaksud adalah bisa puasa tanpa ada konflik, serangan bom, atau perang memang benar. Tapi benarkah umat Islam Indonesia bisa berpuasa dengan damai?

Suasana berpuasa di Indonesia memang tidak ada konflik atau perang, tetapi 'godaan'nya tetap ada. Godaan yang dimaksud adalah perbuatan maksiat yang tidak terbatas. Di bulan ramadhan banyak orang yang berpacaran, wanita berpakaian ketat, aurat yang terbuka, dan banyak orang yang tidak berpuasa makan dengan bebas. Dengan keadaan seperti itu mustahil orang bisa berpuasa dengan tenang, kecuali orang yang diam di masjid dari subuh sampai petang.

Selain itu masih banyaknya anak-anak yang bermain petasan, sungguh tidak membuat tenang. Om WhaPhres juga nampaknya tidak tahu acara-acara TV di bulan Ramadhan banyak yang sangat merusak ibadah shaum. Mungkin jika puasa yang dimaksud oleh si Om adalah puasa yang hanya menahan lapar dan haus sih iya. Tapi puasa kan menahan yang lain juga.
Do And Donts Ramadhan

Di negara endonesah ini bukan ibadah yang bisa dilaksanakan dengan tenang, tapi maksiat. Jadi, Republika sebaiknya ganti judul artikel itu jadi "Umat Islam Indonesia bisa melakukan maksiat dengan damai".
Andre Tauladan

Sabtu, 13 Juni 2015

Murotal Kaset di Masjid? Jangan Deh...

Baru-baru ini seorang pejabat di Endonesah sebut saja namanya Pak WhaPhrez (bukan nama sebenarnya) mengutarakan pernyataan yang menjadi kontroversi di masyarakat. Pasalnya, dia mengatakan bahwa suara murotal dari kaset yang sering diputar di masjid-masjid adalah polusi suara

Walaupun tidak setuju dengan pernyataan polusi suaranya tapi saya setuju anjuran untuk tidak memutar kaset murotal di masjid-masjid. Tapi...
toa masjid

Saya sarankan buat Pak WhaPhrez sebelum anda melarang murotal kaset di masjid-masjid, sebaiknya anda lihat dulu kondisi di masyarakat. Saya lihat ada upaya de-islam-isasi dari Pak WhaPhrez. Kondisi masyarakat saat ini saya rasa sudah cukup jauh dari tuntunan agama. Keadaan ini diperparah oleh pernyataan Pak WhaPhrez yang seolah ingin membuat masyarakat nyaris tidak beragama, atau setidaknya masyarakat beragama tanpa tuntunan.

Daripada melarang pemutaran kaset murotal di masjid, sebaiknya Pak WhaPhrez mengajak membudayakan tilawah atau tadarus di negara Endonesah ini. Suatu saat, jika masyarakat sudah terbiasa tilawah manual, maka di masjid-masjid pun otomatis tidak akan ada suara murotal dari kaset-kaset lagi. Jadi, saya setuju kalo pemutaran kaset pengajian di masjid-masjid itu dihentikan, diganti oleh ngaji manual. Yah, itu saran saya kalo Pak WhaPhrez ngeles dari tuduhan saya (tuduhan deislamisasi).

Tapi, nampaknya walaupun Pak WhaPhrez nggak akan bisa ngeles. Toh, dia mengatakan bahwa suara pengajian di speaker itu polusi suara. Jadi, walaupun yang ngaji bukan kaset tapi ngaji manual, tetap akan disebut polusi suara. Sayangnya si Pak WhaPhrez ini nggak pernah bikin pernyataan bahwa konser musik, letusan kembang api, dan terompet tahun baru sebagai polusi suara. Jadi, jelaslah bahwa pernyataannya itu adalah upaya de-islam-isasi. Yah, mungkin Pak WhaPhrez hatinya sudah keras. Sehingga hatinya tidak bergetar ketika mendengar ayat Allah dibacakan. Atau, jika saya boleh menyampaikan tuduhan lain, saya rasa Pak WhaPrez ini sudah mulai mengikuti jalannya orang-orang Nasrani dan Yahudi.

