Jumat, 05 Desember 2014

Perkara Jihad Bukan Hal Tabu

Assalaamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Bismillahirrahmaanirrahiim.

Alhamdulillah, dengan perkembangan teknologi sekarang ini kegiatan dakwah dapat lebih mudah dilakukan. Mudahnya akses internet juga sangat mendukung dalam aktivitas dakwah. Dengan facebook, twitter, dan media sosial lainnya setiap orang dapat melibatkan diri dalam menyampaikan kebenaran dan informasi seputar agama islam. Dengan internet pula setiap orang dapat lebih mudah dalam mendapatkan jawaban ketika mereka mengalami kebingungan dalam hal ibadah. Situs-situs dakwah seputar fiqih, tarikh, aqidah, akhlak, dan lain sebagainya kini semakin banyak dan saling melengkapi.
jihad
gambar : islamicrenaissance.co.uk

Namun sebagai muslim yang meyakini bahwa agama Islam adalah agama yang sempurna dan mencakup seluruh aspek kehidupan hendaknya kita tidak berat sebelah. Sayangnya dari sekian banyak situs-situs islami, sebagian besar masih enggan untuk membahas tentang jihad khususnya jihad perang. Malah ada sebagian diantara mereka yang berusaha mengalihkan semangat jihad umat islam agar melunak hingga akhirnya tidak memiliki semangat jihad. Padahal, jihad adalah bagian dari perjuangan islam. Jihad juga menjadi salah satu perintah Allah yang ada dalam Al Qur'an. Sama halnya dengan ibadah lain seperti shalat dan puasa, jihad juga memiliki hukum yang berbeda tergantung kondisi. Jika dalam shalat kita mengenal shalat wajib dan shalat sunnah, demikian halnya dalam perkara jihad. Namun yang saya lihat sekarang, masih banyak ulama (yang kemudian membuat umat islam pada umumnya) enggan membahas perkara jihad dan menjadikannya hal tabu. Alasan yang paling umum adalah "islam adalah agama damai, kita tidak suka pakai kekerasan".

Berikut ini saya salinkan dalil-dalil tentang perintah berjihad dari dakwah.info :

1. Allah SWT berfirman:
(انْفِرُوا خِفَافًا وَثِقَالاً وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ فِي سَبِيْلِ اللهِ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ) (التوبة: 14)
“Berangkatlah kamu untuk berperang baik kamu merasa ringan maupun kamu merasa berat dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (At Taubah: 41).

2. Allah SWT berfirman:
(وَقَاتِلُوْا الْمُشْرِكِيْنَ كاَفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كاَفَّةً وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ) (التوبة: 26)
“Dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwa Allah itu beserta orang-orang yang bertakwa” (At Taubah: 36)

3. Allah SWT berfirman:
(وَقَاتِلُوْهُمْ حَتَّى لاَ تَكُوْنَ فِتْنَةٌ وَيَكُوْنَ الدِّيْنُ كُلُّهُ لِلَّهِ) (الأنفال: 40)
“Dan perangilah mereka sehingga tidak ada lagi fitnah dan sampai agama itu semuanya untuk Allah.” (Al Anfal : 39)

4. Rasulullah SAW bersabda:
لاَ هِجْرَةَ بَعْدَ الْفَتْحِ وَلَكِنْ جِهَادٌ وَنِيَّةٌ فَإِذَا اسْتَنْفِرْتُمْ فَانْفِرُوْا .)رواه البخاري.
“Tidak ada hijrah (dari Mekah ke Madinah) setelah pembebasan kota Mekah. Yang ada ialah jihad dan niat (yang baik). Maka oleh sebab itu bila kamu diseru untuk berjihad memerangi orang kafir maka keluarlah”[5] (HR Bukhari)

5. Hukum orang yang memerangi atau memusuhi Islam
إِنَّمَا جَزَاء الَّذِينَ يُحَارِبُونَ اللّهَ وَرَسُولَهُ وَيَسْعَوْنَ فِي الأَرْضِ فَسَاداً أَن يُقَتَّلُواْ أَوْ يُصَلَّبُواْ أَوْ تُقَطَّعَ أَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُم مِّنْ خِلافٍ أَوْ يُنفَوْاْ مِنَ الأَرْضِ ذَلِكَ لَهُمْ خِزْيٌ فِي الدُّنْيَا وَلَهُمْ فِي الآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ

“Sesungguhnya balasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, ialah mereka dibunuh atau disalib atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia, dan di akhirat mereka mendapat siksaan yang berat.” (Al Maidah: 33)

Untuk dalil lebih lengkap dan rinci silakan kunjungi Dalil-dalil perintah umum berjihad.

Peran jihad qital (perang) dalam perkembangan agama Islam sangat besar. Jika pada saat Abu Jahal menyerang umat islam di Badar umat islam tidak melayani (dengan alasan tidak ingin perang) mungkin  saat ini umat Islam hanya sedikit.

Adapun, situs-situs islam yang berkenan membahas perkara jihad, pembahasannya sebatas apa arti jihad yang selanjutnya diarahkan pada pembahasan jihad dalam perkara lain (bukan perang). Misalnya, dengan mengartikan kata "jihad" sebagai "bersungguh-sungguh" mereka menjuruskan pemikiran umat muslim bahwa dengan belajar, bekerja, atau beribadah dengan sungguh-sungguh adalah bentuk jihad. Memang tidak salah, namun kurang lengkap. Dengan pemikiran seperti itu dikhawatirkan umat islam tidak akan pernah memiliki keberanian berperang. Contoh mudahnya, ketika banyak umat islam yang dibantai di Mesir, demonstrasi sering dijadikan cara untuk melawan. Mereka bersungguh-sungguh menyuarakan perlawanan, tetapi melalui demo saja. Yang akhirnya para pendemo itu justru menjadi korban pembantaian berikutnya. Berbeda halnya ketika ada seorang pelaku bom isytisyhad (bunuh diri) yang rela mengorbankan nyawanya untuk meledak bersama salah satu pejabat yang berperan dalam pembantaian di sana. Yang lebih mengkhawatirkan adalah ketika mereka tidak berani berperang, mereka justru masuk ke dalam lingkungan musuh. Akibatnya, alih-alih melawan musuh dia malah menjadi bagian dari musuh.

Jika masyarakat memang mau memahami lebih dalam maksud dari kata "bersungguh-sungguh" seperti yang disampaikan oleh ulama tersebut efeknya akan berbeda. "Bersungguh-sungguh dalam belajar" sehingga tahu bahwa jihad perang adalah bagian dari agama Islam. "Bersungguh-sungguh dalam bekerja" sehingga tahu bahwa pengorbanan mereka untuk pekerjaan tidak ada artinya dibandingkan pengorbanan para mujahid. "Bersungguh-sungguh dalam beribadah" sehingga tahu bahwa para mujahid lebih sungguh-sungguh sehingga rela mengorbankan nyawa mereka. Sayangnya masyarakat pada umumnya hanya "bersungguh-sungguh" untuk kepentingan dunia saja. Belajar agar dapat nilai bagus, bekerja agar dapat uang banyak, beribadah agar dianggap orang shaleh.

Satu hal lagi yang membuat miris adalah di antara sebagian ulama yang tidak berani membahas perkara jihad, ada yang malah menghina para mujahid (pelaku jihad). Seperti saat ini, ketika para mujahidin sedang berusaha menjaga kemuliaan Islam di Irak dan Suriah. Namun, banyak ulama dunia yang menyebut mereka adalah khawarij, anjing neraka, lebih parah lagi ada yang memandang para mujahidin itu lebih rendah dari atheis.

Masyarakat pada umumnya telah terpengaruhi oleh pemikiran barat yang mencoba menanamkan di benak masyarakat bahwa mujahidin adalah teroris. Sayangnya, selain diracuni pemikirannya, masyarakat pun dibutakan matanya sehingga tidak mampu melihat siapa teroris sebenarnya. Ketika mujahidin menangkap dan membunuh salah satu tawanan orang kafir, masyarakat tahu. Namun, ketika pesawat Amerika membunuh puluhan orang Pakistan, masyarakat tidak tahu. Akibatnya, masyarakat yang seharusnya senang ketika melihat kemenangan kaum muslim atas kafir, malah cenderung membenci mereka. Ketika ada perintah jihad, informasi seputar jihad dan mujahidin mereka takut untuk menyebarkannya.

Beberapa usaha telah dilakukan oleh pecinta jihad seperti menyebarkan info yang benar seputar perjuangan mujahidin. Namun, lagi-lagi informasi tersebut hanya berputar di kalangan pecinta jihad. Sedangkan masyarakat umum tidak akan menerima apalagi menyebarkan berita tersebut karena takut dengan istilah teroris.

Sebagai penutup, saya sampaikan nasihat khususnya untuk diri saya sendiri dan untuk pembaca pada umumnya. Jika kita tidak mampu berperang melawan orang kafir, setidaknya kita memberi dukukan kepada para mujahidin dengan tidak menutup-nutupi informasi tentang mereka dan tidak menghina mereka. Janganlah merasa tabu terhadap informasi seputar jihad hanya karena kita tidak menyukai peperangan.

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al Baqarah : 216)


Wallahu a'lam bishshawab.
Barakallahu lii wa lakum. Assalaamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

*Tulisan ini disampaikan sebagai bentuk usaha saya dalam berdakwah. Terbuka untuk segala kritik dan koreksi.
Andre Tauladan

Rabu, 12 November 2014

Emangnya elo siapa?

Tahu kan kemaren-kemaren PERSIB habis menang di ISL? Yah, sebenarnya saya nggak peduli dengan kemenangan PERSIB. Mereka kalah pun saya nggak akan peduli. Tapi ada sesuatu yang membuat saya ingin membahasnya. Pasca kemenangan PERSIB, jagad medsos diramaikan dengan postingan sebuah foto dari salah satu pembenci PERSIB yang sesumbar bahwa dia akan kawin dengan monyet. Menurut salah satu sumber, foto tersebut telah beredar sejak tahun lalu, namun kembali beredar setelah final ISL kemarin. Kenyataannya kemaren PERSIB menang, tapi apa dia bener jadi kawin sama monyet?

Saya nggak akan ngebahas identitas orang itu, saya cuma ngerasa bingung kenapa orang macam gitu selalu ada. pada musim pemilu presiden yang lalu jagad sosmed juga sempat diramaikan oleh banyaknya orang sesumbar semacam itu. Yang paling heboh saat itu adalah janji ahmad dani untuk potong kelamin jika Prabowo kalah. Ada lagi beberapa akun wanita yang janji akan bugil keliling monas dan keliling Jakarta jika Prabowo kalah. Pada akhirnya Prabowo memang kalah dan orang-orang yang sesumbar itu setahu saya tidak ada yang membuktikan ucapannya.

Sekali lagi saya nggak akan ngebahas siapa orang-orang itu. Tapi saya hanya ingin mengatakan "Emangnya elo siapa?". Saya bukan ingin tahu nama mereka, dimana mereka tinggal dan apa pekerjaannya. Tapi, memangnya mereka itu siapa kok berani banget ngomong sesuatu yang nggak masuk akal, hanya demi membela sesuatu yang sebenarnya tidak perlu dibela sampai segila itu. Mereka seolah menjadi Tuhan yang mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan dan berkata seolah-olah apa yang dikatakannya pasti terjadi hingga berani bersumpah akan melakukan sesuatu jika apa yang dikatakannya tidak terjadi.

Mereka berbeda dengan pengamat yang menyampaikan sesuatu melalui sebuah analisa dan tidak mengucapkan sumpah ketika menyampaikan pendapatnya. Mereka juga bukan pemegang kekuasaan yang bisa mengatur banyak pihak untuk mewujudkan keinginannya. Yah, rupanya sampai saat ini masih banyak orang-orang yang suka sesumbar. Dan sepertinya suatu saat nanti saya akan menemukan lagi orang-orang seperti itu.
Andre Tauladan

Rabu, 29 Oktober 2014

Indonesia Bukan Negara Islam

Pernah waktu saya sedang buka situs blogger muncul sejenis post terbaru dari Gen-Q. Post tersebut judulnya "gallery". Ah, sebenarnya itu post lama, tapi aneh juga kok muncul di pembaruan ya? Karena penasaran saya klik aja linknya. Eh ternyata gallery-nya dihapus. Nggak sengaja saya baca komentar terbaru yang ada di sidebar blog itu. Komentar itu berbunyi "Indonesia bukan negara islam". Dari situlah saya jadi kepikiran buat nulis artikel ini.

Indonesia bukan negara Islam. Ya memang sih. Tapi kan Indonesia juga bukan negara kristen, bukan negara yahudi, bukan juga negara hindu atau budha. Jadi harus gimana? Coba kalo dia ditanya gitu, mau jawab apa? Mau pake sistem (adat) Jawa? Indonesia bukan negara Jawa. Pake sistem sunda? Bukan juga negara Sunda, bukan negara Batak, Bugis, Melayu, atau suku-suku lainnya. Oh iya, pasti dia jawab pake sistem Pancasila kan? Dengan slogan basi "Bhinneka Tunggal Ika". Jiaah...

Baca nih!
Kalo kamu bukan muslim, silakan aja berkata demikian. Tetapi kalo kamu muslim tapi nggak mau pake sistem Islam, Apa kata akhirat? Kamu nggak hidup di dunia doang. Setelah mati nanti kamu akan dibangkitkan kembali untuk mempertanggungjawabkan perbuatan di dunia. Lalu, apa ada boneka tunggal ika itu di agama islam? TIDAK!

Indonesia memang bukan negara islam, terus kenapa kamu mau pake sistem yang dibuat oleh orang kristen, yahudi, hindu, budha, dsb? Berbeda-beda tapi satu? Omong kosong! Memangnya bisa seluruh agama di Indonesia ini menyembah satu Tuhan? Mau Tuhan agama mana? Nggak akan ada satu penganut agama mana pun yang mau menyembah Tuhan agama lain. Atau mau bikin agama baru biar tuhannya sama?

Eh, salah lu, bhineka tungga ika itu artinya kudu hidup rukun walau berbeda. Lha! Coba berfikir, sistem agama mana yang diterapkan dengan cara yang paling baik? Jawabannya sistem islam. Tapi kenapa kamu nolak? Coba kamu liat di Myanmar, gimana nasib muslim minoritas di tengah agama mayoritas di sana. Gimana nasib muslim di wilayah Palestina di tengah mayoritas yahudi. Gimana nasib muslim di negara-negara barat. Dan gimana juga nasib muslim di Indonesia dibawah sistem demokrasi. Tahu kisah muslim yang dibantai waktu April Mop? Tahu gimana Drakuli si haus darah menghabisi orang islam? Terus apa kalian pura-pura nggak tahu gimana tanggapan PBB terhadap pembantaian di Palestina oleh kaum yahudi?

Kalo udah tahu, kemudian tengok gimana nasib orang-orang kafir di zaman Rasulullah dan para sahabat. Beda 180 derajat. (kalo ga tau cari di google)

Indonesia bukan negara islam. Terus negara islam itu dimana? Kalo di peta dunia nggak ada satu negara pun yang bernama Islam, lantas mau ditegakkan dimana agama Islam yang diridhai oleh Allah ini? Kalo nggak ada negara bernama islam, berarti seluruh muslim di dunia harus tunduk ke pemerintah dan sistem kafir gitu?

Gini aja deh, buat penutup saya tanya lagi. Indonesia ini ciptaan siapa? Lebih luas lagi, dunia ini ciptaan siapa? Pertanyaan ini khusus umat muslim indonesia yang masih mengatakan "Indonesia bukan negara Islam, kalo mau pake hukum islam, jangan di Indonesia"
Andre Tauladan

Rabu, 13 Agustus 2014

Ketika Gereja Spanyol Menyiksa Siapapun Yang Berkata Kami Muslim

Pada tanggal 2 Januari 1492, cardinal Devider telah memasang salib di atas Istana Hamra; istana kerajaan Nashiriyah di Spanyol. Tujuannya berbuat demikian ialah sebagai bentuk proklamasi atas berakhirnya pemerintahan Islam di Spanyol.
alat penyiksaan muslim spanyol

Dengan berakhirnya pemerintahan Islam ini berarti saat itu lenyaplah peradaban besar yang pernah dikembangkan oleh Islam di eropa selama abad pertengahan. Kaum salib yang saat itu menang perang yang awalnya mereka melakukan kerjasama dengan pemerintahan Islam, beralih berusaha untuk menghancurkan kaum muslimin dan peradabannya.

Kaum muslimin dilarang menganut Islam, dan dipaksa untuk murtad. Begitu juga mereka tidak boleh menggunakan bahasa arab, siapa yang menentang perintah itu akan dibakar hidup hidup setelah disiksa dengan berbagai cara.

Beginilah selesai riwayat hidup berjuta juta kaum muslimin di Spanyol, tak ada seorang muslim yang tinggal yang tampil dengan agamanya saat itu.

Setelah empat abad dari kejatuhan Islam di Spanyol, Napoleon telah mengirim sepasukan tentara angkatan perang dan mengeluarkan satu instruksi tahun 1808 supaya menghapuskan dewan dewan mahkamah luar biasa (Dewan pengadilan dan pemberi hukuman) di Spanyol.

Berkata seorang panglima Prancis ; “ Kami pimpin satu angkatan bersenjata hendak menyelidiki satu gereja yang kami dengar disitu ada mahkamah luar biasa. Tapi kami disana tak menemui apapun, kami periksa semua kamar penyiksaan dan kami selidiki seluruh kawasan gereja, lorong lorong dan tabirnya, tak ada tanda tanda adanya mahkamah luar biasa. Hampir kami putus asa dan nyaris kami meninggalkan tempat itu. Dan saat itu pula ada seorang pendeta bersumpah untuk menguatkan kebenaran yang dikatakannya bahwa tuduhan terhadap gereja itu adalah tuduhan kosong belaka. Dan ketua mereka pun menegaskan bahwa pengikut pengikutnya tidak ada yang terlibat dengan masalah itu.

Dan dengan nada yang lembut dan menunduk serta linangan air matanya para pendeta mempersilahkan kami keluar dari situ. Tapi salah satu letnan kami , Letnan De lael menahan saya dengan berkata,”Maaf dan izinkan saya mengatakan bahwa tugas kita belum selesai”. Lantas kujawab, “Kita periksa sekeliling gereja ini, tapi tidak kita jumpai dengan suatu yang mencurigakan.” Kemudian kutanya kepada letnan,”Apa yang engkau maksudkan?” maka jawab letnan,” Saya mau periksa dibawah lantai kamar ini, sebab hati saya merasa seakan akan ada rahasia dibawahnya.”

Waktu itu para pendeta tadi terlihat sangat gelisah karena kami belum beranjak pergi, lantas saya izinkan para komandan untuk memeriksa, dan ketika itu kami perintahkan para tentara untuk menyingkap permadani di lantai dan diperintahkan menuangkan air sebanyak banyaknya di setiap kamar. Tiba tiba tampaklah pada salah satu kamar itu airnya meresap kebawah. Letnan De Lael bertepuk tangan tertawa sambil  berkata,”Inikah pintunya? Lihatlah ! kami semua lihat dan ternyata ada pintu yang bisa dibuka.

Rupanya setiap sambungan lantai kamar itu dapat dibuka secara rahasia; yaitu dengan satu alat kecil yang terletak di kaki meja ketua gereja. Para tentara pun memulai memecahkan pintu itu dengan bayonet , waktu itu wajah pendeta pun menjadi pucat karena rahasia mereka pasti terbongkar.
Ketika pintu itu dibuka, tampaklah kepada kami satu tangga yang bisa turun sampai ke dasar ruangan bawah tanah. Sayapun turun dan pergi menghampiri satu batang lilin besar yang panjangnya lebih kurang satu meter. Lilin itu menyala di hadapan satu gambar besar terpampang lukisan bekas pimpinan ketua Mahkamah Luar Biasa itu. Saya cuma menghampiri saja, lalu seorang pendeta Kristen memegang bahu saya sambil berkata,”Hai anakku jangan kau pegang lilin itu, tangan kau kotor dengan darah pembunuhan, sedangkan lilin itu sangat kudus sekali.” Lalu saya katakan kepadanya,”Masak saya tidak boleh menyentuhnya, bukankah lilin ini kau basahi dengan darah orang orang baik? Nanti kita lihat siapa yang mengotorkan dari kalangan kita ini dan siapa yang pembunuh sebenarnya.”

Kemudian saya turun melalui tangga itu dan terus diikuti oleh para tentara dengan pedang pedang yang terhunus. Lalu sampailah kami ke suatu pojok, dan disitu kami lihat ada satu kamar besar bersegi empat, disitulah dewan mahkamah bersidang, yang ditengah tengahnya terdapat lantai marmer. Di tangga itulah terdapat belenggu besar yang memakai rantai untuk mengikat orang orang hukuman. Dan di hadapan tangga itu pula terletak satu podium yang diduduki oleh ketua mahkamah dan para hakim untuk menghukum orang orang tak berdosa itu.