Allah Swt. berfirman,
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka Ayat-ayatnya, bertambahalah iman mereka (karenanya) dan kepada Rabb-lah mereka bertawakkal."
(Al-Anfal:2)

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan ridha kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka..
(al Baqarah 120)
Andre Tauladan

Selasa, 21 April 2015

Infopurwokerto.info Persembahan Dari Seorang Tunanetra

Setiap orang pasti akan mengalami ujian dan cobaan dalam kehidupannya. Di antara sekian banyak orang ada yang diuji dalam bentuk musibah, kesengsaraan, kemiskinan, atau ujian dalam bentuk fisik. Misalnya keterbatasan dalam penglihatan atau lebih sering disebut dengan tunanetra. Namun, bagi orang-orang yang mempunyai semangat tinggi, ujian seperti itu tidak akan menghalangi mereka untuk tetap berkontribusi kepada masyarakat. Mereka juga tetap memiliki keinginan untuk dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang dapat dilakukan oleh orang normal. Di antaranya adalah berbagi informasi dengan orang lain melalui internet.

Salah satu situs yang dikelola oleh tunanetra adalah www.infopurwokerto.info. Situs ini dikelola oleh Ardynal Purbowo. Berbeda dengan situs milik tunanetra lain yang cenderung berisi cerita pengalaman pribadi, situs ini berisi informasi umum seputar Purwokerto. Sang pengelola situs menuturkan bahwa situs tersebut memang diperuntukkan bagi pembaca yang ingin tahu Purwokerto. Situs ini dipublish sejak tahun 2014. Tampilannya memang sederhana, tidak terlalu banyak menggunakan script sehingga membuat waktu loadingnya pun cepat.

Mengapa saya tertarik mereview situs ini? Karena pagi ini, tadi banget saya baru sarapan bubur ayam di depan lapangan Gemplang. Apa hubungannya? Hubungannya adalah saya bukan orang Purwokerto asli, pagi ini saya ingin sarapan dan ketika melakukan pencarian di Google saya menemukan situs ini. Dari situs ini saya akhirnya dapat menemukan tempat sarapan yang enak. Dari informasi tersebut saya berlanjut ke artikel-artikel lainnya di situs ini hingga akhirnya saya tahu bahwa pengelola (pemilik) situs tersebut adalah seorang tunanetra.

Di situs ini juga pengelola memberikan informasi seputar ongkos transportasi, harga bahan dasar makan, harga makanan jadi, dan beberapa lokasi penting di Purwokerto. Misalnya, lokasi rumah sakit, poliklinik, tempat makan, bank, dan kantor pos. Memang informasi seperti itu bisa didapatkan dari situs lain. Namun yang membuat saya kagum adalah kerja keras sang pemilik situs dalam berbagi informasi dalam keadaannya yang terbatas. Dia memang memiliki keterbatasan penglihatan, namun dia yang menuntun saya untuk bisa berjalan di Purwokerto ini. Singkatnya, dilihat dari sudut pandang wawasan tentang Purwokerto sebenarnya saya yang buta, bukan dia.

Keterbatasan bukan halangan untuk berbuat baik.

Andre Tauladan

Kamis, 16 April 2015

Mau sampai kapan?

Siang ini lagi-lagi saya kepikiran buat nulis tentang perilaku masyarakat yang nggak taat aturan. Sebabnya, tadi saya melihat orang menyeberang sembarangan padahal ada zebra cross tak jauh dari tempat dia menyeberang. Tanpa bertanya apa alasan mereka melanggar peraturan, saya berasumsi bahwa mereka melakukannya karena 'sudah biasa'. Mungkin ada di antara mereka yang melakukannya karena kepepet. Yah, itu mah dimaklum aja deh. Yang mau saya bahas di sini adalah yang 'sudah biasa'. Dari kebiasaan itu muncul pertanyaan 'mau sampai kapan?'

Kalo ngebahas soal perilaku melanggar saya sering keingetan 'lingkaran setan'. Lingkaran setan yang saya maksud adalah budaya saling menyalahkan. Contohnya, jumlah tempat sampah yang tersedia di lingkungan saya tinggal terbilang sedikit. Dari keadaan itu timbullah fenomena lingkaran setan. Masyarakat (yang kesadarannya kurang) membuang sampah sembarangan dengan dalih tidak ada tempat sampah. Pemerintah juga (yang putus asa) tidak lagi menyediakan tempat sampah dengan dalih disediakan tempat sampah pun masyarakat buang sampah sembarangan. Jadi, masyarakat dan pemerintah saling menuduh siapa yang salah. Tidak ada yang mau sadar bahwa kesalahan ada pada dirinya. Semestinya pemerintah menyediakan tempat sampah walaupun masyarakat masih banyak yang tidak sadar. Masyarakat juga seharusnya sadar jika tidak ada tempat sampah yang dekat, tahanlah, jangan buang sembarangan.

Fenomena lingkaran setan seperti itu tidak pernah usai. Akibatnya masyarakat terbiasa melakukan pelanggaran. Dari kebiasaan satu orang menular ke orang lain hingga semakin banyak orang yang melakukan pelanggaran. Dari pelanggaran banyak orang kemudian muncul orang-orang 'baru' yang mencoba melanggar dengan menganggap bahwa pelanggaran itu benar. Dalam sebuah acara tv bertema kegiatan polisi menampilkan penilangan terhadap pelanggar lalu lintas. Banyak di antara pelanggar itu menolak ditilang dengan alasan 'biasanya lewat sini tidak apa-apa'.

Memang sulit jika masih tidak ada kesadaran dalam diri masing-masing untuk menaati peraturan. Sebesar apapun usaha petugas menegakkan aturan, akan selalu ada pelanggaran. Ketika peringatan tidak diindahkan, pemerintah mencoba menerapkan aturan denda. Ketika denda pun tidak mempan, diambillah tindakan tegas. Namun, tindakan tegas itu malah dianggap tidak berbelas kasih. Entah mau sampai kapan keadaan seperti ini akan berlanjut.
Andre Tauladan

Rabu, 08 April 2015

⇨JANGANLAH BERSIKAP SOMBONG⇦

Suatu hari mungkin kita menemui suatu kemudahan dalam urusan kita. Orang lain bertanya kepada kita bagaimana cara anda menyelesaikan persoalan tersebut. Dengan lantang dan bangganya anda menjawab
"Siapa dulu doonk...ini kan semua berkat usaha keras saya"
"Nah, dari contoh di atas kita sering membanggakan diri kita, dan merendahkan orang lain yang kita anggap di bawah kita kedudukannya. Atau mungkin merasa memiliki sesuatu yang lebih dari orang lain."
Sehingga mengejek atau bahkan merendahkan martabat orang lain. Na'udzubillah. Kita tidak mengetahui siapa zat yang memudahkan urusan kita hingga berhasil seperti itu. Kita tidak menyadari, bagaimana seandainya kemudahan itu tiba-tiba hilang saat kita sedang membanggakannya. Atau mungkin saat itu nyawa kita dicabut sehingga kita menjadi orang yang merugi karena mati dalam keadaan su'ul khatimah (mati dalam keburukan)?