Setelah itu kami menuju pula ke suatu kamar besar dan panjang yang rupanya adalah tempat penyiksaan. Di situ saya melihat banyak benda benda yang menyeramkan dan membuat bulu bergidik sepanjang hidup saya. Saya melihat lubang lubang kecil sebesar tubuh manusia. Ada bentuk sempit dan tinggi, dan ada yang sempit tapi rendah. Di dalam petak petak itulah dikurungnya tawanan sambil berdiri sepanjang hidup dan sampai meninggal di situ. Dan mayat mayat orang tawanan itu dibiarkan hancur di situ, berulat dan hingga gugur dagingnya dan tulang tulangnya. Dan untuk mengurangi bau busuk dibuatkannya sebuah lubang ke udara luar.

Saya lihat dalam kamar itu juga ada tubuh tubuh manusia yang masih terikat dengan rantai. Orang orang kurungan itu ada lelaki dan wanita dari berbagai tingkatan umur, antara 14 tahun hingga 70 an tahun. Ketika itu sempat kami bebaskan beberapa orang tawanan yang masih hidup. Kami pecahkan belenggu belenggunya, orang orang yang masih hidup cenderung sekarat, sementara yang lain ada yang sudah menjadi gila, karena terlalu berat siksaannya. Dan tawanan tawanan tersebut seluruhnya telanjang, sehingga tentara kami yang hendak mengeluarkan mereka terpaksa memberi kain untuk menutupi tubuhnya. Kami iringi tawanan itu perlahan lahan ke tempat terang agar tidak merusakkan pandangan mata mereka. Mereka teriak gembira dan merangkul tentara yang membebaskannya dari siksaan tersebut.

Kemudian kami pindah ke ruangan lainnya, dan kami lihat beberapa keadaan yang menyeramkan, kami lihat ada alat alat penyiksaan seperti alat pematah tulang dan alat pengoyak badan. Mereka dimulai dengan membelah kaki, dicabutnya tulang, dibelah dada dan diambilnya tulang. Dibelah kepala dan tangan serta diambil tulang sedikit sedikit hingga hancurlah semuanya. Demikianlah diperlakukan terhadap orang orang yang teraniaya itu.
Dan kami lihat juga satu peti sebesar kepala manusia. Disitulah diletakkannya kepala orang yang hendak disiksa. Dimana setelah ia diikat kaki, tangan dengan rantai sehingga tidak dapat bergerak. Dan diatas peti itu dibuatnya satu lubang untuk menetes air secara teratur ke atas kepala orang yang di siksa itu. Akibat siksaan jenis ini banyak orang menjadi gila dan dibiarkan sedemikian hingga tawanan tewas.

Satu lagi alat penyiksaan ialah satu kotak yang dipasang mata pisau yang tajam. Mereka campakkan orang orang muda ke dalam kotak ini, bila dihempaskan pintu maka terkoyaklah badan yang disiksa tersebut.
Disamping itu ada mata kail yang menusuk lidah dan tersentak keluar, dan ada pula yang disangkutkan ke payudara wanita, lalu ditarik dengan kuat sehingga payudara tersebut terkoyak dan putus karena tajamnya benda benda tersebut.

Nasib wanita dalam siksaan ini sama saja dengan nasib laki laki, mereka ditelanjangi dan tak terhindar dari siksaan.

Cara cara penyiksaan wanita yang lain tidaklah saya bisa gambarkan, karena tempat tempat sensitif ditubuh wanita yang disiksa, dan cara cara yang sadis dan kotor yang dilakukan membuat saya malu untuk menuliskannya.

Penyiksaan ini dilakukan terhadap orang orang yang menentang kristenisasi. Mereka lakukan penyiksaan tersebut karena para tawanan tersebut tetap berpendirian dan tetap mengatakan bahwa mereka Muslimin.
- Petikan dari buku At Ta’asub Wat Tasamuh, Syaikh Muhammad Al Ghazali (hal 311-318)
Andre Tauladan Sumber

Jumat, 08 Agustus 2014

Korban Tradisi

Saya ingin menceritakan sebuah kisah tidak nyata.

Di sebuah kampung ada seorang anak yang sangat hebat main bulutangkis. Pukulannya bagus, keras, akurat, gerakannya lincah, dan staminanya kuat. Anak ini dilatih oleh orang tuanya sendiri. Sementara orang tuanya tidak pernah mengikuti kejuaraan bulutangkis. Selama ini dia juga hanya bermain bulutangkis di kampungnya. Rupanya orang sekampung itu juga tidak ada yang tahu aturan bermain bulutangkis. Saya ambil contoh, dalam permainan mereka biasanya servis tidak diharuskan menyilang. Mereka terbiasa dengan peraturan ini DARI DULU.

Singkat cerita, si Ayah ingin mengikutsertakan anaknya dalam sebuah pertandingan. Dengan penuh percaya diri dia mendaftarkan anaknya pada sebuah kompetisi tingkat kabupaten. Didaftarkanlah anak itu.

Hari pertandingan tiba. Si Anak sesuai dengan kebiasaannya melakukan servis dengan arah yang bebas, tidak selalu menyilang. Dia pun kalah karena banyak servis yang keluar. Sang Ayah akhirnya protes ke panitia. Dia marah sambil mengatakan "Saya di kampung dari dulu juga servis itu arahnya bebas!". Panitia menjawab "Tapi Pak, aturan yang benar itu ya servisnya harus menyilang. Itu sudah ada dalam buku peraturan bulutangkis internasional". Si Ayah malah menjawab "Heh, jangan suka ngerasa benar sendiri! Anda tidak menghargai jerih payah anak saya berlatih selama ini!". Akhirnya dengan tidak bisa menerima kekalahan, si Ayah pun pulang. Sejak saat itu si Ayah tidak mau mengikutsertakan anaknya dalam kejuaraan di luar kampungnya. Dan si Anak pun hingga dewasa hanya menjadi JAGO KAMPUNG saja. Dengan aturan permainan yang salah.

Pada akhirnya, sebuah usaha itu harus disertai dengan pengetahuan tentang aturan yang berlaku. Usaha si Anak dalam berlatih bulutangkis memang membuatnya menjadi orang yang hebat dalam bulutangkis. Namun sayang, karena tidak tahu aturan akhirnya kehebatannya pun tidak ada artinya.

Begitulah ceritanya. Sekali lagi, kisah ini tidak nyata. Hanya untuk diambil hikmahnya saja. Tentunya oleh orang yang pikirannya terbuka, bukan yang kampungan.

Andre Tauladan

Dari Dulu Udah Gitu

Ini adalah sebuah kisah rekasaya. Fenomena masyarakat yang saya reka.

Akhir-akhir ini kan semakin banyak orang-orang yang berjualan Jus. Jus buah tentunya. Tapi mau nggak kalo misalnya saya ngajak untuk mikir? Kata "Jus" asalnya adalah Juice (bahasa inggris). Juice artinya adalah sari buah. Jika kalian pernah melihat iklan mesin Juicer di tv, kalian akan melihat apa yang keluar dari mesin itu. Ya, yang keluar adalah ekstrak atau sari buah. Tidak ditambah air, gula, maupun es batu. Misalnya jus tomat. Beberapa buah tomat dimasukan ke dalam mesin juicer itu kemudian dari kerannya akan keluar sari buah tomat. Setelah itu barulah ditambahkan es. Sedangkan di masyarakat kita yang namanya es jus itu potongan buah dimasukan ke dalam sebuah mesin giling, ditambahi air, gula, susu, dan es. Padahal jika mau berfikir coba ingat-ingat lagi apa nama mesinnya. Blender. Blender asal katanya blend yang artinya campuran. Berarti blender adalah mesin untuk membuat campuran atau singkatnya pencampur. Jadi, sebenarnya apa yang dijual di masyarakat itu bukan jus, tetapi fruit blend atau buah campur. Juicer, wajarnya hanya dipakai untuk membuat jus. Sedangkan blender sekarang sudah ada yang bisa dipakai untuk menggiling rempah-rempah untuk dijadikan bumbu masak. Makanya, itulah fungsinya blender. Tetapi, mungkin akan sangat susah untuk mengubah pola pikir masyarakat. Mereka akan tetap menyebut buah yang dicampur itu sebagai jus. Walaupun pada kenyataannya tetap saja mereka tidak akan menyebut cabai yang digiling di mesin itu sebagai jus cabai, melainkan sambal. Yah karena "dari dulunya sudah gitu".

Ada lagi masalah lain. Banyak orang yang sudah terbiasa dengan penyebutan merek sebuah produk. Misalnya, fans sarimi menyebut semua mie instan itu sarimi, begitu juga dengan fans indomie. Lalu pasta gigi sering disebut odol atau pepsodent. Pipa air sering disebut pralon. Air mineral sering disebut aqua. Yah, masih banyak lagi contoh lainnya. Mungkin hal ini sulit diubah gara-gara "dari dulunya sudah gitu".

Coba jika suatu saat pergi ke negara lain yang tidak ada merek-merek tersebut? Mau gimana?
Andre Tauladan

Ketika Sang Ustadz Dianggap Sempurna

Ah... kasihan sekali orang-orang yang menjadi pemuja ustadznya. Sering me-retweet atau membagikan status seorang ustadz tidak mengharuskan kita mengikuti semua kehidupannya. Sah-sah saja jika saya membagikan nasihat dari Ustadz Felix tapi saya tidak setuju dengan ke-Hate I-annya. Saya juga terkadang membagikan nasihat dari YUsuf Mansur, tetapi tidak mengikuti VSI-nya. Begitu juga dengan nasihat-nasihat dari Aa Gym dan K.H. Arifin Ilham, saya bagikan tetapi saya tidak mengikuti dukukannya terhadap seorang capres. Karena setiap ustadz itu tidak sempurna.

Kader (atau apalah sebutannya) Hate I dalam sebuah tulisannnya yang berjudul "Ustadz Felix Siauw Yes, HTI No" mengkritik orang-orang yang sering mengikuti nasihat dari beliau tetapi tidak suka dengan ke Hate I annya. Penulis seperti mengharuskan pembaca untuk memiliki pola pikir "Kalo mau ngikut ust. Felix, ya ikut HTInya juga dong". Emh. Saya jadi kasihan sama mereka. Takutnya mereka mendewakan ust. felix dengan menganggapnya selalu benar. Apapun yang dilakukan ust. Felix harus diikuti. Padahal Ust. Felix sendiri rasanya tidak pernah menyuruh followernya untuk bergabung dengan HTI. Anyway, apakah orang HTI tidak ada yang suka dengan nasihat dari Aa Gym, Yusuf mansur, atau arifin ilham? Hm. Masa iya sih tidak ada sama sekali? Lantas apakah kalian mengikuti apa yang dinasihatkan oleh mereka? Mungkin respon kalian juga tidak akan jauh berbeda dengan para penolak HTI itu. Bagaimana jika pengikut Yusuf Mansur membuat tulisan berjudul "Yusuf Mansur yes, VSI No!"? Atau ada tulisan lain berjudul "Aa Gym yes, Milih prabowo no!"?