Disinilah, saya berusaha membahas mengenai larangan sombong dalam Islam. Sampai-sampai Rosulullah saw sendiri sangat membenci orang-orang yang sombong.
Pengertian sombong adalah membanggakan diri sendiri, mengganggap dirinya yang lebih dari yang lain.
Membuat dirinya terasa lebih berharga dan bermartabat sehingga dabat menjelekkanorang lain. Padahal Allah telah melarang kita dlm firmanNya:
QS. Al Luqman {31}:18
"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Sementara itu ada sebuah teladan yang di ambil dari imam Adz Dzahabi rahimahullah berkata:
Kesombongan yang paling buruk adalah orang yang menyombongkan diri kepada manusia dengan ilmunya, dia merasa hebat dengan kemuliaan yang dia miliki. Orang semacam ini tidaklah bermanfaat ilmunya untuk dirinya.
Karena barang siapa yang menuntut ilmu demi akhirat maka ilmunya itu akan membuatnya rendah hati dan menumbuhkan kehusyu’an hati serta ketenangan jiwa. Dia akan terus mengawasi dirinya dan tidak bosan untuk terus memperhatikannya. Bahkan di setiap saat dia selalu berintrospeksi diri dan meluruskannya.
Apabila dia lalai dari hal itu, dia pasti akan terlempar keluar dari jalan yang lurus dan binasa. Barang siapa yang menuntut ilmu untuk berbangga-banggaan dan meraih kedudukan, memandang remeh kaum muslimin yang lainnya serta membodoh-bodohi dan merendahkan mereka Sungguh ini tergolong kesobongan yang paling besar.
Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun hanya sekecil dzarrah(biji sawi) Laa haula wa la quwwata illa billah.”
Jangan SOMBONG
Eits.. tunggu dulu....
Kita ingin selamat dunia ataukah dunia-akhirat. Sebab, kita tentu masih punya kewibawaan meskipun sikap kita tidak berbanggga-bangga diri. Bahkan orang lain akan lebih menghargai dan menghormati kita karena kita menghargai orang lain.
Bahkan Allah menantang kita dlm firmanNya :
QS. Al Isra’ {17}:37
Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dgn sombong karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.
"Wah, tentu kita keberatan bila kita disuruh menembus bumi dan tinggi badan kita tidak dapat menyamai gunung-gunung yang ada di Bumi. Bagaimana caranya? Terkadang untuk melakukan sesuatu kita juga butuh orang lain. Meskipun kita berkuasa, toh ujungnya kita memerintahkan orang lain berbuat sesuatu. Bukankah begitu ?
Begitu saja kok sombong. Oleh karena itu seharusnya kita tidak boleh sombong. Hargai orang lain dan perdulikan nasib orang lain. Sebenarnya ini merupakan pelajaran bagi kita khususnya pemimpin-pemimpin negeri ini. Jangan sampai mengorbankan rakyat hanya untuk keperluan pribadi. Ingatlah kelak kita akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah Rabb semesta alam ini.....
Siapakah diri kita...???
Wallohu A'lam bi shawab...
Smoga bermanfaat
Andre Tauladan

Senin, 06 April 2015

Mungkin Karena Indonesia Bukan Negara Islam

Lagi-lagi terlintas pikiran iseng yang ada hubungannya dengan tema ini. Indonesia Bukan Negara Islam. Kalimat yang sering sekali ditemui di kehidupan masyarakat yang notabene banyak sekali penduduk muslimnya. Sedih memang sedih. Ulama-ulama hanya bisa memberikan dakwah baik melalui lisan maupun tulisan yang disajikan di media cetak dan media elektronik. Tak terlalu besar pengaruhnya. Keadaan seperti ini saja masih banyak yang belum menyadari bahwa dari sekian banyak ulama ada di antara mereka yang memiliki kepentingan duniawi. Entah itu untuk popularitas atau materi. Yah, keadaan di Indonesia ini jauh dari nilai islami mungkin karena INDONESIA BUKAN NEGARA ISLAM.

Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi yang pacaran dibiarkan.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi yang berzina dimaklumi.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi yang mencuri dipenjara.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi waktu sholat toko tetap buka.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi waktu sholat transaksi tetap berlanjut.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi sholat-nggak sholat nggak masalah.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi bulan ramadhan nggak puasa nyantai aja.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi pamer aurat dibiarkan.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi iklan di media ngumbar aurat.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi masjid banyak yang kosong.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi pemerintah bohong dibiarin aja.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi aturan islam nggak perlu dipake.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi aturan islam nggak cocok.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi boleh bikin aturan baru.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi orang kafir boleh jadi pemimpin.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi perjudian diizinkan.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi miras boleh beredar.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi menzhalimi orang lain via asap rokok dibiarkan.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi mau pake jilbab aja nunggu izin komandan.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi zakat bukan tanggung jawab negara.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi pernikahan dipersulit.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi praktek syirik tidak dimusnahkan.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi dukun bisa eksis di media.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi mencela orang juga bisa eksis di media.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi bencong dan banci (sama aja hehe) berkeliaran.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi bisa akur sama amiriki dan iran.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi masalah jihad dianggap radikal.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi praktek dari Al Qur'an dan sunnah harus dipilih-pilih yang sesuai UUD '45 dan Pancasila, yang nggak sesuai jangan dipraktekkan.
Mungkin karena Indonesia Bukan Negara Islam, jadi syari'at islam tidak boleh ditegakkan.
Yah, itu hanya kemungkinan saja.
Andre Tauladan

Selasa, 10 Maret 2015

Masih Mengucapkan Kata-Kata Kotor? Tunggu Dulu...

Dalam keseharian orang Sunda kata "anjing" dan "goblog" pasti sering ditemui. Tetapi, kepastian itu hanya berlaku di area dan kondisi tertentu. Bisa jadi seseorang sering mengucapkan kata-kata tersebut ketika mengobrol dengan rekannya, namun jika berbicara dengan orang yang dihormatinya dia berkata lebih sopan. Dari fenomena tersebut muncullah sebuah tulisan yang aslinya entah dari mana, hampir semua tulisan yang saya temui adalah hasil salin - tempel (copy - paste) tanpa sumber yang jelas. Dalam tulisan tersebut nama Kang Ibing disebut sebagai 'pakar'nya. Jadi saya berasumsi bahwa pendapat seperti itu berasal dari Kang Ibing. Mungkin dari sebuah rekaman radio waktu beliau masih hidup. Ah, entahlah. Tapi saya pribadi kurang yakin, karena perkataan yang tidak baik bisa menjatuhkan wibawa seseorang.

Berikut ini kutipan dari tulisan yang saya maksud.

Bagi anak muda Kota Bandung yang funky dan gaul kata ANJING dan kata GOBLOG hanyalah sebuah tanda kalimat. Dalam ESD (Ejaaan Sunda yang belum Disempurnakan) Kata ANJING hanya berarti sebuah koma (menghubungkan kalimat), sedangkan kata GOBLOG berarti titik (mengakhiri sebuah kalimat).
Jadi jangan marah atau merasa tersinggung jika anda berjalan-jalan di KOTA BANDUNG akan sering mendengar kata ANJING dan GOBLOG dalam percakapan anak muda.
Biar lebih jelas kita lihat contoh berikut: “Tadi urang dahar ANJING ayeuna rek ngaroko heula GOBLOG” kalo kalimat ini diterjemahkan kepada bahasa indonesia yang baik dan benar akan menjadi: “Tadi saya makan,sekarang mau merokok dulu.”
sumber : disini

Dari tulisan tersebut disimpulkan bahwa kata "anjing" dan "goblog" dianggap sebagai titik dan koma. Lalu, apa maksud dari Kang Ibing menyatakan hal itu? Saya mengambil sudut pandang lain. Jika sebagian besar orang menganggap itu sebagai hal yang lumrah, maka saya menganggap itu sebagai bentuk keprihatinan Kang Ibing terhadap situasi di masyarakat. Bagaimana tidak? Tanda baca titik dan koma pasti sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Artinya kata "anjing" dan "goblog" pasti sering terucap dari mulut orang sunda ketika sedang mengobrol. Berikut ini kalimat yang saya buat sebagai ilustrasi.
"Listrik padam tiga kali sehari, udah kaya minum obat aja"
"Sering amat ngucapin anjing dan goblog, udah kaya tanda baca aja"
Kira kira seperti itulah ilustrasinya. Jadi Kang Ibing meyatakan kata "anjing" dan "goblog" sebagai tanda baca karena kata-kata tersebut sering terucap dari mulut orang Sunda. Lalu,kenapa beliau harus khawatir dengan hal seperti itu? Jika dipikir lebih dalam, masuk akal juga mengapa kita harus prihatin dengan fenomena itu. Banyak sekali hadits yang menerangkan bahwa lisan itu sangat berbahaya. Salah satunya adalah :

1511. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya ia mendengar Nabi s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya seorang hamba itu berbicara dengan suatu perkataan yang tidak ia fikirkan -baik atau buruknya-, maka dengan sebab perkataannya itu ia dapat tergelincir ke neraka yang jaraknya lebih jauh daripada jarak antara sudut timur dan sudut barat." (Muttafaq 'alaih) Makna yatabayyanu ialah memikirkan apakah perkataannya itu baik atau tidak.
*hadits lainnya cek di :link ini
Dari hadits di atas kita bisa pahami betapa bahayanya lisan yang tidak terjaga baik dari perkataan yang buruk berupa umpatan atau celaan maupun ghibah atau fitnah. Ingatlah firman Allah ”Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf [50] : 18).