Biarlah follower Ust. Felix siauw bebas berpendapat. Mereka mau setuju dengan HTI atau tidak, ya tidak usah dipermasalahkan. Tidak usah membuat tulisan pembelaan yang membuat seolah Felix Siauw wajib diikuti segalanya. Takutnya itu akan menjadi syirik. Jika ingin membahas penolakan terhadap Hate I, ya tidak usah bawa-bawa nama beliau kan bisa? Follower beliau yang menolak HTI pasti sudah memiliki pemikiran sendiri tentang HTI. Tidak peduli siapa ustadznya mereka akan tetap menolak HTI.

Untunglah saya bukan fans buta ustadz Felix Siauw. Saya menyikapi semua da'i yang ada dengan seimbang. Ketika Felix siauw memberikan nasihat, saya terima karena kebanyakan nasihatnya seputar fenomena masyarakat. Tetapi tentang ke-Hate I-annya saya abaikan. Saya terima nasihat Ustadz Yusuf Mansur untuk bersedekah, shalat dhuha, tahajud, dsb. Tetapi ajakan untuk VSI atau bisnis busana Ma'e saya abaikan. Saya ikuti nasihat Aa Gym tentang manajemen qalbu, nasihat K.H. Arifin Ilham tentang kebiasaan berzikir. Tetapi saya abaikan rekomendasi mereka untuk memilih salah satu capres pada masa pemilu lalu. Saya mendukung FPI untuk menghilangkan maksiat di negara ini, tetapi saya menolak pemikiran FPI tentang Syi'ah. Sebagai penutup, saya anggap wajar saja jika ada orang yang berfikiran :
- Ustadz Felix Siauw Yes, HTI No!
- Aa Gym Yes, demokrasi No!
- Kh. Arifin Ilham Yes, Demokrasi No!
- Ust. YUsuf Mansur Yes, VSI no!
- FPI Yes, Syi'ah no!
- Pengkaderan Yes, PKS no!

Lha kalian juga banyak yang aneh pendiriannya. Khilafah Yes, asal dari kelompok sendiri. Buktinya, waktu ada khilafah ditegakkan di Iraq kalian pada nolak. Iya kan?
*ambil positifnya, abaikan negatifnya.
Andre Tauladan

Selasa, 22 Juli 2014

Namun kini kau beranjak pergi meninggalkanku

Jujur, aku sangat merindukan kedatanganmu. Aku dan banyak muslim lainnya. Bahkan sejak beberapa bulan sebelum kedatanganmu kami sudah mempersiapkan diri. Di saat banyak orang lain yang merasa gelisah takut engkau menyusahkan mereka, kami sejak awal tahu bahwa engkau justru akan membawa kebaikan bagi kami.

Akhirnya engkau datang. Kabar gembira pertama yang engkau sampaikan adalah khilafah telah tegak kembali. Di samping malam-malam mulia dengan tarawih dan tadarus, dan keutamaan lainnya ketika engkau hadir, kau datang dengan berita spesial. Walaupun engkau hadir di tengah ramainya sambutan terhadap piala dunia, tapi aku lebih mencintaimu. Engkau tidak hanya memberikan kesenangan dunia tetapi juga akhirat. Banyak orang lain yang tidak mempedulikanmu. Mereka menganggap kau hadir tapi tidak memberikan hidangan. Mereka sibuk dengan taruhan timnas mana yang akan menang. Ada juga yang sejak awal sudah berani tidak mengindahkanmu. Mereka tetap makan di siang hari.

Aku pun sedih. Di tengah kehadiranmu yang mulia, orang-orang banyak yang lebih peduli terhadap calon presiden pilihannya. Hingga akhirnya engkau pun dinodai denga sebuah pesta demokrasi. Tidak sedikit orang yang bertaruh nasib kehidupannya terhadap calon presidennya. Mereka hanya beda sedikit dengan para pejudi bola. Untuk menghormatimu, aku sobek satu surat suara. Aku lebih memilih untuk menghormatimu daripada mereka.

Di antara yang menyambut, ada saja yang salah. Engkau datang disambut dengan petasan dan kembang api. Bagiku itu sangat tidak sopan. Jika engkau datang dengan kabar pengampunan yang engkau bawa, tetapi mereka yang berdosa itu menyambutmu seperti itu, berarti mereka tidak menghormatimu. Amalan-amalan yang bid'ah pun masih mewabah di masyarakat. Di antara mereka ada yang memenuhi makam keramat. Mungkin suatu saat mereka juga akan mendatangi makam kera sakti, atau kera putih. Masih untung tidak ada yang kera sukan.

Engkau hadir tidak lama. Tapi banyak kemuliaan yang engkau bawa. Awalnya memang banyak yang menyambutmu. Tapi sepuluh hari kedua, mulai ada kemajuan dalam shaf tarawih. Sang imam pun semakin bersemangan membaca surat-surat pendek dalam shalat tarawih, buktinya kian hari kian cepat.

Tak terasa kini waktumu hampir habis. Sebentar lagi kau akan pamit. Hari-hariku akan kembali seperti biasa. Amalan sunnah dihitung sunnah, yang wajib hanya dihitung 1 wajib. Tapi di 10 hari terakhir ini sebelum kau pergi kau memiliki harta karun yang sangat berharga. Kami tidak tahu kapan datangnya malam lailatul qadr. Yang kami tahu malam itu ada di malam ganjil 10 hari terakhir. Oleh karena itu banyak di antara kami yang memburunya. Sebuah masjid di dekat kampusku tiba-tiba penuh. Dikala masjid lain semakin sepi karena ditinggal mudik, masjid ini justru didatangi oleh jamaah dari berbagai daerah.

Tapi, hatiku sering kotor. Terkadang ketika di sana banyak yang hanya tidur dan aku tadarus aku sering merasa lebih baik dari mereka. Ketika aku tadarus kemudian ada orang lain yang tadarus lebih nyaring tensi darahku naik. Apalagi jika ada orang lain yang mampu membaca lebih cepat. Hatiku juga sering kotor, ketika sedang asyik bertadarus lalu ada bunyi musik dari sebuah ponsel. Ah... aku tak tahu apakah aku bisa memanfaatkan saat-saat terakhir besamamu untuk mencari ridha Allah atau tidak.

Maaf ramadhan, aku belum bisa berbuat banyak untuk menegur orang lain atau bahkan memerangi mereka yang tidak menghargaimu. Akupun belum mampu memuliakanmu seperti yang rasulullah contohkan. Ya, sebenarnya aku sangat merindukanmu. Tapi karena tidak ada persiapan, aku hanya bisa menyuguhimu sekedarnya. Terimakasih atas kedatanganmu. Semoga dengan adanya dirimu doaku yang di hari biasa tidak terkabul nanti bisa terkabul. Tilawah, shalat, dan sedekah yang hanya sedikit bisa menjadi berlipat ganda karena ada engkau. Terakhir, aku berharap kepada Allah swt agar tahun depan aku bisa bertemu lagi denganmu. Dan semoga di saat itu aku memiliki persiapan yang matang agar kedatanganmu tidak sia-sia bagiku.
Andre Tauladan

Rabu, 16 Juli 2014

Buya Yahya : Benarkah Nabi Muhammad Tidak Dijamin Masuk Surga?

Video ini adalah Tanggapan dan Sekaligus Jawaban Buya Yahya terhadap Penjelasan salah seorang Ulama' Ahli Tafsir Indonesia yang menyatakan bahwa "Nabi Muhammad SAW Tidak Mempunyai Jaminan Masuk Surga"




Andre Tauladan

Selasa, 01 Juli 2014

Mengambil hikmah dari Piala Dunia

Beberapa hari terakhir jagad facebook diramaikan dengan status mengenai piala dunia. Sebuah momen luar biasa yang menarik perhatian jutaan orang di seluruh dunia. Saya pribadi tidak terlalu peduli dengan momen ini. Namun saya ingin berbagi dengan para soccer mania agar tidak membuat momen ini terlewat begitu saja tanpa ada manfaat apapun darinya.
logo piala dunia brazil

Piala dunia. Sebuah kejuaraan dunia dalam olahraga sepak bola. Melirik substansi dalam permainan sepak bola, kita bisa mendapatkan beberapa pelajaran.

Pertama, garis di lapangan sepak bola.

gambar lapangan sepak bola

Garis ini menjadi batas permainan.  Ketika seorang pemain membuat bola yang dibawanya keluar dari garis itu maka yang terjadi adalah kesempatan throw in bagi tim lawan. Dengan throw in ini tim lawan akan mendapat keuntungan karena dia yang mengendalikan bola. Dalam kehidupan kita garis itu adalah batasan-batasan agama, benar-salah, pahala-dosa. Jika kita melanggar batasan itu maka yang terjadi adalah kesempatan bagi setan untuk mengendalikan kehidupan kita, sehingga seringkali kita berbuat dosa.

Kedua, bola.

bola sepak

Bola dalam permainan sepakbola ibarat kehidupan kita. Kita memiliki tujuan dalam hidup, itu adalah gawang lawan. Kita akan berusaha untuk mencetak gol atau dengan kata lain meraih tujuan hidup. Kita hidup di dunia tentu memiliki keinginan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Dalam permainan sepak bola tim lawan adalah penghalang, mereka akan berusaha sekuat mungkin agar kita tidak bisa mencetak gol. Untuk melewatinya seorang pemain sepak bola yang handal pasti bisa melakukan manuver-manuver cantik yang bisa mengelabui lawan dan lolos dari segala halangan. Tim lawan diibaratkan setan. Mereka akan menghalangi kita untuk mencapai kehidupan yang bahagia dunia dan akhirat. Oleh karena itu kita harus pintar menghindarinya. Cara-cara untuk menghindari mereka ada dalam Al-Qur'an, kita harus rutin berdzikir, berbuat baik kepada orang tua,  dan cara-cara lainnya yang sudah tercantum dalam Al-Qur'an.

Ketiga, piala.

Tujuan akhir dalam kejuaraan piala dunia adalah untuk mendapatkan piala. Tujuan akhir dalam kehidupan kita adalah untuk kehidupan akhirat yang baik.
piala dunia

Keempat, seragam atau kostim.

Setiap tim dalam sepak bola pasti memiliki seragam yang berbeda. Kita sebagai umat muslim memiliki aturan juga dalam berpakaian, pakaian yang dipakai harus syar'i sesuai aturan islam. Setidaknya harus menutup aurat.

Kelima, wasit.

wasit sepak bola

Tugas seorang wasit adalah mengatur permainan agar tidak keluar dari aturan yang berlaku. Wasit memberikan arahan, memberikan peringatan dan memberikan hukuman jika terjadi pelanggaran. Ini ibarat petunjuk yang disampaikan Allah kepada kita. Aturan-aturan dalam hidup ada dalam Al-Qur'an dan hadits. Di dalamnya terdapat petunjuk, peringatan, dan hukuman. Dalam permainan sepak bola jika wasit memberikan kartu kuning, itu artinya peringatan atas sebuah pelanggaran yang dilakukan oleh seorang pemain. Jika kartu merah sudah diberikan berarti pemain tersebut sudah tidak berhak bermain dalam pertandingan tersebut, ia dihukum, dikeluarkan.

Keenam, linesman (hakim garis).

hakim garis piala dunia

Di samping kiri dan kanan lapangan ada petugas hakim garis. Mereka menjadi pengawas selama pertandingan, selalu memperhatikan apakah terjadi offside atau tidak. Dan jika offside maka ia akan mengangkat bendera di tangannya sebagai isyarat. Dalam kehidupan kita juga ada yang selalu mengawasi di kanan dan kiri kita. Malaikat raqib dan atid.

Ketujuh, waktu permainan.

Dalam setiap permainan sepak bola, sudah ditentukan durasinya. Jika dalam waktu 90 menit tidak ada yang menang dalam pertandingan tertentu ada waktu tambahan. Tetapi dalam hidup kita, jika waktu kita sudah habis tidak ada tambahan waktu.

Kedelapan, penonton.

soccer football stadium

Permainan sepakbola khususnya dalam pertandingan setingkat piala dunia pasti dilaksanakan di stadion. Setiap stadion ada tribun penontonnya. Posisi penonton mengelilingi lapangan dari setiap sisi dan sudut. Dalam kehidupan kita Allah selalu tahu, melihat, dan mengawasi apa yang kita lakukan di setiap saat, setiap tempat, setiap sisi dan sudut.

Nah, itulah pelajaran (hikmah) yang bisa kita ambil dari piala dunia. Sebagai seorang muslim kita dapat mengambil pelajaran dari setiap kejadian. Terkadang manusia yang keimanannya masih lemah perlu diberi penjelasan dengan analogi agar mereka mengerti dan mau menerima apa yang disampaikan oleh agama. Sedangkan bagi yang imannya kuat, mereka akan melaksanakan perintah agama dan menjauhi larangan agama tanpa banyak protes.

Tulisan ini adaptasi dari video berjudul "WORLD CUP WITH A LESSON ᴴᴰ - MUST WATCH"
Andre Tauladan

Kamis, 12 Juni 2014

Cerpen ke 1. Bingung judulnya apa.

Maaf nih, buat postingan kali ini saya bikin cerpen. Cerpennya sih geje, tapi gapapalah.. hehe..
----------------------------
     "Oi! Dra! Jangan meleng dong!"
     "Yang bener dong bawa motor!"
     "Astaghfirullah, sori bro, sori..."
     Wajah Indra berubah menjadi kusut ketika ditegur Iwan. Sesaat tadi dia sempat meleng dan tidak fokus dalam mengendari motornya. Rupanya ia teringat pada seseorang yang sangat istimewa untuknya. Seorang akhwat cantik yang pernah ia temui di depan masjid di sekitar jalan yang ia lewati barusan. Gara-gara kecerobohannya dia hampir saja motornya masuk ke selokan.
     Kejadian siang tadi tidak berakhir seketika, sampai malam di hari yang sama Iwan masih terlihat marah. Dia memang punya pengalaman buruk dalam mengendari motor. Aneh memang. Dia pernah cerita bahwa dulu dia dijuluki "Si Raja Jalanan" karena sering kebut-kebutan. Tetapi sejak kecelakaan dua tahun lalu dia menjadi tidak pernah berani lagi mengendarai motor sendiri. Dia jadi lebih suka dibonceng. Waktu itu dia sedang ingin pamer kemampuannya di jalan raya. Dengan maksud untuk mendakut-nakuti, dia membonceng adiknya dan memacu motornya dengan kecepatan tinggi. Sepanjang perjalanan adiknya merengek-rengek ketakutan sedangkan dia tertawa senang. Namun kesenangan itu berubah menjadi tragedi ketika di suatu tikungan dia tidak bisa mengandalikan motornya. Di saat yang sama datang sebuah mobil dari arah berlawanan, kecelakaan pun tidak terhidarkan. Keduanya terluka parah, mereka segera dibawa ke rumah sakit. Namun naas, adiknya mendinggal di perjalanan menuju RS.
     Sejak saat itu dia jadi mudah marah jika Indra kurang hati-hati mengendarai motor saat memboncengnya. Malam ini pun begitu. Walaupun Indra sudah memintamaaf tetapi Iwan masih saja marah-marah. Akhirnya Indra pun menyerah.
     "Ah, sudahlah nanti juga dia tenang dengan sendirinya" pikirnya.
     Keesokan harinya Iwan tidak ikut dengan Indra ke kampus. Hari itu mereka memang beda jadwal kuliah. Dalam perjalanan pulang, Indra mampir terlebih dahulu ke Masjid Al Hikmah. Ia ingin mengenang masa lalu yang kemarin sempat mengganggunya.
     "Hm... Di masjid ini pertama aku bertemu dengan seorang akhwat yang membuatku jatuh cinta" gumam Indra.
     Akhwat itu bernama Ratna. Dua tahun lalu, ketika Indra baru menjadi mahasiswa dia melihat akhwat itu di masjid ini. Dalam perjalanan ke kostan, dari tepian jalan Indra melihat seorang akhwat cantik. Akhwat itu sedang melangkah menuruni tangga. Busana merah muda dengan kerudung putih sangat cocok dengan wajahnya yang putih bersih. Kacamata lonjong yang dipakainya semakin membuat dia terlihat ayu.
     "Maa syaa Allah, cantiknya" gumam Indra.
Tanpa terlalu lama memandangnya Indra pun terus berjalan menuju kosannya.
Satu bulan sudah berlalu sejak Indra melihat akhwat itu. Wajah cantiknya masih terus menempel dalam ingatannya. Dalam satu bulan itu sebagai mahasiswa baru dia sudah mulai punya beberapa teman dekat. Salah satunya Iwan. Iwan menjadi tempat bagi Indra untuk berbagic erita tentang kuliah, masalah keluarga, masalah keuangan termasuk masalah asmara.
     Indra dan Iwan sering berangkat dan pulang bersamaan ke kampus. Suatu saat, ketika sedang berjalan-jalan di kampus tanpa sengaja mereka bertemu Ratna. Saat itu mereka belum tahu namanya. Indra memberitahu Iwan bahwa ia menyukai akhwat itu. Ia ceritakan pada iwan tetnang pertemuan dan ketertarikannya pada akhwat itu. Tanpa Indra tahu, ternyata iwan mencari informasi tentang akhwat itu. Dari Iwanlah Indra tahu bahwa akhwat itu bernama Ratna.
     "Dra, kalo kamu suka sama Ratna, kenapa nggak kamu deketin aja?" tanya Iwan.
     "Dra kalo kamu nggak cepet, nanti nyesel lho kalo dia diambil orang" tanya Iwan lagi di lain waktu.
      Iwan sering sekali membujuk Indra untuk mendekati Ratna, namun Indra bukan tipe orang yang mudah dan berani untuk mendekati seorang akhwat. Ia ingin bisa menjaga dirinya hingga ia benar-benar yakin dan siap lahir dan batin ketika ia mendekati seorang akhwat.
      "Dra, dia masih single lho!" bujuk Iwan lagi di lain waktu.
      Lama-lama Indra gerah juga dengan pertanyaan dan bujukan Iwan dan akhirnya ia memarahi Iwan.
      "Wan, ini tentang prinsip! Aku saat ini masih mahasiswa, mana bisa aku menikahinya untuk saat ini?"
      "Ya, nggak usah nikah dulu lah, pedekate aja dulu" jawab Iwan.
      "Wan! jangan sekali lagi kamu bujuk aku untuk mendekatinya! Aku tidak ingin mengubah prinspku, aku juga tak ingin memberi harapan palsu!" tegas Indra.
      "Daripada aku mendekatinya tapi tidak bisa membahagiakannya di masa depan lebih baik aku menahan diri" tambahnya.
      Mendapat respon seperti itu Iwan pun tidak ingin berbuat lebih. Ia kecewa niat baiknya ditentang keras oleh Indra. Ia juga tidak ingin memaksa Indra untuk menerima sarannya.
      "Sudahlah, jika itu maumu, aku tidak akan membahasnya lagi, tapi aku tidak mau tahu jika suatu saat nanti kau menyesal" jawab Iwan.
      Indra tidak menghiraukan jawaban Iwan. Sejak saat itu juga Iwan tidak pernah membahas masalah itu lagi.
      Perjalanan kuliah terus berlanjut. Mereka menjalani masa-masa itu seperti biasa. Menjelang tingkat akhir, aktivitas kuliah semakin sedikit. Indra memanfaatkan waktu luang untuk mencari pekerjaan sampingan. Ia mencoba bisnis kecil-kecilan ala mahasiswa. Namun gara-gara pekerjaannya itu banyak tugas kampus yang terlantar, ia pun tertinggal oleh kawan-kawannya yang lain. Iwan saat ini sudah mulai menyusun skripsi sementara Indra masih harus mengurus beberapa nilai yang kurang.
      Waktu terus berlanjut, saat ini Iwan sudah lulus sedangkan Indra baru akan menyelersaikan skripsinya. Bisnisnya mulai berkembang. Ia sudah tidak terlalu sibuk mengurus usahanya. Tidak berapa lama ia pun lulus. Ia mulai merasa mantap untuk mengungkapkan perasaannya kepada Ratna. Ia coba hubungi Iwan untuk mencari tahu di mana Ratna sekarang, Iwan pun mengiyakannya.
      Berselang beberapa minggu Iwan menghubungi Indra. Namun sayang, bukan kabar baik yang Indra terima tetapi justru sebaliknya. Iwan menyampaikan bahwa Ratna sudah memiliki tunangan.
      Raut wajah Indra menampakkan kekecewaan. Berat hatinya menerima kenyataan itu. Kini hari-harinya selalu diselimuti kegalauan. Bisnis yang dirintisnya pun menjadi terbengkalai dan semua itu membuat dirinya semakin terpuruk.