Menurut Imam Al Ghazali, akhlak itu adalah respon spontan terhadap suatu kejadian. Kalau respon spontan kita itu yang keluar adalah kata-kata yang baik, mulia, berarti memang sudah dari dalamlah kemuliaan kita itu. Sebaliknya kalau kita memang sedang dikalem-kalem, tiba-tiba terjadi sesuatu pada diri kita, misalnya sandal kita hilang, atau ada orang yang menyenggol, mendengar bunyi klakson yang nyaring lalu tiba-tiba sumpah serapah yang keluar dari mulut kita, maka lemparan yang keluar sebagai respon spontan kita itulah yang akan menunjukkan bagaimana akhlak kita. (Huda Achmad)

Dalam sebuah kisah diceritakan bahwa apa yang sering kita ucapkan akan keluar ketika sakaratul maut. Walaupun kisah itu belum jelas asli atau rekayasa, saya mencoba mengambil hikmahnnya saja. Dikisahkan seorang petugas menemukan fenomena yang berbeda dalam dua buah kecelakaan. Pada kecelakaan yang pertama korban tidak mampu mengucapkan syahadat, dia malah menyanyikan lagu di akhir hidupnya. Sedangkan pada kecelakaan kedua korban melantunkan ayat Al Quran. Kisah lengkapnya ada di sini

Ingatlah bahwa setiap anggota tubuh kita akan menanggung konsekuensi dari apa yang dilakukannya di dunia, tidak terkecuali mulut kita. Bagi sebagian orang yang masih menganggap bahwa kata "anjing" dan "goblog" sebagai hal yang lumrah dan sepele, perhatikan firman Allah “Kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar.” (QS. An Nur [24] : 15).

Mari kita ganti ucapan-ucapan kotor itu dengan dzikrullah. Ucapan yang ringan namun mampu menambah timbangan amal kita untuk bekal di akhirat kelak. Ucapkanlah subhanallah, alhamdulillah, laa ilaaha illallah, dan allahu akbar dalam keseharian kita. Untuk keterangannya silakan baca di sini.


Andre Tauladan

Minggu, 08 Maret 2015

Fanatik, Emang Kamu Tahu Artinya?

"Udahlah, jangan terlalu fanatik sama agama!"
Brothers and sisters, pernah nggak kamu disebut fanatik oleh seseorang gara-gara kamu menolak sesuatu yang nggak sesuai aturan agama? Pasti ada beberapa orang yang pernah. Tapi bener nggak sih apa yang dikatakan orang itu? Apakah kamu memang fanatik? Biar tahu jawabannya, sekarang kita bahas apa itu fanatik dan seperti apa orang yang fanatik.

Kata fanatik berasal dari bahasa Inggris "fanatic". Menurut kamus Oxford (ciye, mainannya Oxford) fanatik adalah seseorang yang memiliki semangat berlebihan dalam urusan politik atau agama. Kata yang sama dapat juga diartikan sebagai seseorang yang memiliki ketertarikan yang kuat terhadap aktivitas tertentu. Sedangkan menurut KBBI, fanatik adalah keyakinan yang terlalu kuat terhadap ajaran (politik, agama, dan sebagainya). Nah, dari keterangan tersebut kalo kamu melakukan atau menghindari sesuatu karena alasan agama berarti kamu memang fanatik. Tapi itu cuma kesimpulan awal. Lebih baik kita perdalam lagi pembahasan ini.

Dari beberapa definisi di atas ada kata yang menjadikan sesuatu disebut fanatik atau tidak, kata tersebut adalah "terlalu" atau "berlebihan". Sekarang mari kita berfikir sejenak apakah ketika melakukan sesuatu karena pertimbangan agama itu termasuk sesuatu yang berlebihan atau tidak? Saya pribadi merasa tidak. Kata "fanatik" seringkali ditujukan untuk hal-hal yang berkaitan dengan agama dan politik walaupun tidak jarang dikaitkan dengan olahraga, misalnya "supporter fanatik". Tetapi, ternyata ada perbedaan persepsi diantara julukan fanatik yang ada. Seseorang dikatakan fanatik terhadap klub sepakbola tertentu atau partai politik tertentu jika mereka memberikan dukungan atan pembelaan yang memang berlebihan. Tetapi dalam urusan agama, kata "fanatik" lebih sering ditujukan kepada orang yang ingin melaksanakan aturan agama sebaik-baiknya.