---tamat---
*judulnya apa ya?
Andre Tauladan

Sabtu, 24 Mei 2014

Nitip

"Oy Bro, mau ke mana?"
"Ya ke masjidlah, kan udah adzan. Ente mau ikut?"
"Oh iya, ane nitip aja dah"

Bagi saya, obrolan seperti itu udah nggak aneh. Bingung juga sih, kok bisa-bisanya mereka menganggap remeh suatu kegiatan ibadah. Pengen banget jawab "iya nanti ane titipin salam ke malaikat Izrail". Tapi saya nggak bisa bilang gitu walaupun hanya bercada. Saya nggak berani bawa-bawa malaikat untuk bercanda, emangnya siapa saya? Berani-beraninya ngajak ngobrol sama malaikat, mau titip-titip salam segala.

Nitip.
Entah apa yang ada di pikiran mereka. Seolah-olah ibadah ini disamakan dengan kuliah yang (kadang) bisa nitip absen. Kesalahan mereka berlipat ganda. Satu, mereka tidak mendirikan salat. Dua, mereka bercanda dengan agama. Padahal, bercanda tentang agama adalah sesuatu yang dilarang. Tapi, jangankan untuk masalah gituan, ibadah yang wajib aja mereka abaikan.

Nitip.
Nitip ibadah? Ah, yang bener aja lu Don!. Enak banget ya? Ane yang ibadah, terus ente dapet pahala juga.
Ah, seandainya bisa, besok-besok ente yang kerja tapi gajinya buat ane ya? Ente olahraga tapi sehatnya buat ane juga dong. Ente yang makan tapi ane yang kenyang. Atau biar lebih enak, kalo ente punya anak, biar anak ente yang sekolah, tambahin biaya ekstra buat ikutan bimbel, habisin waktu malamnya buat belajar, biar ekstra mikir pas ujian, tapi nanti nilai ujiannya atas nama anak ane, pinternya buat anak ane. Terus kalo udah gede, biar anak ente yang ngelamar kerja, anak ane yang nempatin posisinya, anak ente yang kerja, anak ane yang dapet gajinya.

Mau???
Kalo nggak mau, lha kenapa ente nitip-nitip segala pas ane mau ibadah?

MIKIR!!!

mikir cak lontong

Andre Tauladan

Kamis, 03 April 2014

Antara 'Ngarab' dan Islam (respon atas pernyataan Gus Dur)


Ngha!
Saat ini minat menulis saya masih bertujuan untuk mengkritik. Sekarang giliran Gus Dur yang saya kritik. Tapi sebelumnya, saya sampaikan lagi bahwa alasan saya mengkritik seseorang bukan karena ketidaksukaan saya kepada orang itu, melainkan karena ketidaksukaan saya terhadap pernyataannya. Kemarin saya menuliskan kritik kepada Aa Gym berkaitan dengan analogi tukang parkirnya. Kali ini, yang saya kritik dari Gus Dur adalah pernyataannya tentang 'Ngarab' atau arabisasi.

Gus Dur adalah tokoh besar di kalangan NU. Gus Dur juga punya banyak pemikiran-pemikiran yang sangat berpengaruh terhadap orang-orang NU, pluralis, dan liberalis. Oleh karena itu setiap pernyataan Gus Dur biasanya dengan mudah akan diiyakan oleh para pengikutnya. Namun, karena saya bukan orang NU, bukan pluralis, bukan juga liberalis jadi saya tidak mudah terpengaruh oleh pemikirannya. Misalnya tentang pernyataan arabisasi-nya.

Gus Dur menyampaikan "Islam datang bukan untuk mengubah budaya leluhur kita jadi budaya Arab. Bukan untuk 'aku' jadi 'ana', 'sampeyan' jadi 'antum', 'sedulur' jadi 'akhi',... Kita pertahankan milik kita, kita harus serap ajarannya, tapi bukan budaya Arabnya." Tidak ada yang salah dalam pernyataan ini hanya saja saya khawatir jika kata-katanya dipahami saklek oleh pengikutnya. Bisa jadi kebudayaan leluhur seperti animisme atau kejawen akan lebih diutamakan oleh orang Jawa daripada budaya Islam. Setahu saya masyarakat umum masih banyak yang belum tahu mana yang budaya Islam dan mana yang budaya Arab. Contohnya, masih banyak yang menganggap kewajiban memakai kerudung bagi wanita adalah budaya Arab, padahal bagi orang Arab kerudung itu bukan kewajiban. Memakai kerudung adalah budaya Arab, tetapi juga kewajiban bagi muslimah. Jadi, walaupun suatu saat wanita Arab nanti semuanya tidak berkerudung, itu tidak akan menghilangkan kewajiban muslimah untuk berkerudung.

Hal lain yang saya khawatirkan adalah pernyataan Gus Dur akan mengurangi semangat orang-orang untuk belajar bahasa Arab. Bahasa Arab adalah bahasa Al Qur'an. Saat ini fenomena yang terjadi di masyarakat adalah kurangnya minat belajar bahasa Arab. Malah ada sebagian masyarakat yang suka mengejek bahasa Arab dengan sebutan 'bahasa unta', 'bahasa tukang obat pinggir jalan', dan sebagainya. Sehingga yang terjadi adalah ketika seseorang melakukan shalat, mengaji, ataupun berdoa yang diucapkan tidak ada esensinya. Salah satu contoh akibat dari ketidaktahuan tentang bahasa Arab adalah dalam mengamini suatu do'a banyak orang yang mengucapkan 'amiin' sebelum doa selesai diucapkan. Misalnya ketika dibacakan doa nabi Adam A.S. di akhir suatu tausyiah, ketika ustadz baru membaca "rabbanaa" sudah ada jama'ah yang mengucapkan 'amiin', dilanjut 'zhalamnaa' kembali mengucapkan 'amiin' dan seterusnya di setiap potongan doa yang dibacakan ustadz banyak jama'ah yang langsung mengucapkan 'amiin'. Dalam pengucapan 'amiin' juga banyak yang salah, ucapan yang benar adalah 'aamiin', kesalahan-kesalahan ini terjadi karena ketidaktahuan mereka. Nah, jika masyarakat memahami apa yang disampaikan Gus Dur sebagai pernyataan bahwa kita jangan mempelajari bahasa Arab, maka kemungkinan besar masyarakat akan selalu salah dalam mengucapkan doa, bacaan shalat, ngaji, dan sebagainya.
"Pak, do'a yang bapak ucapkan barusan artinya apa pak?" tanya seorang anak.
"Ah, jangan banyak tanya, yang penting berdo'a, toh dari jaman nenek moyang juga begitu walaupun tidak tahu artinya" jawab bapaknya. 
*mungkin akan seperti itu jika kita hanya mengikuti apa kata leluhur tanpa belajar. 
Saya pribadi memahami apa yang dikatakan Gus Dur sebagai pernyataan bahwa kita belajar bahasa Arab tidak untuk dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Hampir sama, kita belajar bahasa Inggris pun tidak untuk dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan bahasa yang dipelajari itu bisa digunakan sesuai situasi dan kondisi. So, jangan parno belajar bahasa Arab, kita kan sehari-hari melakukan shalat, dalam shalat kita nggak mungkin pakai bahasa Jawa. Iya kan???
Andre Tauladan

Selasa, 01 April 2014

Jangan Seperti Tukang Parkir

link tweet https://twitter.com/aagym/status/110639476916760577
Setiap kehilangan bukan tanggung jawab kami
Aa Gym sering menyampaikan dalam berbagai kesempatan bahw kita bisa belajar dari tukang parkir. Karena mereka nggak pernah sedih ketika mobil-mobilnya pergi. Mereka juga tidak sombong dengan banyak kendaraan. Mereka tidak takabur walaupun sering ganti kendaraan. Itu semua karena mereka yakin bahwa segalanya hanya titipan.

Dulu, saya cuma iya-iya saja. Saya cuma manggut-manggut sebagai tanda bahwa saya sepakat. Dulu saya tidak punya kendaraan sendiri, jadi tidak terlalu tahu bagaimana kondisi dunia perparkiran. Tapi sekarang saya mengalaminya dan tahu bagaimana kondisi dunia perparkiran. Sekarang saya tidak lagi sepakat dengan Aa. Ini bukan karena saya tidak suka Aa, tapi saya hanya ingin mengoreksi saja. Mengoreksi orang lain itu memang menyenangkan, walaupun saya sendiri tidak suka dikoreksi oleh orang yang tidak saya suka. Saya memang hobi mengkritik, kali ini giliran Aa yang mendapat kritik dari saya. No offense ya a.. :)

Kalimat yang saya kutip di awal postingan ini adalah kalimat yang umum tertulis pada tiket parkir. Walaupun pada beberapa tiket parkir yang lain terdapat kalimat yang berbeda tapi intinya sama saja, yaitu mereka tidak akan bertanggungjawab atas segala kehilangan atau kerusakan pada kendaraan kita. Itu artinya mereka tidak memiliki sifat amanah. Hal lain yang membuat saya berpendapat jangan seperti tukang parkir adalah karena mereka itu selalu meminta bayaran. Tentu saja mereka tidak akan sedih ketika mobil-mobil itu diambil sampai habis karena mereka mendapat bayaran. Jadi mereka itu bukan orang ikhlas. Malah, ada beberapa parkiran yang tidak friendly. Ada tukang parkir yang memberi gratis kepada orang yang dikenalnya, ini adalah tindakan nepotisme. Ada juga beberapa parkiran yang memberatkan orang yang parkir. Misalnya mereka tidak terima dikasih sedikit, mereka punya patokan sendiri. Yang lebih parah lagi adalah parkiran yang memberikan tenggang waktu, jika melebihi batas yang ditentukan maka akan ditambah beban biayanya. Sifat lain dari tukang parkir yang seperti ini adalah mereka ingin untung sendiri. Mereka tidak bertanggung jawab atas kehilangan kendaraan kita tetapi jika kita kehilangan tiket parkir kita harus membayar lebih.

Kesimpulannya, tukang parkir itu tidak amanah, hanya bisa meminta, tidak mau memberi, rakus, dan ingin untung sendiri.

Sebagai makhluk, kita harus tahu diri. Pesan yang disampaikan oleh Aa memang baik. Kita harus sadar bahwa harya yang saat ini ada pada kita hanyalah titipan sehingga ketika kehilangan kita tidak akan merasa sedih. Kita harus menjadi manusia yang memiliki sifat amanah. Sifat ini harus disertai dengan sikap syukur. Orang yang bersyukur akan menggunakan apa yang dimilikinya di jalan Allah. Orang yang amanah dan bersyukur, akan menggunakan hartanya untuk kebaikan tapi ketika kehilangan ia tidak akan merasa sedih.

Ah... buntu. Segini aja deh tulisan saya kali ini. Intinya, saya setuju dengan pesan yang disampaikan Aa, tapi nggak sepakat dengan analoginya. Saya sendiri tidak tah analogi yang tepat. Ada pendapat?

Andre Tauladan

Senin, 24 Maret 2014

Majalah Al Qolam Edisi 1

Semua orang bisa mengukir sejarah (kalo mau). Menciptakan sejarah bisa saja dilakukan dalam bentuk lukisan, patung, bangunan, bisa juga lewat tulisan. Alhamdulillah, majalah Al Qolam udah terbit. Al Qolam adalah UKM Kepenulisan Islami di UPI. Para anggotanya pada hobi nulis. Nah, kali ini tulisan mereka dituangkan dalam majalah. Kalo anda mau membaca di sini boleh, mau di download juga boleh.
ukm kepenulisan islami al qolam

Tadinya sih majalah ini cuma ada dalam bentuk PDF. Nah, tadi siang saya jalan-jalan di timelinenya kang Emil, walikota Bandung yang cool tea. Di situ ada yang nanya tentang kinerja pemkot, dan kang Emil ngasih link ke issuu.com. Bagus juga nih fiturnya, jadi seperti baca e-paper koran-koran gitu. Dari situ saya jadi kepikiran untuk mengupload majalah ini. Selamat membaca :)


Andre Tauladan

Kamis, 06 Maret 2014

Fenomena Kelompok Islam Katolik

Sebelumnya saya mohon maaf, ini bukan tulisan yang menjelek-jelekkan umat katolik. Tulisan ini berisi tentang kondisi sebagian umat islam yang perilakunya menyerupai umat katolik. Sebagai umat islam seharusnya kita tidak boleh meniru kebiasaan umat lain yang menyangkut peribadatan. Saya rasa umat katolik juga tidak boleh meniru cara ibadah umat islam. Iya kan?

Bagi saya pribadi, boleh saja umat islam meniru umat lain selama yang ditiru itu bukan dalam hal ibadah. Misalnya teknologi yang ada saat ini. Saya sendiri menggunakan komputer, menggunakan internet, mempunyai akun facebook, dan hal-hal lain yang menyerupai umat kristen. Tapi, hal-hal itu sebenarnya bukan hal keagamaan. Toh, penemu Windows, Bill Gates, membuat sistem operasi ini bukan sebagai bentuk ibadah kepada Tuhannya. Iya kan?

Nah, saat ini banyak sekali umat islam yang meniru perilaku umat lain yang sebenarnya perilaku itu adalah sesuatu yang menyangkut ibadah umat lain. Walaupun pada dasarnya umat islam yang meniru itu bukan bertujuan untuk ibadah. Saya ambil contoh yang sangat umum saja.

R.I.P (Rest in Peace)

Istilah ini sering sekali digunakan oleh umat kristen dalam kegiatan keagamaan ketika ada seseorang penganut agama itu meninggal. Selain digunakan oleh umat kristen istilah ini juga digunakan oleh penganut judaism (wikipedia). Karena hal ini menyangkut tata cara peribadatan, walaupun dalam agama tersebut tidak ada keterangan khusus yang memerintahkannya, tapi itulah yang dipakai oleh umat tersebut untuk dituliskan di batu nisan mereka. Sebenarnya kalimat ini hanya sebuah penghormatan saja, seperti halnya kalimat "selamat tinggal", atau "sampai jumpa".

Oleh karena itu mengucap R.I.P bagi umat islam sama saja dengan meniru tata cara ibadah umat lain. Padahal islam memiliki aturan sendiri yang biasa diucapkan ketika terjadi musibah, salah satunya adalah ketika seseorang meninggal dunia. Aturan islam ketika terjadi peristiwa itu adalah dengan mengucap "inna lillaahi wa inna ilaihi raaji'uun".

Beberapa hari yang lalu, kita mendapat berita sedih dari dunia hiburan. Pelawak legendaris Jojon meninggal dunia. Saat itu banyak sekali teman-teman saya di facebook yang mengatakan R.I.P Jojon. Nah, hal ini lah yang saya maksud islam katolik. Teman saya itu muslim, tapi dia mengucapkan kalimat yang biasa dilakukan oleh umat katolik. Sangat tidak bisa diterima. Padahal yang meninggal juga seorang muslim. Bagaimana bisa seorang muslim mengucapkan kalimat umat kristen kepada seorang muslim lainnya. Ibaratnya seorang muslim mengucapkan salam "om swa siastu" kepada muslim lainnya. Tidak bisa diterima bukan?

Lalu bagaimana jika kepada non muslim? Jika yang meninggal non muslim bukan berarti kita juga bisa mengucapkan R.I.P kepada mereka. Walaupun begitu, kita tetap bisa menghormati keluarga yang kehilangan dengan mengucapkan "turut berduka cita", "turut merasa kehilangan", atau "turut bersedih". Dengan begitu kita bisa menjaga aqidah kita sekaligus menghormati orang lain yang sedang sedih walaupun mereka berbeda agama.

Berdasarkan berbagai sumber, umat islam haram mengucapkan R.I.P. Bagaimanapun juga kalimat itu adalah do'a yang diungkapkan oleh umat katolik khususnya kepada Tuhan mereka. Jadi ucapan itu termasuk ibadah. Dalam hal keyakinan, kita tidak bisa menganggap semua agama sama. Seorang muslim harus meyakini bahwa selain muslim pasti akan mendapatkan siska kubur. Begitu juga, sangat wajar jika ada seorang kristen yang meyakini umat islam ini berada di jalan yang salah. Biar sajalah. Kita tidak dapat mengganggu keyakinan orang lain, tetapi janganlah kita mencampuradukkan keyakinan kita dengan keyakinan agama lain.

referensi :
Forum ummah.com
Sunni muslim youth
Islam itu indah
Catatan Mohammad Fauzil Adhim
Gotquestion.org
Pernyataan Abu Mussab Wajdi Akkari


Andre Tauladan

Pelawak Legendaris Jojon Meninggal Dunia

Innalillaahi wa inna ilaihi rooji'uun.
jojon meninggal dunia

Kamis (6/3) menjadi hari duka dunia lawak / komedi Indonesia. Pasalnya, pelawak legendaris Jojon telah meninggal dunia. Pelawak bernama asli Djuhri Masdjan ini dikabarkan wafat karena sakit. Saat ini jenazah masih berada di RS di Jakarta Timur. Rencananya akan dimakamkan di Kebon Pedes Bogor, Jawa Barat. Dilihat dari berbagai sumber nampaknya berita kali ini benar. Jojon juga pernah diisukan meninggal dunia pada tahun 2010, tapi itu ternyata hanya isu belaka.

Jojon adalah seorang pelawak legendaris Indonesia dengan ciri khas penampilan bergaya nyentrik. Dia biasa tampil dengan celana menggantung dan kumis pendeknya yang mirip Charlie Chaplin.  Jojon mulai terkenal saat dia membentuk sebuah grup lawak bernama Jayakarta. Grup ini tadinya beranggotakan lima orang. Namun setelah kepergiannya kini, satu-satunya (mantan) anggota yang tersisa adalah H. Cahyono yang kini menjadi pemuka agama.
Andre Tauladan

Selasa, 25 Februari 2014

Rencana Tulisan Selanjutnya

Nih temen-temen, topik tulisan saya selanjutnya dengan target yang belum ditentukan.
1. Transkrip ceramah K.H. A.F. Ghazali berjudul Syukur Nikmat.
2. Transkrip lagu Aisha Radhiallahu 'anha dari Esa
3. Analisa penerapan nilai-nilai islam dalam pendidikan jasmani (ditulis di jurnalnya andre)
4. Kisah saya mulai usaha baru (di jurnalnya andre juga)
5. Menghapus mereka dari kehidupan saya (transkrip dari Delete her nya NAK)
Lima aja dulu itu juga ga tahu kapan beresnya.

Andre Tauladan

Sabtu, 22 Februari 2014

Tuhan dan Miras

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 74 Tahun 2013 tentang Pengendalian dan Pengawasan Minuman Beralkohol. Seperti disebutkan di laman Sekretariat Kabinet, Rabu (1/1/2014), dengan Perpres tersebut, pemerintah secara resmi menetapkan bahwa minuman beralkohol yang berasal dari produksi dalam negeri atau asal impor yang mengandung etil alkohol atau etanol (C2H5OH) dengan kadar sampai dengan 5 persen ke atas sebagai barang dalam pengawasan. (kompas)

Miras sekarang semakin menjadi barang yang memasyarakat. Buktinya, hampir di setiap minimarket seperti Alfamart dan Indomaret kini tersedia miras. Kedua minimarket tersebut saat ini sudah merambah kecamatan-kecamatan di berbagai kabupaten. Barang haram ini dipajang di lemari pendingin, setiap pengunjung bebas untuk membelinya. Buat saya sih nggak aneh, hal tersebut terjadi karena ada sebab dan akibat. Suatu barang bisa terus beredar di pasaran karena ada permintaan dan penawaran. Simpelnya, barang itu ada di masyarakat karena masayarakatnya senang mengonsumsinya dan masyarakat menjadi senang mengonsumsinya karena barang tersebut ada di pasaran.
tewas miras oplosan

Keberadaan barang haram di pasaran juga nggak lepas dari peran pemerintah. Pemerintah memang nggak konsisten. Narkoba saja dilarang peredarannya sedangkan miras diperbolehkan padahal sama-sama haramnya. Mestinya jika narkoba dilarang maka miras pun dilarang, sebaliknya jika miras boleh maka narkoba pun harusnya boleh. Dalam penanganan narkoba, baik pengedar, produsen, dan pembeli semuanya kena jerat hukum. Jika begitu maka seharusnya pemakai, penjual, dan produsen miras pun harus kena jerat hukum. Namun sayangnya, mau dihukum gimana kalo mirasnya saja diperbolehkan. Parahnya, presiden menetapkan Perpres itu atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa. Ngomong-ngomong, tuhannya siapa yang ngebolehin miras ya?

Dalam kasus ini, saya dengan pemikiran sendiri menyatakan bahwa tuhannya si presiden adalah Amerika. Sulit memang menerimanya, karena dia di KTPnya tercantum agama Islam, dia juga kadang shalat, jadi mungkin masih bisa dianggap sebagai muslim. Tapi di dalam hatinya mah nggak tahu gimana pendiriannya. Cuma, saya mah lihat prakteknya aja. Dengan ketidaktahuan saya, saya coba 'ngecablak' seenaknya bahwa produsen miras itu banyak dari Amerika. Ah, Circle-K juga punya Amerika kan ya? Lawson juga? Iya kan?

Hm.. Kalo salah, yah... peduli amat. Presiden juga gak peduli ama gue kalo soal ginian mah. Kecuali kalo gue posting foto gue lagi nginjek foto presiden baru dah dia peduli. :p

Korban tewas miras oplosan di tegal
Korban tewas miras oplosan di mojokerto
Korban tewas miras oplosan di Jawa timur
Korban tewas miras oplosan di bekasi
Korban tewas miras oplosan di bali

Masih banyak lagi kasus dari miras bro.. Buka mata lu bro.. masa harus gua colok sih mata lu.