Jika melaksanakan aturan disebut fanatik maka polisi juga dapat disebut fanatik. Ketika seorang polisi menilang pelanggar lalu lintas berarti ia fanatik terhadap aturan lalu lintas. Ketika seorang polisi menangkap pencuri atau pelaku kriminal lain berarti ia juga fanatik terhadap aturan kepolisian yang berlaku. Tapi apakah tepat jika polisi disebut fanatik? Jika tidak, maka orang yang ingin melaksanakan aturan agama juga tidak tepat disebut fanatik.

Seseorang yang berusaha untuk menaati aturan agama bukan fanatik, justru dia orang baik dan ingin selamat dalam hidupnya. Seperti halnya pengemudi kendaraan yang berhenti saat lampu merah dan melaju saat lampu hijau. Orang yang ingin taat terhadap aturan agama juga tidak bisa dikatakan "merasa benar sendiri". Layaknya seseorang yang ditilang oleh polisi, ia tidak bisa mengatakan polisi itu merasa benar sendiri. Semua sudah ada aturannya. Jadi ketika kamu melakukan atau menghindari sesuatu karena alasan agama, sebenarnya kamu itu tidak fanatik.

Kata fanatik tepat jika ditujukan kepada orang-orang politik yang merasa partainya yang paling baik. Tepat karena perasaan "paling baik" itu tidak berkaitan dengan aturan partai. Sejauh yang saya tahu (padahal nggak tahu apa-apa) tidak ada satu partai pun yang dalam AD/ARTnya mengatakan bahwa partai itu adalah yang terbaik. Hal ini berlaku juga bagi para supporter klub sepakbola. Kata "klub terbaik" bukanlah sebuah aturan dalam dunia sepakbola, melainkan hasil dari apa yang diusahakan oleh masing-masing klub. Jadi ketika sebuah klub berada di klasemen tengah atau bawah tetapi banyak supporter yang tetap menganggapnya terbaik, maka supporter itu tepat jika disebut supporter fanatik. Jika seorang politisi atau pendukung partai melihat keburukan dalam partainya tetapi keukeuh menganggap partainya adalah partai terbaik berarti dia adalah politisi atau pendukung yang fanatik.

Gitu aja sih kesimpulan saya mah. Yah, kalo mau beda pendapat boleh lah... Komen aja, tapi jangan memaksa saya harus sependapat dengan kesimpulan kamu. Hihi... :D
*tulisan ini dibuat dengan harapan nggak ada lagi sebutan "fanatik" buat orang yang ingin menaati aturan agamanya.

Andre Tauladan

Rabu, 11 Februari 2015

Seorang Anak -Muslim- 9 Tahun Dijatuhkan dan Dibenturkan Kepalanya Oleh Petugas Keamanan di Swedia



Seorang muslim berusia 9 tahun dibenturkan kepalanya ke lantai oleh petugas keamanan di Swedia. Dia sangat ketakutan, dia mengangkat telunjuknya dan mengucapkan syahadat.

Pada Jum'at malam (6/2), dua anak-anak muslim diberhentikan oleh petugas keamanan di stasiun utama di Malmo. Alasannya kedua anak itu menaiki kereta tanpa tiket.

Awalnya kedua anak itu hanya ditanyai saja, namun peristiwa ini memanas ketika salah satu petugas meringkus anak yang paling muda. Anak itu kelahiran tahun 2005, menurut polisi anak tersebut mencoba melarikan diri tetapi petugas menahannya kemudian menjatuhkannya ke tanah dan duduk di atas tubuhnya.

Menurut saksi, petugas membenturkan kepala anak itu ke lantai dengan sangat keras hingga suaranya bergema di area itu. Karena itulah saksi dan temannya segera mendekat dan merekam kejadian itu.

Rekaman tersebut menunjukkan bagaimana petugas duduk di atas dada anak itu dan menekan sarung tangannya pada mulut dan hidung anak kecil itu.