Andre Tauladan

Jumat, 07 Februari 2014

Foofind.com alternatif mencari file

Manteman sekalian, pernah nggak ngalamin gimana susahnya nyari file yang jadul banget? Kalo saya sih pernah, beberapa waktu lalu saya nyari file OS 5 Blackberry 8330 tapi yang versi .230. Nah File itu nggak ada dimana-mana. Setelah googling setiap link yang saya temukan rata-rata sudah mati karena postingan yang saya temukan itu dibuat sekitar tahun 2009-an dan banyak dari sumber tersebut berasal dari link yang sama yaitu megaupload. Sedangkan kita ketahui bersama bahwa megaupload sudan diblokir oleh FBI beberapa tahun yang lalu.
tirk mencari file download internet

Berbagai cara sudah saya coba, mulai dari googling dan mencarinya lewat filecrop.com tapi nggak nemu. Yah akhirnya dengan bantuan google juga saya masuk ke foofind.com. Dan bingo! Saya diantarkan ke 4shared.com oleh foofind.com ini :)  sejak itu saya jadikan foofind ini sebagai alternatif untuk pencarian file.

Nah, semalam saya sedang kangen sama suasana jadul Fifa '98 road to world cup. Susah juga nyari file ini walau akhirnya nemu di suatu blog yang ngasih link mediafire.com dan linknya masih idup. Tapi, rupanya saya nggak bisa maeninnya :(. Saya cari lagi sumberlain eh ternyata sama aja dari mediafire yang sebelumnya. Alternatif terakhir saya pake deh foofind.com dan bisa nemu file fifa '98 dari 4shared.com :)

Hore....
nih, alternatif nyari file :
1. Filecrop.com
2. Filestube.com
3. Foofind.com
mantep tuh... soalnya dari situ kita juga bisa milih dimana filehosting yang mau kita cari.
Andre Tauladan

Kamis, 06 Februari 2014

Info Acara : Talkshow Pendidikan Islami | Halalkah IP-ku?

Manteman, ada acara bagus nih buat para pelajar dan mahasiswa. Walaupun judulnya "Halalkah IP-ku?" tapi ini berlaku juga untuk perntanyaan "Halalkah nilai raporku?". Jadi jika anda pelajar atau mahasiswa jangan hanya mengejar nilai demi kesenangan dunia, tapi juga harus halal karena nilai belajar kita akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.

Jangan membohongi diri sendiri, ketika anda mencontek mungkin saja guru atau dosen anda tidak mengetahui perbuatan itu. Bisa saja dosen atau guru anda memberi nilai yang bagus untuk ujian anda. Tapi anda akan merasa hampa ketika melihat nilai bagus itu karena anda tahu bahwa sesungguhnya kemampuan anda tidak selevel dengan nilai bagus itu.

Jadi, bagaimana solusinya? Ikutan yuk acara ini!

MINI TALKSHOW
"HALALKAH IP-KU?"
Dinamika Kejujuran di Dunia Pendidikan

Bersama :
Dr. Syahidin, M.Pd.
Direktur Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan UPI

Moderator :
M. Ginanjar Eka Arli
Ketua Umum UKM KI Al-Qolam UPI

Waktu & Tempat :
Jumat, 7 Februari 2014
@Ruang Biro 3 Masjid Al-Furqon UPI
Pukul 16.00-17.45

Info : 089627363919

Presented by :
Subbidang Kerohanian
HME FPTK UPI

GRATIS!!!
nilai hasil mencontek halal haram

Andre Tauladan

Sabtu, 01 Februari 2014

Healthy living and healing from the Sunna

Islam is the religion of all times and places. It is a perfect system of temporal values. By practicing its laws Muslims all over the world not only attain spirituality but the pinnacle of all other glories and gain the wealth of health. There is a great inter-relationship between modern medicine and some of our Islamic teachings. Every word of Qur’an is in fact an experience of great reality and science is just an effort made towards this reality. Knowledge is limitless and its horizons are constantly expanding with every strike of progress disclosing fresh information and according to Qur’anic knowledge is a comprehensive text and it involves all branches of sciences, religion, technology, agriculture, engineering and medicine. It is definitely a miracle of our sacred religion that it expands on all branches of human knowledge. This is known from the following quotation from Qur’an: “We have revealed to you the Scripture so that it might be a clear evidence for every thing.”

What are the healthy ways of living from sunna? Click the link below to read further.
Healthy living and healing from the Sunna

Kamis, 30 Januari 2014

Dictation alias dikte

Pict : www.imedicalapps.com
Bismillah.
Menjadi seorang pembelajar berarti harus bersedia untuk belajar dari mana saja. Banyak pelajaran yang bisa kita ambil baik dari pengalaman sehari-hari maupun dari hasil materi yang disampaikan di sekolah, di kampus, atau di tempat pelatihan kerja. Untuk bisa belajar dari lingkungan yang naturally tidak dalam bentuk tulisan kita harus mencari cara yang sesuai dengan kemampuan kita, salah satunya adalah dengan mencatat. Namun jika di satu saat kita tidak membawa alat tulis, ada cara alternatif yang bisa dilakukan yaitu merekam.

Proses transfer kata-kata atau kalimat yang disampaikan orang lain dari rekaman menjadi tulisan ini dalam bahasa Inggris disebut transcribe sedangkan hasilnya disebut transcript. Pembahasan mengengai transcribe ini akan saya sampaikan di lain kesempatan dan di blog yang berbeda, yaitu Jurnalnya Andre. Untuk kesempatan ini saya ingin membahas Dikte.

pic : nesrineren.edublog.com
Dikte, sebuah kata yang saya "google traslate"kan dari kata bahasa Inggris yaitu "dictation". Dictation adalah the action of saying words aloud to be typed, written down or recorded on tape. Jika di"indonesiakan" sederhananya adalah berkata keras agar orang lain bisa mencatatnya. Kegiatan dikte ini biasa dilakukan oleh guru atau siapa saja yang berperan sebagai penyampai materi. Sewaktu SD guru saya sering mendikte pelajaran tertentu agar muridnya mau mencatat. Jaman dulu memang buku sumber pelajaran bagi murid terhitung langka, oleh karena itu agar guru tidak perlu menulis materi pelajaran di papan tulis biasanya guru mendikte. Selain itu biasanya guru melakukan dikte sewaktu memberikan tes atau anak-anak jaman dulu menyebutnya ulangan.

Pict : affordablehousinginstitute.org
Dikte juga biasa dilakukan di kalangan pegawai. Yang paling sering mengalami pendiktean biasanya adalah sekretaris. Jabatan sekretaris seringkali mengharuskan orang itu untuk selalu mencatat apa saja yang dikatakan oleh direktur, misalnya jadwal meeting, bertemu klien, dan sebagainya. Gambar di atas adalah salah satu contoh kegiatan mendikte seorang direktur kepada sekretarinya. Foto jadul sih, hehehe.

Bagus atau tidaknya hasil dikte-an ditentukan oleh banyak hal. Nah, kali ini Andre mau sedikit berbagi tips dalam mendikte.

1. Keterampilan audiens
Yang didikte (audiens) harus orang yang memiliki kemampuan mengetik dengan cepat dan akurat. Hal ini penting karena bisa mengoptimalkan waktu. Dengan keterampilan yang baik dari seorang audiens, waktu yang dibutuhkan untuk menuliskan hal-hal penting akan menjadi lebih sedikit tanpa adanya kesalahan.

2. Audiens memiliki pendengaran yang baik.
Seringkali saat sekolah dasar dulu, ketika seorang guru mendiktekan soal ulangan siswa mengatakan "apa bu?" atau sejenisnya. Hal itu bisa saja disebabkan karena kemampuan pendengaran anak-anak yang masih kurang bagus.

3. Jarak antara audiens dan pendikte tidak terlalu dekat atau terlalu jauh.
Jarak yang tepat antara pendikte dan audiens sangat mempengaruhi hasil dikte. Jarak yang terlalu dekat, dengan suara yang lantang dari pendikte akan membuat audiens tidak nyaman. Sedangkan jarak yang terlalu jauh akan membuat audiens perlu "perjuangan lebih" untuk bisa menuliskan kalimat yang didiktekan.

4. Kondisi yang tenang dan sunyi.
Pastikan suasana saat pendiktean tenang dan sunyi agar audiens dapat mendengar apa yang anda katakan dengan jelas.

5. Pengucapan yang jelas
Sebagai seorang guru (misalnya), saat melakukan pendiktean kalimat yang diucapkan harus jelas, merupakan bahasa yang biasa dipakai dan tidak "aneh-aneh". Hal ini untuk menghindari audiens menanyakan istilah-istilah yang "aneh-aneh" tersebut.

6. Irama yang tepat
Jangan mendikte dengan irama yang terlalu cepat atau terlalu lambat. Irama yang terlalu cepat bisa membuat audiens terburu-buru dan tidak sempat menuliskan apa yang anda ucapkan sehingga memungkinkan terjadi kesalahan. Irama yang terlalu lambat akan membuat audiens bosan dan ngantuk. Perhatikan juga nada bicara anda agar audiens mengerti penempatan tanda baca dan inti dari kalimat yang anda sampaikan.

Segitu aja dulu ya. Kalo ada tambahan bolehlah ditulis di kolom komentar. Eh, kalo Andre sih sampe kelas 3 SMA masih ngalamin tuh ulangan dengan metode dikte oleh guru. Waktu itu ulangan bahasa Indonesia loh! Sedangkan di dunia kerja, saya pernah didikte saat harus menulis alamat surat. Kalo manteman gimana? Kapan terakhir didikte?

Andre Tauladan
This writing is dedicated to all my friends at Unit of Student's Activities of Islamic Writings, Al Qolam. (google translate)

About Me

Andre Tauladan adalah blog untuk berbagi informasi umum. Terkadang di sini membahas topik agama, politik, sosial, pendidikan, atau teknologi. Selain Andre Tauladan, ada juga blog khusus untuk berbagi seputar kehidupan saya di Jurnalnya Andre, dan blog khusus untuk copas yaitu di Kumpulan Tulisan.

Streaming Radio Ahlussunnah

Today's Story

Dari setiap kejadian di akhir zaman, akan semakin nampak mana orang-orang yang lurus dan mana yang menyimpang. Akan terlihat pula mana orang mu'min dan mana yang munafiq. Mana yang memiliki permusuhan dengan orang kafir dan mana yang berkasihsayang dengan mereka.
© Andre Tauladan All rights reserved | Theme Designed by Seo Blogger Templates