Sang anak terlihat susah bernafas. Sambil menangis dia berteriak mengucapkan Syahadat; "Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah."

Hingga saat ini pemeriksaan masih berlanjut.

Sumber
Andre Tauladan

Minggu, 08 Februari 2015

TIDAK PUNYA MALU! Obama Sebut ISIS biadab Padahal Amerika lebih BIADAB!

Presiden AS Barack Obama tidak punya malu dengan menyebut 'biadab' atas pembakaran terhadap pilot Yordania yang dilakukan oleh IS. Pasalnya, IS hanya membakar 1 orang pilot, itupun dilakukan atas kesalahannya sendiri karena terlibat perang dan dia sudah membunuh banyak warga sipil di Suriah.

Namun Obama menutup mata atau mungkin hilang ingatan atau terjadi kesalahan pada otaknya sehingga tidak mampu mengingat peristiwa beberapa tahun silam yang dilakukan oleh tentara AS terhadap warga sipil di Irak. Berikut ini hasil pencarian saya di google dengan kata kunci "Fosfor Falujah 2004"
Dari lihat.co.id
3. Washington Menyerang Warga Sipil Irak dengan Fosfor Putih (2004)

Pada tahun 2004, wartawan-wartawan yang bekerja dengan militer AS di Irak mulai melaporkan penggunaan “Fosfor Putih” di kota Fallujah terhadap pemberontak Irak.
Pertama-tama militer berbohong dan mengatakan bahwa itu hanyalah penggunaan fosfor putih untuk membuat smokescreens (tabir asap) untuk menerangi target. Tapi akhirnya mereka kemudian mengakui telah menggunakan bahan kimia yang mudah menguap sebagai senjata.
Pada saat itu, penyiar televisi Italia RAI, menayangkan sebuah dokumenter berjudul, “Fallujah, The Hidden Massacre”, termasuk bukti rekaman video dan foto-foto suram yang sangat menyedihkan, serta wawancara saksi mata dengan para penduduk Fallujah dan juga tentara AS.
Para saksi mata telah mengungkapkan bagaimana pemerintah AS tanpa pandang bulu menghujani “api kimia berwarna putih” yang turun di kota-kota Irak dan membuat para wanita dan anak-anak meleleh sampai mati!
Bahkan, peristiwa tersebut telah dibuat film dokumenternya dengan judul "Fallujah, The Hidden Massacre".
Jika masih kurang sumbernya, berikut ini tambahan dari wikipedia.

Obama juga rupanya amnesia tentang serangan drone yang dilakukan Amerika di Pakistan sejak 2004. Serangan itu terus berlanjut sampai tahun 2014, artinya dia juga terlibat. Jumlah korban meninggal dalam serangan drone yang dilancarkannya itu hingga Oktober 2014 terhitung 2.379 orang. Serangan yang katanya ditargetkan terhadap 'teroris' di negara itu ternyata hanya membunuh 84 'teroris', jadi sisanya adalah 2295 orang yang meninggal adalah warga sipil. (sumber : RT.com)

Begitulah perilaku Obama, TIDAK PUNYA MALU!

  • Pemerintah AS tanpa pandang bulu menghujani “api kimia berwarna putih” yang turun di kota-kota Irak dan membuat para wanita dan anak-anak meleleh sampai mati! (Fallujah)
  • Serangan drone membunuh 2.295 warga sipil di Pakistan. (RT)
BIADAB
Andre Tauladan

About Me

Andre Tauladan adalah blog untuk berbagi informasi umum. Terkadang di sini membahas topik agama, politik, sosial, pendidikan, atau teknologi. Selain Andre Tauladan, ada juga blog khusus untuk berbagi seputar kehidupan saya di Jurnalnya Andre, dan blog khusus untuk copas yaitu di Kumpulan Tulisan.

Streaming Radio Ahlussunnah

Today's Story

Dari setiap kejadian di akhir zaman, akan semakin nampak mana orang-orang yang lurus dan mana yang menyimpang. Akan terlihat pula mana orang mu'min dan mana yang munafiq. Mana yang memiliki permusuhan dengan orang kafir dan mana yang berkasihsayang dengan mereka.
© Andre Tauladan All rights reserved | Theme Designed by Seo Blogger Templates